Team Kiseki No Sedai And Team Densetsu Day

.

.

Fujimaki Tadatoshi is the rightful owner of Kuroko No Basuke

This story is owned by me
Rated: T
Pairing: Generation Miracle x OC
Genre: Humor, Romance
.

.
Enjoy it!

.

Chapter 1 : Team Kiseki No Sedai Vs Team Densetsu.

Klub basket SMP Teiko adalah sebuah tim yang sangat kuat, klub tersebut mempunyai hampir seratus anggota dan telah memenangi tiga kejuaraan berturut-turut dan diantara catatan cemerlang mereka ada lima generasi keajaiban yang dikenal sebagai Kiseki No Sedai dan ditambah sang bayangan tetapi ada satu tim yang tak begitu terkenal yang dapat menyaingin Kiseki No Sedai dan bahkan pernah mengalahkan Kiseki No Sedai satu kali dan nama tim tersebut adalah Densetsu, nah dan dimulailah Kisahnya mulai dari sini...

Di stadion basket inilah diadakan pertandingan basket Inter High dan sekarang inilah pertandingan final Inter High.

Didekat bench pemain basket Teiko berdirilah 7 orang yang rambutnya warna warni seperti pelangi (?).

"Ahhhh~ Akhirnya tiba juga pertandingan finalnya, tsu." ucap seseorang pemuda yang rambutnya kuning emas.

"Kise! Diamlah! Kau ini berisik sekali! Nanodayo…" Teriak seseorang pemuda megane yang rambutnya hijau seperti daun sambil mengelap sebuah celengan katak warna hijau sampai kingclong yang katanya sih itu benda Lucky Itemnya hari ini.

"Huuwaaa! Midorima-chi hidoi, tsu!" Rengek pemuda yang rambutnya kuning emas yang dipanggil sebagai Kise Ryouta, sementara sang pemuda yang rambutnya hijau yang bisa dipanggil Midorima Shintarou hanya cuek saja.

"Huwaaa~ Midorima-chi kenapa kau cuekkin aku sih?! Hidoi, tsu!" Rengek Kise tambah kencang layaknya seorang anak kecil gak dibeliin mainan sama orang tuanya.

"Oi Kise! Kau ini berisik sekali sih!" Ucap pemuda yang rambutnya biru tua dan mempunyai kulit yang berbeda dengan yang lainnya yang bisa kita panggil Ahomine Dakian, eh salah…Maksudnya Aomine Daiki.

"Ehhhh? Bahkan Aomine-chi juga sama kaya Midorimachi! Hidoi, tsu!" Rengek Kise dengan mata berkaca- kaca.

"Grrr… Kise jangan pandang aku dengan pandangan itu! Kau tau pandanganmu yang itu sangat menjijikkan!" Ucap Aomine sambil menggeram marah dan menatap Kise dengan tatapan jijik.

"A..Apa maksudmu Aomine-chi?! Masa pandanganku ini menjijikkan?! Hidoi, tsu!" Rengek Kise lalu setelah itu dia berpaling kearah pemuda yang rambutnya merah seperti darah yang paling ehempendekehem dari yang lain…Yap! Siapa lagi kalau bukan sang raja gunting yang bisa dipanggil Akashi Seijuurou.

"Ryouta…Kalau kau merengek kearahku maka bersiap-siaplah ke neraka…" Ucap Akashi sambil mengeluarkan gunting merah kesayangannya dari kantung celananya.

"Bahkan Akashi-chi pun juga sama! Hidoi, tsu!" Rengek Kise dan langsung berpaling pada pemuda yang rambutnya ungu dan tingginya mungkin seperti Titan yang kaya Anime disebelah (Sementara itu para Titan yang ada di Anime sebelahpun pada serempak bersin. Semua Titan: "Hatsyimm!") Oke, balik kecerita awal.

" Kise-chin diamlah…." Ucap pemuda yang rambutnya ungu itu dengan nada yang malas yang bisa dipanggil Murasakibara Atsushi sambil memakan snack keripik kentang.

"Huweeee~ Bahkan Murasaki-chi juga sama!Hidoi, tsu! Kalau begitu…" Rengek Kise lalu berpaling kepada seorang pemuda yang rambutnya biru muda seperti langit yang bernama Kuroko Tetsuya dan seorang gadis yang rambutnya merah muda yang bernama Momoi Satsuki yang sedari tadi hanya diam saja.

"Kuroko-chi…Momoi-chi…" Ucap Kise berharap Kami-sama membuat pemuda dan gadis tersebut membelanya. Tapi….

"Sudahlah…Kise-kun…kau diamlah dan jangan merengek kepada yang lain kau terlihat seperti anak kecil." Ucap Kuroko dengan wajah datar sambil menyesap Vanilla Shake kesayangannya.

"Benar! apa yang dikatakan Tetsu-kun! Ki-chan diam saja ya?" Ucap Momoi.

Sepertinya harapannya tidak dikabulkan oleh Kami-sama…

"HIDOOOIIII~!" Ucap Kise sambil memasang muka cemberut yang menurut yang lain itu sangat menjijikkan.

Akashi pun menghela nafas, lalu dia berkata "Sudahlah…Sebaiknya kita bersiap-siap sebentar lagi pertandingannya akan dimulai…"

"Hai!" Ucap yang lainnya.

Sementara itu di bench pemain Densetsu.

"Minna! Sebentar lagi pertandingannya akan dimulai! Ayo bersiap- siap!" Ucap seorang gadis yang warna rambutnya merah muda yang panjang rambutnya sekitar selehernya.

"Hai!" Ucap yang lainnya.

Setelah itu para pemain basket dari Teiko dan Densetsu keluar dari bench, dan mari kita lihat komentar tiga orang yang duduk di kursi penonton yang kita sebut saja A,B, dan C.

"Hei lihat itu kan pemain basket dari Teiko yang selalu menang dalam semua pertandingan basket." Seru si A.

"Wah, kau benar dan pasti pertandingan Inter High hari ini pasti dimenanging lagi oleh Teiko." Seru si B.

"Iya…Apalagi di Teiko kan ada Kiseki no Sedai yang hebat para pemainnya jelas sekali siapa pemenangnya pada pertandingan Inter High hari ini." Seru si C.

"Benar! Aku jadi kasihan sama lawannya pasti setelah mereka kalah mereka akan dibuat putus asa oleh Kiseki no Sedai." Seru si B.

Sementara A dan C hanya menggangukan kepalanya saja.

Lalu sementara itu saat para pemain basket dari Teiko dan Densetsu mau berbaris mereka saling berpapasan dan tiba- tiba ada beberapa dari mereka yang terlihat kaget dengan lawannya itu.

Mulai Dari Akashi dulu yang kaget tapi dia langsung mengubah ekspresinya menjadi datar kembali.

"Akari…" Gumam Akashi sambil terus menatap seorang gadis di depannya yang rambutnya berwarna merah sama sepertinya dan tingginya lebih rendah sedikit dengannya, dengan ekspresi datar.

Semetara sang gadis yang rambutnya berwarna merah tersebut itu membalas memandang datar kearah Akashi.

"Ah, tak kusangka aku akan bertemu denganmu disini…Onii-chan.." Ucap gadis yang rambutnya berwarna merah sambil menyeringai.

'Eh? Onii-chan katanya?' Batin semuanya (Minus Akashi dan gadis berambut merah)

Loading 25%…

Loading 50%…

Loading 75%…

Loading 102%… *Maaf kelewat sedikit*

'NAAAANIIIIIII?!' Batin semuanya (Minus Akashi dan gadis berambut merah)

Nah, mari kita lihat ekspresi para Kiseki no Sedai mendengar itu (Minus Akashi)

Kuroko hanya memasang wajah datar saja walaupun sebenarnya dalamnya dia sangat kaget sekali.

Kise hanya memasang wajah cengo saja lalu setelah itu dia mengucek matanya berulang kali dan membatin 'Aku pasti sedang bermimpi, tsu.'

Midorima hanya cengo dan sampai- sampai kacamatanya melorot dan retak sedikit ditambah Lucky Itemnya yang dipegangnya itu jatuh dan pecah dan Midorima pun jadi panik sendiri.

Aomine menganga gak percaya.

Murasakibara juga menganga gak percaya sampai-sampai snack keripik kentangnya yang sedang dimakan olehnya jadi jatuh.

"O-Oi, Akashi… Ta-Tadi dia… P-Panggil… K-Kau… Oni-chan …J-Jangan- Jangan dia ini…" Ucap Aomine dengan tergagap sambil menunjuk gadis yang rambutnya merah yang tadi memanggil Akashi dengan sebutan onii-chan.

"Ya…Dia adalah adikku…Akashi Akari…"

.

.

"NAAAANIII!?" Teriak Kiseki no Sedai (Minus Akashi)

"Hai! Watashi no namae wa Akashi Akari yoroshiku!" Ucap Akari dengan senyum manis.

'K..Kawaii…Beda sekali dengan Akashi-chi/Akashi/Akashi-kun/Aka-chin…Tsu/Nanodayo.' Batin Kiseki no Sedai (Minus Akashi) sambil ngelirik kearah Akashi dan Akari secara bergantian.

"Akashi-chi! Kenapa Akashi-chi gak pernah cerita pada kami kalau Akashi-chi punya adik perempuan, tsu." Tanya Kise.

"Huh..Buat apa aku cerita kepada kalian? Hanya membuang waktu saja…" Ucap Akashi dengan dingin.

Sementara Kise hanya menatap Akashi dengan cemberut.

"Huh! Baka aniki…Kau masih saja membawa benda murahan dari Aho Asa itu…" Ucap pemuda yang rambutnya warna hijau seperti Midorima yang berada di depan Midorima.

"Ini bukan benda murahan tapi ini benda Lucky Item dan itu bukan Aho Asa tapi Oha Asa! Dasar baka Otouto…Nanodayo." Ucap Midorima gak terima Lucky Item dan Oha Asanya dihina sambil menaikkan kacamatanya yang tadi sempat merosot.

"Ehhh? Baka aniki? Baka otouto?" Tanya Kise.

"Oi…Jangan- jangan kalian juga…. KAKAK BERADIK?!" Tanya Aomine sambil nunjuk Midorima dan pemuda yang mirip dengan Midorima yang bedanya dia gak pakai kacamata kaya Midorima secara bergantian.

"Ya…Watashi wa Midorima Shinji desu…" Jawab Shinji sambil mengibaskan rambut poninya.

Dan terlihat Kiseki no Sedai kembali dikagetkan dengan adiknya Midorima (Minus Midorima).

Kuroko tetap memasang wajah poker face tetapi didalamnya dia kaget sekali.

Kise dia terlihat sangat shock berat mengetahui hal tersebut dan dalam batinnya seperti ini 'T..Tadi Akashi-chi bilang ada adik sekarang Midorima-chi…oh, Kami-sama kalau ini benar-benar mimpi cepat bangun kan aku Kami-sama, tsu!'

Aomine makin menganga tambah lebar untungnya sih gak ada lalat masuk kemulutnya kalau ada nasibmu Aomine…

Murasakibara hanya cengo.

Akashi hanya stay cool…Yah jaga image gitu…Padahal sih dia sama kagetnya dengan yang lain.

Setelah semua kembali tenang, hening yang Kise mengajukan sebuah ide gila dan aneh yaitu jika dalam pertandingan ini salah satu dari tim kalah maka tim yang kalah harus memenuhi keinginan sang pemenang.

"Jadi bagaimana, tsu?" Tanya Kise.

Akashi awalnya mau menolak tapi perkataannya langsung dipotong sama Akari.

"Menarik, baiklah… Onii-chan dan aku akan bertaruh serius…Mari kita bertaruh Emperor Eye kita ini… jika onii-chan menang kau boleh mengambil mata Emperorku ini sementara kalau aku yang menang maka aku akan mengambil mata Emperornya onii-chan…Bagaimana? Kalau onii-chan menolak taruhan ini maka kuanggap onii-chan Bukanlah laki-laki sejati." Ucap Akari sambil menyeringai kepada Akashi.

"Baiklah…Kuterima tantanganmu itu Akari, tapi kalau kau kalah jangan pernah menangis atau meminta ampun kepada onii-chanmu ini." Jawab Akashi sambil membalas menyeringai kepada Akari.

"Huh! Jangan menganggapku ini adalah seorang bocah berumur lima tahun, onii-chan." Ucap Akari sambil mendengus kesal.

Sementara para pemain yang lain hanya meneguk ludah mereka masing- masing dengan rasa tegang mendengar taruhannya Akashi dan Akari, berarti salah satu dari mereka akan mencabut matanya sendiri, sungguh taruhan yang mengerikan…

'Akari-chi itu memang kawaii tapi…Kenapa…Kenapa…DIA HARUS MEMPUNYAI SIFAT KETURUNAN DARI KAKAKNYA YANG YANDERE?!'(Ups, capslock jebol) Batin Kise histeris.

"Hei, Bukankah kau Kise Ryouta?" Tanya seorang pemuda yang rambutnya biru laut yang sudah ada di depannya Kise yang langsung membuyarkan lamunannya itu.

"Eh? Iya…Tsu." Jawab Kise sambil membatin 'Siapa orang ini, tsu? Kuharap dia bukan adiknya Aomine-chi, tsu.' sambil illfeel sendiri membayangkan Aomine punya adik laki- laki tapi kulitnya putih seolah-olah itu adalah Aomine yang lagi pake bedak sampe putih sekali dan jadinya hasilnya begitu.

"Wah! Kalau begitu kau memang idola ku !" Ucap pemuda yang rambutnya biru laut itu dengan matanya terlihat berbinar- binar dan juga dengan semangat.

"Eh? Apa maksudmu? Tsu." Tanya Kise dan sekarang dia punya firasat buruk tentang hal ini.

'Apakah dia fansku? Tsu…' Tanya Kise dalam batin kepada dirinya sendiri.

"Kau adalah orang yang kucintai." Ucap laki- laki yang rambutnya biru laut itu sambil mencium tangan kanan Kise sambil tersenyum charming dan itu telah membuat Kise rnerinding disko.

'Apa-Apaan sih orang ini baru juga kenal tapi udah mencium tangan orang lain….A-A-Aku kan bukan gay,tsu…' Batin Kise sambil menatap horor kearah laki- laki yang rambutnya biru laut itu yang masih setia mencium tangan kanan Kise.

Lalu setelah itu Kise cepat- cepat melepas tangan kanannya dari genggaman dan ciuman laki- laki yang rambutnya biru laut itu.

"A…Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tiba- tiba mencium tanganku? Lagipula siapa kau? Tsu." Tanya Kise bertubi-tubi sambil menatap dengan pandangan horor kearah laki- laki yang rambutnya biru laut itu.

"Ah, sumimasen…Aku belum memperkenalkan diriku kepadamu…Watashi wa Kirishima Rei desu." Jawab Rei sambil menatap Kise dengan senyum yang membuat Kise kembali merinding disko lagi.

'O-Orang ini sungguh mengerikan…Bahkan lebih mengerikan dari Akashi-chi! Tsu.' Batin Kise sambil masih merinding disko.

"Ah, bagaimana kalau kita buat tantangan juga?" Tanya Rei.

"Baiklah! Kalau aku menang kau harus menjauh dariku! Tsu." Ucap Kise dengan semangat sambil menunujuk- nunjuk Rei.

"Baiklah…Aku setuju…Tapi kalau aku yang menang maka kau harus kencan denganku selama sebulan penuh." Ucap Rei sambil tersenyum dan mengedipkan satu matanya.

Setelah itu Kise yang mendengarnya diapun jatuh pingsan dengan mulut berbusa.

Sementara itu Midorima dan Shinji…

"Baka aniki! Kita juga akan melakukan taruhan kalau kau tidak setuju aku akan membuang semua Lucky Item milikmu!" Ucap Shinji sambil menunjuk Midorima yang lebih tepat sih benda Lucky Item Midorima yang sedang dipegang oleh Midorima yang sekarang sudah pecah berantakan gara-gara tadi tak sengaja terjatuh dan sekarang tidak berbentuk katak lagi tapi hanya tinggal kepingannya saja.

"Baiklah akan kuberikan pelajaran pada baka otouto ku yang telah meremehkan anikinya ini nanodayo." Ucap Midorima sambil menatap Shinji dengan pandangan serius.

"Kalau begitu kalau baka aniki menang kau boleh menyuruhku apa saja yang kau mau tapi kalau aku menang baka aniki harus tak membaca, menonton, atau mendengar tentang Aho Asa dan tidak boleh bawa- bawa benda murahan itu." Ucap Shinji sambil tetap menunjuk benda Lucky Item nya Midorima.

Dan Midorima langsung diam membeku dengan ada background sambaran petir tapi dia langsung sadar dan stay cool gitu.

"Baiklah…Aku setuju..Dan sudah kubilang berkali-kali ini bukan benda murahan tapi ini benda Lucky Item juga yang benar itu Oha Asa bukan Aho Asa, dasar aku sudah bilang tentang ini berapa kali kepadamu? Tapi kau tak pernah mengingatnya…Benar- benar baka otouto….Nanodayo" Ucap Midorima dengan tenang sambil menaikan megane nya.

"Bukankah itu sama saja, baka aniki…Dan maaf saja kalau aku ini tidak pintar dalam mengingat hal begituan." Ucap Shinji dengan santai.

"Itu beda! Dan kau ini sudah smp! Masa kau tak bisa mengingat hal seperti ini? Benar-benar Baka otouto… Nanodayo…" Ucap Midorima setengah berteriak.

Dan merekapun mulai bertengkar dikarenakan hanya hal yang sepele(Nah,karena saya nya malas mikirin bagaimana kelanjutan pertengkarannya jadi silakan para reader imajinasikan sendiri MUAHAHAHAHA~! #PLAK!# *ditampar para reader*)Nah, mari kita lanjut saja pada yang lain.

"Hei! Kau…Bukankah kau Murasakibara Atsushi?" Tanya seorang gadis yang rambutnya putih{Tapi ini bukan berarti ubanan loh).

"Hai…Ummm, dare desu ka?" Tanya Murasakibara.

"Ah! Watashi wa Yukki Shiro desu! Yoroshiku…" Jawab gadis yang rambut putih itu yang bisa dipanggil Yukki Shiro.

"Souka…Nyam…Nyam…Kalau gitu ku…Nyam…Panggil kau…. Nyam…Yukki-chin.:" Jawab Murasakibara sambil mengunyah Maiubo nya.

"Ummm…Baiklah kalau gitu aku panggil kau Mura-kun saja ya?" Ucap Shiro dan terlihat Murasakibara tak keberatan dipanggil tersebut jadi dia hanya mengganguk saja.

"Karena yang lain juga melakukan taruhan, begaimana kalau kita taruhan juga?" Tanya Shiro.

"Terserah…" Jawab Murasakibara dengan malas.

"Kalau gitu kau mau apa dariku kalau aku kalah?" Tanya Shiro.

Terlihat Murasakibara terdiam sebentar lalu setelah itu dia melirik kearah maiubo nya lalu kearah Shiro.

"Belikan kan aku Maiubo selama sebulan penuh…" Ucap Murasakibara dengan nada cukup semangat walaupun wajahnya kaya orang lagi malas sambil kembali mengunyah Maiubo nya.

Terlihat Shiro terdiam sebentar untuk berpikir.

'Jadi dia suka Maiubo ya?…Hmmm…Cuma beli Maiubo kan? Kurasa uang jajan ku cukup untuk beli Maiubonya…' Batin Shiro.

"Baiklah…Kalau gitu kalau kau kalah maka kau harus menjadi kendaraanku, bagaimana? Kau setuju? Tanya Shiro.

Murasakibara hanya mengagguk dengan malasnya tapi itu berarti dia setuju.

Baiklah mari kita beralih ke yang lainnya lagi…

Aomine hanya menatap yang lainnya dengan malas karena dia yang gak kenalan dengan musuh itu karena dia sendiri bingung harus kenalan sama yang mana.

"Hoi, kau yang dakian!" Ucap seseorang pemuda yang rambutnya merah.

Twich!

Muncul perempatan pada kepalanya Aomine.

"Oi! Apa yang kau maksud dengan aku ini dakian!?" Teriak Aomine sambil marah- marah.

"Loh? Betul kan kamu ini dakian?" Tanya pemuda berambut merah itu dengan wajah tampa dosa.

"Grrr…Aku ini memang dari lahir sudah begini! Bukan karena aku ini dakian!" Teriak Aomine sambil menggeram marah pada pemuda berambut merah yang tak dikenalinnya ini.

"Oh souka…Lalu kalau gitu namamu siapa?" Tanya pemuda berambut merah itu.

"Aomine Daiki." Jawab Aomine dengan ketus.

"Kalau gitu kau siapa?" Tanya Aomine balik sambil dengan nada yang ketus.

"Kagami Taiga." Jawab Pemuda berambut merah itu yang namanya Taiga.

"Kagami" Ucap Aomine mencoba untuk menghafal nama tersebut.

"Oi! Bagaimana kalau kita juga bertaruh?" Tanya Kagami.

"Boleh saja…Apa taruhanmu?" Tanya Aomine yang sepertinya gak marah lagi.

Kagami terlihat sedang berpikir lalu setelah itu diapun menyeringai.

"Kalau yang kalah harus mengerjakan pr milik yang menang." Ucap Kagami masih dengan seringainya.

"Boleh!" Ucap Aomine dan dalam batinnya berkata seperti ini 'Wah lumayan nih… Kan aku gak ngerti pr mat nanti kalau aku menang pr matnya bisa dikerjakan olehnya…Hehehe' Batin Aomine dengan nistanya.

'Aku harus bisa menang biar pr mat ku bisa dikerjakan olehnya karena aku kan gak ngerti mat…Hehehe.' Batin Kagami sama nistanya kaya Aomine.

Ternyata mereka berdua punya pr mat tapi sama- sama gak ngerti mat satsuga Ahomine dan Bakagami.

Yap mari kita beralih ke yang lain…

Terlihatlah seseorang gadis berambut oranye ke kuningan sedang tengah menatap teman- temannya yang lagi berbincang dengan musuh mereka masing-masing, yap! Nama gadis ini adalah Kurohime Saaya.

Saaya menghela nafasnya karena dia tak bisa kenalan karena semua musuhnya sudah kenalan dengan kawan-kawannya sementara dia belum kenalan sama sekali.

Saaya hanya menghela nafas untuk kedua kalinya lalu dia berjalan untuk menyamperin teman-temannya tetapi tiba-tiba dia tetabrak dengan seseorang sampai mereka berdua jatuh bersamaan dan mengaduh bersamaan.

"Itte…Ah! Daijobu desu ka? Tanya Saaya sambil bangkit berdiri dan mengulurkan tangannya untuk menolong orang yang tadi dia tabrak.

Orang itu menggaguk.

"Hai…Daijobu…" Ucap seseorang berambut biru muda itu siapa lagi kalau bukan Kuroko?

"Ah, gomensai!" Ucap Saaya sambil menundukan kepalanya.

"Ie..Harusnya aku yang minta maaf." Jawab Kuroko.

"Umm.. ya…Eto…Namamu siapa?

"Kuroko Tetsuya desu"

"Kuroko Tetsuya? Boleh aku panggil kau Kuroko-san?

Kuroko menggaguk sambil tersenyum tipis lalu setelah itu dia bertanya kepada Saaya "Kalau gitu…Namamu siapa?"

"Watashi wa Kurohime Saaya desu!" Ucap Saaya sambil tersenyum ramah.

Kuroko hanya menggangukan kepalanya dan berkata "Kalau begitu kupanggil kau Kurohime-san."

"Ok! Dan…Oh! Apa kau dari sekolah Teiko?" Tanya Saaya sambil melihat kaus basketball yang dipakai Kuroko.

"Hai"

"Jaa kalau gitu…Kau adalah musuhku… ngomong- ngomong semuanya saling pada bertaruh….Bagaimana kalau kita juga bertaruh?"

Kuroko terlihat berpikir sebentar lalu akhirnya dia mengganguk.

"Kalau gitu kalau seandainya Kuroko- san menang…Kuroko-san mau apa? Tanya Saaya.

"Traktir aku Vanillla Shake selama sebulan penuh!" Ucap Kuroko dengan cepat.

'Heekh? Kalau gitu kalau aku kalah aku harus mentraktirnya Vanilla shake selama sebulan penuh? Uang jajanku selama sebulan pun pasti langsung ludes habis.' Batin Saaya yang disaat itu juga mau nangis histeris.

"B-B-Baiklah Kuroko-san…Kalau gitu kalau aku menang kau harus melakukan apa yang kumau tampa protes ya?" Tanya Saaya.

Kuroko menganggukan kepalanya.

Sementara itu Momoi menyamperin Kiseki no Sedai.

"Mou! Apa yang kalian lakukan? Sebentar lagi kita akan disuruh berbaris! Kenapa kalian masih sempat-sempat saja berbincang-bincang dengan musuh?" Tanya Momoi.

"Ah, maaf kami keasikan berbicara tentang taruhan dengan musuh kita. Ucap Akashi dengan tenang.

"MINNA APA YANG KALIAN LAKUKAN? SEBENTAR LAGI KITA DISURUH BERBARIS!" Teriak seseorang dari kejauhan (Yang membuat Capslock Princess jadi makin tambah jebol)

"Ah! Momo-chan!" Ucap Akari sambil melirik seorang gadis yang rambutnya warna merah muda dan panjang rambutnya selehernya yang sedang berlari mengarah ke pemain basket Densetsu.

"Eh? Momo?" Tanya Momoi sambil melirik kearah gadis yang dipanggil Momoi Momo itu.

"Maaf, Momo-chan tadi kami asik berbicara tentang taruhan dengan musuh kita." Ucap Akari dengan tenang.

Momo hanya menghela nafas.

"Ya sudah kalau gitu kita segera ber-eh?" Ucap Momo kaget setelah melihat Momoi dan Aomine.

"Mo-" Ucap Momoi sama kagetnya.

"Hm? Oh kau…" Ucap Aomine setelah melihat Momo dengan tatapan tak kalah kaget dengan Momoi dan Momo.

"MOMO!" Teriak Momoi bersamaan dengan Aomine.

"ONEE-CHAN! DAI-CHAN!" Teriak Momo sambil berlari kearah Momoi dan Aomine dan seketika itu juga mereka yang ada disitu pada kaget (Minus Momo,Momoi,Aomine)

"Momo! Kenapa kau bisa ada disini?" Tanya Momoi.

"Ah! sebelumnya maaf onee-chan… Aku lupa memberi tau onee-chan kalau aku ini sekarang sudah menjadi maneger klub basket Densetsu." Ucap Momo sambil cengengesan.

"APA?" Teriak Momoi kaget.

"Hoo…Kau jadi makin mirip dengan Satsuki saja…" Ucap Aomine dengan santai.

"Hai!" Ucap Momo dengan pose ala orang lagi upacara hormat bendera.

"Apa boleh buat disini kita menjadi musuh…Jadi kau tidak bisa menanyakan sesuatu padaku." Ucap Momoi sambil berkacak pinggang dan menghela nafas.

"Tenang saja onee-chan! Aku sudah banyak belajar tentang bagaimana cara menjadi seorang maneger kok! Tak usah khawatir!" Ucap Momo dengan riang.

"Kalau gitu kita bisa saling bersaing." Ucap Momoi.

"Bagaimana kita juga bertaruh?" Tanya Momo.

"Boleh…Yang kalah harus mentraktir yang menang dengan uang jajannya…Bagaimana?" Tanya Momoi.

"Boleh!" Ucap Momo.

"Oi, masa kalian juga ikut bertaruh sih?" Ucap Aomine.

"Tak apa kan? Lagipula Dai-chan juga bertaruh masa kami gak boleh bertaruh?" Ucap Momoi dengan wajah cemberut.

"Yah… Boleh-boleh saja sih kalian bertaruh tapi kalian kan kakak beradik" Ucap Aomine sambil menggaruk belakang kepalanya entah itu gatal ada kutunya atau apa, hanya Aomine dan Kami-sama yang tau.

"Tak apa kok… Akari- chan juga bertaruh dengan kakaknya kok lihat!" Ucap Momo riang sambil menunjuk kearah Akari yang lagi sibuk berlomba tatap tajam sama kakaknya.

"Jadi didalam pertandingan ini kami sekarang jadi musuh bukan kakak beradik lagi! Ya kan onee-chan?" Ucap Momo mengalihkan pandangannya kepada Momoi.

Momoi menggaguk mantap.

"Ya sudah kami mau kembali dulu, Jaa!" Ucap Momo lalu dia bersama para tim Densetsu pada pergi mengarah ke bench meninggalkan Kiseki no Sedai.

Sementara Kiseki no Sedai…

"Minna! Ayo kita semua harus semangat untuk menang dalam pertandingan ini!" Ucap Momoi dengan semangat 45.

"Hai" Ucap yang lain dengan semangat juga.

"Baiklah…Kita harus berbaris sekarang…" Ucap Akashi.

"Uwoooo! Minna kita harus menang dalam pertandingan ini jadi kita harus semangat dari yang biasanya, tsu! Ucap Kise dengan api berkobar- kobar dimatanya dan dengan latar belakang Kise berdiri di sebuah tebing dengan ada deburan ombak laut dibelakang tebingnya dengan ditambah tulisan "Semangat Masa Muda!"

Sementara Densetsu…

Minna! Mari kita lakukan yang terbaik dalam pertandingan ini dan mengalahkan Teiko!" Ucap Momo dengan semangat masa muda yang meniru-niru dari Anime sebelah ( Sementara itu di Anime sebelah yang menceritakan tentang ninja-ninjaan, ada seorang laki-laki yang memakai baju ketat dan berwarna hijau dengan rambut super ngebob yang tengah latihan sambil tersenyum aneh sambil membatin"Hehe..Ada yang ingat dengan trademark ku!") Oke kita balik lagi kecerita awal…

"Hai!" Ucap Yang lain dengan semangat.

Lalu mereka para pemain basket dari Teiko dan Densetsu mulai berbaris.

Priitt!

Sang wasit meniupkan pluitnya dan berteriak "Beri Hormat!"

Lalu para pemain basket itu semuanya pada membungkuk dan berkata "Mohon Bantuannya."

Skip Time

Akhirnya pertandingan final Inter High antara Teiko vs Densetsu telah selesai dan mari kita lihat dipapan point berapa jumlah yang mereka dapatkan dan siapakah pemenangnya?

104-105

Dan terlihatlah Kiseki no Sedai yang sedang membeku ditempat masing- masing setelah melihat papan point tersebut dengan wajah seolah seolah berkata "Ini bukan mimpikan?"

Sementara Densetsu mereka tengah ber hore ria.

Sementara para penonton pada semuanya pada cengo dengan menunjukkan ekspresi tidak percaya akan hal ini.

Yap! Dari kejadian diatas bisa disimpulkan bahwa kalau pemenangnya adalah tim Densetsu dan Teiko kalah….

.

.

.

"APAAAA?!" Teriak Kiseki no Sedai (Minus Akashi dan Kuroko yang selalu stay cool dan Murasakibara yang terlihat lagi cengo .)

"T-Tidak mungkin…K-Kita…KALAH?!" Teriak Aomine dengan wajah tak percaya.

"Ini pasti karena Lucky Item ku rusak makanya kita jadi kalah…Nanodayo" Ucap Midorima sambil menatap papan point dengan wajah seolah-seolah berkata "Kami-sama tolong bangunkan aku jika ini adalah mimpi!".

"Aku akan kencan….Aku akan kencan…Aku akan kencan…" Ucap Kise berulang kali sambil pundung dipojokkan dengan aura suram.

"Tidak mungkin kita kalah…" Ucap Murasakibara dengan wajah yang shock.

"Mustahil…" Ucap Akashi juga dengan wajah yang shock.

Sementara Kuroko hanya terdiam seribu bahasa tak bisa mengomentari apapun dan dengan wajah tak percaya.

Dan Momoi terlihat shock berat bahkan hampir saja dia pingsan.

"Nah, sesuai perjanjian…Onee-chan harus mentraktir aku ya!" Ucap Momo sambil menghampiri Momoi dengan ceria sementara Momoi disaat itu juga ingin nangis meratapi dompetnya yang akan langsung menjadi menyedihkan (Baca: Kosong).

"Anu…Kuroko-san…Eto…Sesuai perjanjian kau mau kan melakukan apa saja yang kumaukan?" Tanya Saaya.

"I-Iya" Ucap Kuroko ragu-ragu.

'Aku merasakan firasat buruk.' Batin Kuroko.

"Jaa…Kalau gitu ayo ikut aku! Minna jangan pulang dulu ya! Ada yang ingin kutunjukan pada kalian!" Teriak Saaya dengan riang sambil menarik lengan Kuroko ke ruang ganti baju.

Yang lain hanya menatap Saaya dan Kuroko yang makin menjauh dari pandangan mereka dengan bingung.

"Ne, Menurutmu Akari-chan…Apa yang akan Saaya-chan lakukan pada pemuda itu?" Tanya Shiro.

"Mungkin….Dia akan menyuruh pemuda itu untuk bercosplay baju maid…" Jawab Akari dengan yakin.

"Kenapa kau sungguh yakin dengan jawabanmu, Akari-chan?" Tanya Shiro penasaran.

"Karena aku ini selalu menang maka aku selalu benar." Jawab Akari yang ikut- ikutan dengan trademark milik kakaknya sementara Shiro hanya menggangukkan kepalanya.

'Dia benar-benar mirip dengan kakaknya…' Batin Midorima yang mendengar percakapan tadi itu sambil melirik kearah Akashi dan Akari secara bergantian.

"Baka aniki! Sesuai perjanjian kau tidak boleh mendengarkan, menonton, membaca tentang Aho-Asa dan tidak boleh membawa benda murahan itu lagi!" Ucap Shinji sambil merampas benda Lucky Item milik Midorima dan membuangnya ke tempat sampah.

Sementara Midorima hanya berdiri mematung dan tubuhnya sudah pucat sekali sampai-sampai menjadi putih… Mungkin karena dia benar-benar shock.

Oke, mari kita lanjut ke yang lain…

"Mura-kun! Sesuai perjanjian mulai hari ini kau harus menjadi kendaraanku ya? Jadi setelah ini kau harus menggendongku pulang kerumahku ya?" Ucap Shiro menghampiri Murasakibara dengan riang.

Murasakibara hanya menghela nafas dan menggangukkan kepalanya dengan malas sebenarnya dia tidak mau tapi dia sudah kalah taruhan jadi terpaksa dia menuruti titah-titahnya Shiro.

Sementara itu Kagami dan Aomine…

"Hehehe..Aku menang dalam pertandingan! Oi! Dakian! Cepat kerjakan pr mat ku ini!" Ucap Kagami setengah berteriak pada Aomine sambil nunjuk-nunjuk buku tulis mat miliknya sendiri.

"Oi! Jangan panggil aku dengan sebutan dakian! Baka! Sini berikan bukumu!" Ucap Aomine sambil menarik buku tulis Kagami dengan kasar.

"Hei! Jangan narik bukunya kencang-kencang nanti bukunya robek! Dasar Aho!" Teriak Kagami.

"Ck, Kau ini berisik sekali sih dan…Kenapa pr mu ini malah mat?! Ukh, Aku paling gak bisa dalam mata pelajaran ini tau!" Ucap Aomine sambil garuk-garuk kepalanya dan itu membuat Kagami jadi illfeel dan mundur 3 langkah takut dirambutnya Aomine ada kutunya dan menyebar kearahnya.

"Kau ini jorok sekali sih! Garuk-garuk kepala didekatku!?" Teriak Kagami sambil nunjuk-nunjuk Aomine.

Aomine hanya ber hah ria lalu diapun memutar bola matanya kearah soal-soal pr matematika milik Kagami lalu dia membacanya.

"Umm…Soal nomor 1...(5x)/(-3x)….Hekh! Kenapa soal nomor 1 nya sudah langsung keluar yang susah?! Apalagi kenapa ada huruf-huruf nyasar kesini? Bukankah matematika cuma adanya angka saja?" Tanya Aomine sambil membaca soal pertama.

"Iya kan? Yang namanya matematika itu harusnya cuma adanya angka sajakan? Kalau tidak ada huruf-huruf itu pasti akan lebih gampang!" Celetuk Kagami.

"Iya! Iya! Kalau huruf-huruf ini menghilang pasti kita gak kesulitan buat ngejawab soal ini!" Ucap Aomine setuju dengan pendapat Kagami.

Semetara Momoi dan Momo yang kebetulan lewat dekat Aomine dan Kagami mendengar percakapan Aomine dengan Kagami hanya ber sweatdrop ria.

"Aho…" Gumam Momoi.

"Baka…" Gumam Momo.

Sementara Kise dan Rei…

Kise masih pundung dipojokkan dengan aura suram sambil terus mengatakan "Aku akan kencan" seolah-olah itu adalah mantra sihir.

"Hei! Idolaku! sesuai perjanjian kau harus menepati janjimu!" Ucap Rei dengan riang.

"Mou, kenapa kau memanggilku dengan sebutan idolaku? Tsu." Ucap Kise sambil menatap rei dengan malas.

"Hm? Kau tidak suka panggilanku untukmu?" Tanya Rei.

Kise menggangukkan kepalanya dengan memasang wajah cemberut.

"Jaa…Kalau gitu…Bagaimana kalau aku panggil kau…Sweet honey? Lebih baguskan?" Ucap Rei sambil ngedippin matanya.

"Tidak…Panggil aku Idolaku saja…Tsu." Ucap Kise sambil illfeel setelah mendengar kalimat sweet honey.

"Eh? Padahal aku sudah payah memikirkan panggilannya tapi kalau idolaku tidak suka….Ya, sudah gak apa-apa kok." Ucap Rei.

Kise menghela nafas.

"Oh, ya! Nanti setelah Mikan-san sudah menunjukkan sesuatu baru kita kencan ya?" Ucap Rei. (Note: Mikan-san adalah panggilan Rei untuk Saaya karena Saaya memiliki rambut yang warnanya oranye seperti buah jeruk.)

"Kami-sama tolong buat orang yang bernama Mikan-san (Semua orang yang mempunyai nama Mikan:"HATSYIMM!") itu jadi lama menunjukkan sesuatu kejutan pada kami biar aku tidak kencan!" Doa Kise pada Kami-sama sambil menitikkan air mata nya.

Rei hanya menatap Kise dengan bingung sambil memiringkan kepalanya.

Tapi sepertinya hari ini Kami-sama sedang tidak berpihak pada Kise…

"MINNA! Mitte! Mitte! Kawaii kan?" Ucap Saaya dengan riang sambil keluar dari ruang ganti baju sambil menarik lengan Kuroko.

Sementara Kise hanya berguling-guling sambil nangis dilantai meratapi nasib yang diberi Kami-sama dan Rei hanya bisa sweatdrop melihat tingkah laku Kise.

"Umm…Kurohime-san ini…Rasanya sangat memalukan…" Ucap Kuroko sambil melihat kebawah (Baca: Lantai) seolah-olah itu adalah benda yang menarik bagi Kuroko.

"Tidak perlu malu-malu begitu Kuroko-san! Kau terlihat kawaii dengan baju itu kok!" Ucap Saaya dengan riang.

"Ya…Tapi…" Ucap Kuroko yang dipotong oleh suatu suara.

CROOTTTT!

BRUKKK!

"KYAAAA!"

"DAI-CHAN KAU PINGSAN!"

"TIDAAAAKK! DAI-CHAN JANGAN MATI DULU!"

"DIA BELUM MATI MOMO-CHAN!"

"Eh? Begitu ya….Maaf…Hehe…"

"OI! DAKIAN KAU KENAPA?!"

"HEI! DIA MIMISAN!"

"UWAAA! GAWAT!"

"Are? Kenapa Mine-chin tidur disana?"

"DIA PINGSAN BAKA!"

"Hah…Aku tak menyangka kalau teman-teman (Baca: Budak-budak) onii-chan pada segitu anehnya dan nistanya…"

"Huff…Begitulah…"

"EH? APAKAH KUROKO-SAN SEGITU MANISKAH PAKAI BAJU MAID? SAMPAI-SAMPAI ADA YANG MIMISAN DAN PINGSAN?"

"Kurohime-san kau membuatku tambah malu tau…"

"EH? B-BENARKAH? MAAF!"

"HEI! SESEORANG LAKUKAN SESUATU! Nanodayo…"

"TOLONG ADA YANG PINGSAN!"

"AOMINE-CHI SADARLAH! Tsu…"

"HATSYIMM!"

.

.

KRIK..KRIK…KRIK…

.

.

"OI! SIAPA YANG DISAAT- SAAT BEGINI MALAH BERSIN SEGALA?!"

"Sudahlah abaikan saja…" *Ok, lanjut saja*

"AKH! SESEORANG CEPAT ANGKUT KE RUANG MEDIS!"

"EHHH? KAMI PARA PEREMPUAN TAK BISA MENGGEDONGNYA! KALIAN PARA LELAKI YANG HARUS MENGGEDONGNYA!"

"HUH! DASAR PARA PEREMPUAN MAUNYA ENAK-ENAKNYA SAJA KITA PARA LELAKI HARUS BERKORBAN!"

"BENAR!"

CLINGGG!

"GLEEKKK…"

"KALIAN PARA LELAKI…. CEPAT ANGKUT MAYAT ITU!"

"HAIII!"

"Hoo….Akari jadi sekarang kau sudah berani merintah onii-chanmu yah…"

"Heh! Kalau aku bilang iya, kenapa?"

"Berarti kau sudah siap untuk mati, Akari…"

CKRISSS!

"AKASHI-CHI! HENTIKAN! JANGAN BUNUH ADIKMU SENDIRI!"

"Diamlah Ryouta….Atau kau akan jadi sasaran berikutku…"

"GLEKKK!"

"Baiklah, kita mulai saja pertarungan kita, onii-chan!"

SYUUTT! JLEB! JLEB! JLEB! SRINGGG! JLEB! JLEB! JLEB!

"HIIIIIIIII~ TOLONG KAMI DARI PERTARUNGAN MENGERIKAN INI KAMI-SAMA!"

(Nah, karena caps locknya Princess sudah benar-benar sudah jebol jadi tidak bisa digunakan oleh Princess lagi….Huwaaa~! Mama~! Minta caps lock baru! *disumpel sandal milik reader*)

Sementara itu Akashi dan Akari masih terus bertarung…Kiseki no Sedai (Minus Akashi) dan Densetsu (Minus Akari) pada main petak umpet….#Plak!# Ralat…Maksudnya pada sembunyi dibalik bangku, takut kena gunting dan pisau yang lagi terbang-terbang diruangan itu.

Kalian semua pasti berpikir kenapa gak keluar dari ruangan itu saja kan? Ya? Ya? Ya? Y-Mnppp! *Dibekep sama reader* Ehem…Back to the topic…Jadi waktu mereka mau keluar….Ada gunting dan pisau yang tak diundang datang begitu saja dan menggores pipi mereka begitu saja yang bikin semuanya yang pingin keluar jadi mengurungkan niatnya.

"Mooouuu~ Mau sampai kapan kita netep disini? Aku sudah bosan, onee-chan~" Rengek Momo pada Momoi.

"Mau bagaimana lagi Momo-chan? Akari-chan dan Akashi-kun belum selesai bertarungnya jadinya kita gak bisa keluar." Ucap Momoi.

"Demo…Aku sudah bosan menunggui mereka selesai bertarung…" Ucap Momo dan Momoi hanya menghela nafas.

"Are? T…Tadi apa yang terjadi denganku?" Ucap Aomine yang baru sadar.

"Ah! Dai-chan kau sudah sadar?" Ucap Momoi.

"Satsuki…Apa yang terjadi denganku?" Tanya Aomine.

"Tadi kau pingsan dan mimisan." Ucap Momoi.

Dan Aomine mencoba mengingat-ngingat kembali apa yang terjadi dengan otak kecilnya itu tapi…tiba-tiba dia merasakan aura hitam dibelakangnya dan saat dia berbalik…

"Ao…mi…ne/chi/chin/kun…." Ucap Kiseki no Sedai (Minus Aomine, Akashi, Momoi) dengan setiap pengejaannya diberi penekanan sambil men deathglare Aomine.

"Eh? I.-Iya...Ada apa? Dan…Kenapa dengan raut wajah kalian? Kalian terlihat seperti lagi marah…" Ucap Aomine dengan keringat dingin.

'Aku merasakan firasat buruk…' Batin Aomine.

"Aomine-chi! Cepat tanggung jawab! Tsu…" Teriak Kise sementara Aomine hanya ber hah ria dengan menatap Kise dengan pandangan kebingungan.

"Ahomine! Cepat hentikan pertarungan mengerikan ini sebelum ada banyak korban berjatuhan lagi!" Ucap Midorima.

"Hah? Aku tidak mengerti maksud kalian…Dan jangan panggil aku AHO mengerti?" Ucap Aomine dengan ada penekanan di kata Aho.

"Aomine-kun coba kau lihat itu…" Ucap Kuroko sambil menunjuk kearah Akashi dan Akari.

"Hm?"

SYUNGGG…

JLEB! JLEB!

"UWAAA!"

"Sekarang kau mengertikan keadaannya? Aomine-kun…" Ucap Kuroko sambil menatap Aomine yang tegang dan berkeringat dingin karena melihat gunting dan pisau yang datang begitu saja mengarah kearahnya (Untungnya sih gak kena….).

"K-Kenapa mereka bisa bertengkar?" Tanya Aomine.

"ITU GARA-GARA KAU!" Teriak Kiseki no Sedai (Minus Akashi dan Aomine) dan Densetsu (Minus Akari).

"Eh? Aku?"

"IYA!"

"Kenapa aku?"

"KARENA KAU PINGSAN MEREKA JADI BERTENGKAR!"

"Apa hubungannya kalau aku pingsan mereka bertengkar?"

"MEREKA JADI BERTENGKAR GARA-GARA MEREKA MEMPERMASALAHKAN SOAL SIAPA YANG AKAN MENGANGKUTMU KE RUANG MEDIS!"

"Kalau gitu…Lalu aku harus ngapain sekarang?"

"HENTIKAN MEREKA!"

"T-Tapi bagaimana caranya?"

"APAPUN CARANYA CEPAT HENTIKAN MEREKA!"

"B-Baiklah…"

Aomine pun terpaksa harus keluar dari tempat persembunyiannya dan dengan hati-hati dia mendekati Akashi yang lagi melempar 10 guntingnya mengarah ke Akari.

"Oi, Akashi…"

"Daiki diamlah…Kau tidak lihat kalau aku sedang sibuk?"

"Aku tau kau sedang sibuk bertengkar….Tapi bisakah kau hentikan pertarungan ini?"

"Maksudmu kau memerintahku,Daiki?" Ucap Akashi sambil mendelik tajam mengarah Aomine.

"B-Bukan begitu…Maksudku…" Ucap Aomine yang terpotong oleh seseorang.

"Hei! Kau…Umm…Eto…" Ucap Akari menunjuk Aomine.

"Aomine Daiki."

"Souka…Daiki-kun cepat menyingkir dari sini aku tak mau kau terlibat dalam pertengkaran ini…" Ucap Akari.

'Eh? T..Tadi dia panggil aku Daiki-kun? Kun? Kun? Kalau seorang perempuan memanggil seorang laki-laki dengan sebutan kun…I..Itu BISA MEMBANGKITKAN GAIRAH SEORANG LAKI-LAKI! UWOOO!' Batin Aomine.

"Daiki-kun bisa kah kau menyingkir dari sini lebih cepat?"

"Eh? Umm…Eto Akari…B-Bisakah kau hentikan pertarungan ini? Lihat teman-teman mu pada ketakutan…" Ucap Aomine takut-takut salah bicara.

Lalu Akari melirik kearah tempat persembunyian Kiseki no Sedai dan Densetsu yang kata mereka sih sakti…Dan Kiseki no Sedai (Minus Akashi dan Aomine) dan Densetsu (Minus Akari) pada bergidik ngeri waktu Akari menatap mereka dengan manik heterochrome nya.

"Hufff…Baiklah…Karena aku tak mau melibatkan teman-temanku (Baca: Budak- Budakku) dalam pertarungan ini… Jadi kita lanjutkannya nanti saja…" Ucap Akari.

Kiseki no sedai (Minus Akashi) dan Densetsu (Minus Akari) pada menghela nafas lega.

"Huh!" Ucap Akashi sambil memasukkan guntingnya kembali.

"Tapi…" Ucap Akari menyeringai pada onii-chan nya itu dan semuanya langsung kembali tegang lagi (Minus Akashi dan Akari).

"Ada satu hal yang onii-chan harus tepati.." Ucap Akari masih dengan seringaiannya dan berjalan mendekati onii-chan nya itu.

Tap… Tap… Tap…

Deg…Deg…Deg…

"Matamu….Mata emperor onii-chan belum kau berikan padaku…" Ucap Akari dengan senyum pychotic nya.

Semua yang ada disitu menahan nafas (Minus Akashi dan Akari).

"Jaa…Akan kuambil matamu sebagai benda koleksi ku…"

Akari pun mendekati pisaunya mengarah ke mata emperor onii-chan nya.

Deg!

Tinggal 10 cm lagi.

Murasakibara menghentikan acara ritual makannya dan Kuroko mengubah ekspresinya yang awalnya poker face menjadi tegang.

Tinggal 5 cm lagi.

Semua mulai berkeringat dingin (Minus Akari tentunya).

Tinggal 4 cm lagi.

Deg! Deg! Deg! Jantung mereka berpacu lebih cepat dari biasa nya seperti lagi marathon.

Tinggal 3 cm lagi.

Akashi sudah mulai tegang.

Tinggal 2 cm lagi.

Momoi dan Momo sudah memejamkan matanya ketakutan dan mereka saling berpelukkan bak Teletubbies.

Tinggal 1 cm lagi.

Semua (Minus Akashi dan Akari) pada berbatin hal yang sama yaitu 'KAMI-SAMA!'.

Dan…Set!

"Eh?" Ucap semuanya (Minus Akashi dan Akari).

"Uso desu!" Ucap Akari sambil menjulurkan lidahnya dan menaruh kembali pisau miliknya kedalam sakunya.

"Akari…" Ucap Akashi mengeram.

Semuanya (Minus Akashi dan Akari lagi) pun menghela nafas lega.

"Onii-chan tak perlu marah! Itu kan salah onii-chan sendiri yang dari dulu masih saja mudah dibohongin…Lagipula itu kan sebagai bercandaan kok! Jadi tak perlu marah…" Ucap Akari.

'Itu sih keterlaluan untuk bercandaan…Tsu.' Batin Kise.

"Nah, karena sudah tak ada urusan lagi disini…Ayo kita kencan!" Ucap Rei semangat sambil menarik Kise keluar dari sana.

"TIDAAAAAKKKK~!" Teriak Kise sebelum dia sudah tak keliatan lagi.

"Wah! Sepertinya menarik melihat Rei-kun berkencan! Ayo onii-chan kita ikuti mereka!" Ucap Akari semangat.

"Kenapa aku harus ikut?" Ucap Akashi dengan nada dingin.

"Karena sebagai ganti matamu… Onii-chan harus melakukan apa yang kumau selama seminggu penuh ini! Karena itu…Ayo kita ikuti Rei-kun!" Ucap Akari menarik lengan onii- chan nya.

Akashi hanya menghela nafas mengikuti kemauan adiknya itu.

"Wah! Kami juga ikut!" Teriak Momoi dan Momo sambil mengejar Akari dan Akashi.

"Akari-chan! Tunggu aku! Aku juga mau ikut!" Teriak Saaya sambil ikut mengejar Akari, Akashi, Momoi, dan Momo.

"Ah! Kurohime-san! Ini baju maid milikmu ketinggalan!" Ucap Kuroko mengejar Saaya.

"Ya ampun…Apa yang mereka pikirkan sih? Masa harus mengikuti orang yang lagi kencan? Hah…dasar! Sudahlah kita pulang saja dan kau harus menggedongku sampai dirumahku, mengerti?" Ucap Shiro.

"Baiklah…Yukki-chin" Ucap Murasakibara menggedong Shiro dibelakangnya.

"Kyaa! Tinggi sekali!" Teriak Shiro sambil menatap horror kearah bawah.

"Are? Yukki-chin takut ketinggian?" Tanya Murasakibara.

"T-T-Tidak kok! Sudahlah cepat jalan!" Ucap Shiro.

"Baiklah…" Ucap Murasakibara malas.

Sementara Midorima dan Shinji….

"Baka aniki…Ayo kita pulang saja dan ingat dirumah kau tak b-" Ucap Shinji tapi perkataannya sudah dipotong oleh Midorima.

"Iya…Aku tau baka otouto…" Ucap Midorima sambil menaikkan megane nya.

Lalu mereka berdua pun pulang.

Sementara itu Kagami dan Aomine….

"Oi, Kagami…" Panggil Aomine.

"Hm?"

"Mau main basket one on one sama aku gak?"

"Boleh!"

"Kalau gitu ayo kita main di lapangan dekat rumahku."

"Ok."

Dan mereka berdua meninggalkan stadion basket tersebut.

TBC

Author's Note: Huff…Akhirnya chapter 1 selesai juga…Dan terima kasih banyak bagi yang telah membaca cerita ini *Membungkuk* Disini ceritanya Kagami waktu smp masuk tim Densetsu di Jepang bukan lagi di Amerika,lalu jika ada sesuatu yang salah di cerita ini dimakhlumin saja karena saya masih baru, just don't flame dan tolong jangan lupa untuk review. See you in next chapter! (^_^)/

Special thanks to: CelestialxXxAngel she is awesome!

Chapter berikutnya: Kencan Dan Stalker !?

Preview chapter:

"Kubilang….Berikan buku itu Tetsuya!"

"EHHH? AKASHI-KUN BERPACARAN DENGAN MIDORIN?!"

"Aku lebih takut padamu daripada hantu, tsu!"

"Aku mencintaimu…"

"TIDAAAAAAKKKKK! INI MIMPI BURUK!"

Mind to review?