Blood: Hai! Minna-san! Apakah anda rindu dengan saya! *diinjak readers*
Blood: Ini adalah fic ke tiga saya..Umm…Mungkin cerita ini ada chara deathnya dan mungkin akan sangat pendek cerita ini…
Ini aku juga ambil dari vocaloid yang lagunya Kaito, serem tapi bagus loh~!
Claire as a poor rabbit master
Gray as a poor rabbit/child
Digabung jadi Graire, tapi ini bukan pacaran loh~ Gray disini jadi anak umur 12 tahun sedangkan Claire seorang wanita Bachellores berumur 21 tahun.
Dibilang poor rabbit/child karena…Apa ya? *digaplok* (Claire: jangan kelamaan!)
Uda deh pokoknya yang pernah denger lagu Kaito yang story about a poor rabbit pasti ngerti deh!
Enjoy!
RnR?
Prologue:
Claire's POV:
Di hari hujan, Claire yang baru saja dari Inn segera pulang ke rumah Karena hujan makin besar.
"Aduh~ gimana nih! Jangan sampai aku sakit aja besok, bisa nyaho tuh hewan ternakku semua kalau aku sakit besok pagi." Kataku sambil berlari.
Saat aku mulai dekat dengan rumahku, aku melihat seorang anak kecil duduk di depan pintu rumahku.
"Huh? Kok ada anak kecil sih disini?" Pikirku bingung dan aku segera mendekati anak kecil tersebut.
Anak kecil tersebut memakai topi bertuliskan UMA, dan dia menangis terisak- isak tanpa menyadari kehadiranku yang sudah ada didepannya.
"Kamu kenapa adik kecil? Kok bisa ada disini? Mana orang tuamu?" Tanyaku pada anak kecil itu.
Anak kecil itu hanya menangis, dan aku pun hanya bingung harus melakukan apa.
Hujan semakin deras, dan aku langsung teringat kalau aku itu tidak boleh sakit.
"Adik kecil, ayo masuk rumah kakak. Nanti kakak buatkan sup hangat untukmu ya." Kataku berusaha menenangkan dia.
Anak kecil itu hanya mengangguk sambil menangis, dan aku pun segera membawanya masuk ke rumah.
End of Prologue.
"master da~i suki
ehehe"
Esoknya….
Gray's POV:
"…Aku…."
"Kamu sudah sadar adik kecil?" Tanya seorang wanita yang tiba- tiba saja membuat mataku terbaku lebar dan sadar sepenuhnya.
"A..Anda siapa?" Tanyaku pada wanita tersebut.
"Umm..Namaku Claire. Kemarin aku menemukan di depan pintu rumahku. Tapi tiba- tiba saja kamu pingsan saat kamu kubawa kedalam rumah." Katanya setelah memperkenalkan diri.
Aku pun hanya diam karena bingung, Karena aku tidak begitu ingat kejadian semalam.
"Umm…Boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya wanita yang bernama Claire tersebut.
"Apa?"
"Siapa namamu?
"Gray." Kataku singkat.
"Kenapa kamu bisa didepan rumahku semalam?"
"Aku tidak tahu." Jawabku singkat lagi.
"Lalu dimana orang tuamu?" Tanya gadis itu lagi dengan wajah ingin tahu.
Aku membisu saat ditanya seperti itu, dan mulai membungkus diriku dengan selimut.
"Hey! Jawab dong pertanyaanku yang tadi itu!" Kata wanita bernama Claire tersebut sambil berusaha menarik selimut yang membungkus diriku.
"Orang tuaku membuangku, dan mereka tidak menganggapku sebagai anak mereka! Puas!" Kataku setengah berteriak karena jengkel.
Wanita itu hanya terdiam, dan aku merasakan kalau dia berdiri dari tempat tidur tempat ku berada.
"Maaf telah bertanya tentang mereka padamu." Kata wanita tersebut dan aku mendengar kalau dia membuka pintu kamarnya.
"Kalau kamu sudah puas tiduran disitu, keluarlah untuk makan ya. Kakak sudah siapkan makanan untukmu." Kata wanita tersebut dan pergi keluar.
Di dapur..
CLaire's POV:
"Hahh~" Aku pun langsung menghela nafas saat memasak corn soup untuk anak tersebut dan juga untuk diriku sendiri di dapur.
"Kasihan anak itu, dia dibuang oleh orang tuanya entah alasannya apa. Tapi aku tidak suka dengan perilaku kedua orang tua anak itu. Dasar orang tua tidak tahu diri." Pikirku agak kesal sambil menaburkan lada.
"Klek!"
Aku agak terkejut saat mendengar suara pintu kamar terbuka, dan aku melihat anak yang bernaa Gray tersebut keluar.
"Sudah puas tidurnya nak Gray?" Tanyaku melihat kearah dia sambil mengambil beberapa sendok sup ke mangkuk.
Anak tersebut hanya diam lalu dia pun duduk dikursi dan menutup wajahnya dengan topi yang bertuliskan "UMA".
"Ingin makan?" Tanyaku padanya sambil membawa nampan berisi 2 mangkuk sup.
"Kalau iya kenapa, tante?" Tanya sampai membuatku agak kesal karena dipanggil tante.
"Kalau iya ini silakan supnya. Dan…"
"CTAKK!"
"Aduh! Sakit~ kok disentil jidatku!" Tanyanya padaku dengan nada agak kesal sambil memegang jidatnya.
"Hukuman karena memanggilku tante. Aku ini masih berumur 21 tahun tahu~" Kataku sambil mengusap kepalanya yang tertutup topi.
Aku hanya tersenyum cekikikkan sambil mengusap kepalanya itu, dan selama sesaat aku melihat wajah anak itu agak bersemu merah.
"Kamu sakit?" Tanyaku padanya sambil menyentuh pipinya dengan tanganku.
"Gak! Aku gak sakit! Aku hanya…Hanya…"
"Hanya…?" Tanyaku bingung.
"Hanya malu, karena kepalaku diusap oleh seorang tante2.
"Sudah kubilang, aku bukan tante2! Bandel~!" Kataku sambil menjitak pelan kepalanya sambil cengengesan.
Gray hanya diam dan mukanya masih bersemu saat itu juga, aku hanya tersenyum geli melihatnya dan menyerahkan supnya tersebut di atas meja.
"Selamat makan Gray. Hehehe…" Kataku dan mulai memakan supku disusul oleh Gray.
10 menit kemudian.
Still Claire's POV:
"Terima kasih atas makanannya!" Kataku kompak dengan Gray.
Aku segera mengumpulkan piring dan gelas kotor untuk dicuci, dan aku juga harus bekerja mengurus kebun dan ternak- ternakku hari ini.
"Anu..Kak Claire."
"Um? Nani, Gray?" Tanyaku padanya sambil mencuci.
"Maaf karena memanggilmu tante." Katanya agak canggung, dan aku pun hanya tertawa kecil.
"Hihihi…Tidak apa- apa kok Gray. Lagi pula beberapa anak kecil juga memanggilku tante sama sepertimu. Jadi itu tidak masalah bagiku." Kataku dengan senyum lebar.
"Oh iya umur berapa Gray?" Tanyaku padanya masih dengan kegiatan mencuci piring.
"Umm…12 tahun. Kak..Claire." Katanya dengan gugup saat memanggilku dengan panggilan "Kak".
"Ohh…Masih muda ya. Kalau begitu…"
"?" Gray bingung sambil meminum air putih dan melihat terdiam.
"Mau tinggal di rumahku?" Tanyaku sambil menengok ke arahnya.
"Ukh! Uhuk, uhuk! Serius kak, jangan bikin aku kesedek lagi gara- gara air putih! Lagi pula aku ini hanya akan merepotkan kakak saja!" Kata Gray agak terbatuk- batuk.
"Gak kok..Justru aku senang karena akhirnya ada yang tinggal bersamaku, hehehe…Habisnya kadang- kadang aku kesepian kalau sendiri di rumah ini." Kataku sambil tersenyum dan melap piring.
"Tapi, kamu juga harus membantuku bekerja di ladang. Mau kan?" Tanyaku padanya sambil berjalan kea rah dia.
Gray hanya menggaruk kepalanya sambil memikirkan kata- kata yang tepat.
"Umm…..Apa tidak apa- apa?"
"Tidak apa- apa kok." Kataku sambil mengusap kepala dia.
"Kalau begitu…"
Gray langsung memelukku saat itu juga sehingga membuatku agak terkejut karena dipeluk olehnya.
"Terima kasih…Kak Claire. Aku akan berusaha untuk tidak merepotkanmu, dan…Aku menyukaimu kak, aku tidak akan menyerahkanmu pada orang lain." Kata Gray dengan muka memerah dan tersenyum sambil memelukku.
Aku hanya tertawa kecil dan mengusap kepalanya lagi seperti anak kecil, dan aku hanya menganggap kata-kata suka dari mulutnya itu hanyalah suka sebagai teman, tanpa menyadari bahwa aku akan mengalami kejadian terburuk saat bersamanya dalam waktu lama.
"Master, I love you
ehehe"
