Ini hari pertamaku di Teikou Middle School. Dan entah kenapa, aku merasa sangat gugup. Mungkin karena keramaiannya, mungkin juga karena suasana baru. Tambahan lagi, seorang kakak kelas berambut pirang terus menerus menatapku dengan penuh perhatian. Ugh, aku yakin mukaku merah sekarang.
T-tolong jangan melihatku, Senpai!
Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
CAN I TAKE YOUR LITTLE SISTER AS MY GIRLFRIEND?
~PART 1~
(Collab with HoshiKirari)
Pairing: KisexFem!Kuroko, Sibling!AkaKuro
WARNING! Probably contain OOC, possible typo, Bahasa enggak efektif, Fem!Kuroko, Kuroko berubah nama jadi Akashi Tetsuna
Enjoy!
"Akashi Tetsuna-san?"
"Hai desu."
"Michiyo Atsushi-kun?"
"Nyemmm… hai…"
"Nagisa Hyuuga-kun?"
Guruku masih sibuk mengabsen kehadiran kami, sementara aku menatap keluar jendela. Wajah pemuda berambut pirang itu masih terbayang dalam benakku. Astaga. Semoga murid lain tidak menyadari kalau aku terus-terusan diperhatikan olehnya saat MOS tadi, atau pembicaraan baru yang hangat akan menyebar. Duh.
"Permisi, Sensei!" sebuah suara menyela pengabsenan, sementara bunyi pintu yang dibuka terdengar.
I-itu pemuda tadi!
"Sensei, Kepala Sekolah ingin bicara sebentar dengan Anda." ujarnya sambil tersenyum cemerlang. Sayup-sayup, aku mendengar suara bisik-bisik dari gadis-gadis di sampingku.
"Kyaa! Dia kan Kise Ryouta!"
"Un! Dia jadi senpai kita sekarang!"
"Astaga! Sungguh?!"
"Kakkoi na…"
Aku memperhatikan wajah pemuda itu. Mereka benar. Ia adalah sang model yang sedang tenar sekarang, Kise Ryouta. Wajahnya memang tampan, dengan kulit putih, iris nya yang berwarna coklat madu dan rambut pirang keemasan nya…
Tanpa kusadari, Kise menatap ke arahku sambil tersenyum lalu mengerling cantik. Membuat satu kelas kompak menatapku yang baru tersadar.
Semoga mukaku nggak semerah tomat!
"Kalau begitu, saya permisi dulu, Sensei! Shitsurei shimashita…" ia menutup pintu. Lalu kelas hening sejenak.
"Ehm," suara guruku memecah kesunyian, "Baca artikel di halaman 4 dan temukan gagasan pokoknya. Sensei harus menemui Kepala Sekolah. Jangan ribut."
Kelas masih hening saat sang guru meninggalkannya. Lalu semuanya sibuk dengan artikel di buku masing-masing. Namun, seseorang mencolekku dan bertanya pelan.
"Kau kenalannya?"
Dia? Ah, pasti Kise-senpai tadi.
"Bukan." balasku singkat.
"Eh? Masa? Tapi sepertinya dia mengenalmu lho…"
Aku menggeleng, "Aku belum pernah bertemu dengannya."
"Momoi-san, Akashi-san. Tolong diam sejenak." Suara tajam dari ketua kelasku terdengar. Momoi bersungut-sungut, "Nanti kita lanjutkan, ya. Aku Momoi Satsuki! Yoroshiku~" bisiknya sambil tersenyum dan mengulurkan tangan.
"Akashi Tetsuna. Yoroshiku," aku balas berbisik. Momoi mengangguk dan kembali menekuni artikelnya, sementara aku mulai membaca isi halaman 4 perlahan-lahan.
Tapi… Apa ini? Kenapa wajah Kise ketika mengerling ke arahku kembali terbayang di benakku?
Astaga. Mukaku memanas mengingatnya. Kenapa tingkahnya begitu kepadaku?
"Ne, ne Tetsu-chan!" Momoi menghampiri mejaku dengan senyum lebar, "Makan di atap, yuk! Kau bawa bekal, kan?"
"Ya—" Momoi langsung menarik tanganku sebelum aku sempat beranjak dari kursi.
"Ayo, bergegas!" sepertinya ia bersemangat sekali. Aku hanya mengangguk, berusaha mengikutinya. Kami berdua segera pergi ke atap—
"Oh, kalian?" Sebuah senyum merekah di bibirnya. Oh, tidak. It's Kise Ryouta.
"S-senpai?" sepertinya Momoi kaget menyadari keberadaan Kise di spot tujuan kami.
"Kalian dari kelas 1-B kan? Kenalkan, aku Kise Ryouta ssu. Kelas 2-A. Yoroshiku ssu~" Ia memperkenalkan dirinya.
"Ah, aku Momoi Satsuki desu! Yoroshiku, senpai! Ne, Tetsu-chan. Perkenalkan dirimu~" Momoi menyenggol lenganku sembari tersenyum.
Oh, Kami-sama… Mataku tak bisa lepas darinya. Aku sungguh terpesona akan sosoknya yang sempurna. "Ne, Tetsu-chan? Daijoubu desuka?" aku merasakan bahu ku disentuh oleh seseorang. Mengerjapkan mata. Masa… daritadi aku melamun? Ukh. Malunya.
Aku berusaha menunjukan muka datarku seperti biasa. "Akashi Tetsuna desu. Yoroshiku onegaishimasu, senpai." sembari membungkukkan badanku. Kulihat air muka nya sedikit berubah saat aku memperkenalkan diriku. Raut wajahnya… errr… kaget? Entahlah, dia terlihat agak pucat. Hei, apa ada yang salah dari ucapanku?
Ia lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. "Ah, mau makan siang, ya? Kebetulan! Aku dan Aominecchi juga mau makan siang-ssu yo! Bagaimana kalau kita makan bersama?" Tersenyum. Ah, senyumnya sungguh terasa hangat dihatiku.
Seorang pemuda berambut biru gelap muncul dari belakang Kise, "Yo!"
"Bagaimana-ssu?"
Momoi menoleh ke arahku dengan muka girang, "Ayo, Tetsu-chan!"
"E-eh?"
"Sudah, nggak usah menolak! Lagipula aku bawa banyak bekal hari ini!"
"B, baiklah…"
Kami duduk bersama dan membuka bekal masing-masing.
"Waaa…! Akashi-san, bekalmu kelihatan enak ssu!" seru Kise semangat, lantas mengambil satu teriyaki dari bentoku.
"Iya, kelihatan enak!" ujar Momoi semangat. Aomine bahkan sudah mencicipi sayurnya, "Umai!" serunya semangat.
"C-chotto… Senpai!" seruku kaget.
"Kau bisa masak? Ini enak sekali-ssu!"
"Chigau desu. Bukan aku yang memasaknya…"
Acara makan-memakan kami seketika terhenti.
"Eh? Terus siapa dong, Tetsu-chan?"
"Boku no… onii-sama desu."
…
"EH?! ONII-SAMA?!"
Aku membereskan tasku, kemudian melangkah keluar kelas. Duh, aku hampir menubruk seseorang.
"Seijuuro nii-sama!" seruku kaget.
"Sudah pulang, Tetsuna? Kau tidak mengikut klub?"
Aku terdiam sesaat. Ah iya, aku kan belum memasuki klub apapun ya… "Uun. Nanti kupikirkan."
"Kalau begitu, ayo kita pulang." sahut pemuda di hadapanku sambil merangkulku. Dia adalah kakakku, Akashi Seijuuro. Idola satu sekolah.
"Onii-sama ada klub hari ini, kan?"
"Klub libur. Jadi aku bisa pulang bersamamu."
Aku hanya bisa mengiyakan. Tidak ada alasan untuk menolak kakakku ini. Dan terlebih lagi, ia tak suka ditolak. Ia selalu berkata bahwa seluruh perkataannya adalah absolut.
"Onii-sama, kenal dengan Kise-senpai?"
"Kise? Oh, si model kelas. Tentu saja aku kenal dengannya. Ada apa? Dia mengganggumu?"
CKRIS! Ada suara gunting terdengar. Aku yakin itu pasti gunting milik kakakku.
"T-tidak kok. Hanya sikapnya padaku… agak…"
Mukaku memerah mengingat tingkahnya.
"… berlebihan…"
Mendengar perkataanku, dia terdiam sejenak. Tatapannya seakan berkata benar-begitu-Tetsuna? Melihatnya, aku hanya menundukkan kepalaku seraya menyembunyikan wajahku yang memerah. Ah, hanya Seijuuro nii-sama saja yang mengetahui sikap pemalu ku seperti ini.
Kudengar, Seijuuro nii-sama menghela napas panjang dan berkata, "Baiklah. Jika dia macam-macam denganmu, katakan padaku. Aku akan menambah porsi latihannya."
Mata biru langitku membulat. Nani? Menambah porsi latihan? Jangan bilang…
"Kise-senpai…. Mengikuti klub basket?"
Seijuuro nii-sama mengangguk. Ah, kebetulan sekali. Seijuuro nii-sama adalah kapten tim basket. Kenapa semuanya terhubung seperti ini? Takdir memang tidak bisa ditebak.
Sisa perjalanan pulang hanya terdengar suara langkah kaki kami yang cukup kompak. Tidak ada yang berbicara diantara kami. Sampai tiba-tiba, Seijuuro nii-sama menghentikan langkahnya. Dan menatap kedua mata azure-ku dengan intens. Membuatku sedikit risih.
"Doushita no, Seijuuro nii-sama?" Tanya ku sembari menggaruk pipiku dengan jari telunjuk. Tapi ia malah semakin menatapku. Dan tidak lama kemudian, dia menghela napas.
"Tetsuna… shitteru? Tadi saat membicarakan Ryouta, kulihat wajahmu memerah. Masaka….. Kau menyukainya?" tanyanya sembari kembali menatapku.
EEEEEHHHH?!
*hening*
Baiklah~ kurasa sekian dulu. Ini bakal TBC dan semuanya akan kuserahkan kepadamu, Kirari~
Thanks to Kirari yang udah nambahin isi cerita ini. (dan ini bukan cerita originalmu -_-) Dasar Ai kerjanya molor #digunting
Makasih buat yang udah baca! Emm, review? :3
Kalo mo liat lanjutannya, tunggu Part 2 dari Kirari setelah yang satu ini! #duak
Bye bye~!
