Prologue

Kupandangi bangunan tua dihadapanku , tak terasa sudah lima tahun setelah kepergiannya . Mata onyxnya saat itu mengisyarat kan padaku bahwa ia takkan pergi jauh dan selalu bersamaku . Tapi , tak tau mengapa semakin aku mengharapkannya ada , semakin terasa sakit , disini .

FLASHBACK

Seorang gadis berambut pirang mengayunkan tubuhnya diatas papan goyang perlahan . Gerakannya berlawanan dengan angin yang menerpa wajahnya , membuat rambut nya yang tergerai indah berantakkan , menutupi sebagian wajahnya . Mata birunya menatap sendu hamparan rumput tak bertuan dihadapannya , setitik embun membasahi pipinya yang berwarna caramel .

" Hn . Kukira hanya gadis bodoh yang menangis sendirian di tempat sepi seperti ini ."

Gadis itu mendongak , matanya yang berwarna biru beradu dengan mata berwarnya onyx seorang pemuda tampan dan gagah di belakangnya .Dihapusnya air mata itu cepat-cepat .

"Sedang apa kau disini , teme ?"

"Harusnya aku kan yang bertanya seperti itu ? Apa pantas kau menangisi banci berambut merah itu ?"

"Bukan urusanmu."

Gadis itu berdiri , hendak meninggalkan teme-nya . Namun tangannya di genggam kuat , membuatnya mau tidak mau harus menghentikan langkahnya .

"Lepaskan , teme !"

"Sekali saja , tatap aku ." Pemuda itu menundukan kepalanya . Pasrah dengan apapun keputusan dobe-nya .

Gadis itu menoleh , menatap wajah tampan dihadapannya yang pasrah . Terlalu pasrah bagi klan Uchiha yang dingin . Tak pernah ia lihat teme-nya selemah ini .

"Apa jika aku menatapmu sakit ini akan hilang ?"

"Aku akan mengobatinya ."

Pemuda itu meraih tubuh dobe nya , melenyapkan tangisannya dalam pelukan .

"Menangislah sepuasmu , aku disini ." Bisik pemuda itu , megeratkan pelukannya .

END OF FLASHBACK

Aku tadinya tak tau , itu lah terakhir kalinya kurasakan hangat peluknya . Aku tak tahan untuk menangis lagi , rindu dengan segala kata katanya yang dingin , namun membuatku sangat tenang . Kenangan itu , luka yang selama ini kujaga . Biar sakit , aku akan tetap menyimpannya . Teme .