Cast: Seonho, all Wannaone members terutama Minhyun dan Guanlin, Minki, Hyungseob dan lain-lainya (masih kejutan heheheh)

Pairing: Guanlin x Seonho, Minhyun x Seonho, ? x Seonho

Genre: Comedy, romance, your typical cliché fluff romantic crossdressing fic :)

.

.

.

Semua bermula dari sebuah rentetan kebetulan.

Kebetulan, salah seorang model untuk pemotretan hari itu pingsan di lokasi, entah karena kepanasan atau kurang makan. Kebetulan, sang photographer membawa keluarganya ikut pergi bekerja – ingin menyempatkan sejenak waktu liburan bersama di tengah jadwalnya yang sangat padat bulan tersebut. Kebetulan, kapal yang merupakan satu-satunya alat transportasi keluar-masuk pulau tropis yang digunakan sebagai lokasi pemotretan sedang dalam perbaikan karena menabrak terumbu karang pagi tadi, menutup kemungkinan untuk memanggil model pengganti.

Di saat para manager dan staff majalah dilanda panik karena model yang tak kunjung sadar (alasannya bermacam-macam: dari yang khawatir akan keadaan modelnya, yang khawatir akan dipecat karena gagal mengirimkan bahan sesuai deadline, khawatir akan dipotong gajinya karena jikalau menambah semalam lagi menginap di pulau tropis ini akan melampaui budget yang disediakan) sang stylist dengan mata elangnya mengintai keseluruhan situasi. Menimbang solusi.

1.) Melanjutkan pemotretan dengan kekurangan satu model.

Jawaban: Impossible. Koleksi busana musim panas baru dari designer ternama yang menjadi tema utama issue bulan depan, kalau sampai ditampilkan tidak lengkap bisa menimbulkan konsekuensi yang berakhir dengan dipenggalnya kepala sang stylist.

2.) Menunggu sampai sang model sadar.

Jawaban: Unlikely. Tubuhnya masih tergeletak lunglai di bawah perlindungan pohon terdekat. Dan jika dalam waktu dekat dia sadar, toh tidak akan berada dalam kondisi untuk langsung bekerja. Nonono, se-killer apapun bawahannya menjuluki Minki, ia bukan orang sekejam itu.

3.) Menunda pemotretan.

Jawaban: The only sane choice. Ya, satu-satunya pilihan yang masuk akal. Namun amat sangat menyebalkan. Pilihan ini berarti semua persiapan yang sudah mereka lakukan hari ini akan menjadi sia-sia. Mulai dari make-up, hairdo, styling, set-up lokasi dan segala macam kerumitannya, poof begitu saja.

Minki mengigit bibirnya. Walaupun tahu keputusan mana yang harus diambil, tetapi ia masih tak puas.

Pasti ada cara lain… pilihan lain…

Ia berniat memanggil sang photographer untuk memulai sesi pemotretan solo, paling tidak mengambil gambar model-model lainnya yang sudah dalam kondisi siap, namun seketika pandangannya jatuh pada anak remaja disamping pria berkamera tersebut.

Tinggi, kurus, berkaki-tangan jenjang dan kulit yang mulus. Diperhatikannya dengan seksama tubuh remaja itu sembari melangkah maju, kini dengan semangat yang kian membara. Apalagi ketika mendapati wajah sang remaja menatapnya balik nan lugu. Senyuman licik mengembang di bibirnya

Desperate times call for desperate measures.

"Adek manis… Boleh nggak, Hyung minta tolong?"

Dan begitulah bagaimana, secara kebetulan, Yoo Seonho, anak berumur tigabelas tahun dan berjenis kelamin laki-laki, memulai karirnya sebagai model busana perempuan.

.

.

.

2 tahun kemudian

.

"Seonho."

Satu kata itu cukup untuk menaikkan bulu kuduk di tengkuknya, membuatnya meletakkan kembali kue kering dari jemarinya kembali ke dalam toples yang sudah setengah kosong.

"A-ahhahaha, Hyung, ngagetin aja muncul tiba-tiba," ucapnya sambil melontarkan senyuman yang lebih menyerupai ringisan.

Pria dihadapannya hanya menaikkan sebelah alis, menyolek remahan kue di ujung bibirnya, lalu melirik ke arah toples di atas meja. Seonho menelan ludah, mempersiapkan kuping untuk ceramahan sang stylist rangkup manager pribadinya yang kurang lebih sudah ia hafalkan bunyinya, saking seringnya mendengarkan.

Namun bukannya celotehan nyaring, Hyungnya justru menghela napas yang hampir tak terdengar, menghempaskan tubuh ke atas sofa disamping Seonho, kemudian merampas toples camilan tersebut dan memakan isinya.

Seonho pun terbelalak. "…Hyung marah ya?"

Tidak ada balasan. Hanya lirikan datar. Ia kontan panik dan meremas lengan baju pria di sebelahnya. "Minki-hyung, jangan marah dong, Seonho janji gak bakal diem-diem nyemilin makanan gak sehat lagi! Ya Hyung ya? Please? Jangan marah Hyung, Seonho minta maaf…"

Satu, dua, tiga detik. Tiga kedipan. Dan Minki meremat pipi Seonho sebelum remaja itu bisa lanjut berkata-kata.

"Ihh dasar gemesinnn! Nak ayam! Siapa yang ngajarin kamu kaya gini, hah? Mau diculik om-om genit ya?" semburnya sambil mengusak-usak wajah Seonho tanpa iba.

"Awuwuwuduuuudu syagitt hyunngggg," isak sang pemilik pipi yang kini pink kemerahan. Ia mengelusnya sedih. Yah, asal Hyungnya tidak jadi marah, jadi korban aniyaya tidak berkepripipi-tembaman pun tak apalah. "Tapi tumben gak ngomel…"

Minki mendengus, "Hyung udah capek, sampe mulutku berbusa juga kamu gabakal berenti ngemil kalo ada jajanan. Untuk perutmu perut gentong, makan segimanapun tetep kerempeng." Melirik Seonho yang terlihat malu, ia lanjut berbicara, mengatakan alasan sebenarnya. "Lagian itu hak kamu kok. Lagi masa pertumbuhan, masa Hyung mau larang-larang terus kalo memang kamu laper. Kalo mama papamu tau, ntar bukannya taun depan, sekarang juga kamu disuruh berhenti jadi model."

Kalimat terakhir membuat mereka berdua terdiam. Sama sekali tidak ada yang mengira kejadian dua tahun silam akan berlanjut sampai sekarang. Seonho hanya menyetujui permintaan Minki karena kesuksesan pemotretan entah mengapa jadi bergantung kepadanya. Tidak ada salahnya membantu orang sekaligus mempercepat pekerjaan ayahnya, pikirnya saat itu. Namun siapa juga yang menyangka bahwa Seonho bisa berubah menjadi sosok perempuan yang begitu cantik. Ide yang mulanya dianggap konyol nyatanya brilian, terbukti ketika ayahnya sendiri mengakui betapa photogenic putra sulungnya tersebut.

Tawaran demi tawaran bermunculan untuk 'model baru majalah Dazed' yang tak lain dan tak bukan adalah Seonho, dan meskipun awalnya ia ragu menerimanya, kesempatan mencari uang jajan sendiri terlalu menggiurkan untuk dilewatkan. Sebagai seseorang yang tidak punya mimpi menjadi selebriti, ini situasi yang sangat pas untuknya. Dapat memperoleh nafkah tambahan tanpa harus mengorbankan privasi.

Jangan ditanya betapa senangnya Minki sewaktu Seonho setuju menjadi modelnya. Baginya, mentransformasi remaja manis dan tampan tersebut menjadi seorang perempuan idaman adalah tantangan dan pekerjaan yang amat seru. Ia tidak pernah bosan melakukannya.

Tetap saja, ada batas untuk segalanya.

Seiring bertambahnya usia Seonho, semakin sulit menyamarkan identitas sebenarnya. Tinggi badannya terus bertambah, dan walaupun itu merupakan hal yang positif dalam dunia permodelan, bahu yang semakin melebar dan jakun yang semakin menonjol menandakan akhir yang mendekat bagi pekerjaannya sebagai model busana perempuan.

Mereka sepakat untuk berhenti saat Seonho memasuki SMA, satu tahun lagi, juga agar ia bisa lebih memfokuskan diri ke pelajarannya.

"Yap, udah cukup melamunnya," seru Minki, menepukkan tangannya untuk membuyarkan lamunan. Ia mengusap rambut Seonho, membuat sang remaja mengerjapkan matanya lugu. "Sekarang waktunya makeover."

Oh-oh. Ada nada kurang menyenangkan dibalik ucapan Minki barusan. Seonho mengangkat kepalanya, berhadapan langsung dengan cengiran 'malaikat' Minki yang bisa membuat setan sekalipun ketakutan.

"Malem ini kamu bakal pake dress Valentino. Jangan salahin Hyung kalo misalnya kamu gabisa napas ya." Entah dari mana munculnya korset beige dalam genggaman Minki sekarang, tapi Seonho tahu benda itu akan membawakannya banyak penderitaan.

"Noooooo!"

"Heh, nak ayam, jangan lari! Siapa suruh makan kebanyakan tadi siang, udah Hyung suruh tahan dulu biar perutnya gak buncit! Sini!"

.

.

.

"Guanlin. Hey, Guanlin?" Senapan jari di telinganya melepas terawangannya dari balik jendela mobil. Ia menoleh kepada bandmate yang memanggilnya.

"Ya? Kenapa Hyung?"

"Kamu yang kenapa, dari tadi diajakin ngomong nggak nyaut. Ada apaan sih?" Pahanya sedikit tergencet karena pergerakan pria di sebelahnya yang mengikuti jejak pandangnya barusan.

"Nggak ada apa-apa kok," jawab Guanlin singkat, tak nyaman dengan posisi dan kekepoan temannya yang lebih tua. "Sungwoon-hyung balik duduk aja please, sempit nih."

Sahutan nakal terdengar dari arah kursi depan. "Bohong," ujar seseorang yang duduk tepat didepannya. "Tadi Guanlin lagi ngeliatin billboardnya Ceci tuh, yang ada cewek cantiknya. Sampe mau ngiler dia."

"Apaan, nggak lah. Jihoon-hyung sendiri kali yang matanya geleweran," protesnya percuma, karena sekarang makhluk-makhluk kurang topik pembicaraan mulai geger menggodanya.

"Bahasa apa itu geleweran, ahahaha!" Jihoon tertawa mengejek, sementara disampingnya Woojin sampai memutar badan. "Ohohohoho Guanlin naksir? Naksir nih?"

"Ututututu our maknae udah gede juga rupanya~"

"Cewek yang mana nih, jadi penasaran."

Di tengah keributan yang semakin menjadi, satu suara muncul mengheningkan cuapan ramai untuk sesaat.

"Han Ahreum. Model yang kalian bicarakan, namanya Han Ahreum." Suara merdu tersebut berasal dari Hwang Minhyun yang sedang duduk tenang sambil melipat kedua tangannya, amat berkontradiksi dengan kehebohan yang pecah disekelilingnya.

"Uwoooh Minhyun-hyung bahkan udah tau namanya, kenal ya?"

"Duh Guanlin saingannya sama Minhyun nih, semangat ya nak."

"Ishh Hyung apa-apaan dah, pada ngaco!" Guanlin menepis jari Jinyoung yang menoelnya usil, kemudian balik melirik ke arah Minhyun.

"Kamu tau anaknya darimana?" tanya Daniel kepada Minhyun.

"Dari majalah." Dengan santainya pria berwajah rubah tersebut menjawab, membuat beberapa temannya mendegus kesal.

Jaehwan memutar bola matanya. "Yaelah, kirain kenal."

"Bakal kenal kok, malam ini." Lagi-lagi jawaban santai yang mengguncang dunia.

"Woy apaan tuh maksudnya."

"Minhyun-hyung ngeri juga ya kalo udah ngincer orang," gidik Daehwi dengan ekpresi terkesima.

"Gercep! Gercep!" Ong menimpali, memimpin seisi mobil untuk mengikuti chantingnya.

Jisung lah satu-satunya yang cukup dewasa untuk meredakan tingkah liar mereka. "Hush, diem dulu, Minhyun mau ngomong tuh."

Semua mata menuju Minhyun, mendapati pria tersebut terkekeh kecil. "Maaf mengecewakan, tapi mau nggak mau pasti aku, dan juga Guanlin, berkenalan dengannya malam ini." Ia mengangkat tangannya untuk menghentikan pertanyaan Guanlin yang bahkan belum terlontar. "Karena kita bertiga dijadwalkan photoshoot bersama."

Kali ini Jaehwan menepuk jidatnya. "Yaelah, kirain bakal ada skandal love triangle gitu. Gak seru ah."

"Cuma Minhyun sama Guanlian aja? Kok aku nggak diajak."

"Ya, karena cuma mereka berdua yang dianggep cukup tinggi buat masuk fashion magazine."

Guanlin tidak dapat menahan tawanya ketika mendengar alasan yang Jisung utarkan ke Sungwoon. "Minum susu yang banyak ya, Hyung," ejeknya sambil menepuk pundak Sungwoon.

Alhasil Guanlin memperoleh sebuah cubitan pedas di lengannya. Teriakannya ditelan oleh bunyi klakson yang beradu keras saat lampu hijau akhirnya menyala setelah sekian lamanya.

Minhyun menggelengkan kepala, senyum geli terukir di wajahnya. "Dasar anak-anak, sukanya main asumsi. Yah, walaupun…" Ia melempar lirikan terakhir ke arah billboard yang semakin menjauh diluar jendela. "Cantik juga…"

TBC

.

.

.

…Apa kabar semua? Maafkan daku yang lama nggak muncul dan bukannya lanjutin hyungcaptor seonho atopun bikin kelanjutannya with you malah bikin fic baru :')) tapi daku tak tahan untuk tidak menulis ini hahaha! Sedih karena fic dengan seonho sebagai main character makin berkurang belakangan ini, karena itu jadi pengen nambahin hehe. Meskipun update bakal jarang karena saya lagi super sibuk kerja, tapi gapapa ya? *dihajar sekampung*

Seperti yang tertulis, pairingnya ada Guanho, ada Minhyun x Seonho (enaknya manggil apa ya? Masa minho? Ntar ngeblur lagi…) dan ada mysterious guy x Seonho hehehe pokoknya all x seonho lah, favoritku :D Dan yang masih ngikutin pasti tau ini terinpirasinya dari akdong detective episode waktu hyungseob sama seonho crossdress :)))) ya saya memang lemah sama yang begituan, seonho cantik super ah nyebelin, mana badannya bagus lagi jadi cewek :)))))

Alurnya gak bakal terlalu serius karena kehidupan ini sudah cukup memusingkan (paan dah) intinya nulis ini juga stress reliever buat saya, jadi expect a lot of cheesy, cliché tropes and the likes, and moga gak muntah ya :') abaikan plot, karena tidak akan berkualitas, pokoknya ini fluff untuk memuaskan hati yang lelah hahaha jadi dibaca ringan aja.

Ohiya sedikit penjelasan, di universe ini wannaone tetep exist sebagai idol group, cuma bukan dari reality show, jadi tidak saling mengenal dengan anak" pd101 lainnya.

Sekian untuk afterword yang kepanjangan seperti biasa, semoga enjoy bacanya dan saya sayang kalian semua :***