Natsu_dragneel : Aku lapar, Luce—tolong buatkan aku makanan…

Lucy_h : Jangan bercanda, aku sedang tidak ada di Magnolia, bukan?

Natsu_dragneel : Ah, benar juga. Kau memang sekarang ada dimana, sih?"

Lucy_h : Aku sedang berada di desa sebelah timur Magnolia. Kau tahu itu, bukan? Demi apapun, memangnya kau amnesia?

Natsu_dragneel : Bukannya kau ada di hati Fairy Tail? Demi apapun, cepatlah pulang. Aku kelaparan!

Lucy_h : Ya ampun, kau bisa memasak sendiri, bukan?

Natsu_dragneel : Kalau bukan masakanmu, rasanya tak enak, bukan?

Lucy_h : Ah, benar juga. Kau tidak butuh pisau dapur untuk membunuh orang, ya? Dari rasa masakanmu saja sudah berhasil membunuh.

Natsu_dragneel : Itu benar! Luce! Kau memang hebat!

Lucy_h : Sudah bicaranya? Aku harus tidur.

Natsu_dragneel : Tidur yang nyenyak, ya.

Lucy_h : Oke, jangan menggangguku. Jaa ne!

Natsu_dragneel : Jaa!

.

.

Tell : E-mail

Story by Titania aka 16choco25

Fairy Tail © Hiro Mashima

Pairing : NatsuxLucy

.

.

Send.

Saat mengetik tombol send, Lucy hanya tersenyum membaca banyak chat dari Natsu. Ia baru pergi beberapa jam yang lalu, namun lelaki itu masih dengan terang-terangan mengiriminya pesan yang bahkan isinya tidak penting sekalipun, namun entah mengapa penyihir arwah itu merasa terhibur dengan chat-chat konyol Natsu yang membuatnya tersenyum untuk kesekian kalinya.

Lelaki itu begitu berhasil membuatnya kesal karena ponsel Lucy sekarang dipenuhi notifikasi chat yang banyak sekali dari Natsu, namun ia merasa senang karena ucapan khas lelaki itu membuatnya kembali tersenyum setelah merasa sedih meninggalkan Magnolia untuk menemui kerabat ayahnya. Ia merasa begitu senang membaca chat dari lelaki itu.

Entah mengapa, untuk mengirim chat pada Natsu tentang sesuatu yang menurutnya tidak penting—menurutnya sekarang sangat penting.

Re : Lucy

Lucy hanya menarik napas begitu melihat pagi ini ponselnya sudah dipenuhi tiga e-mail dari Natsu. Hah, lelaki itu begitu bodoh. Seakan-akan ia baru tahu rasanya mengirim e-mail. Memangnya sejak kapan lelaki itu punya ponsel? Tapi kalau Lucy bertanya seperti ini, "kenapa kau banyak mengirimiku pesan yang tidak penting?" dan pasti lelaki itu akan menjawab begini, "ponsel gunanya untuk mengirim pesan dan menelepon, bukan? Kenapa kau yang protes?"

Namun, sebenarnya diam-diam Lucy menunggu e-mail dari Natsu. Masih adanya kiriman pesan, berarti Natsu masih memerhatikannya, bukan? Jari-jemarinya menari lincah di layar sentuh ponselnya.

E-mail pertama.

Hei, Luce? Kapan kau pulang? Kami merindukanmu!

Lucy hanya menggerutu. "Yang merindukanku, kami atau kau sendiri, flame-head?"

E-mail kedua.

Luce~ Cepat pulang. Aku benar-benar kelaparan.

E-mail ketiga.

Ya ampun, kau lama sekali, Luce! Cepatlah pulang!

Lucy mengetikkan jawabannya dengan cepat.

Hei, kau bisa mencoba memasak sendiri, bukan? Sudah kubilang, aku masih di desa sebelah timur Magnolia. Kenapa kau malah menjadi berisik seperti ini, sih?

Balasan untuk tiga e-mail sekalipun. Dengan cepat, ponselnya kembali bergetar. E-mail dari Natsu Dragneel. Ah, cepatnya. Nyaris tak ada lima menit dari waktu awal Lucy mengirimkan e-mail balasannya.

Subyek : Karena kau.

Karena kau, Luce. Aku kesepian tanpamu, hahaha.

Cepat pulang, ya?

Sejujurnya aku rindu sekali rasa masakanmu, loh.

Lucy belum saja membalasnya lagi dan ia hanya tersenyum.

Ah, kali ini ia butuh lebih banyak e-mail dari Natsu.

.

.