At That Night
Diclaimer: Masashi Kishimoto Rate: T SasuFemNaru
Warn: author newbie, typo(s), OOC, cerita aneh, dan lain-lain
Api terus berkobar di sebuah rumah. Seorang anak perempuan yang terjebak di dalamnya sedang menangis.
"Okaa-san, otou-san dimana kalian?" teriak anak perempuan itu sambil menangis. "Di sini panas okaa-san. Aku takut."
Tidak ada yang menjawab suaranya. Api pun terus menjalar mendekatinya. Tangisannya terdengar makin keras.
"Siapa saja tolong aku!" teriaknya.
Tiba-tiba atap rumahnya yang sudah lapuk oleh api jatuh.
"KYAAA!"gadis itu berteriak sambil menutup matanya. Dia kira atapnya akan mengenainya tapi dia tidak merasakan apa-apa. Dia melihat ke arah jatuhnya atap itu. Terlihat seorang laki-laki yang mempunyai sembilan ekor dan telinga rubah sedang menahan rerutuhan itu. Rambutnya terlihat seperti kobaran api yang tengah melahap rumah itu.
Laki-laki itu mengulurkan tangannya yang berkuku tajam. "Kemarilah, aku akan menolongmu."
.
-10 tahun kemudian-
.
"Bangun Naruto. Bangun. Jiraya akan segera ke sini loh,"seseorang berbisik kepada Naruto sambil menggoyang-goyangkannya.
"Ya, nanti. Lima menit lagi aku bangun." Kata gadis yang bernama Naruto itu sambil menarik selimut menutupi mukanya.
Dari luar terdengar langkah kaki orang yang sedang berlari. "Naruto...!" teriak orang yang berlari itu. Orang itu langsung membuka pintu kamar Naruto. "Sudah pagi, Naruto!" katanya sambil membanting Naruto ke luar tempat tidurnya dan membanjurnya dengan air.
"Ojii-san!" teriak Naruto.
"Mandi sana!" kata pria berambut putih yang melemparnya tadi.
Naruto menghela nafas. "Baiklah," katanya sambil mengambil handuknya.
"Setelah mandi langsung makan. Aku sudah menyiapkan makanan spesial buatmu hehe,"
Naruto tidak bisa melawan perintah dari ojii-san nya, karena jika dia melawan dia akan mendapat perlakuan yang lebih buruk dari yang tadi. Apalagi saat berkomentar tentang masakannya. Membayangkannya saja membuatnya merinding.
"Sudah ku bilang kan?" kata seseorang yang sedang berbaring di kasur Naruto. "Kalo saja kau cepat bangun kau tidak akan dibanjur." Orang itu tertawa sambil berguling-guling di kasur Naruto.
"Diam kau Kurama! Mentang-mentang kamu siluman jadi bisa seenaknya!" Naruto mendengus kesal.
"Jadi kau iri ya?"
Naruto tidak bisa membalasnya karena sebenarnya dia memang iri terhadap kekuatan yang dimiliki Kurama. Karena itu Naruto langsung menuju kamar mandi tanpa menghiraukan Kurama yang sedang mengacak-ngacak kasurnya.
Semua keluarga Namikaze, keluarga Naruto, mempunyai aura kehidupan yang sangat besar jadi mereka bisa melihat makhluk halus, seperti hantu, siluman, dan sebagainya. Mereka juga mempunyai siluman pelindung yaitu Kyubi, siluman rubah api berekor sembilan. Nama Kyubi itu adalah Kurama. Dia menyelamatkan Naruto dari kebakaran rumahnya sepuluh tahun lalu, tapi dia tidak bisa menyelamatkan orangtuanya. Setelah itu Naruto diasuh oleh kakeknya, Jiraya.
Naruto keluar dari kamar mandi. Dirinya sudah memakai seragam sekolahnya, Konoha high school. Dia berdiri di depan cermin dan merapihkan rambutnya.
Naruto turun ke bawah, ke ruang makan, untuk menyantap masakan yang dibuatkan kakeknya. Dia berharap kali rasanya tidak seburuk omelet minggu kemarin.
"Tunggu aku...!" kata Kurama sambil mengejar Naruto.
Naruto melihat sayur sup miso buatan kakeknya yang kelihatannya tidak enak dengan muka yang aneh. Dia mencobanya sedikit.
"Bagaimana Naru?"tanya Jiraya.
Naruto mengacungkan jempolnya. "Kali ini lumayan enak jii-san."
"Tentu saja enak. Dia kan banyak menambahkan penyedap rasa." Kata Kurama.
Jiraya langsung memukulnya.
"Hei sakit tau!"teriak Kurama.
Naruto menyelesaikan sarapannya.
"Ojii-san kalau kesulitan memasaknya aku akan membantumu lain kali." Kata Naruto sambil menyimpan piringnya di tempat cuci piring.
"Baiklah kalau kau memaksa. Tapi jangan terpesona saat aku memasak karena aku ini seorang master hehe." Kata Jiraya menyombongkan dirinya.
"Heh! Master apanya?"kata Kurama dengan suara kecil, takut Jiraya memukulnya lagi.
Naruto mengambil tasnya dan memakai sepatu.
"Ojii-san aku pergi dulu!" kata Naruto sambil membuka pintu. Tapi dia berhenti saat melihat benang yang melintang di depan pintunya. Dia langsung berbalik dan berlari ke kamarnya.
Naruto lalu mengambil kacamata yang ada di meja belajarnya. Dia menatap kaca di kamarnya dan tersenyum. "Semuanya sudah siap!"
Lalu dia berlari turun ke bawah. Kurama mengikutinya dari belakang. Naruto hampir saja terjatuh saat melewati benang tadi.
Kacamata yang dipakai Naruto itu hanyalah kacamata biasa. Saat dia memakai kacamata dia tidak bisa melihat makhluk halus, tapi jika makhluk itu mempunyai kekuatan yang sangat besar dia bisa melihatnya. Kaca itu seperti pembatas antara dunia manusia dan siluman. Jadi kalau melihat siluman melalui kaca tidak akan bisa. Benang yang berada di depan pintu rumahnya itu mengelilingi seluruh rumahnya. Benang itu berfungsi sebagai pelindung rumah agar siluman-siluman tidak masuk ke dalam rumah. Jadi Naruto tidak usah memakai kacamatanya di rumah.
Setelah tak lama berjalan, Naruto sampai di depan sekolahnya, SMA Konoha. Sekolahnya memang tak jauh dari rumahnya. Naruto sengaja memilih sekolah itu agar bisa cepat pulang dan terhindar dari siluman-siluman yang kadang mendekatinya.
Setelah itu Naruto masuk ke kelasnya. Dia duduk di paling belakang dekat dengan jendela. Tempat duduk itu adalah tempat favoritnya.
Tiba-tiba terdengar suara berisik dari luar.
"Kyaaa... Sasuke datang!"
"Sasuke-kun boleh aku minta tanda tanganmu?"
"Sasuke-kun i love you!"
Suara itu berasal dari para penggemar Sasuke Uchiha yang setiap hari menyambutnya di lorong sekolah sebelum masuk kelas. Sasuke Uchiha adalah seorang aktor dan juga penyanyi yang sudah pasti tampan dan sedang tenar saat ini. Ditambah dengan dirinya yang memiliki otak yang pintar dan berasal dari keluarga kaya membuat dirinya sempurna. Pastinya semua gadis menginginkannya.
Sasuke masuk ke kelas. Lalu dia menyimpan tasnya di bangku yang berada dekat jendela dan berselang satu bangku dengan Naruto.
Itu lah sebabnya Naruto menyukai tempat duduknya. Dia bisa melihat Sasuke, orang yang disukainya, dengan jelas dari bangkunya, walau pun hanya punggungnya saja. Naruto mulai menyukainya saat awal masuk sekolah ini. Naruto melihat Sasuke tersenyum saat melihat bunga sakura yang berada di dekat jendela. Senyumnya begitu tulus berbeda dengan senyumnya saat berada di acara TV.
"Kenapa kau menyukainya, Naru? Padahal dari dulu aku tidak suka padanya." kata Kurama tepat di telinga Naruto saat dia sedang melihat Sasuke.
"Kyaa...!" teriak Naruto kaget.
Semua yang berada di kelas melihatnya, termasuk Sasuke. Mereka melihat dengan muka heran ke Naruto. Untungnya di kelas belum ada guru.
"Ah... Gomen." Kata Naruto. Lalu semua orang kembali kepada kesibukannya masing-masing.
Karena kejadian semacam tadi, Naruto sering kali dianggap aneh oleh teman sekelasnya dan karena itu dia tidak punya teman di kelasnya.
Naruto mengeluarkan buku dari tasnya. Kemudian dia menulis: 'Kurama no baka! Sudah kubilang jangan mengagetkanku saat sedang di kelas!'
"Aku ga mengagetkan mu. Kamu sendiri yang kaget. Aku kan dari tadi ada di sampingmu." Kata Kurama kesal.
Naruto menulis lagi, 'Tadi kamu bilang apa? Aku tidak dengar.'
Kurama, menghela nafas. "Kenapa kau menyukainya, Naru? Padahal dari dulu aku tidak suka padanya."
'Mungkin karena aku merasa antara aku dan dia terdapat suatu ikatan yang tidak dapat dipisahkan saat pertama kali bertemu.'
"Naru ternyata kau bodoh juga ya. Gimana mau punya ikatan bicara dengannya saja ga pernah?"
Naruto berhenti menulis. Kepalanya tertunduk. Yang dikatakan oleh Kurama memang benar. Kenapa dia merasa seperti itu kepada Sasuke? Padahal belum tentu dia akan dilirik Sasuke. Setiap ada kesempatan bicara dengan Sasuke selalu saja ada yang menggangu. Dia tidak punya kesempatan untuk mengenal Sasuke lebih jauh.
Bel sekolah berbunyi. Guru pun masuk dan pelajaran pun dimulai.
-AT THAT NIGHT|AKIRA RENMEI-
Bel istirahat berbunyi. Sebagian pergi dari kelas untuk ke kantin. Naruto pun pergi ke kantin.
Naruto berdiri didepan sebuah stand makanan dan melihat menu makanan.
"Emmm... oba-san aku memesan kare saja," kata Naruto kepada penjaga stand itu.
"Ya, Naruto. Tunggu sebentar." Kata bibi pejaga stand itu sambil tersenyum.
Tak lama setelah itu makanan pesanan Naruto siap.
"Arigatou oba-san,"kata Naruto sambil membawa piring makanannya.
"Hei Naruto. Nanti aku minta makanannya ya?" kata Kurama tepat di sebelah telinga Naruto.
Naruto hampir saja berteriak karena hal itu. "Ya. Tapi kau jangan mengagetkan ku lagi baka Kurama."
"Oke!" kata Kurama. Di dalam hatinya dia berkata, 'aku ga mengagetkanmu kok!'
Siluman kuat seperti Kurama bisa dengan mudah memegang benda pada saat siang hari. Kurama itu sudah seperti manusia hanya keberadaannya cuma bisa dilihat oleh orang yang mempunyai kekuatan supernatural.
Tiba-tiba Naruto merinding. Lalu dia menoleh sedikit ke arah samping. Dia melihat sesosok berambut hitam panjang, wajahnya tertutupi oleh rambutnya dan dia memandangi Naruto.
Jantung Naruto berdedak lebih kencang. Di siang hari dia melihat hantu saat dia memakai kaca mata, berarti hantu itu kuat.
Naruto langsung berjalan cepat menjauhi hantu itu.
"Permisi...permisi..." kata Naruto saat melewati orang-orang yang akan memesan makanan. Kepalanya ditundukan karena tidak berani melihat hantu itu.
Saat dia hampir sampai ke tempat duduk dekat pintu kantin ada dua orang yang menghalanginya, karena dua orang itu mau memesan makanan. Saat Naruto mengangkat kepalanya untuk melihat salah satu orang yang mengahalanginya dia melihat hantu itu tepat di belakang orang yang mengahalanginya.
"KYAAAAAA...!" teriak Naruto tampa sadar dia menjatuhkan makanannya ke seragam orang tadi. Naruto langsung terjatuh dan menutup telinganya. "KUMOHON JANGAN SAKITI AKU!"
Semua yang ada di kantin terdiam sejenak lalu semuanya tertawa.
"Eh?" kata Naruto terheran. Dilihatnya orang yang dia tabrak tadi. Orang itu adalah Sasuke Uchiha. Seragamnya sudah kotor dengan kuah kare disebelahnya ada Suigetsu, temannya yang sedang menahan tawa.
Naruto langsung berdiri dan mengeluarkan sapu tangannya. "Sasuke maafkan aku. Akan ku bersihkan seragam mu."kata Naruto sambil mengarahkan sapu tangannya ke seragam Sasuke yang kotor.
Sasuke menepak tangan Naruto. "Aku tidak butuh itu," kata Sasuke dengan pandangan sinis kepada Naruto. Sasuke pergi dari kantin, Suigetsu pun mengikutinya.
Sementara yang lain tertawa, Naruto berdiri mematung. Lalu bel sekolah berbunyi, tanda istirahat telah selesai.
Naruto langsung pergi ke ruang ganti untuk mengganti bajunya menjadi seragam olahraga karena pelajaran selanjutnya olahraga. Setelah itu izin Naruto pergi ke kamar mandi.
Saat dia berjalan menuju kamar mandi setetes air mata jatuh dari matanya. Naruto menangis. Dia pun sampai di kamar mandi. Naruto mencuci mukanya yang tadi basah karena tangisannya.
"Itulah sebabnya kenapa aku tidak suka padanya. Dia itu orang yang gampang menyakiti perasaan orang lain. Sebaiknya kamu melupakannya, Naru."kata Kurama dari luar kamar mandi.
.
.
.
"Sekarang kita mulai pemansannya! Perempuan lari 3 keliling, laki-laki lari 5 keliling!" kata Anko, guru olahraga.
Terdengar suara kecewa dari murid laki-laki.
"Jangan banyak protes! Kalian harus jantan sebagai laki-laki!" teriak Anko.
Naruto dan yang lain mulai berlari. Setelah putaran kesatu Naruto berlari di sebelah Sasuke. Naruto melihat ke depan terus karena tidak berani melihat Sasuke. Sesaat dia melihat ke arah sebuah pohon dekat lapangan. Di sana ada bayangan seseorang yang sedang memperhatikan murid-murid yang sedang lari. Naruto terus melihatnya sambil belari. Sampai jarak cukup dekat dengan bayangan itu, Naruto baru sadar bahwa bayangan itu adalah hantu yang tadi.
Hantu itu menoleh kepada Naruto. Seketika Naruto kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Semua temannya diam melihatnya.
"Naruto!" kata Anko sambil mendatangi Naruto. Anko lalu membantunya bangun. "Kau tidak apa?"
"Ya, Sensei. Aku tidak apa-apa,"jawab Naruto lirih.
"Apanya yang tidak apa-apa! Lihat tangan dan mukamu penuh luka. Kamu ga merasakannya apa?"
Naruto melihat tangan kanannya yang ternyata terdapat luka goresan yang berdarah. Lalu dia menyentuh pipi kanannya. Dia melihat tangannya yang tadi menyentuh pipinya ada bercak darah. Mungkin karena terlalu takut dia sampai lupa rasa sakit.
"Kau bisa berdiri? Aku akan mengantarmu ke UKS."kata Anko sambil membantu Naruto bangun.
"Iya, Sensei. Aku bisa berdiri." Jawab Naruto.
"Kalian semua lanjutkan dulu pemanasannya! Aku mengantar Naruto dulu."
Naruto diantar oleh Anko ke ruang UKS lantai 1. Kurama dari belakang memeluk leher Naruto.
"Hei Naru! Kau tidak perlu setakut itu pada hantu itu. Biarpun hantu itu kuat, aku pasti lebih kuat darinya. Kalau dia akan mencelakaimu aku akan melindungimu kok!" kata Kurama.
Naruto sampai di UKS. Anko yang mengantarnya pergi lagi untuk mengajar di lapangan. Lalu Naruto di obati oleh guru kesehatan di UKS.
"Bagaimana kamu bisa terjatuh? Kamu sudah makan tadi siang atau kamu sedang sakit?" tanya guru kesehatan sambil memasangkan plester di luka Naruto.
"Aku belum makan Sensei." Jawab Naruto.
"Kamu merasa pusing?"
"Ya aku aga pusing." Jawab Naruto bohong karena dia tidak mau pergi ke lapangan itu lagi.
"Kalau begitu kamu istirahat saja dulu di sini sampai kamu aga baikan."
Naruto naik ke tempat tidur dan berbaring di sana. Dari jendela tempat tidur itu dia melihat kelapangan. Dia sempat lega saat dia menyadari hantu itu sudah tidak ada di pohon tadi. Tapi saat Naruto melihat ke tengah lapang saat yang teman sekelasnya sedang berbaris, hantu itu ada. Anehnya hantu itu tidak melihat ke arahnya. Harusnya hantu itu mengawasinya jika dia memang mengincarnya.
Teman-temannya berpencar dan berpasangan. Salah satunya ada yang melakukan sikap awal sit up dan ada pula yang memegangi kakinya. Naruto melihat hantu itu berpindah ke dekat salah satu pasangan. Naruto kaget karena pasangan itu adalah Sasuke dan Suigetsu.
"Oh jadi begitu... Hantu itu tidak mengincarmu. Dia mengincar si baka Suke itu. Saat di kantin dia melihatmu karena kau bersamaku, siluman yang kuat. Dan setelah kau menabrak Sasuke hantu itu menghilang sebab dia takut terlalu dekat denganku. Dan bodohnya kau, Naru. Hantu itu bukan melihatmu di lapangan. Dia melihat Sasuke yang lari sebelahmu. Hah... baka! harusnya aku tidak usah khawatirkan itu dari tadi." Kata Kurama yang duduk di kursi sebelah tempat tidur.
Hati Naruto menjadi tidak tentu, antara lega dan cemas. Kalau hantu itu mengincar Sasuke, Sasuke pasti tidak bisa melawannya karena dia cuma manusia biasa yang tidak punya kekuatan. Hantu itu belum mencelakai Sasuke sekarang berarti dia menunggu saat malam untuk itu. Kekuatannya pasti jauh lebih besar dari sekarang.
.
.
.
Hari menjelang sore. Langit tampak kuning keemasan walau pun waktu baru menunjukan jam tiga.
Bel sekolah berbunyi. Semua orang membereskan tas mereka dan bersiap untuk pulang.
Di kolidor sekolah Sasuke yang memakai seragam olah raga dan Suigetsu sedang berjalan ke luar sambil mengobrol.
"Sasuke tunggu!" kata Naruto dari belakang. Baju Naruto sudah di ganti menjadi baju seragam. "Aku ingin bicara dengan mu."
Sasuke dan Suigetsu melihat ke belakang.
"Sasuke dia ingin bicara denganmu kau harus menanggapinya loh!" kata Suigetsu sambil menyenggol Sasuke dan menahan tawanya.
Naruto berjalan ke arah Sasuke sambil melihatnya walau pun sebenarnya dia agak takut karena hantu tadi berdiri di belakang Sasuke. Jarak Sasuke dengan hantu itu cukup jauh mungkin karena ada kyubi di dekatnya.
Naruto memegang salah satu tangan Sasuke dengan kedua tangannya. Tangan Naruto terasa dingin kerena ketakutan. "Kumohon dengarkan aku kali ini saja. Jangan pulang malam-malam. Kunci pintumu di rumah dan di kamarmu atau berlindung di tempat suci. Jangan keluar sampai pagi tiba."
Sasuke menarik tangannya dari genggaman tangan Naruto. "Buat apa aku mendengar perkataan mu yang tidak masuk akal itu?"
Sasuke berbalik dan berjalan keluar bersama Suigetsu. Dari hantu itu mengikutinya.
"Sasuke, kumohon lakukan apa yang aku katakan. Jika tidak 'dia' akan menangkapmu." Kata Naruto.
Sasuke sempat diam saat mendengar perkataan Naruto tadi.
"Sudah jangan didengarkan. Kita pergi saja Sasuke," kata Suigetsu.
Dari belakang naruto melihat Sasuke dan Suigetsu berjalan keluar diikuti oleh hantu tadi.
"Kau sudah memberitahunya jadi kau tidak usah menghiraukannya lagi."kata Kurama.
Naruto berbalik ke arah Kurama. Matanya berkaca-kaca.
"Jangan suruh aku untuk melakukan 'itu',"kata Kurama menoleh ke arah lain.
.
-AT THAT NIGHT|AKIRA RENMEI-
.
Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam di jam Sasuke. Dia berada di mobil Yamato, managernya, yang mengantarnya pulang ke rumah. Tiba-tiba Yamato menghentikan mobilnya, mereka sudah sampai di depan gerbang rumah Sasuke yang besar. Yamato hendak keluar untuk menekan bel agar orang di dalam membukakan pintu.
"Ah, Yamato-san kau tidak usah keluar. Kau tidak usah mengantarku ke dalam. Biar aku saja yang turun di sini." Kata Sasuke sebelum Yamato membuka pintu mobilnya.
"Benar tidak apa-apa?" tanya Yamato.
"Ya, tidak apa-apa kok." Kata Sasuke sambil tersenyum dan keluar dari mobil.
Sebelum memutar balikan mobilnya Yamato tersenyum dan melambaikan tanganya ke arah Sasuke.
Setelah sinar dari mobil Yamato tidak terlihat lagi, Sasuke berjalan menjauhi rumahnya. Dia berjalan sampai keluar dari kompleks perumahan besar itu lalu dia melewati sebuah taman. Lampu-lampu taman di sana menyala agak redup bahkan ada yang sudah mati karena jarang diurus.
Saat melewati taman itu, Sasuke jadi teringat dengan perkataan Naruto tadi sore. 'Jika tidak 'dia' akan menangkapmu.'
'Siapa itu 'dia' yang naruto katakan?' pikir Sasuke.
Biarpun kepikiran Sasuke tidak melakukan apa yang Naruto katakan, karena sebenarnya Sasuke itu seorang yang realistis, tidak percaya terhadap seuatu yang tidak kasat mata.
Sasuke pun berjalan menuju sebuah jembatan di tengah taman itu.
Sesaat Sasuke mendengar suara orang yang berbisik di belakangnya. Dia menoleh ke belakang tapi tidak ada siapa-siapa. Sasuke menlajutkan jalannya. Semakin lama suara bisikannya makin keras.
Sasuke pun menghentikan jalannya.
"Sasuke Sasuke Sasuke Sasuke Sasuke Sasuke,"suara bisikan itu tepat terdengar di telinga kirinya.
Sasuke menoleh ke arah kiri tapi tidak ada siapa-siapa. Sasuke menyadari tangan, kaki dan lehernya dililit oleh sesuatu. Dengan cepat lilitan itu menarik Sasuke ke arah sungai yang ada di bawah jembatan itu.
DUK!
Sasuke tertabrak pagar pengaman di jembatan itu.
"Ukh!" kata Sasuke saat mencoba bangun. Saat itu dia melihat melalui sinar redup dari lampu taman benda yang melilitnya, yaitu rambut. Rambut yang sangat lebat dan panjang.
"Sasuke Sasuke Sasuke Sasuke Sasuke Sasuke,"suara bisikan itu berubah menjadi teriakan perempuan.
Lilitan rambut itu menarik tubuh Sasuke kembali. Lilitan itu menariknya sangat kuat hingga pagar pembatas yang terbuat besi dan menahan Sasuke bengkok ke bawah ke arah sungai. Dengan begitu Sasuke melihat wanita yang memiliki rambut itu. Tubuh wanita itu hanya terlihat setengahnya di sungai yang kedalamannya hampir dua meter itu.
"SASUKE!"teriakan wanita begitu keras dan melengking. Wanita itu mulai tertawa keras.
Tiba-tiba Sasuke melihat api yang melayang mendekatinya. Api itu menyentuh rambut yang melilit Sasuke. Seketika rambut yang melilitnya terbakar tapi anehnya tubuhnya tidak ikut terbakar.
Sasuke dengan cepat memanfaatkan kesempatan itu untuk baangun dan berlari menjauh dari sana.
"JANGAN MENGGANGU! KYAAAAAA...!"teriak hantu itu. Rambutnya yang tadi terbakar memanjang kembali dan melilit Sasuke yang hampir kabur.
Rambut itu langsung menarik Sasuke dengan keras hingga terbentur keras dan pagar pembatas tadi menjadi lebih bengkok. Sasuke merasa posisinya makin ke bawah. Satu tarikan lagi akan membuatnya jatuh ke sungai.
Wanita itu tertawa lagi. Sasuke merasakan tarikan kuat. Pagar yang menahan Sasuke sudah tak bisa menahannya lagi dan dia pun jatuh.
Tiba-tiba ada seseorang yang memegang tangannya sebelum dia tertangkap.
"Sasuke! Pegang tangan ku dengan erat!"kata Naruto yang bergelantung di pagar yang bengkok tadi. "Bertahanlah Kurama akan segera menolong kita."
Saat wanita itu menarik rambutnya lagi pagar yang di pegang oleh Naruto patah karena berkarat. Sasuke dan Naruto jatuh ke dalam air. Naruto yang tak sempat menahan nafas tersedak oleh air sungai. Rambut-rambut itu semakin membelit Sasuke di dalam air.
Terdengar teriakan wanita itu dari atas air. Sasuke melihat seorang pria yang memakai baju tradisional jepang dan bereokor rubah berdiri di atas air. Tubuh pria itu dikililingi oleh api. Kemudian tanganya dia arahkan pada wanita itu. Api yang mengelilinginya menuju ke arah yang di tujukan tangannya. Lalu api itu menjalar ke rambut wanita itu sampai ke rambut yang melilit Sasuke di dalam air.
Sasuke sempat heran dengan api yang menyala di dalam air itu tapi setelah rambut itu hangus sasuke langasung membawa Naruto yang hampir pingsan ke pinggir sungai. Naruto dan Sasuke langasung batuk-batuk saat keluar dari air.
Sasuke melihat ke arah sungai. Sekarang wanita itu diselubungi oleh api. Wanita itu berteriak keras ketika api itu melahapnya dan menghilang tak berbekas.
"Naruto, bisa kau jelaskan apa yang terjadi?" tanya Sasuke saat dia sudah bernafas dengan normal.
Naruto menatap Sasuke dengan wajah heran.
"Ada apa?" tanya Sasuke lagi.
"Sasuke, kenapa mata mu merah?" tanya Naruto sambil melihat iris Sasuke yang telah berubah menjadi merah.
TO BE CONTINUE
.
.
.
Note from me:
Ini fict kedua aku di ffn jadi harap dimaklum kalo bahasanya agak kaku dan aneh.
Fict ini temen aku yang nge-request buat di posting. Entah kenapa aku ngebayangin bikin fict ini sambil ngebayangin anime kamisama hajimameshita. Dan sebenernya aku ga nyangka chap 1 bakal 3k (pantesan cape ngetiknya).
Aku harap kalian suka dan riview fict. Kasih aku saran untuk fict ini ya :D
