Tittle: The Journal

Disclaimer: Naruto bukan punya saya

Genre: Adventure,Romance,Friendship, dll

Pairing: Narutox?

Rated: T

Summary:" Dunia ini begitu luas nak, cobalah jelajahi dunia ini. Kau akan melihat betapa indahnya dunia ini" Begitulah kalimat yang tetap membuatku semangat dalam melanjutkan petualangan ini! Sebuah fanfic Naruto. Smart! Naru, Strong but not godlike!AU!

Warning: OOC,Violence,typo,Etc.

Chapter 1

Disuatu pagi yang indah. Dimana cahaya mentari mulai menyinari dunia untuk membangunkan setiap insane yang masih terlelap dalam dunia mimpinya. Tampak, cahaya tersebut menusuk kedalam hutan yang cukup lebat. Dimana tokoh utama kisah kita sedang tertidur pulas diatas sebuah dahan pohon dengan sebuah gulungan besar sebagai bantal bagi kepalanya.

"hoam" seorang pemuda dengan surai pirang perlahan terbangun sambil mengucek-ngucek pelan kedua matanya. Pemuda tersebut kemudian membuka kedua matanya. Tampaklah sepasang sapphire yang indah terbuka menatap indahnya pagi hari yang datang menyambutnya.

"sudah pagi ya…" katanya sambil menggaruk-garuk punggungnya yang gatal. Tampak pemuda itu mengenakan jaket orange dengan garis hitam serta celana orange panjang sampai kemata kakinya. Dengan perlahan dia mengambil gulungan besar yang menjadi bantalnya sembari melompat turun dari atas dahan pohon tersebut.

"Hup!" serunya sambil mendarat dengan mulus ketanah sambil sedikit meregangkan badannya. "yosh! Mari lanjutkan perjalanan!" katanya sambil berjalan secara perlahan sambil menyusuri hutan menuju suatu tempat.

Someone POV

Wah, tidak terasa sudah tiga bulan sejak aku meninggalkan desa asalku. Oh iya. Perkenalkan namaku Uzumaki Naruto. Aku merupakan seorang pengembara yang sedang berjalan menuju desa Konoha. Kenapa Konoha? Ya, ceritanya cukup panjang. Tapi karena kalian penasaran maka akan kuceritakan sedikit.

End POV

[Flashback]

Disebuah rumah gubuk sederhana, tampaklah seorang wanita yang berusia 30an sedang terbaring lemah sembari terbatuk-batuk. Nampak seorang pria berambut pirang yang sepertinya adalah anaknya duduk disampingnya dengan wajah khawatir yang luar biasa menatap wajah sang wanita tersebut.

"Kaa-san… bertahanlah! Jika kaa-san tidak ada, siapa lagi yang aku punya didunia ini?" tanya sang anak pada ibunya yang tampaknya tak lama lagi berada didunia.

Sang ibu hanya tersenyum getir sambil mengangkat tangan putih mulusnya yang sudah gemetaran mencoba mengelus kepala pirang sang anak. "tenanglah, nak. Kau masih punya ayah. Dia merupakan pria hebat yang pasti akn menyayangimu" kata sang ibu dengan senyum yang disertai keringat dingin.

Sang anak langsung memegangi tangan sang ibu dengan air mata yang terus mengalir dari wajahnya. "bagaimana bisa pria brengsek seperti dia membuat aku bahagia! Dia dengan tega menelantarkan ibu seperti ini!" kata Naruto dengan nada penuh amarah.

Sang ibu Cuma tersenyum lemah sembari mengambil sesuatu dari rambut merahnya yang tergerai panjang. Dengan tangan bergetar karena menahan sakit yang teramat, dia melepas sebuah ikat rambut berwarna biru dengan lambang pusaran air pada anaknya. "Anakku, meskipun kau membenci ayahmu dengan sangat. Namun, kumohon sekali ini saja. Kabulkan permintaan terakhir ibumu ini" katanya dengan nada amat lemah.

Sang anak dengan berlinang air mata langsung mengangguk mantap. "apapun itu! Akan kulakukan!" kata sang anak dengan nada mantap serta bergetar karena hatinya pilu karena tahu sang ibu sebentar lagi akan pergi meninggalkannya selamanya.

Sang ibu yang mendengar hal tersebut hanya tersenyum lemah. "baiklah, kumohon sekali ini saja kau temui ayahmu. Setidaknya berbicaralah padanya dan jika bisa kau bantulah dia." Katanya sembari menyerahkan ikat rambut tersebut pada sang anak. "ini akan membuat ayahmu menyadari siapa dirimu" katanya sambil membuang nafas panjang dan tidak pernah menariknya lagi. Dengan perlahan tangan putih itu mulai melemah dalam genggaman sang anak.

"Kaa-san! Kumohon bangunlah! " teriak sang anak sambil menangis memegangi erat tangan sang ibu.

[End Flashback]

Naruto POV

Demikian kisahnya kenapa aku bisa sampai begini sekarang. Meskipun aku berat hati meninggalkan desa asalku, aku akan tetap pergi berjalan menuju Konoha. Aku memang tidak menjamin nanti aku benar-benar menolong pria bajingan itu atau tidak. Akan tetapi setidaknya aku harus memenuhi permintaan terakhir ibuku.

End POV

Naruto kini sedang melewati sebuah daerah berbukit batu. Tampaknya dewa kesialan sedang tertawa padanya. Tampak gerombolan bandit sedang bersembunyi dibalik pohon dengan berbagai senjata tajam yang siap melukai atau bahkan mencabut nyawa sang tokoh utama kita.

"wah, nampaknya dia membawa gulungan yang berharga" bisik seorang bandit pada sang temannya. "iya, kau bunuh saja dia setelah ini" kata sang teman sambil memberi kode pada koleganya untuk menghadang sang pemuda tersebut.

"tep!" langkah Naruto terhenti ketika melihat kerumunan orang yang jumlahnya belasan menatapnya dengan tatapan khas penjahat. "bocah!serahkan gulungan itu! Jika tidak, kau akan kami bunuh disini" kata sang pemimpin yang memiliki postur tubuh gempal dengan kepala botaknya dihiasi brewok serta bekas luka yang melintang dari dahi ke matanya.

Naruto yang melihatnya Cuma terdiam dan menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan. "E-eto, gulungan ini peninggalan ibuku. Jika kalian mau, ambilah uang ini" kata Naruto sambil menyerahkan sekantung kecil uang. Sang pimpinan bandit yang menatap hanya bisa tertawa dengan nada sinis. "hahaha, beraninya kau bernegosiasi dengan kami. dasar bocah! Serahkan gulunganmu!" katanya sembari memerintahkan kedua anak buahnya yang kurus kering dengan bersenjatakan pedang dan sabit.

Kedua pemuda tersebut menghampiri Naruto sembari mengancam Naruto. "bocah, serahkan saja gulunganmu." Kata yang memegang sabit sambil mengacungkan sabit kearah Naruto.

Naruto yang melihat sabit tersebut hanya menatap datar sembari menatap sang penodong dengan tatapan seramah mungkin. "G-gomen, barang ini lebih penting hehehe" katanya sambil membubuhkan tawa yang membuat teman si penodong naik darah. "sialan kau!" katanya sembari mengayunkan pedangnya keleher Naruto.

"Crash!" pedang tersebut mengenai leher Naruto. "Boof!" namun sesaat kemudian Naruto berubah menjadi kayu gelondongan yang membuat mereka berdua terkejut. "A-apa?!" kata mereka berdua serentak.

"tep!" tampak Naruto telah berdiri samping mereka berdua dengan dua buah kunai yang ditodongkan keleher kedua orang tadi. "waduh, sudah kubilang kalau mau uang ambil saja uang jalanku. Kalian malah mengincar gulunganku" katanya sambil mengalirkan aliran angin yang sangat tajam.

Dengan sekali tarikan pelan, leher kedua bandit yang malang tersebut terpenggal dengan rapi. "crash!" darah tampak mengalir dengan deras dari batang leher yang kehilangan kepala tersebut.

Para kolega bandit termasuk sang bos tampak ketakutan dengan hal tersebut. Sang bos yang kalut lalu memerintahkan anak buahnya untuk mengeroyok si pemuda tersebut. "bunuh dia! Bunuh dia!" teriak si bos sambil berteriak layaknya orang gila.

Sementara itu, Naruto yang melihat hal tersebut Cuma menatap datar mereka semua. Dengan cepat tangan si pemuda merapal beberapa segel. Kemudian dia menghirup udara dari mulutnya dan kemudian menyemburkan belasan peluru udara berbentuk silinder panjang. "Fuuton: Shinkugyoku" desis Naruto.

"crash!" "crash!" "crash!" "crash!" "crash!" peluru udara tersebut menembus tubuh mereka secara acak. Ada yang terkena telak diorgan vital dan langsung mati. Ada pula yang terluka di bagian lain yang tidak vital, meskipun tidak bisa bergerak lagi. Naruto melihat masih ada beberap orang yang masih hidup. Dengan sigap, aliran cakra mengalir dikakinya dan membuat gerakkannya menjadi sangat cepat. Dengan sigap ia mengambil kunainya dari kantong dan mengalirkan cakra angin kekunai tersebut dan membentuk pisau udara.

"zrash!" "zrash!" "zrash!" "argghhh!" rintih mereka jika itupun masih sempat. Semua bandit tersebut telah terkapar ditanah dengan kondisi mengenaskan. Tampaknya sang pemimpin sengaja ditinggalkan oleh Naruto sebagai penutup pesta pembantaian tersebut.

"Hiiiii!" sang bos berlari sekencang-kencangnya dengan air mata yang keluar dari pelupuk matanya. Dia tak menyangka bahwa nyawanya bisa berada dalam tahap yang begitu sial hari ini.

"tep!" Naruto telah berdiri secara tiba-tiba didepan pemimpin bandit tersebut. naruto dengan tersenyum mendekati bos tersebut. "sudah kubilang, jangan macam-macam denganku" kata Naruto sambil semakin mendekati bos bandit tersebut.

"J-jangan mendekat!" teriak Sang pemimpin sambil ketakutan. Tampak celananya telah basah oleh air kencingnya yang mengalir deras karena dia ketakutan. Naruto yang melihatnya hanya tersenyum sadis. "ayolah, masa sudah tua begini masih mengompol. Memalukan" kata Naruto sambil mengangkat kunainya tinggi tinggi.

"jrash!" jantung bos bandit gununng tersebut tertembus kunai tersebut dan membuat si bos mati seketika. "dasar binatang" kata Naruto sambil berjalan melanjutkan perjalannya dengan perlahan sambil membuang kunainya tadi.

Skip time

Naruto kini sedang duduk-duduk disebuah kedai ramen dipinggir jalan. Matanya Nampak bosan menatap peta yang sedang dia pegang. "hmm, jadi sebentar lagi bakal tiba di Konoha ya" komentarnya dengan nada bosan.

"ini pesananmu tuan!" kata sang penjual ramen sembari menyerahkan semangkuk tonkotsu ramen pada Naruto. Naruto yang melihat ramen tersebut langsung dengan bersemangat melahap ramen tersebut.

"slurp!" "slurp!" "slurp!" "ahh, ramen memang enak ketika disantap kalau sedang gundah" katanya sambil tersenyum puas menikmati ramen tersebut.

"permisi! Paman, pesan Miso ramennya!" teriak sebuah suara cempreng nan ceria yang membuat Naruto menolehkan kepalanya ketirai kedai tersebut. Mata Naruto Nampak membulat, bagaimana tidak. Tampaklah sesosok gadis remaja yang dia perkirakan baru berumur 13 tahun dengan rambut twin tail dengan rambut pirang serta wajah yang amat mirip dengannya. Mata Naruto juga melihat hitai-ate gadis tersebut yang dia taruh dilengan kirinya yang berlambangkan lambang shinobi Konoha.

Tak lama kemudian, masuklah 3 orang lain dengan penampilann yang menurut Naruto nyentrik. Bagaimana tidak, yang kelihatannya adalah jonin pembimbing mereka mengenakan ikat kepalanya dengan posisi miring menutupi mata kirinya dan memakai masker pula. Sedangkan ada lagi gadis lain dengan rambut pink seperti permen kapas. Dan ditambah oleh seorang anak laki-laki yang berambut raven dengan mata onyxnya yang menatap tajam kearahnya.

Naruton yang melihatnya Cuma masa bodoh sambil tetap melihat peta yang dia bawa. "eto, bisakah kau geser sedikit" kata sang gadis berambut pirang pada Naruto yang menutup wajahnya dengan peta tersebut. Naruto lalu menatap sang gadis. Kedua sapphire tersebut bertemu dan bertatapan cukup lama. Sedangkan ketiga orang yang baru masuk tadi Nampak bengong melihat kedua orang pirang tersebut. "M-mirip!" kata mereka dalam hati.

Sementara itu, Naruto yang mendengarnya langsung berdiri. "oh, silahkan. Aku juga mau pergi sekarang. Paman, uangnya sudah kutaruh diatas meja!" katanya sambil memamerkan senyum mataharinya serta beranjak pergi. Sementara itu si gadis pirang Cuma terbengong-bengong melihat kemiripan wajah tersebut dengan wajahnya.

"puk!" sebuah tangan menepuk punggung si gadis pirang. "naruko, kau kenal dengan pria itu?!" tanya sang sahabatnya yang memiliki rambut pink sebahu.

"tidak tahu, sakura. Entah kenapa dia sangat mirip denganku" katanya sambil memegangi mukanya.

Sementara itu sang guru hanya bengong menatap mereka berdua. "ah, sudahlah. Lebih baik aku makan sekarang!" kata naruko sambil melihat Ramennya yang sudah tiba.

Sementara itu,

Naruto terus berjalan menuju arah yang ditunjukkan oleh peta. "hmm, tampaknya sekitar setengah jam lagi aku akan tiba dikonoha" katanya sambil melihat penunjuk jalan yang menancap di sekitar tanah tempatnya berpijak.

"tolong! Tolong!" tiba-tiba terdengar suara teriakkan yang ditangkap oleh indera pendengaran Naruto. Naruto dengan segera bergegas melesat menuju tempat tersebut. "tep!" kakinya kini berhenti sembari menatap seorang anak kecil yang sedang dikepung oleh sekawanan anjing liar.

Naruto yang melihatnya Cuma dapat menggaruk-garuk kepalanya. "wah, wah. Nampaknya bocah itu belum begitu ahli jadi shinobi." Komentarnya sambil melesat kearah bocah laki-laki tersebut.

"grrr!" desis para anjing liar yang menatap bocah tersebut dengan tatapan layaknya melihat makanan. "T-tolong aku…." Kata sang bocah dengan nada bergetar karena ketakutan yang teramat sangat.

"duakh!" "duakh!" "duakh!" tampak sebuah bayangan dengan cepat menghajar jatuh para anjing liar tersebut. perlahan sang penolong berbalik arah kearah bocah tersebut. "kau tidak apa-apa?" tanya sang penolong pada bocah tersebut.

"I-iya" jawab sibocah yang kagum pada kekuatan penolongnya tersebut. "hmm, kau berasal dari konoha kan?" tanya si penolong yang tak lain adalah Naruto pada bocah tersebut.

"Iya!Namaku Konohamaru" balas sibocah dengan nada ceria. Sementara itu Naruto kemudian berjongkok mendekatkan diri pada anak tersebut. "Namaku Uzumaki Naruto" katanya sambil tersenyum hangat. "Ngomong-ngomong kenapa kau bisa disini?" tanya Naruto dengan nada penasaran.

"aku kabur dari rumah. Soalnya kakekku tidak mau mengajariku ninjutsu!" katanya sambil mengembungkan wajahnya. Naruto yang mendengarnya hanya tersenyum tipis. "ayo pulang, kuantarkan kau kerumahmu" kata Naruto sambil mencoba menggendong Konohamaru. "tampaknya kakimu terluka" kata Naruto sambil tersenyum.

"tapi, nanti kakeku marah padaku" katanya sambil ketakutan. "justru kakekmu mengkhawatirkanmu sekarang" kata Naruto sambil berjalan menggendong Konohamaru dipunggungnya.

Konohamaru menatap Naruto seolah tak percaya. "benarkah itu?" tanya seolah mencoba diyakinkan. "benar kok" kata Naruto sambil mengangguk mantap.

Perlahan mereka berdua keluar dari tempat tersebut. tak lama kemudian sebuah suara cempreng yang Naruto pernah dengar kembali terdengar.

"Konohamaru!kenapa kau ada disini dan siapa dia?!" teriak seorang gadis berambut twin tail pirang yang membelakangi Naruto. Naruto kemudian berbalik. "Eh?!" mereka berdua kembali bingung.

"Kau kan…" kata si gadis dengan nada terkejut dan bingung. "Naruko nee-chan! Dia tadi menolongku!" kata Konohamaru sambil tersenyum senang.

Naruto lalu menghampiri si gadis sambil berkata. "mohon maaf, tadi anak ini sedang dalam masalah. Jadi aku menolongnya. Ternyata kalian juga mengenalnya" kata Naruto dengan senyum tipisnya. Sementara itu, si pria jabrik melawan gravitasi lalu menghampiri Naruto.

"maaf, jika boleh tahu anda siapa?" tanya si pria nyentrik itu pada Naruto.

"oh, nama saya Uzumaki Naruto. Aku seorang pengembara yang mau ke Konoha karena sebuah urusan" kata Naruto sambil tersenyum

"kalau kami boleh tahu, urusan apa itu?" tanya si guru. "oh iya. Nama saya Kakashi" katanya sambil mengenalkan diri.

"maaf, tapi ini hanya urusan yang boleh aku serta Hokage kalian yang tahu" kata Naruto dengan nada serius.

"begitukah? kalau begitu bagaimana kalau kau ikut kami, kami juga mau menuju Konoha untuk melapor misi" kata Kakashi dengan wajah tersenyum, meskipun hanya wajahnya yang terlihat.

"baiklah, aku setuju" kata Naruto sambil berjalan dengan tetap menggendong Konohamaru.

Mereka berenampun berjalan bersama menuju Konoha

TBC

Demikian chapter satu fic ini. Mohon sarannya berupa Review agar saya dapat mengetahui apa yang kurang dan memperbaikinya lalu meningkatkan mutu cerita. Sekian dan terima kasih ^_^