War Hunter
By two-one kf
Disclaimer:
Aku hanya meminjam Naruto dan Highschool DxD tanpa izin dari pemilik aslinya,, berarti nyolong dong? Ah sudahlah, yang jelas cerita ini aku yang punya, paham?
Sinopsis:
Seorang iblis, karena masa lalunya yang buruk, memutuskan untuk merubah dunia menjadi lebih baik. Untungnya, dia tidak akan berjuang sendiri, dia akan mewujudkan impiannya bersama teman temannya yang bernasib sama dengannya.
Chapter 1 (Edited version)
Prolog.
Iblis yang selamat waktu itu.
Lahirnya sebuah impian.
Tahukah kalian? Di dunia ini terdapat 3 daerah yang dihuni oleh makhluk tertentu. Pertama adalah 'Surga' tempat dimana malaikat tinggal, berikutnya adalah 'Dunia Fana' tempat para manusia hidup. Dan yang terakhir adalah 'Dunia Bawah' dimana Iblis dan para makhluk aneh lainnya menetap.
Selain ketiga makhluk itu, masih ada yang lainnya seperti Malaikat jatuh. Malaikat jatuh adalah malaikat yang menuruti salah satu dari tujuh dosa besar seperti contohnya nafsu, mereka berbagi tempat dengan manusia. Lalu juga ada Youkai, para siluman. Mereka bisa berada di Dunia Fana maupun Dunia Bawah.
Selama betahun tahun, ketiga Fraksi—Malaikat, Malaikat jatuh, dan Iblis—berperang, perang itu berakhir dengan kekalahan materi yang tidak bisa dianggap enteng. Tapi, kita tidak akan fokus pada hal itu, kalian tahu? Setelah perang besar itu berakhir, Dunia Bawah kembali menghadapi perang,sebuah perang revolusi untuk menyingkirkan para Maou yang gila perang.
72 pillar pun terpecah menjadi dua bagian, dan salah satu dampak nyata dari perang tersebut adalah banyaknya korban jiwa dikedua pihak. Keadaan menjadi tidak aman karena mereka terus berperang mengakibatkan kehancuran terjadi dimana-mana.
Sementara itu, sebuah daerah yang tidak bersalah sedang diserbu. Daerah itu adalah daerah netral perang karena klan besar yang menghuninya tidak menyukai peperangan, namun karena mereka termasuk klan yang sangat ditakuti, para Maou memutuskan untuk menghabisi mereka sebelum mereka bergabung dengan revolusioner.
|daerah netral perang|
Api. Api. Hanya api yang dapat terlihat. Ada seorang anak kecil berjalan tanpa peduli di kobaran api yang membara. Kondisinya sangat buruk, darah bisa terlihat jelas mengalir dari lengannya, anak itu berjalan dengan terseok seok seolah olah akan mati kapanpun.
Anak kecil itu memandang lautan api disekitarnya dengan mata birunya yang dulu memancarkan keceriaan dan kepolosan seorang anak seusianya, sekarang telah kosong dari ribuan ekspresi.
|flashback no jutsu!|
Sebuah keluarga sedang menikmati makan malam yang terlihat mewah. Keluarga itu makan dengan gembira dan dua anak kecil tertawa riang, yang satu adalah seorang anak laki laki berumur sepuluh tahun dengan rambut merah dan mata biru cerah, dikedua pipinya ada tanda lahir berbentuk tiga garis horizontal.
Dan anak satunya lagi adalah seorang gadis kecil berumur tujuh tahun dengan rambut yang lebih tua dari kakaknya, Scarlet. Mereka terlihat seperti saudara kembar, yang membedakannya hanyalah matanya yang berwarna cokela alih alih biru seperti anak yang lebih tua dan pipi tanpa garis.
"Naru-chan, makannya pelan pelan dong." kata seorang wanita dengan wajah yang cantik dan seperti kedua anak kecil tadi, dia memiliki rambut merah. Wanita ini adalah ibu dari kedua anak itu, Kushina Uzumaki.
"Sudahlah, Kushi-hime. Ayo kita makan, aku tidak bisa menahan lapar kalau melihat masakanmu" kata seorang lelaki dengan rambut jabrik merah dan memiliki jambang yang sampai pundaknya, dia adalah kepala keluarga mereka. Minato Uzumaki.
Kushina blushing sedikit mendengar pujian dan panggilan sayang dari suaminya itu, mereka berempat lalu mulai menyantap hidangan di meja.
Setelah beberapa saat, mereka selesai makan. "Tou-san, Kaa-san. Aku tidur dulu ya, ngantuk nih hoaam~." kata anak laki laki mereka. Kedua orang tua itu menengok ke arah anak sulung mereka yang menguap, "Naruto sudah ngantuk ya? Ya sudah sana tidur, kamu juga sebaiknya tidur Erza-chan, supaya bisa bangun pagi".
"Um! Tou-chan, Kaa-chan. Selamat tidur" ucap putri tercinta mereka yang sangat imut.
"Selamat tidur kalian berdua, mimpi indah"
Sayangnya, kejadian yang akan menimpa mereka jauh dari kata indah
|flashback: skip|
Naruto terbangun dari tidurnya karena suara berisik dari luar, karena penasaran dia mengintip dari jendela kamarnya. Matanya terbelalak begitu melihat rumah rumah klannya terbakar, orang orang sedang bertempur melawan pasukan iblis. Naruto mengamsumsikan setidaknya ada lebih dari 3 batalion iblis. Sudah banyak iblis yang berhasil dibunuh, walaupun begitu tetap ada orang Uzumaki yang menjadi korban.
Naruto segera berlari keluar kamarnya untuk menanyakan apa yang terjadi, disana dia langsung bertemu dengan ibunya yang ternyata hendak membuka kamarnya. "Kaa-san! Apa yang terjadi?! Aku melihat ada pertempuran diluar!"
"Invasi! Desa kita diserang! Cepat pergi dari sini Naruto!" perintah Kushina pada anak laki lakinya.
"Tapi, dimana Tou-san!?" tanya Naruto panik.
"Tou-san sedang melawan mereka, sekarang cepat pergi!"
"Tunggu! Aku tidak melihat Erza daritadi! Dimana dia?!"
"Adikmu,, Kaa-san terpaksa mengirimnya ke dimensi lain. Kaa-san tidak bisa menyuruh Erza pergi bersamamu, kalu Ibu melakukannya salah satu dari kalian pasti akan terbunuh. Kaa-san tahu itu beresiko, tapi,, Kaa-san tidak bisa membiarkan Erza mati, Kaa-san hanya bisa berharap Erza selamat, Erza anak yang kuat dan pemberani... Sekarang, cepat pergi!"
"Tapi!—"
"Tidak ada tapi tapi-an! Pergi dari sini sekarang juga! Setelah selamat dari sini, jadilah lebih kuat untuk melindungi orang yang penting bagimu."
"...Baik Kaa-san! Setelah aku selamat,, aku,, aku berjanji akan mencoba mendamaikan dunia!"
"...Kaa-san pasti bangga pada kalian berdua" kata Kushina sambil menyeka air mata yang perlahan menetes, melihat anaknya seperti ini membuatnya merasa bangga sekaligus sedih, karena mungkin ini terakhir kalinya ia bisa bertemu dengan putranya.
BUMM!
"Gawat! Lewat pintu rahasia, pergilah sambil mengendap endap!"
"Ya!" Naruto mengangguk dan segera pergi sesuai perintah ibunya.
Kushina memastikan anaknya keluar dengan selamat. "...Jaga diri kalian berdua, Kaa-san yakin kalian berdua akan menjadi orang yang hebat. Maaf Kaa-san tidak bisa bertemu kalian lagi,, setidaknya,, Kaa-san bisa pastikan mereka tidak bisa lolos dari sini!"
Para penyusup tiba tiba terhenti karena merasakan nafsu membunuh yang sangat kuat dari mansion besar di ujung desa. Mereka melihat Kushina dan Minato sedang berdiri didepan mansion itu.
"Oi kalian bocah sialan! Berani sekali kalian menginjakkan kaki di tanah kelahiranku ini, akan kuhajar kalian semua sampai mati!" kata Kushina marah, dia benar benar marah sampai sampai aura sihirnya mewujudkan sebuah sosok rubah berekor sembilan.
Minato sendiri tidak bicara apa apa, dia hanya diam dan menatap para iblis yang tertegun. Jika istrinya menampakkan sosok rubah, auranya memperlihatkan figur seseorang yang mengenakan kain lusuh dan menggigit sebuah pisau.
Iblis iblis itu akan segera merasakan amukan dari dua Uzumaki yang paling ditakuti semua fraksi, Minato Uzumaki The Death Flash dan Kushina Uzumaki The Red Death.
Peristiwa ini akan selalu diingat sebagai perang yang sangat brutal, walaupun klan Uzumaki kalah jumlah, tapi mereka bisa membantai balik lebih dari seratus ribu pasukan Maou. Dan lebih dari setengahnya dibunuh oleh duo Uzumaki's Death Gods.
|flashback no jutsu! End|
Naruto telah berhasil melarikan diri dari rumahnya itu, sekarang ini dia sedang mengendap-endap dari para iblis yang sedang bertarung dengan orang klannya. Nafasnya tersenga-sengal, bagaimanapun juga walaupun seorang uzumaki dia tetap saja masih anak kecil.
"Hei lihat apa yang kita dapatkan disini!"
Nafas Naruto tercekat begitu mendengar suara dari belakangnya, 'glek'. Naruto berbalik perlahan dan dihadapannya ada tiga Iblis mencegatnya dengan tampang kasar.
"Heh cuma bocah, kukuku... ayo kita main~"
"Oi, kau pedofil?"
"ENGGAK!"
"Jangan percaya padanya, aku lihat kemarin dibalik kasurnya ada puluhan foto anak kecil"
"ARGGG! SUDAHLAH! Kita bunuh saja dia"
Naruto langsung terpental saat sebuah tinju menyerang wajahnya, tubuhnya menghantam dinding dibelakangnya menimbulkan bekas yang menjiplak tubuhnya. Mulutnya mengeluarkan darah merah.
"GAH!"
Naruto tidak bisa berbuat apa apa saat ketiga iblis itu menghajarnya. Tinjuan, tendangan, tebasan diterima tubuh mungilnya, sepertinya mereka tidak berniat membunuhnya dulu. Akhirnya Naruto terjerembab ketanah.
"Oh sudah kalah ya? Tidak seru ah, kubunuh saja deh" kata salah satu iblis itu dengan santai dan mulai mengangkat pedangnya hendak memenggal Naruto.
'Apa... sampai disini saja?... maaf Kaa-saan... tidak... TIDAK! AKU TIDAK AKAN MATI DULU!'
Sebuah ledakan prana membuat ketiga iblis itu terlempar dari Naruto. Prana yang sangat berat menyelimuti tubuh kecilnya, perlahan Naruto berdiri dengan kepala menunduk menyembunyikan wajahnya dari lawannya.
Lalu, Naruto mendongak dan memperlihatkan matanya yang berubah menjadi hitam. Ketiga Iblis itu merasakan sensasi aneh saat Naruto mengangkat tangannya kearah mereka dan prana hitam mulai menari nari dibelakangnya.
...
...
...
"UAARGGGGHHHHHHH!"
|beberapa menit kemudian|
Naruto membuka matanya dan menyadari dirinya pingsan. Saat dia mencoba mengingat ingat apa yang terjadi, matanya menangkap tiga sosok tergeletak didekatnya. Ketiga sosok itu tidak teridentifikasi lagi dengan tubuh yang seluruhnya menjadi tulang belulang berwarna hitam.
Jelas saja Naruto ketakutan dan segera kabur dari tempat itu. Sekarang Naruto memandang ke sekelilingnya, ratusan mayat dimana mana, beberapa Naruto mengenalinya. Naruto tidak bisa menahan air matanya lagi saat mengingat apa yang terjadi, Naruto membiarkan air matanya mengalir di kedua pipinya.
'aku berjanji pada nama klanku, pada nyawa klanku yang terbunuh, pada kalian semua,, aku akan merubah dunia'
Naruto tidak menyadari sebuah lingkaran segel di bawahnya, darah yang masih mengalir dari pundaknya menetes ke lingkaran itu yang membuatnya bersinar. Naruto kemudian menyadari prana miliknya sedikit demi sedikit berkurang, mengira dirinya terkena sihir musuh yang siapa tahu masih tersisa ,Naruto segera menghapus air matanya dan mencari siapa/apa yang menyerangnya.
Naruto merasakan ada sinar yang berasal dari bawahnya dan Naruto mengenalinya, "ini... segel pemanggil klanku, sepertinya ada yang berusaha memanggil seseorang" segel yang dimaksud Naruto adalah segel pemanggil yang berguna untuk memanggil roh orang yang sudah meninggal dan menjadikannya familiar, namun segel ini adalah cara terakhir karena jika pemanggil tidak bisa mengendalikan prananya teknik ini akan berbalik dan mengambil rohnya.
Perlahan lahan sesosok figur muncul dari lingkaran itu, Naruto memperhatikannya, dalam penglihatannya sosok itu adalah seorang wanita, dan apa yang ditebak Naruto itu benar.
Seorang wanita muncul dari segel pemanggil itu, dia memiliki rambut pirang medium dengan sebuah kepangan besar di bagian belakang. wanita itu menggunakan sebuah benda aneh di bagian depan rambutnya yang berbentuk seperti huruf M besar berwarna putih.
Wanita itu memiliki wajah cantik dan tubuh yang sangat seksi tapi bukan itu yang merebut perhatian Naruto. Ketika wanita itu membuka matanya, Naruto langsung terpesona melihat matanya yang berwarna violet, Naruto benar benar yakin dia tidak akan pernah bosan melihat iris violetnya.
Wanita itu kemudian membuka mulutnya, "Saya tanya anda, apakah anda master saya?" tanyanya dengan suara yang lembut seperti sebuah lullaby, dan saat itu Naruto baru sadar bahwa prananya telah habis dan karena tubuhnya penuh luka, akhirnya Naruto pingsan, tubuh Naruto yang tidak kuat menahan beban dirinya jatuh kedepan, namun belum sempat Naruto mencium tanah dia sudah dipeluk oleh wanita tadi.
"Sepertinya aku akan menanyakan pertanyaanku nanti saja" wanita itu kemudian memperhatikan keadaan sekelilingnya, dia melihat desa tempat dia dipanggil terbakar dan banyaknya mayat mayat orang bergeletakan. Wanita itu juga menyadari anak yang ada dipelukannya memiliki banyak luka.
"Sebaiknya aku bawa dia ke tempat yang lebih baik dan merawat lukanya"
|TBC a.k.a. Terus Bersambung Coy!|
Hei hei hei~! Disini two-one kf! Well, mungkin ada yang mau tanya kenapa Kushina nggak ngirim Erza pergi sama Naruto, begini alasannya. Pertama, Kushina sudah tahu ada sekitar 100.000 pasukan iblis yang menginvasi mereka dari jumlah prananya. Kedua, Erza itu perempuan, kalau sampai tertangkap kemungkinan terburuk dijual atau diperkosa, jadi Kushina terpaksa mengirimnya ke dimensi lain setidaknya disana Erza bisa segera mencari perlindungan dan ya, Erza terlempar ke Earthland.
Ketiga, alasan yang paling penting, kalau seandainya Kushina mengirim Erza pergi bersama Naruto, setidaknya satu dari mereka pasti mati, susah untuk menyelinap jika kau berdua, apalagi Erza saat itu berumur 7 tahun, bayangin aja deh anak umur 7 tahun kalau mengalami hal yang sama mereka pasti panik, dengan situasi seperti itu sangat sulit untuk selamat. Apalagi stamina Erza sangat jauh dibandingkan Naruto yang lebih tua dan seorang laki laki, kalau Naruto menggendong Erza, kecepatan Naruto akan berkurang setengah dan pasti cepat lelah.
Di canonnya saja cuma Nagato dan Kushina yang bener bener selamat dari perang, Nagato selamat karena mungkin orang tuanya seorang shinobi elit, tapi itu tidak mungkin karena mereka langsung terbunuh begitu menghadapi shinobi konoha jadi kemungkinannya mereka pergi sebelum terjadi penyerangan dan Kushina selamat karena dikirim jauh sebelum kejadian. Kalau Karin karena dia seumuran dengan Naruto jadi dia mungkin lahir setelah kejadian.
Jadi, itu alasan kenapa Kushina mengirim Erza.
Well, two-one kf out! Bye bye~
Preview...
...
...
...
k: kok nggak ada apa apa?
f: eh? Damn! Layarnya rusak. Sepertinya tidak ada preview...
k: oh...
f: ...
k: ...
k & f: ...sampai jumpa.
