Love Between Earth Girl & Sky Boy
Shingeki No Kyojin by Hajime Isayama
Pairing : Eren X Mikasa
Rating : T
Genre: Friendship,Adventure,Action,Fantasy,Mystery,Romance
Summary:
Seorang gadis peramal misterius, Mikasa, adalah seorang siswa baru Shiganshina Senior High School. Orangtuanya dibunuh saat ia berusia 9 tahun dan sekarang tinggal bersama orangtua angkatnya. Dia cenderung berekspresi datar dan pendiam, namun cantik, sehingga dia cukup terkenal di kalangan murid cowok karena kecantikan rambut hitamnya dan sangat dekat kepada murid perempuan.
Namun suatu hal yang aneh menimpanya. Ia sering dibuntuti oleh seorang pemuda misterius setiap kali ia pulang sekolah. Namun, hari ini berbeda, dia pun menghilang, sehingga Mikasa berniat mencarinya sampai ke suatu lembah. Tiba – tiba, ia melihat sebuah cahaya biru yang jatuh dari langit dan mendarat tepat di depannya. Ketika ia akan mengambilnya, tiba – tiba ia terjatuh pingsan karena terkena efek dari cahaya itu dan terbawa ke dunia lain. Seperti apakah dunianya? Siapakah pemuda misterius itu? Mampukah Mikasa kembali ke dunia asalnya?
.
.
Chapter 1 : The Oracle Girl, Mikasa
Seorang gadis bermahkota hitam memulai hari
Meskipun ia adalah seorang buronan lama
Dia tetap hidup, menjaga keaslian dirinya
Di dunia manusia ini
.
.
Pagi yang cerah. Saatnya Mikasa memulai harinya sebagai murid baru di sekolahnya. Ya, dia bernama Mikasa Ackerman, seorang gadis yang berusia 16 tahun. Orangtuanya dibunuh ketika ia berusia 9 tahun dan sekarang tinggal bersama orangtua angkatnya.
Setelah memakai seragam dengan rapi, tak lupa ia memakai 'perhiasan berharganya' dan sebuah syal berwarna merah. Setelah itu, ia menuruni tanggal dari lantai 2 di rumahnya, menuju ruang makan untuk sarapan bersama.
"Selamat pagi sayang." sambut Ibunya ramah sambil mencium keningnya. Ia pun tersenyum lalu duduk di meja makan di depan Ayahnya. "Hari ini adalah hari pertama awal tahun ajaran baru di sekolahmu." Kata Ayahnya. Ia mengangguk. "Mikasa, perlu kau ketahui. Shiganshina Senior High School adalah SMA terelit di kota ini. Letaknya sangat strategis,ada di pusat kota." Ujar Ayahnya menjelaskan. Ia mengangguk lagi.
"Lalu, aku harus naik apa?" Tanya Mikasa. "Disini, ada stasiun MRT. Ada jurusan ke pusat kota juga. Jadi, kau bisa menggunakan itu untuk transportasimu ke sekolah sehari-hari." Jawab Ibunya sambil memberikan sarapan kepada Mikasa. "Lalu, disana, anak-anaknya sebagian besar dari kalangan keluarga kaya dan berpengetahuan tinggi. Kabarnya, sekolah itu barusan diberi akreditasi A dari pemerintah." Lanjut Ayahnya sambil membetulkan kacamatanya.
"Wow… itu sangat keren. Benar-benar elit." Kata Mikasa kagum. "Jadi, makanya kami memutuskan untuk menyekolahkan kamu disana." Lanjut Ayahnya. " Meskipun kamu adalah seorang murid baru, cobalah berbaur dengan yang lain." Kata Ibu sambil tersenyum. "Baiklah." Katanya. Setelah selesai menghabiskan sarapannya, Mikasa langsung mengenakan sepatu dan berangkat. "Ayah, Ibu. Aku berangkat!" seru Mikasa dari kejauhan. "Hati-hati ya!" seru Ibunya sambil melambaikan tangan kanannya. Lalu, ia melihat suaminya sudah bersiap untuk pergi bekerja. Ia sempat terkejut, "Grisha. Aku tak menyangka kau akan bekerja hari ini." Kata Ibu. Ibunya bernama Carla Jaeger. "Yah… begitulah. Kalau Mikasa memulai harinya, berarti aku juga harus memulai hariku." Jawabnya tenang. Ayahnya bernama Grisha Jaeger. Carla hanya terdiam, "Apakah kau pulang malam nanti?" tanyanya. "Mungkin." Jawabnya tenang. Lalu ia mencium kening istrinya, "Baiklah. Aku pergi dulu. Jaga rumah ya." Katanya untuk memulai berangkat kerja.
Akhirnya, Mikasa sampai ke sekolah barunya. Dia melihat gedungnya yang penuh keindahan. Warna gedung yang putih bersih, lapangan yang luas, serta warna gerbang yang berwarna hitam, disebelahnya, bertuliskan SHIGANSHINA SENIOR HIGH SCHOOL. Dia langsung mengikuti kerumunan murid yang akan memasuki sekolah. Ia langsung menuju lantai 2 khusus murid-murid kelas 2 SMA. Dia ditempatkan di kelas 11-2. Akhirnya, dia menemukan kelas yang dituju.
Suasana kelas sangat ramai. Banyak murid-murid yang belum ia kenali. Ia langsung duduk di bangku barisan depan dan bersebelahan dengan jendela kaca besar di sebelah kiri. Dia langsung duduk dan hanya melihat pemandangan sekitar sekolah dari jendela. Tiba-tiba, ada seorang murid perempuan yang berambut pendek dan berwarna oranye jingga datang menghampirinya.
"A-anu… maaf… tumben kamu tidak kumpul dengan yang lainnya?" kata perempuan yang bermanik sama itu. "Ah… tidak apa-apa kok. Sebenarnya, aku murid baru disini. Jadi, belum kenal semua." Jawab Mikasa ramah. Perempuan itu pun tersenyum. "Namaku Petra. Petra Ral. Senang bertemu denganmu." Kata Petra sambil menjulurkan tangan kanannya. "Namaku Mikasa. Mikasa Ackerman. Senang bertemu denganmu juga." Jawab Mikasa sambil menjulurkan tangan kanannya dan bergenggaman tangan denganya. Mikasa pun tersenyum. Perkenalan singkat antara Mikasa dan Petra berakhir begitu cepat, karena bel sudah berbunyi dengan nyaringnya menandakan pelajaran pertama akan segera dimulai. Lalu, datanglah seorang pemuda yang berambut pirang datang ke kelas 11-2. Murid-murid langsung menuju ke bangku masing-masing.
"Ehem… Selamat pagi semuanya. Perkenalkan, nama saya Irvin Smith. Kalian bisa memanggilku Irvin-sensei." Katanya sambil memperkenalkan dirinya. Murid-murid pun hanya terdiam. "Mulai hari ini sampai seterusnya, saya adalah wali kelas dari kelas 11-2, wali kelas kalian." Lanjutnya sambil tersenyum bangga. Mereka pun hanya terdiam, sebagin ada yang mengangguk. "Baiklah. Hari ini, kita kedatangan seorang murid baru. Ackerman, silahkan maju kedepan untuk memperkenalkan diri." Lanjutnya sambil menatap Mikasa. Ia pun segera beranjak dari bangkunya dan mennuju kedepan kelas. Ia pun mulai memperkenalkan diri.
"Perkenalkan. Nama saya Mikasa. Mikasa Ackerman. Saya adalah murid pindahan dari luar kota dan bersekolah disini karena mengikuti dinas Ayah saya. Mohon kerjasamanya." Katanya sambil membungkukkan diri. "Baiklah. Terima kasih Ackerman. Silahkan kebali ke bangkumu." Kata Irvin-sensei. Mikasa pun mengangguk dan kembali ke bangkunya. "Oke anak-anak. Karena hari ini adalah hari awal tahun ajaran baru, jadi kita perkenalan terlebih dahulu, karena minggu ini adalah Introducing Week, atau yang biasa disebut minggu perkenalan. Jadi, hari ini, kita tidak ada pelajaran!" lanjutnya sambil menampilkan senyum kebebasannya. Sontak murid-murid pun bersorak ria, Mikasa hanya tersenyum. "Tapi…" lanjutnya pelan. Suasana yang awalnya ramai mendengar kabar itu langung hening seketika. "Pelaksanaan Introducing Week ini hanya berlangsung selama 5 hari. Minggu depan, kita memulai pelajarannya." Lanjutnya. Murid-murid pun langsung menunduk kecewa. "Ayolah anak-anak, jangan kecewa dulu. Kita akan berkenalan dengan semua murid yang ada dikelas ini. Lagipula, ini sangat penting bagimu, Ackerman. Baiklah. Saya akan memanggil nama-nama kalian satu persatu untuk maju kedepan dan mmperkenalkan diri." Perintah Irvin-sensei. Lalu, dia memanggil satu persatu nama-nama murd dikelasnya untuk maju kedepan dan mulai memperkenalkan dirinya masing-masing. Mikasa mulai mendengarkan mereka dengan tenang dan tertib.
Tak lama kemudian, bel menandakan istirahat berbunyi. "Baiklah anak-anak. Waktu kita sudah habis. Sekarang, kalian boleh keluar kelas." Kata Irvin-sensei sambil membereskan barang-barang yang dibawanya dan keluar kelas. Setelah itu, murid-murid pun berhamburan keluar kelas. Ada yang ke kantin, ada yang ke lapangan, bahkan ada yang hanya mengobrol dengan murid lainnya di koridor. Di dalam kelas, Mikasa mengeluarkan bekalnya dari tas dan ingin memakan bekalnya di kantin. Tiba-tiba, Petra menghampirinya lagi, "Hei Mikasa. Kamu mau makan bareng kami? Kami mau ke kantin lo…" kata Petra berniat mengajaknya. Mikasa pun tersenyum dan menerima ajakannya. "Baiklah. Aku ikut!" jawabnya. Akhirnya Mikasa dan teman-temannya menuju ke kantin untuk makan bersama.
Suasana di kantin…
"Oh ya. Mikasa. Kau tadi bilang kalau kamu murid pindahan dari luar kota kan? Apa nama kotanya?" kata Hanji. Dia berambut coklat dan diikat satu ke belakang. Dia juga memakai kacamata. Mendengar itu, Mikasa hanya terdiam. "Ah… sebenarnya… maaf… aku tidak ingat dengan kota asalku." Jawab Mikasa sambil tertunduk malu. "Ah… ti-tidak apa-apa kok. Tak usah dipikirkan. Ngomong-ngomong, aku suka dengan syal merahmu!" kata Petra sambil terkagum-kagum melihat syal merah yang dipakai Mikasa. "Tapi, mengapa kau memakai syal itu?" Tanya Petra mendadak. Mendengar itu, kali ini, Mikasa sedikit terkejut dan kembali terdiam.
'Mengapa kau memakai syal itu?'
Benar, Petra menanyakannya. Padahal, musimnya bukan musim dingin, melainkan musim semi, dimana bunga-bunga yang tertidur selama musim dingin kembali mekar dengan indahnya dan menampilkan warna-warna cerahnya, terutama bunga sakura. Letak sekolah ini sangat dekat dengan pohon bunga sakura yang besar. Jadi, setiap musim semi tiba, bunga-bunga dari pohon ini mekar dan berjatuhan karena ditiup angin yang lembut dan menampilkan warna merah muda yang begitu cerah. Mikasa jadi teringat akan kata-kata terakhir Ibu kandungnya sebelum wafat.
Flasback – 6 Years Ago
"Mikasa… kalau ada orang yang menanyaimu tentang syal merahmu ini… katakana kepada mereka… kalau kau tak kuat menahan udara dingin… dan jangan diperlihatkan kepada mereka… jimat pemberian itu… jadilah gadis biasa… dan tetaplah hidup… di dunia ini…" kata Ibu kandungnya yang telah sekarat. Dia mengalami luka-luka yang cukup parah di sekujur tubuhnya. Beberapa di bagian tubuhnya mengalami pendarahan. Karena tidak kuat menahan lagi, dia memberikan jimat dan syalnya kepada Mikasa. Ia menyuruhnya untuk lari dari desa asalnya dan tetap bertahan hidup. Mikasa pun langsung menuruti permintaan terakhir Ibu kandungnya dan lari dari desa asalnya.
Mikasa pun berlari terengah-engah karena dia terluka juga. Karena tak kuat berlari lebih jauh lagi, ia akhirnya jatuh tersungkur.
BRUK!
Flashback End
"Mikasa!" seru Petra sambil menepuk pundaknya. Lamunanya pun terbuyar. "Mengapa kau melamun? Ayo jawab aku!" kata Petra yang sudah tidak sabar menunggu. "Ah… maaf… aku selalu memakai syal ini karena aku tidak kuat menahan udara dingin." Jawabnya. Petra pun hanya mengangguk. Sebenarnya, Mikasa menyembunyikan jimat pemberian Ibu kandungnya dan ia tidak boleh memperlihatkannya kepada orang lain. Dia terpaksa berbohong demi kebaikan dirinya sendiri, Petra, dan semuanya.
Bel menandakan istirahat telah berakhir berbunyi. Murid-murid yang masih berada di kantin bergegas kembali ke kelas mereka masing-masing. Mikasa dan teman-temannya juga kembali ke kelasnya. Di sepanjang perjalanan, Mikasa hanya tertunduk sedih.
'Maafkan aku Petra. Aku tidak bermaksud menyakitimu.' Batinnya sedih.
.
Gadis itu pun hanya terdiam
Menandakan rahasianya yang sedikit demi sedikit mulai terbongkar
Apakah ini, sebuah ancaman awal baginya
Mampukah ia akan bertahan lebih lama lagi
.
To Be Continued
A/N : Halo semuanya. Saya VocaNimeFic, author fanfic ini. Senang bertemu dengan kalian semua!
Cerita yang berjudul "Love Between Earth Girl & Sky Boy" adalah fanfic pertama yang saya buat, dari anime Shingeki No Kyojin (Attack On Titan). Sejujurnya, saya suka banget sama Eren dan Mikasa!
Terus, mana Eren-nya?
Eren akan ada di chapter selanjutnya. Kebenaran tentang Eren nanti ada di chapter 6. (buset! Masih lama dong!)
Rencananya, fanfic ini akan menghabiskan sekitar 13 chapters! Terus, di fanfic ini aku putuskan Mikasa menjadi tokoh utama fanfic ini. Problem? Masbuloh?
Kalau ada yang mau Tanya, jangan segan-segan menulis pertanyaan kalian di kotak 'comment' dibawah
Yaudah. Begitu aja yang saya sampaikan. Sampai ketemu lagi di chapter 2! ^^
Wanna Review?
VocaNimeFic, out~
