"Dok—"

Kalimat itu tak sempat diselesaikan karena di ujung sana, Sakura—seseorang yang dipanggil 'Dok'—menggeram kesal dengan suara parau dari tidur setengah ayamnya. "Siapa residen yang bertugas?"

"Dokter Kabuto, dok—tapi—"

"Dimana dia sekarang?"

"Eh... itu—sedang menghadiri rapat—"

"ORANG GILA MANA YANG NGADAIN RAPAT JAM 4 PAGI HAH?!"

(HARUSNYA) Reuni

Mata Ara

A SasuSaku fanfiction / AU / OOC / Typo

Naruto belongs to Masashi Kishimoto.

Sakura Haruno, atau dokter Haruno, gadis berperawakan sedang yang tahun ini berumur 25 tahun. Menyelesaikan residennya kurang dari 1 tahun 6 bulan menjadikannya dokter termuda di Jepang, juga satu-satunya dokter spesialisasi bedah anak yang berasal dari tanah Konoha. Kalau ada yang meminta untuk mendeskripsikan sifatnya seperti apa, mungkin tidak akan ada yang mampu. Penulis sekaliber Jiraiya pun tidak akan menemukan frasa yang tepat untuk gadis ini. Satu ciri yang pasti dari dokter Haruno adalah tenaganya yang lebih besar dari gabungan seratus ekor kebo kebelet kawin.

"Ra?"

Panggilan itu membuat Sakura mendongak dari catatan beberapa pasiennya. Di depan mejanya kini berdiri sahabat tercinta, Ino Yamanaka, yang berprofesi sebagai suster di rumah sakit yang sama dengannya. Gadis itu—atau, wanita itu, mengingat beberapa bulan yang lalu dia sudah resmi menyandang status sebagai Nyonya Shimura—membawa sebungkus bento besar. Sakura nyengir.

"Makasih loh, No."

"Monyong, lo! Ini bukan buat lo."

Cengiran Sakura melengkung drastis ke bawah. "Buat siapa dong?"

"Bukan buat siapa," Ino tertawa malu-malu. "Tapi dari siapa. Ya dari suami gue dong."

Keki, Sakura lanjut menunduk keatas pekerjaannya. Setiap kali berhadapan dengan Ino, wibawa dokter yang sudah dipupuk sejak masa kuliah selalu hilang diterbangkan angin. "Mau apa?"

"Nggak mau apa-apa." Satu urat berkedut di pelipis Sakura. "Cuma mau ngingetin soal reuni. Lo harus dateng. Awas kalau nggak."

"Emang semua udah pada ngumpul?" tanya Sakura, sangsi. Soalnya nih ya, teman-teman sekelasnya itu suka sok sibuk. Apalagi kebanyakan memilih untuk merantau keluar Konoha. Saling sapa di sosial media aja udah sujud syukur banget.

"Nggak juga sih," jawab Ino. "Ada beberapa yang udah pasti nggak bakal mudik tahun ini. Jadi ya mending kita reuni sekarang aja kan. Nungguin Kiba balik dari Ame sama kayak nungguin Jiraiya insaf. Nggak mungkin!"

Kali ini fokus Sakura sudah tidak diletakkan lagi diatas lembaran kertas. Ino sudah mengambil tempat di sofa. Bentonya ditinggalkan di atas meja Sakura.

"Tuh anak kenapa sih? Heran semester pendek tiap tahun tapi nggak lulus-lulus juga."

"Semester pendek ala Kiba mah beda sama lo. Dia semesteran pendek buat nutupin nilai E-nya."

Sakura tertawa. "Siapa aja yang udah balik?"

"Hng..." Ino belagak mikir. "Naruto sama Hinata harusnya sampe malam ini. Shika, Tenten, Chouji, Neji, terus siapa... oh! Lee, gue ketemu dia tadi pagi di gelanggang. Itungan sama kita berdua yang jagain benteng, totalnya sembilan . Ah! Sama..." dua aquamarine milik Ino berkilat, "Sasuke. Dia nge-LINE Shika kalau dia nyampe tadi malem. Sepuluh. Pas."

"Dikit amat," protes Sakura.

Memang, untuk ukuran teman-teman sekelas yang berjumlah 21 orang, berkumpulnya sepuluh kepala yang sudah saling mengenal selama sembilan tahun ini adalah jumlah yang paling sedikit. Tahun lalu, ketika acara ulangtahun wali kelas mereka—Kakashi si Porno—mereka bisa berkumpul lebih dari 15 kepala. Tahun-tahun terlewat, dan makin susah untuk sekedar saling sapa. Sakura tidak menyalahkan kondisi teman-temannya, karena ia pun mengalami hal yang sama.

"Udah untung, Ra. Daripada mereka nggak balik. Kita berdua doang yang jagain benteng."

"Ya udah sih, mau gimana lagi. Udah pada sibuk."

Dari tempatnya Ino tersenyum. "Temenan udah lebih dari 10 tahun itu bukan hal yang mudah, Ra. Lo sendiri yang bilang, kalo kita temenan lebih dari 7 tahun aja bisa langgeng sampe kakek-nenek."

Sakura terdiam. Tidak menyalahkan bukan berarti tidak merindukan. Jujur saja, dia rindu masa-masa gakuennya. Dimana untuk sekedar nongkrong bareng di halte depan sekolah pun tidak butuh janji super ribet, tidak harus menyesuaikan dengan sederetan jadwal, dan yang paling penting—semua akan hadir. Kenangan, jangan disalahkan ketika lewat, karena itulah seorang teman dihadirkan. Untuk saling mengenang.

"Mong-omong," Ino menarik Sakura dari lamunannya, "lo udah ketemu Sasuke?"

Sakura menggeleng. Topik ini sudah tidak lagi masuk ke dalam area sensitif, jadi tidak perlu lagi ada drama pura-pura menyibukkan diri. Alih-alih, kini Sakura beranjak dari duduknya dan berpindah tempat ke samping Ino. "Nggak," katanya. "Belum. Terakhir dia hubungin gue cuma buat ngabarin kalo dia bakal balik minggu-minggu ini."

"Hoo..." Ino mengangguk-angguk. "Dia bareng pacarnya?"

Bahu Sakura terangkat tak acuh. "Nggak tahu juga sih. Ceweknya anak Konoha juga ya?"

"Yep. Shika bilang."

"Shika emang udah ketemu?"

"Yep. Anak Fisika juga, ternyata. Sefakultas sama Shika, makanya tuh anak tahu."

"Aah. Pantes."

Cengiran jahil muncul di bibir tipis Ino. "Cinta lokasi, kan? Lo juga mikir gitu kan?"

Sekali lagi bahu Sakura terangkat tak acuh. "Cinta lokasi bukannya harusnya satu jurusan gitu ya? Sasuke kan dosen teknik."

"Tapi mereka se-univ, odong!"

"Seralo deh non."

Bahasan tentang Sasuke, lengkapnya Sasuke Uchiha, dalam beberapa minggu terakhir adalah topik sensitif bagi Sakura. Membina hubungan sejak tingkat dua gakuen dan harus berakhir empat bulan lalu karena pemuda itu terpikat pada gadis lain. Umur hubungan mereka hampir sama tuanya dengan umur persahabatan kawan-kawan sekelas, jadi ketika berita putusnya hubungan itu menyeruak di ruang obrolan grup chat, Sakura—yang menjadi pemutus hubungan—disalahkan beberapa pihak. Namun tidak semenjak dua bulan lalu, ketika Ino dan sebagian anak-anak perempuan mengetahui bahwa penyebab kandasnya hubungan itu adalah Sasuke sendiri.

"Kalopun dia bareng pacarnya, nggak bakal gue biarin tuh cewek ganggu quality time kita." Ino berapi-api. "Gue juga udah kasih tahu buat nggak bawa pasangan. Kecuali buat Hinata sama Naruto sih."

"Lo juga nggak boleh bawa Sai berarti."

Ino merengut. "Sai kan udah pada kenal lo semua. Masa nggak boleh?!"

"Ooooh nggak bisa. No pasangan!"

"Iiiiiih tapi kan—"

Protesannya terhenti. Pintu ruangan Sakura dibuka dari luar dan menampakkan sesosok pemuda tinggi, berambut merah, dan berwajah stoik. Jas putih dan stetoskop yang menggantung di leher jadi penanda bahwa dia adalah rekan sejawat Sakura.

"Dokter Haruno," panggilnya. Baritonnya sedatar air sarang buaya.

"Dokter Rei," balas Sakura.

Tubuh tinggi itu melangkah masuk ke dalam. Sakura berdiri untuk mengimbangi. Bukan karena aura mengintimidasi yang dipancarkan si rambut merah, tapi karena harga diri Sakura yang kelewat tinggi. Terlebih, sudah jadi rahasia publik mengenai konfrontasi diantara keduanya yang sudah terjadi semenjak keduanya sama-sama menjabat sebagai kepala stase.

"Aku mendapat laporan kau memindahkan pasienmu ke bagianku tanpa informasi yang jelas."

"Oh ya?" Sakura hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum meremehkan. "Satu hal yang tidak mungkin informasi yang tidak jelas beredar di rumah sakit ini, dokter Rei. Pemindahan Keitomaro telah sesuai dengan perintah Tsunade-sama. Kalau kau ingin protes," lengannya menunjuk ke arah pintu, "silahkan ajukan protes pada Tsunade-sama."

Mungkin isu bahwa Rei Gaara terlahir dengan cacat anatomi—alias putus syaraf emosi itu memang benar adanya. Tidak nampak satu pun jejak emosi di wajah itu. Tidak malu, marah, apalagi rasa bersalah. Pria 27 tahun itu hanya memandang Sakura beberapa detik sebelum membungkukkan badannya sekilas dan secepat mungkin, sebelum akhirnya memutuskan untuk balik badan. Dia keluar dan menutup pintu.

Sakura menghela napas, frustasi. "Beberapa hari nggak ketemu dia gue pikir hidup gue damai sentosa." Memang, bagi Sakura, bertemu Rei Gaara berarti pengurangan umur sewindu.

"Berapa hari kalian nggak berantem?"

"Tau." Sakura keki. "Heran ya, ada aja alesannya buat nyalahin gue. Masalahnya apa coba?!"

Ino mengikik geli. Satu tangannya bergerak untuk merangkul pundak Sakura. "Kalo lo nanya gue, tuh cowok kayaknya cuma nyari-nyari alesan buat ketemu lo."

"Iya. Alesan buat bikin gue cepat mati kali." Dengan cepat Sakura menyingkirkan lengan Ino yang melingkar di bahunya. Dia kemudian berdiri dan kembali duduk di kursi kebesarannya. "Mending lo balik deh. Udah mau ganti shift nih. Lo langsung balik?"

"Nggak." Ino menggeleng. "Gue udah janji sama Tenten. Lee katanya nelpon dia, mau nyari kue buat guru Gai."

"Ya udah."

Tidak menyadari cengiran Ino yang masih terpampang nyata di wajah cantik itu, Sakura kembali menekuni pekerjaannya. Hanya perasaannya saja yang tiba-tiba terasa tidak enak. Tapi ini sudah sering kejadian, apalagi kalau ada Ino didekatnya.

Mata Ara

Pukul sebelas malam, dengan penat yang menjalar di ujung-ujung jari kaki, Sakura membuka pintu apartemen dan langsung ambruk begitu melihat sofa putih gadingnya. Dua operasi dilaksanakannya hari ini. Satu operasi dimana dia bertindak sebagai kepala tim. Satunya lagi—hhhhhh!—mendampingi Gaara Rei, yang berstatus sebagai dokter ahli kardiologi. Sepanjang jalannya operasi adalah cobaan hidup maha dahyat untuknya. Pria itu, setiap detik, akan mencuri kesempatan yang ada untuk membuat Sakura kehilangan kendali. Entah itu merengut marah, mendengus, atau berteriak. Beribu-ribu terima kasih dia belum kehilangan kendali untuk mengeluarkan makian khasnya—shanaro.

Sembari memejamkan mata, otaknya mulai memvisualisasikan rencana untuk beberapa menit ke depan. Dia akan bangun, walaupun harus ngesot pokoknya Sakura harus bangun dan pergi ke kamar. Membersihkan diri, makan, lalu—

TINUNG(?)

Bukan. Itu bukan suara bel. Melainkan notifikasi dari aplikasi chat favoritnya; -malasan, Sakura mencari tasnya. Benda itu ternyata terjatuh di dekat rak sepatu. Sambil ngesot—beneran ngesot, sodara-sodara!—dia mengambil ponsel putih dan berbaring di lantai. Beginilah kehidupan miris dari para dokter.

TEAM TWELVE KEBANGGAAN KONOHA (21)

Hinata Hyuuga sent sticker.(14)

Oke—ini aneh. Hinata tidak pernah mengirim sticker. Jari-jari Sakura dengan cepat menggeser layarnya ke arah atas. Penasaran.

Tue, 17 xx

Shikamaru Nara

Perubahan plan. Besok jam 9 di cafenya guru gai. Guru kakashi ternyata lg ga bisa jam 7

Hinata Hyuuga

Sip

Uzumaki Naruto

Sip

Neji Hyuuga

Sip

Chouji

Sipoooo dah

Suigetsu

Foto foto jangan lupa

Tobi Tobi

Selamat reunian

Karin Bukan Uzumaki

Pengeeeeeeeeeeeen *nangis*

Ten Ten

Nyip

Lee Semangat

Wokeh!

Ino Yamanaka

Perubahan aturan juga. Silahkan bawa pasangan masing-masing

Neji Hyuuga

Kok tiba-tiba sih no?

Ten Ten

Pacar gue udah keburu ada rencana nih. Kenapa ga dari kemarin sih no

Ino Yamanaka

Sori fren. Saki maksa bawa pasangan.

Lee Semangat

Gue ga punya pasangan!

Ten Ten

Sakura mau bareng siapa?

Hinata Hyuuga

Hinata Hyuuga sent sticker.

Mata Sakura melotot. Tubuh yang tadi terbaring di atas lantai kini tegap sepenuhnya. Dia memutuskan untuk ikut dalam percakapan—dengan perasaan yang semakin tidak enak.

Sakura Haruno

Gue?

Ino Yamanaka

Tadi lo satu operasi sama dia kan ra?

Sakura Haruno

Siapa?

Ino Yamanaka

Dokter rei lah. Siapa lagi.

Sakura Haruno

Hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

Ino Yamanaka

Mesra-mesraan dong?

Sakura Haruno

Plis deh.

Ino Yamanaka

Ciye yang berduaan di ruang operasi~ ada kejadian apa tuuuuh?

Sakura Haruno

Plis deh no. Kalo tadi gue cuman berdua sama tuh cowo, udah gue bedah perutnya. Isinya gue paketin pake tiki, gue kirim ke zimbabwe biar jadi makanan singa

Ino Yamanaka

Oooooh... gue pikir kalo lo sama dokter rei cuma berdua di ruang operasi lo bakal nyium dia sampe bibirnya bonyok

Sakura Haruno

INO!

Chouji

Dokter rei sopo?

Ino Yamanaka

Calon pacarnya saki. Calon adek ipar lo tuh hormatin.

Ten Ten

Buset? Sakura udah move on?

Sakura Haruno

KALOPUN GUE MOVE ON GUE GA BAKAL MAU MOVE ON SAMA DIA

Ino Yamanaka

Lo semua harus liat! Sakura kalo liat-liatan sama dokter rei beuh! Gue sama sai aja kalah deh.

Sakura Haruno

INOOOOOOO!

Ino Yamanaka

mereka berdua kalo udah tatap-tatapan udah kayak pengen saling seret ke hotel terdekat. tatapan mereka udah kayak berhasrat banget.

Sakura Haruno

BERHASRAT BUNUH DIA SIH IYA! Ino paan sih!

Ino Yamanaka

Mengandung seksualitas tingkat tinggi.

Hinata Hyuuga

Ino-chan setelah nikah bahasannnya jadi porno gini ya - -"

Sakura Haruno

Iya nih ino. Parah lo. Porno!

Ino Yamanaka

Taelah wajar kali. Udah pada dewasa kan. Udah pernah nonton bokep rame-rame juga

Ten Ten

HAHAHAHAHAHAH

Hinata Hyuuga

(...)

Suigetsu

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA

Karin Bukan Uzumaki

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH

Suigetsu

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH

Uzumaki Naruto

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH

Kiba Love Akamaru

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH

Suigetsu

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH

Ino Yamanaka

Udeh plis.

Kiba Love Akamaru

Nonton bokep rame-rame lagi yuk. Bawa pasangan.

Chouji

Selesein dulu tuh semes pendek lo

Ino Yamanaka

Boleh boleh. Sakura sama dokter rei.

Ino Yamanaka

Ino Yamanaka sent photo

Ino Yamanaka

Ino Yamanaka sent photo

Ino Yamanaka

Ino Yamanaka sent photo

Ino Yamanaka

Tuh. Bukti tuh.

Chouji

Kapan nih?

Ino Yamanaka

Minggu lalu. Pas rapat dewan. Kalo ga ada orang udah pada ciuman kali mereka.

Ten Ten

Ajigileeee. Sikat aja ra. Hot panas!

Naruto Uzumaki

Sakura emang udah move on beneran dari teme?

Ino Yamanaka

Hamdalah, naruto. Bulan depan tinggal tunggu undangan dari saki

Chouji

Spes apa sih dia? Satu stase sama saki?

Ino Yamanaka

Nggak. Beda. Tau ga, tuh cowo gedungnya di ujung mana, sakura di ujung mana, eh sempat-sempatin ketemu tiap hari. Adu bibir pula.

Naruto Uzumaki

UDAH CIUMAN?

Ino Yamanaka

Berantem, to, maksud gue.

Naruto Uzumaki

Taelah =_= kirain udah sampe ciuman

Ten Ten

Ra? Beneran nih lo udah sama tuh dokter?

Uzumaki Naruto

Ra?

Hinata Hyuuga

Sakura?

Ino Yamanaka

Silahkan dokter haruno. Konfrensi persnya sdh bisa dimulai

Ino Yamanaka

Panggilan kepada dokter haruno?

Ino Yamanaka

SAKURAAAAAAAAAA?

Sakura menutup aplikasi chattingnya dengan menghela napas. Bagus! Sekarang pembahasan konfrontasinya dengan dokter merah itu sudah menjadi salah satu topik di grup chat kelasnya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, chatnya yang terakhir tercatat dibaca oleh 21 orang. Yang cuma berarti satu hal—semua member di dalam grup membaca isi chatnya, termasuk Sasuke.

Berarti cowok itu mengetahui topik ini.

Shikamaru Nara

Oke. Keputusannya: besok jam 9, cafe guru gai, jangan ngaret, sakura kudu wajib bawa dokter rei. Anggota baru keluarga harus dikenalin.

Bahkan Shikamaru!

to be continued?