Disclaimer: Naruto Cuma milik Masashi Kishimoto semata

Flower and gun

By Kasumi Misuto

.

Seorang gadis sedang sibuk memasukkan buku-buku pelajarannya ke dalam tas. Matanya sesekali menatap ke arah taman yang dapat dilihat dari jendela kelasnya. Barusan dia melihat sesosok manusia yang berjalan dengan cepat dan bersembunyi di balik pohon. Gadis berambut blonde itu menghela napas. Banyangan mengenai ayahnya tiba-tiba saja muncul di kepalanya.

"Pasti Otou-san nih yang minta tuh orang buat ngawasin aku. Tapi yang enggak gini juga kali!" ucap gadis blonde itu. Sesekali dia merasa agak risih jika diperhatikan terus. Berkali-kali dia membenarkan ikatan rambutnya dan kembali focus ke arah guru yang sedang menuliskan soal yang akan menjadi pekerjaan rumahnya.

Kriiinggg….

Bel pulang telah berbunyi dan seluruh siswa dan siswi SMA Konoha berhamburan ke jalan raya. Membuat satpam yang berjaga di pos-nya harus turun tangan dan menertibkan siswa-siswa yang akan menyeberang jalan. Gadis itu masih berkutat dengan laptopnya di dalam kelas. Sesekali melirik ke pohon tempat siluet itu bersembunyi.

Dia memilih untuk pulang terakhir karena jalanan yang terlalu ramai. Dan karena itu sekarang dia sedang sibuk dengan wifi sekolah serta walkman yang sedang dipakainya.

Gadis itu melongok ke arah pintu gerbang sekolah. Sudah sepi.

Dengan cepat dia memasukkan barang-barangnya dan bergegas menuju ke luar kelas. Dengan langkah kaki yang lebar-lebar serta cepat, dia berhasil menyeberang jalan dan menuju ke jalanan yang cukup sepi.

Sudut matanya masih memperhatikan sosok hitam yang berjalan dari tiang listrik ke tiang listrik dengan gerakan yang membuatnya sweatdrop. Lalu tiba-tiba saja pikirannya melayang ke sebuah fakta mengenai Otou-san-nya.

Yah, ayahnya yang bernama Yamanaka Inoichi memang berprofesi sebagai seorang crime investigator. Namanya insiden diculik, disekap, dijadikan tawanan memang merupakan makanan lumrah bagi Ino dan ibunya. Apalagi statusnya sebagai anak tunggal membuat ayahnya menjadi ekstra protektif terhadap dirinya.

Tapi…..

'Jangan-jangan orang yang dibicarakana Tou-san belum dateng. Terus…..'

Pikiran buruk melintas di kepalanya. Jangan-jangan siluet itu bukan bodyguard-nya melainkan orang yang diperintahkan untuk menculiknya…

Dengan sigap gadis bernama Ino itu segera berlari kencang ke arah keramaian. Namun bayangan itu tetap semakin kencang mengikutinya. Ino segera melepaska sepatunya dan melemparkannya ke arah siluet itu.

Plukkk

"Siapa kau!" ucap Ino seraya memasang kuda-kuda. Dia memang ahli dalam bela diri namun dia cukup takut untuk menghadapi seorang lelaki bertubuh tinggi besar dengan berjas lengkap bak agen yang mencurigakan.

"Hm, ternyata ketahuan. Yo! Memperkenalkan. Aku killer bee, just call me bee, you know you know? I'm your guardian!" ucap sosok itu dengan gaya seorang rapper. Ino hanya bisa menaikkan seblah alisnya.

'Dari mana Otou-san kenal orang ini?'

"Kau, Yamanaka Ino kan? Aku mendapatkan tugas untuk mengawalm. Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja dan kau kupastikan aman jika bersamaku," ucap Killer bee seraya memasang pose ala James Bond dan tiba-tiba saja muncul sesuatu yang berkilauan di sekujur tubuhnya. Ino segera berjinjit dan menjauh darinya.

Sesampainya di rumah….

"Otousan…."

"Ada apa sayang? Tousan sudah mengirimkan guardian untukmu. Yang kemaren sudah diganti…"

"Uh… semuanya sama! Enggak nyenengin!"

"Lho? Dia kan seorang rapper. Bukankah kamu suka lagu hip-hop?"

"Tapi gimana bisa aman kalau diikutin terus…"

"Kan buat keamananmu saja kan Ino-chan…"

Klik!

Sambungan terputus.

Dua orang yang sedang membakar barbeque memandang penuh prihatin pada teman mereka yang baru saja mendapatkan musibah. Dan dengan wajah prihatin pulang mereka menghampirinya.

"Sudah banyak jasa-jasa yang kumintai tolong. Tapi kenapa anakku marah-marah melulu?" ratapnya.

"Sudahlah,Inoichi. Kenapa kau tidak minta di tempat kita kerja dulu? Ketua dari organisasi hidden leaf masih Tsunade-sama kan?" ucap lelaki yang bertubuh besar dan agak gemuk.

"Tapi kita kan sudah pension. Bagaimana caranya agar kita bisa masuk kesana?"

"Tenanglah, bukankah kita sudah dapat uang pension plus perlindungan?"

"Kurasa kau benar. Semoga saja Tsunade-sama mau membantuku."

Sementara itu….

"Dia bernama Ryuuzaki. Dia harus mati karena dia adalah dalang dari semuanya. Ingat! Semuanya!"

Seorang pemuda berambut hitam klimis hanya memperhatika foto yang baru saja diterimanya dari salah satu korban dan saksi mata dari criminal kelas kakap yang merupakan incaran Organisasinya,Hidden leaf.

'Orang ini adalah orang yang merakit senjata biologis pemusnah missal yang rencananya kaan dibeli oleh Negara bunyi untuk menghancurkan Negara Konoha! Negara kita!'

'Apa sudah ada nengosiasi?'

'Sudah. Dan ujung-ujungnya dia marah dan berniat untuk menyerang Konoha dengan senajta pemusnah massal. Dan kau tahu kan tugasmu kali ini?'

'Saya dari divisi kelas S bertugas jika tidak ada pilihan lain. Dan biasanya bertugas sebagai eksekutor. Divisi tertinggi sekaligus terendah.'

'Siapa bilang divisi terendah? Divisi S memang terkenal dengan caranya yang kotor untuk mencapai tujuannya. Namun itu semua untuk Negara Konoha! Negara kita!'

'Saya merasa tersanjung.'

'Sai! Anggota bagian penembak jitu! Aku perintahkan untuk mengeksekusi Ryuuzaki!'

'Hai! Wakarimashita!'

Pemuda bernama Sai itu masih mengulang-ulang perintah dari atasannya tertinggi organisasinya. Telinganya masih mendengarkan keluhan-keluhan dari orang yang berada di depannya. Hari ini dia menyamar sebagai pembunuh bayaran yang dimintai jasanya oleh saingan bisnis Ryuuzaki.

.

.

.

Sai sudah siap di atas pencakar langit. Tangannya menenteng tas yang cukup berat dan terisi oleh peralatan yang akan membantu 'pekerjaannya'. Matanya mulai mengawasi orang-orang yang terlihat kecil dari sana. Lalu dengan cepat dia berjongkok dan membuka isi tas itu.

Setelah siap dengan segala peralatan, Sai mulai ambil posisi. Dengan cepat matanya mengawasi lalu lalan kendaraan hingga target yang dia cari muncul.

Ambil posisi dan satu mata menyipit…..

'Ini senjata model dan jenis baru dengan titik focus yang lebih baik daripada senjata biasanya. Ini barang mahal jadi kembalikan dengan utuh setelah digunakan…'

"Tch!"

Sai mematahkan bagian focus senjata itu dengan kesal. Salahkanlah perkataan 'boss-nya' yang begitu tajam. Dia pikir siapa sih dia itu? Andaikan tidak dapat misi beginian mana mungkin dia mau disuruh-suruh buat jadi pembunuh bayaran dengan harapan kecil untuk dibayar (?).

"Di Hidden leaf masih banyak yang lebih baik daripada ini," gumamnya seraya berkonsentrasi ke arah sang target.

Kepala miring dan mencoba focus….

Klik!

Syuuuttt

Jleb!

Sai mengemasi barang-barangnya dan segera turun dari gedung itu. Ketika keluar gedung, dia menarik napas dalam. Berusaha untuk menenangkan diri agar tidak memutar leher 'boss-nya' yang diyakini akan mengomel-ngomel karena senjatanya yang kembali dalam dua bagian.

Namun akhirnya dia hanya bisa tersenyum ketika mendapatkan pesan singkat dari kakaknya.

'Klien-mu ditangkap. Gomen kalau aku menghancurkan lading biaya keduamu. Dia ada di daftar keriminal kelas kakap juga. Sekali lagi, gomen ne.'

Sai hampir tertawa ketika melihat emoticon orang yang sedang menangis di akhir kalimatnya. Berbeda dengan Sai yang berkerja sebagai eksekutor dan intel di Hidden leaf,Shin berkerja sebagai intel di kepolisian. Mereka sering berbagi informasi satu sama lain selama masih dalam batas kewajaran.

'Tidak apa-apa Oniisan. Tapi nanti kalau Niisan dapet bonus dari atasan traktir lho!'

Dengan sedikit sentuhan berupa emoticon oom-oom botak berkacamata, Sai menekan tombol send.

Akhirnya dia membawa pulang sebuah senapan yang terpotong menjadi dua itu ke asramanya. Namun ketika melihat Tsunade yang sedang berbincang-bincang di lorong,dia segera berhenti dan tepat saat itu juga Tsunade menoleh ke arah Sai.

Tsunade tersenyum sedangkan Sai membungkuk hormat.

"Misi terselesaikan."

Tsunade mengangguk dan menyuruh Sai untuk menaruh barang-barangnya lebih dulu dan dia akan menunggu di depan kamarnya.

Lelaki bernama Inoichi itu benar-benar kagum melihat penampilan Sai saat itu. Amsih muda namun aura membunuhnya sangat kuat. Apalagi dengan pakaian hitam-hitam bak Assasin. Dai menatap Tsunade.

"Divisi S. bagian penembak jitu."

"Dia masih muda untuk…."

"Bukan Cuma muda, tapi masih terlalu muda."

"Hm… tak kusangka…."

Dan muncullah Sai dari arah pintu kamarnya. Dia mengenakan setelan lengan panjang berwarna hitam bak siswa SMA biasa. Benar-benar berbeda dari yang tadi. Inoichi sempat terkagum-kagum.

"Sai, kemarilah…."

"Kau mendapatkan tugas baru. Inoichi, dialah orang…"

Dua orang sama-sama saling memandang satu sama lain. Sedangkan Tsunade hanya tersenyum.

Tbc…

Author's note:

Yeah! Kasumi balik lagi nih…. Setelah beberapa lama hiatus akhirnya Kasumi bisa bikin fanfic lagi dan bisa maen-maen ke ….

Fic ini bisa dibilang sebagai fic pembuka bagi karya-karya Kasumi selanjutnya (reader: author sok ge-er).

Nah, seperti biasanya sebelum hiatus dulu…..

Review please…..