KAKASHI LOVE STORY

Masih Newbie jadi mohon maaf kalau ceritanya abal-abal

Just enjoy the story ^.^

.

.

Chapter 1 – Pelantikan

Perang dunia shinobi keempat memang sudah berakhir. Bahkan sudah satu tahun berlalu. Memang saat ini dunia sudah lebih mendekati perdamaian yang sesungguhnya. Tak ada lagi peperangan yang memakan banyak korban. Tapi meski begitu dunia shinobi akan terus berjalan, dengan melahirkan shinobi-shinobi yang berkemampuan tinggi. Tentunya dengan semangat api.

"Apa?!"

Teriakan kakashi menggema di ruangan hokage. Tsunade menutup kedua telinganya. Tangannya mengepal dan sedikit menggebrak meja.

"Tidak perlu berteriak seperti itu Kakashi!", Emosi Tsunade jadi ikut meluap. "Biarkan aku jelaskan dulu lebih rinci", Lanjutnya.

Kakashi yang masih sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Tsunade barusan. Tapi dia tidak punya pilihan lain selain mendengarkan penjelasan Hokage kelima ini.

"Kalau aku bisa memilih, aku pasti akan memilih naruto atau shikamaru. Tapi kau tahu sendiri kan bagaimana para tetua kita yang kolot itu?" Tsunade melipat kedua tangannya didepan dada, lalu menyandarkan punggungnya dikursi. "Belum lagi nantinya mereka pasti akan berusaha memastikan argumen mereka pada pertemuan lima kage"

Kakashi menghela nafas berat. Memijat kepalanya. Ada benarnya juga yang dikatakan hokage kelima ini. Tapi sungguh Kakashi merasa bahwa dirinya tidak mempunyai kemampuan yang mupuni untuk menjadi seorang hokage.

"Padahal menurut saya Anda masih pantas menjabat sebagai seorang hokage Tsunade-sama. Jadi kenapa tiba-tiba Anda mengundurkan diri?" tanya Kakashi masih penasaran.

Tsunade menghela nafas. "Aku sudah tidak bisa lagi diposisi ini.. lagipula aku memang berencana mengundurkan diri setelah aku sudah merasa cukup melayani desa yang dibangun oleh kakekku ini" Tsunade tersenyum penuh arti.

"Aku ingin memberikan kesempatan pada generasi selanjutnya untuk membuat keadaan desa ini menjadi lebih baik", lanjutnya.

Untuk kesekian kalinya Kakashi menghela nafas. Kemudian melipat kedua tangannya didepan dada. Menatap Tsunade serius.

"Aku sudah tidak memiliki sharingan lagi. Itu berarti aku juga telah banyak kehilangan kekuatan untuk melakukan banyak jutsu. Lalu bagaimana seandainya aku tidak bisa melindungi desa ini?" Ujar Kakashi dengan nada lemas.

Tsunade tertawa kecil menanggapinya. "Kakekku, Hokage pertama juga tidak memiliki sharingan, tetapi Beliau tetap bisa melindungi desanya kan?"

Lagi – lagi Kakashi hanya bisa terdiam.

Tsunade berdiri berjalan kearah kakashi, lalu menepuk pundaknya pelan.

"Jangan pernah berfikir bahwa menjadi hokage itu berarti harus melindungi desa dengan kemampuanmu sendiri saja" Senyum Tsunade mengembang. Kakashi balas menatapnya datar.

" 'Aku bisa bertahan sejauh ini, karena aku mempunyai teman-teman yang selalu mendukungku' kau ingat kata-kata itu Kakashi? Jadi jangan berfikir bahwa kau menanggung semuanya sendirian" tukasnya.

Kakashi masih terdiam ditempat. Meski tsunade telah meninggalkan ruangan. Kakashi perlu memikirkan lagi apa yang harus dia lakukan kalau dia memang benar-benar harus menjadi seorang hokage.

- oOo -

Sakura POV

Gadis bermata hijau emerald itu merebahkan dirinya dikasur. Sambil memejamkan matanya, jari telunjuk dan jari tengahnya menyentuh keningnya. Seketika kenangan saat itu kembali lagi

'Aku akan segera menemuimu'

'Terima kasih'

Kata terakhir yang diucapkan uchiha sasuke sebelum dia meninggalkan desa. Untuk kedua kalinya. Entah mengapa dia merasa bahwa dengan pergi berkelana adalah hal yang tepat untuk menebus dosanya. Lalu bagaimana dengan perasaanku? Bagaimana dengan waktu yang kuhabiskan hanya untuk menantikan jawaban yang tak pasti? Sampai kapan aku harus menunggu? Jika dia benar kembali, lalu apa dia mau menerima perasaanku? Pertanyaan itu selalu menghantuiku.

Kubuka mataku perlahan. Menatap langit-langit kamar.

"Sasuke hanya satu hal yang ingin kutahu darimu, yaitu apa aku berarti bagimu?" gumam sakura.

END POV

Sakura tidak bisa tidur malam ini. Lebih tepatnya hampir setiap malam dia memang tidak bisa tidur hanya karena memikirkan sasuke yang tak kunjung kembali dari berkelananya. Sakura melangkahkan kakinya keluar kamar. Dengan sangat hati-hati sakura tidak mau membuat suara yang bisa membuat kedua orang tuanya bangun.

Sakura menyisiri jalan dikonoha. Sepi itu wajar, mungkin karena jam memang menunjukkan waktu hampir tengah malam. Tapi sakura tidak peduli. Yang ada dipikirannya sekarang hanya ingin mencari udara segar agar bisa mengalihkan pikirannya.

Sakura terkejut dengan apa yang dilihatnya, untuk meyakinkan dirinya bahwa dia tidak salah. Sakura menyapa orang itu.

"Kakashi-sensei?"

Kakashi yang semula merebahkan tubuhnya dibangku taman sambil membaca icha-icha paradise nya, melonjak kaget melihat sakura.

"Yo" kakashi mengangkat sebelah tangannya.

"Ini hampir tengah malam kan? Apa yang kau lakukan diluar malam-malam begini sakura?" tanya kakashi heran.

"Aku juga ingin menyakan hal yang sama sensei" jawab sakura sembari tertawa kecil.

Kakashi menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Eh...Ano... aku hanya merasa tegang karena pelantikannya seminggu lagi" ujar kakashi sedikit gugup.

Sakura mengernyitkan dahi. "Pelantikan apa yang sensei maksud?"

"Oh..iya aku lupa tidak memberitahumu, karena kupikir kau sibuk dirumah sakit..hehehe" kakashi nyengir. "Aku akan segera dilantik sebagai hokage"

Sakura membelalakkan matanya, mulutnya sedikit menganga mendengar pernyataan kakashi.

'sensei jadi hokage? Bagaimana bisa?' batin sakura.

To Be Continued