Love Latte
Cast : Kim Jongin and Oh Sehun
Length : Chapter
Rate : T- M
Genre: Romance, hurt, little smut
Remake dari Phoebe yang berjudul sama dengan pengurangan dan penambahan cerita di beberapa bagian.
Warning: It's Genderswitch! Don't like? Don't read!
...
"When a cup of Coffee trying to replace the existence of love, too beauty for ugly destiny"
"Now. Everythings has forgotten, finnally come again"
...
SATU
Jongin uring-uringan karena hal yang difikiranya bertambah banyak. Deadline kerja harus di selesaikanya sesegera mungkin karena ia harus mengawasi Stephanie secara langsung. Peruntungan yang baik, jika bertemu dengan gadis bernama Stephanie Schrade itu maka ikatan pekerjaannya dengan mendiang nyonya Jouliette akan segera berakhir. Sekarang ada sebuah beban yang sangat besar menyangkut gadis yang mungkin masih berusia 23 tahun jika ia masih hidup. Jongin harus segera menyerahkan semua warisan ibunya kepada gadis muda yang tidak di ketahui dimana rimbanya itu sekaligus membantunya sampai gadis itu benar-benar siap secara batiniah. Usia dua puluh tiga tahun bukanlah usia yang matang untuk mengurusi seluruh kekayaan Jouliette Schrade. Parahnya, Jongin sama sekali tidak tau harus memulai dari mana untuk mencari Stephanie Schrade, tapi berbekal kenyataan bahwa Ayah dari gadis itu berada di Jepang, Jongin memutuskan untuk memulai semuanya dari Jepang.
"Jongin, ayo keluarlah! Sebentar lagi makan siang!"
Suara Zhang Yixing terdengar lantang, tapi penuh kasih. Jongin memandangi jam di dinding kamar yang di tumpanginya. Sekarang memang sudah tengah hari dan sesegera mungkin ia beranjak untuk membuka pintu, berharap wanita itu masih disana. Tidak ada, Yixing mungkin sudah kembali ke ruang makan. Jongin memutuskan untuk menyusul, meskipun seharian ini ia berusaha untuk memanjakan kepalanya yang pusing, Jongin masih tetap harus mengisi perut agar punya tenaga untuk hidup. Dengan langkah yang sangat lemah, Jongin berhasil turun dari lantai dua dan duduk di meja makan dengan khidmad. Yixing memasak banyak makanan dan kelihatannya sangat kerepotan karena putranya, Xingming yang berusia tiga tahun masih berada dalam gendongannya.
"Perlu ku bantu?"
Jongin menawarkan. Yixing mengtangguk senang. "Tolong bantu aku menggendong Xingming! Dia agak merepotkanku dengan rengekannya seharian ini."
Jongin bangkit dari tempat duduknya dan mendekati Yixing. Dengan tangkas ia mengambil alih Xingming Kim sehingga sudah berada dalam pelukannya. Jongin membawa Xingming ke meja makan dan memangkunya dengan penuh kasih lalu memandanginya lekat-ekat. Keponakan pertama dari Joonmyun dan Yixing benar-benar bentuk mini dari ayahnya, Xingming tapi memiliki mata besar seperti ibunya. Setiap kali melihat Xingming, Jongin merasa sedang melihat kembali kenangan-kenangan masa lalu dimana dirinya harus merelakan Yixing untuk Joonmyun. Tidak tepat jika di katakan merelakan, Jongin pada saat itu juga tidak berfikir untuk menjadikan Yixing miliknya karena perasaannya selalu di lingkupi rasa ragu dan belum berakhir hingga sekarang.
"Paman, Aku tampan ya?"
Kata-kata ingmin itu membuat tawa Jongin meledak. Anak itu sudah bisa berbicara dengan baik di usianya yang balita. "Xingming, Kau merasa tampan?"
"Tentu saja aku memang tampan. Aku juga cerdas!"
Jongin kembali tertawa. Ia memandangi Yixing yang sedang menuangkan jus jeruk kedalam gelas-gelas di atas meja makan.
"Siapa yang mengajarinya berkata seperti ini?"
"Kau fikir siapa? Tentu saja ayahnya! Aku tidak pernah mengajarkannya mengatakan hal-hal konyol seperti itu!" jawab Yixing ketus.
Kali ini Jongin tidak punya pilihan lain selain percaya. Selama ia mengenal Zhang Yixing , wanita yang kini sudah menjadi kakak iparnya itu bukanlah orang yang suka memuji diri sendiri, Joonmyun yang seperti itu. Sekali lagi Jongin memandangi Yixing. Siapa sangka gadis yang dulunya sangat gila kerja harus menikah di usia muda saat karirnya tengah menanjak dan meninggalkan cita-citanya. Sekarang wanita itu bahkan sudah menjadi seorang ibu rumah tangga dengan sebuah blouse viscose berlengan ¾ dan rok katun bermotif bunga-bunga lalu bekerja di dapur seharian. Meninggalkan map-mapnya, rok mini, blazer dan kata-kata penuh hujatan yang selalu mengalir dari mulutnya selama di pengadilan."Joonmyun sepertinya benar-benar sudah mengubah seorang Zhang Yixing. Sekarang kau benar-benar jadi ibu dan istri yang baik, kelihatannya!"
Yixing duduk di salah satu kursi meja makan bundar itu. "Aku suka dengan ini. Setidaknya sampai XingMing siap di tinggal!"
Kim Xingming menggeliat tiba-tiba. Ia memanggil-manggil ayahnya saat mendengar sebuah mobil berhenti di depan rumah yang tidak terlalu luas itu. Jongin menurunkan Xingming dari pangkuannya saat bocah itu merengek minta di turunkan dan pada akhirnya, Xingming sudah berlarian menuju ruang tamu. Jongin kembali menoleh kepada Yixing. "Dia sudah pulang? Cepat sekali, ini hari senin, kan? Bukannya jam kerja masih lama berakhir?"
"Dia selalu pulang saat makan siang, Bung!"
"Wah, sepertinya bukan hanya Joonmyun yang mengubah hidupmu, Nyonya Kim! Dia juga sudah berhasil kau ikat kuat-kuat, sampai harus pulang saat makan siang segala! Kalau saat itu aku yang menikah denganmu, aku rasa sekarang kita masih berada di London dan menjalankan rutinitas hidup yang membosankan karena harus bertemu bukan hanya di rumah, tapi juga kantor. Hidupku akan terikat dan menjadi tidak bebas karena itu!"
"Itu karena Kau belum mencoba untuk mencintai seseorang lagi hingga saat ini!" Joonmyun datang sambil menggendong Xingming. Tangannya masih sempat memukul kepala Jongin dari belakang. Joonmyun kemudian memindahkan Xingmin kepangkuan ibunya lalu duduk di kursi yang kosong.
Jongin menggosok-gosok kepalanya yang agak nyeri, Joonmyun tidak main-main. Pukulannya sangat kuat dan cukup untuk membuat Jongin limbung, ia kesulitan memulihkan pandangan matanya yang mengabur karena itu. "Aku akan menikah dengan wanita seperti Zhang Yixing!"
"Kurasa sebentar lagi fikiranmu akan berubah kalau mengetahui seperti apa Stephanie Schrade itu."
Jongin mengerutkan dahinya. Ia memang meminta Joonmyun mencari gadis bernama Stephanie Schrade itu. Joonmyun memiliki koneksi lebih luas untuk kawasan Jepang dan ia pasti bisa membantu Jongin dengan cepat. Terbukti, dalam waktu kurang dari tiga kali 24 jam, Joonmyun sudah menunjukkan tanda-tanda kalau ia mengetahui sesuatu tentang Stephanie Schrade. "Kau sudah menemukan anak itu? Dia dimana? Kapan aku bisa bertemu dengannya?"
"Kau ingin tau?"
"Tentu saja, ini bagian dari pekerjaanku!"
"Jangan menyesal kalau begitu…" Joonmyun menggantung ucapannya sambil menyuap makanannya, ia mengunyah dengan sangat perlahan karena semangat untuk menggoda Jongin yang sangat tinggi.
Jongin sudah tidak sabar lagi, ia sudah sangat penasaran dan tidak bisa menunggu. "Ayolah, beri tahu aku! Ini menyangkut pekerjaanku!"
"Bila ku beritahu, ini bukan hanya menyangkut pekerjaanmu adikku!" Joonmyun menyunggingkan senyum nakalnya. "Tapi kalau kau memaksa apa boleh buat. Stephanie Schrade, berada di Hokaido dua hari yang lalu, ia tinggal bersama ayahnya yang merupakan pejabat daerah, tapi ada satu hal yang perlu kau tau. Stephanie Schrade hanya pulang ke Hokaido pada hari libur karena di Hokaido, yang ada hanyalah keluarga angkat. Ia tinggal bersama ayah kandungnya di Inggris."
"Inggris? Berarti anak itu sangat dekat selama ini?"
"Tentu saja dekat. Dia selalu bersama dengan ibunya, seorang barista di sebuah coffee Shop di Soho di kenal sebagai Stephanie Oh. Kau pernah bilang kalau nyonya Jouliette memiliki anak angkat yang di panggilnya dengan nama Stephanie, sama dengan nama utrinya. Dan gadis itu ternyata adalah anak kandungnya. Satu lagi, pernah dengar nama Oh ? Oh Stephanie adalah Oh Sehun! Bukan orang lain, Jongin. Kau memang berjodoh dengan anak itu."
Jongin terbelalak. Oh Sehun?
"Sehun? Iya aku kenal dengannya." Yixing tiba-tiba bersuara. "Coffe Shop tempatnya bekerja dekat dengan kedai milik Zhoumi kakak keduaku. Karyawannya juga selalu memesan makan siang dari kedai mie Zhoumi. Jadi dia anak seorang milyuner? Wah…"
Yixing berhenti mengucapkan kata-kata selanjutnya. Ia memandangi Jongin yang termenung lalu menoleh kepada suaminya. Joonmyun pura-pura tidak tau dengan keadaan Jongin yang masih memandangi piring di hadapannya yang kosong. Oh Sehun sepertinya membangkitkan sesuatu yang besar di ingatan Jongin sehingga menyita kesadarannya beberapa waktu.
...
Kurang panjang kah ? Ini memang sesuai dengan bab yang asli, misalkan menurut kalian kurang panjang saya bisa menggabungkan dua bab menjadi satu.
Saya masukan ke rate M karena novel ini memang sedikit menjurus ke rate M.
Dan maaf untuk honesty tidak berlanjut, walaupun hanya meremake tapi saya harus tetap mempunya feeling dengan cast fanfic. Mungkin nanti saya lanjutkan atau saya ganti lagi castnya. Dan saya butuh recomend pair dari kalian, terserah pairing couple dari manapun.
Mind to review ?
