My Antidote For Your Heart

Aku selalu melihat dirinya, walau dia tak mau menganggapku. Aku selalu menyediakan payung untuknya, walau aku tahu dia takkan pernah mengambil payungku. Aku selalu mengulurkan tangan untuknya, tapi aku tahu dia takkan pernah menerimanya.

Tuhan, aku tak tahu mengapa dia berubah. Apakah karena popularitas- nyakah ia berubah? Entahlah. Ia bahkan tak pernah mengirimiku surat dari sana. Tapi aku sangat senang begitu kakakku, Naruto mengabarkan padaku bahwa dia kembali ke Jepang. Yaah ... walau anikiku yang paling tua itu tidak tinggal bersamaku sama tousa, kaasan, dan Kyuu-nii, aku senang dia masih memerhatikanku.

Naruto-nii pernah mengingatkanku bahwa dia sudah banyak berubah dari terakhir yang kuingat. Tapi aku tetap yakin bahwa dia tidak berubah. Walau kenyataannya perilakunya berubah, aku yakin dia masih sama seperti dulu. Aku yakin dan aku ingin tahu racun apa yang dimakannya hingga dia bisa berubah drastis seperti sekarang?

Photo no 1, Grey poison cake

Naruko POV:

Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah bagiku. Akhirnya, setelah berjuang dengan keras dengan 'bantal-bantal' meja belajarku, aku bisa masuk ke KHS. Kalian tahu? Masuk ke KHS adalah sebuah penghormatan bagi murid-murid di Jepang. Kalian tahu alasannya? Walau kau dari kalangan borjuis ( aku termasuk di dalamnya dan aku tak mau pamer karena hal itu ), nilaimu akan dilihat juga apakah pantas mengenakan seragam KHS. Yang kedua, kalau kau dari kalangan menengah ke bawah, kau harus bersaing dengan ribuan murid di sentaro Jepang dan hanya 10 orang yang bisa masuk ke KHS melalui beasiswanya.

" Naruko-chan, udah siap? " teriak mamaku dari lantai bawah. " Iya, Kaasan. Naruko segera turun " Dengan cepat kuturuni anak tangga dan segera menghampiri kaasan yang sedang berdiri di ujung tinggi. " Hati-hati, Naruko-chan. Kamu mau diketawain Gaara karna masuk rumah sakit di hari pertama masuk sekolah? " kata Kaasan sambil menyerahkan bento kuningku. Aku menggeleng. " Tentu saja tidak, Kaasan. Masa' aku mau diketawain si mayat bata itu? " ucapku. " Hehehe ... itu baru anak kaasan. Belajar yang baik ya, Naru-chan. " Kaasan mengantarkanku hingga ke depan pintu seperti biasanya dan jawabanku seperti biasanya, " Yosh. Itte kimasu, Kaasan! " Aku lambaikan tangan ke arah Kaasan lalu berlari kencang ke arah halte bus. " Itte rasshai, Naru-chan. Ganbatte ne! " teriak Kaasan sambil melambai ke arahku. " Naruko-sama, ayo! " kata Iruka, supir pribadiku. Aku mengangguk dan memasuki mobil pribadi keluargaku.

Hei, kalian tahu tidak alasanku mau masuk KHS? Kudengar dari Naruto-nii, Gaara sudah pulang ke Jepang. Gaara? Kalian pasti bertanya siapa dia? Dia adalah teman kecilku yang paling culun diantara semuanya tapi memiliki hati yang baik daripada mereka. Kenapa aku seyakin itu. Karena, walau dia sering di-bully orang, dia tak pernah meminta ayahnya yang seorang duta besar Rusia untuk Jepang menghukum anak-anak yang mengganggunya. Malahan, aku yang harus melindunginya jika ada yang mengganggunya. Hah, anak laki-laki yang merepotkan.

Tapi, hal yang paling kusuka dari Gaara adalah ketika dia memainkan biolanya di atas bukit ketika kami sudah pulang dari sekolah. Dia pasti akan memainkan biolanya. Dan aku menyukai permainan biolanya yang waktu itu menurutku sangat indah. Ketika dia hendak memainkan biola, dia pasti bertanya padaku seperti ini, " Naru-hime, lagu apa yang ingin anda dengar? " dan aku akan menjawab, " Buttlerku yang merah bata, tolong mainkan lagu yang indah liriknya " Hehehe ... kalau ingat masa-masa itu, aku jadi geli sendiri.

Ketika aku sampai di KHS, pemandangan yang pertama kali kulihat adalah seorang gadis manis berambut panjang ditindas oleh 2 orang cewek. Satu berambut bagaimana yaa ... agak mencolok dan satunya lagi berambut pirang panjang sepertiku cuma agak pucat.

" Hei, Ino! Cepat berikan gunting! " seru seorang cewek berambut mencolok ( ya iyalah orang rambutnya warna pink ) pada temannya yang bernama Ino. Gadis pirang yang namanya Ino itu memberikan gunting pada temannya. " Nih, Sa. Potong yang cantik, ya. Kasian Karin kalau rambutnya jelek menghadap Sasuke-kun! " ejek Ino. " Pasti " jawab Sakura sementara dia dengan entengnya hendak memotong rambut gadis berambut merah itu. " Hoi! " aku segera berlari ke arah mereka. " Sa, kita ketahuan. Kabur, yuk! " ajak Ino. " Iya. Awas kau! " Dia kabur bersama temannya meninggalkan gadis berambut merah tersebut.

Kuhampiri gadis berambut merah tersebut. " Kamu tak apa? Ada yang sakit? Kenapa tak membalas perbuatan mereka? " tanyaku padanya sambil membantunya berdiri dan membersihkan roknya dari debu. " Aku tidak bisa. Aku bahkan tak dapat mendengar apa yang mereka katakan. Hidupku lebih sunyi karena perbuatan mereka " jelasnya dengan bahasa isyarat dan hendak pergi meninggalkanku. " Tunggu! " Cepat-cepat kupegang lengannya dan kuputar tubuhnya menghadap ke arahku. " Aku tak tahu apa masalahmu dengan mereka. Namun, seharusnya kau membalas perbuatan mereka. Bukan dibiarkan begitu saja. Aniki-ku saja membalas ketika orang berlaku buruk padanya hanya karena dia tak dapat mendengar " ujarku dengan bahasa isyarat. " Kau bisa bahasa isyarat? " tanyanya tak percaya dengan bahasa isyarat. Aku mengangguk. " Namaku Naruko Namikaze " kataku. " Karin Uzumaki, yoroshiku onegaishimasu, Naruko-san " balasnya.

" Jadi, Karin adalah senpai-ku di KHS. Wah ..., aku kira kita satu angkatan. Gak seru, deh! " kataku tak jelas dengan bahasa isyarat. Karin hanya tak tertawa mendengar omongan- ku. " Sebenarnya umurku ini 1 tahun diatasmu, lho " balasnya dan aku melongo tak percaya padanya. " Aku tak percaya padamu, Karin-nee! " kataku. " Iya. Aku serius. Aku ini lebih tua darimu tapi memang wajahku kali ya yang buat aku tidak nampak lebih tua " jawabnya. Kalau dipikir-pikir sih wajahnya mendukung untuk menutupi usianya, pikirku. Ketika kami sedang asyik-asyiknya berbicara, di ujung lorong locker, terdengar suara berisik cewek-cewek yang teriak histeris tak jelas.

" Karin-nee, ada apa? " tanyaku

Tapi matanya mengisyaratkan untuk dengar dan lihatlah. Aku mengikuti sarannya. Cewek-cewek gila itu meneriakkan nama mulai dari 'Sai-kun', 'Neji-kun', 'Shika-kun', 'Sasuke-kun' dan terakhir, 'Gaara-kun'

Gaara! Kualihkan kepalaku ke belakang dan gotcha! Gaara, teman masa kecilku yang pindah ke Rusia kata kaasan ternyata senpai-ku di KHS. Ketika aku hendak menghamprinya, grep. Karin dengan cepat mencengkram lengan tanganku. Kenapa? tanyaku padanya. Karin cuma menunjukkan jawaban lewat matanya. Dan, aku tahu alasannya mengapa dia melarangku.

Di belakang Gaara cs, berdiri 3 cewek cantik. Satu berambut indigo panjang, satu berambut pirang pucat panjang, dan satu lagi berambut pink sebahu. " Yang indigo adalah Hinata Hyuuga. Adik dari Neji-senpai. Neji-senpai termasuk yang paling berkuasa di sini. Keluarga mereka termasuk dari 5 keluarga besar penyumbang dana bagi KHS. Yang itu Ino Yamanaka. " tunjuk Karin dengan matanya ke arah seorang gadis berambut sama sepertiku cuma lebih pucat dariku. " Dia adalah putri dari Inoichi Yamanaka, ketua jaksa pengadilan tinggi Tokyo. Bapaknya memiliki posisi kuat di sini selain penyumbang dana terbesar untuk KHS. Posisi bapaknya adalah penasihat 2 komite sekolah. Nah, yang pink itu. Kau pasti tahu namanya, kan? " tanya Karin.

Aku mengangguk. " Dia adalah Sakura Haruno. Putri dari mentri ekonomi, Kizashi Haruno. Di KHS, dia adalah queen bee-nya. Tapi kalau saja kau setenar mereka atau sekaya mereka, kau bakalan dapat mendepak mereka! " ucap Karin dengan putus asa. Aku memang kaya, Karin-nee, jerit hatiku lebay. " Memangnya kenapa, Karin? " tanyaku. " Sakura adalah leader dari Ang3l. Siapapun yang mau menen- tangnya, takkan bisa karna pengaruh bapaknya sangat kuat di sekolah ini. Hampir sama seperti ayah Sasuke-san. " jawab Karin. " Apa yang terjadi jika aku menentang mereka? " tanyaku. " Kalau kau dari keluarga yang tidak setenar mereka, kau akan bernasib naas sepertiku. Kalau kau dari keluarga setenar mereka, kau akan bernasib 'naas' seperti mereka. Tak ada yang mampu menentang mereka hanya Gaara dan Sasukelah yang bisa. Tapi Gaara tidak seadil dulu lagi. Makanya banyak murid meminta bantuan pada Sasuke. Cuma karna yang meminta kebanyakan cewek, dia jadi malas menolong orang-orang yang ditindas Sakura " ujar Karin putus asa.

Aku memandang ke arah mereka. Terlihat sekali Gaara terlihat senang bermain dengan mereka. Dan, astaga. Aku menutup mulutku yang ternganga tak percaya. Gaara bahkan berani memegang pinggang Sakura. Hal yang dulu kuingat Gaara takkan lakukan pada cewek manapun, termasuk diriku. Astaga, Gaara! Apa yang terjadi padamu? Kazura-baasan, apa yang terjadi pada Gaara? pikirku tak percaya dengan apa yang kulihat.

Sakura sepertinya melihat ekspresi kagetku. Dia bahkan berlaku lebih bagaimana yah ... lebih centil dan genit dari tadi kepada Gaara sedangkan Ino cekikikan bersama seorang pemuda sepucat mayat yang kudengar dari cewek-cewek gila itu bernama Sai. Hinata hanya menyendiri jauh dari kumpulan Sakura cs. Duduk di samping seorang pemuda berambut panjang yang kuyakini aniki-nya yang bernama Neji. Sedangkan yang 2 lagi pergi entah ke mana. " Gaara-kun, coba lihat ke sana, deh. Pacarmu cemburu deh denganku. Aku takut! Tadi dia sempat melotot marah padaku waktu bermain dengan Karin. Ya, kan Ino? " bisiknya dengan genit di telinga Gaara sambil melirik ke arah Ino. Ino mengangguk. " Iya Gaara. Pacarmu cupu, deh temannya kayak Karin " sindirnya. " Pacarku cupu ya ... dan orang yang dekat sama Karin itu cuma ... " dan omongan Gaara terhenti ketika dia melihat diriku dengan Karin. " Naruko " / " Gaara "