Semua cerita di sini mungkin banyak berbeda dengan karakter asli yang kalian tahu.

Semoga suka yaaa, caratdeul!


Minggu pertama masuk kuliah tahun ajaran baru 2017.

Kampus dipenuhi mahasiswa-mahasiswa baru dengan dresscode mereka kemeja putih dan celana bahan berwarna hitam.

Terlihat perbedaan yang kentara dengan senior-senior yang memakai jaket oranye dengan ekspresi seakan mengintimidasi.

Ruang serba guna Fakultas Teknik Industri terlihat mencekam.

Senior dengan jaket oranyenya mengelilingi barisan mahasiswa baru yang duduk rapi sambil hanya bisa tertunduk.

Setiap panitia ospek memakai syal dengan warna yang berbeda-beda yang terikat disamping kanan lengan jaketnya.

Tentu saja yang paling ditakuti adalah senior dengan syal hitam yang selalu membuat mahasiswa baru merinding dan takut. Mereka adalah Komdis atau komisi disiplin.

"Jun, makasih gue mau gantian shift sama gue. Siniin aja kameranya, ini udah giliran gue."

Jeon Won Woo – senior tingkat 2—mengambil alih kamera yang dipegang Jun temannya.

Ini adalah giliran Wonwoo untuk menjalankan tugasnya sebagai koordinator bidang Dokumentasi acara penerimaan mahasiswa baru.

Wonwoo mengalungkan tali kameranya seraya mengeluarkan syal biru dari dalam saku jaketnya.

Biru adalah penanda untuk panitia dari bidang dokumentasi.

"Foto-foto yang udah lo dapet apa aja Jun?" tanya Wonwoo sambil mengatur kameranya.

Jun mengeluarkan secarik kertas berisi daftar-daftar foto yang harus diabadikan oleh bidang Dokumentasi.

"Foto maba—mahasiswa baru—yang lagi nguap, foto maba lagi ngobrol, foto maba lagi bosen, foto maba lagi diem-diem makan, foto maba lagi ketawa, foto maba lagi diem-diem main HP." Jun membacakan daftar foto yang sudah diambilnya.

"Oke sisanya sama gue aja," ujar Wonwoo seraya masuk masuk ke ruang serba guna.


Jeon Won Woo atau biasa dipanggil Wonwoo. Mahasiswa semester 3 Fakultas Teknik Industri.

Sudah terkenal sebagai mahasiswa berprestasi dari fakultasnya.

Sering menjuarai berbagai lomba karya tulis ilmiah.

Tinggi badan 180cm ditambah kulitnya yang putih karena setiap hari menghabiskan waktu di perpustakaan.

Rambut kecoklatan yang ditata rapi, mata cokelat tua yang dihalangi oleh kacamata Rayban hitam.

Wajah yang terlihat agak tirus dihiasi bibir tipis merah muda.

Tidak salah jika dia menjadi salah satu mahasiswa yang populer di kampus.

Sifatnya yang agak cuek membuatnya terlihat cool.

"WAAAA! Itu lihat!"

"GANTENG BANGETT!"

"SUKAAA!"

Suara teriakan histeris wanita menghilangkan fokus Wonwoo yang sedari sedang membaca novel fiksi favoritnya dengan tenang.

Telinganya membenci kebisingan.

Novel fiksi itu ditutup seraya melepas headset yang terpasang di kedua telinganya.

"Suara apaan itu?" tanya Wonwoo pada DK —Dokyeom, teman dekat Wonwoo— saat melihat kerumunan wanita yang tidak biasanya berada di taman belakang perpustakaan.

"Itu para fansnya Mingyu, lo tau Mingyu kan?" kata Seungkwan sambil menunjuk 3 orang pria di seberang mereka yang sedang bermain basket di tanah bekas lapangan basket yang sudah jarang dipakai.

"Mingyu? Gak tau. Salah satu cowo yang lagi main basket?" tebak Wonwoo malas.

Seungkwan mengangguk.

"Lo tuh salah satu koordinator di panitia ospek kan? Masa lo gak tau," kata DK.

"Tugas bidang gue cuma ambil foto. Mana gue kenal mahasiswa barunya."

Wonwoo memasang lagi headsetnya.

DK melepas paksa headset Wonwoo.

"Ini nih lihat. Mingyu, Vernon dan Joshua itu kumpulan maba ganteng tahun ini. Masa lo gak tau? Lo beneran gak tahu Mingyu?" tanya DK bertubi-tubi sambil memperlihat foto seorang laki-laki.

Wonwoo hanya mengangkat bahunya tanda tak tahu.


Wonwoo's POV

"Itu yang namanya Mingyu?"

DK ngeliatin gue foto cowok dengan gaya peace yang terkesan manly.

"Iya, lo gak denger gosip tentang maba yang di hari pertama ospek udah nantangin komdis?"

Cowok yang nantangin komdis?

"Kayanya gue pernah denger deh."

"Cowok itu tuh namanya Mingyu. Tuh yang lagi nge-dribble bola," kata Seungkwan sambil menunjuk ke arah lapangan basket.

Ya tipe-tipe maba yang cari perhatian senior dan pingin populer doang.

Jujur, gue paling males dengerin gosip di kampus.

Apalagi tentang maba-maba yang banyak tingkah di depan senior.

Apa susahnya buat ngikutin aturan yang udah dibuat, toh senior juga gak mungkin nyuruh maba buat ngelakuin hal-hal tanpa alasan.

Kalau dihukum ya wajar, memang mabanya bikin kesalahan.

"Apa jaman sekarang cewek-cewek suka cowok urakan kaya gitu ya?"

Apa hebatnya dengan laki-laki urakan kaya gitu yang bahkan me-manage emosinya sendiri saja belum bisa.

DK menyodorkan HPnya ke arah gue.

"Liat deh!" kata DK.

"Bukan karena dia urakan, bro. Liat baik-baik foto-foto Mingyu."

Ya ampun ternyata DK masih satu spesies dengan cewek-cewek di kerumunan itu, tukang gosip dasar.

Entah DK dapet darimana foto-foto cowok yang namanya Mingyu itu.

"Dari gosip yang gue denger, Mingyu tuh cowok paling ganteng di SMA nya. Lihat aja di foto-foto itu. Rambut hitamnya yang kayanya lembut banget, mata cokelat terang, hidung mancungnya, tanned skin yang nandain kalo dia sering olahraga. Kegantengan mukanya terpampang nyata kan?"

"Jijik gue denger lo. Muka beginian kalo lo di luar negeri tuh berserakan di jalan-jalan. Tukang sapu di luar negeri juga mukanya kaya begini."

Jitakan Seungkwan berhasil membuat gue meringis sedetik setelah gue ngomong.

"Liat tuh! Badannya yang tingginya 185cm bener-bener cocok buat jadi atlit. Katanya dia jago di banyak olahraga. Dari badannya yang atletis tuh keliatan banget kalo dia sering olahraga. Gak kaya lo, renang aja gak bisa," ejek DK.

"Wonwoo, pesona dia tuh bukan terkenal di kalangan cewek-cewek doang. Gue denger pas SMA banyak juga cowok-cowok yang diem-diem suka sama dia," tambah Seungkwan.

Bulu kuduk gue mendadak merinding denger kata-kata Seungkwan.

Ya masa sampe cowok-cowok juga klepek-klepek sama pesona bocah urakan itu.

Gak masuk akal.


Bola basket yang dilempar Mingyu tidak berhasil masuk ke ring.

Sebaliknya, bola malah memantul dan menggelinding bebas ke arah Wonwoo.

"Wonwoo! Itu kasihin bolanya ke Mingyu," suruh Seungkwan dengan meniru nada histeris cewek-cewek di lapang.

Seungkwan hampir teriak histeris jika tidak ada DK yang menutup mulu DK saat Mingyu berjalan menghampiri mereka bertiga.

Kata-kata Seungkwan tak Wonwoo hiraukan.

Ambil aja sendiri. Bukan urusan gue. Pikir Wonwoo.


Mingyu's POV

Itu orang bukan lempar bola ke sini malah diem aja.

Mentang-mentang senior.

Jelas-jelas dia tahu ada bola ngegelinding ke arahnya.

"Josh, gue aja yang ngambil bolanya. Biasalah annoying senior yang sok-sok cuek depan maba."

Akhirnya gue yang jalan buat ambil bola basket.

Waktu gue samperin senior itu bahkan gak ngeliat gue sama sekali.

Ini tipe senior paling malesin.

Harus gue jailin kali ya.

Gue dengan sengaja majuin badan gue, ngunci posisi badannya yang lagi nyender ke dinding dengan kedua tangan gue.

Dia cuma diem, mata merhatiin sambil ngikutin gerak-gerik gue.

Keliatan banget wajah bingungnya.

Teriakan histeris cewek-cewek udah mulai menggila.

Dengan sengaja, gue majuin wajah gue deketin wajah dia.

Sedetik kemudian dia dengan reflek jedotin kepalanya ke jidat gue.

"Anjirr, sakit!"

"Lo ngapain!?" tanyanya dengan nada marah.

Wah dia bisa marah juga. Siapapun yang lihat wajahnya pasti bakalan mikir dia tipe cowok sabar yang gak bisa marah.

Coba aja liat wajahnya yang lebih putih dari kebanyakan cewek, bibirnya yang pink, pipinya yang memerah gara-gara marah.

Kalo gue gak denger suaranya, udah gue kira cewek.

"Gue mau ngambil bola di belakang lo," jawab gue sambil ngambil bola yang memang ada di belakang dia dan gue angkat ke depan mukanya.

Kena lo!

Dia gak bisa nutupin rasa malunya.

"Lo pikir gue mau cium lo? In your wildest dream!"

Wajahnya yang putih itu semakin memerah.

Mingyu mau lo lawan!?

Gue kasih dia seringai andalan gue.

"Maba sialan!" katanya sambil ninggalin gue yang masih bersorak riang karena berhasil jailin dia.


Selamat membaca