Gara Gara Bubble Tea
.
.
Cast : Oh Sehun, Kim Jongin, Xi Luhan
Genre : Romance and Humor
Rated : T
Warning : Typo(es), OOC
Chapter 1
Seorang namja manis berperawakan tinggi dengan kulit putih pucatnya yang berkilau diterpa sinar matahari kini sedang berjalan menuju kantin. Seragam olahraganya kini terlihat basah dengan tetesan keringat yang menetes dari dahinya. Namja itu bernama Oh Sehun, siswa tingkat pertama C Sekolah Menengah Atas yang terlihat dingin dan jutek itu berjalan dengan langkah cepat menuju kedai Bubble Tea.
Bubble Tea, minuman favoritnya. Sekarang ia dalam keadaan sangat haus sekali karena kelasnya sehabis jam pelajaran olahraga. Setelah sampai di depan kedai Bubble Tea, ia terdiam. Kemudian mengatur napasnya perlahan agar lebih teratur.
"Satu Choco Bubble Tea, ahjussi" ucapnya kepada penjaga kedai itu.
"Tunggu sebentar Sehun-ssi" kata ahjussi tersebut disertai dengan anggukan.
Kira kira setelah dua menit berlalu, ahjussi itu memberikan segelas Bubble Tea kepada namja bersurai dark brown mengambil Bubble Tea yang diberikan oleh ahjussi itu dengan senyuman terpatri di wajah tampan-mm bisa dibilang agak cantik jika untuk seorang lelaki. Kemudian ia merogoh sakunya, dan mengambil uang untuk membayar Bubble Tea yang sudah ia minum hingga tinggal tersisa tiga per empat gelas.
"Gomawo ahjussi" Sehun memberikan uangnya kepada ahjussi penjual Bubble Tea itu dan kemudian langsung beranjak dari tempat itu menuju ke kelasnya.
-XOXO-
Suasana kelas tingkat pertama C sangat ramai dengan para murid yang ada di dalamnya. Ada yang sedang memakan bekal, ada yang sedang memainkan gadgetnya, ada yang sedang membaca buku, ada juga yang sedang bermain bola di dalam kelas padahal baru limabelas menit yang lalu mereka bermain di lapangan.
Sementara Sehun hanya duduk di kursinya. Tangannya sibuk dengan gadgetnya sedangkan mulutnya sibuk menyedot Bubble Tea yang tadi ia beli. Ia sedang asik bermain gadgetnya dan menaruh Bubble Tea nya di pinggir meja kayu miliknya. Dan sepersekian detik kemudian-
Brakkkk
Byurrrr
Cairan berwarna coklat dengan gumpalan-gumpalan kenyal itu kini berceceran di lantai. Bukan hanya membasahi lantai kelas, tetapi bubble tea tersebut juga membasahi baju dan sepatu pemiliknya. Ya, bubble tea milik Oh Sehun tumpah. Dan yang membuat bubble tea itu tumpah adalah bola yang disundul oleh seorang namja berkulit tan. Sementara Sehun hanya diam terpaku, tak bisa berbuat apa apa sambil memandangi baju olahraga yang ia kenakan kini penuh dengan bercak kecoklatan.
Suasana kelas yang tadinya gaduh, berubah menjadi hening. Semua pasang mata yang berada di dalam kelas itu kini menatap kedua orang yang berhasil mengubah suasana kelas. Sehun kini beranjak berdiri dari kursinya dan kemudian berjalan menghampiri namja yang telah berhasil membuat wajahnya memerah karena emosinya telah memuncak.
"YA!APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN BUBBLE TEA MILIKKU KIM JONGIN?!" teriakan sehun memecah keheningan kelas. Sementara namja yang ternyata bernama Kim Jongin hanya memasang ekspresi sweatdrop.
"KENAPA KAU HANYA DIAM SAJA KAI-AH?! AKU TIDAK MAU TAU, SEKARANG JUGA BERSIHKAN BAJUKU!" Sehun kembali berteriak di depan wajah namja itu yang ternyata nama panggilan namja beriris onyx itu adalah Kai.
"Sampai kapanpun, aku tidak akan membersihkan bajumu" ucap Kai dengan nada yang bisa dibilang kelewat santai dalam situasi seperti ini.
"HHH~ Jinjja?" dengan intonasi yang tidak sebesar tadi, Sehun bergumam. Kemudian ia menghentakkan kakinya sebal lalu berlari pergi meninggalkan namja dihadapannya tadi dengan pandangan mulai memburam karena bulir transparan dari dalam matanya yang akan segera menetes.
-XOXO-
Sehun dengan agak kasar menyeka air matanya yang terus mengalir dengan menggunakan punggung tangan kanannya. Sedangkan jari jari lentik tangan kirinya sedang sibuk membersihkan noda kecoklatan yang baru beberapa menit yang lalu berhasil menempel di baju olahraganya. Ia hanya berdiri lemah di depan wastafel kamar mandi sekolahnya.
"Hhh~ Sialan kau Kim 'idiot' Jongin" rutuknya sedikit kencang sambil mengacak surainya yang berwarna madu itu dengan frustasi. Untung saja di dalam kamar mandi ini hanya ada dia dan bayangannya sehingga tidak ada yang melihat ia menangis kesal seperti ini hanya karena terkena tumpahan bubble tea yang disebabkan oleh namja menyebalkan itu.
"Bagaimana jika eomma tau, pasti aku akan dimarahi eomma nanti saat pulang. Huh aku harus meminta pertanggungjawaban si idiot itu!" ia beranjak pergi dari dalam kamar mandi dengan langkah gontai. Kelasnya ada di lantai tiga, tetapi kamar mandi ada di lantai dua sehingga membuatnya harus melewati banyak kelas.
Sehun menaiki tangga sambil menunduk ke bawah. Namun baru saja Sehun menaiki lima anak tangga, tiba tiba seseorang menubruknya. Sehun masih mempertahankan posisi menunduknya. Untung saja ia tidak tertubruk dengan kencang sehingga tidak membuatnya terjengkang ke belakang.
Sementara yang menubruknya hanya diam sambil memperhatikan baju Sehun yang penuh dengan bercak kecoklatan, yah walaupun ada beberapa bercak kecoklatan itu yang mulai menghilang karena tadi sudah Sehun bersihkan menggunakan air di wastafel kamar mandi.
"Maaf" ucap seseorang yang menubruknya.
"….." Sehun mendongak namun hanya diam dengan tatapan sayunya.
"Se-Sehun? Apa yang terjadi dengan bajumu?" namja beriris sparkle dark brown itu menatap baju Sehun kemudian menyentuh bercak kecoklatan yang menempel di baju Sehun. Sementara sang empunya hanya diam sambil memperhatikan gerak gerik namja dihadapannya itu.
"Jawab aku Hun" kini namja berperawakan sedikit lebih pendek dari Sehun itu menatap kedalam iris mata hazel milik Sehun. Kedua manik itu saling menatap seakan mencari cari jawaban dari semua apa yang telah terjadi.
"Aku tidak apa-apa kok, Luhan hyung" akhirnya Sehun membuka suaranya untuk menjawab pertanyaan dari namja yang ternyata bernama Luhan itu.
"Apanya yang tidak apa-apa? Baju olahragamu kenapa jadi coklat begini?" terdengar nada penuh kekhawatiran dalam ucapan Luhan.
"A-aa itu. Tapi janji jangan marah ya hyung" ucap Sehun dengan gugup.
"Iya. Katakan saja" wajahnya yang tadinya penuh dengan ekspresi khawatir, kini digantikan dengan ekspresi penasaran. Kemudian Sehun menceritakan semua yang telah terjadi sehingga membuat bajunya kotor seperti ini termasuk namja beriris onyx yang telah menyebabkan semuanya terjadi. Namun tak jauh dari tangga tempat mereka berdua berdiri, ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka berdua.
-XOXO-
Bel pulang sudah berbunyi kira-kira duapuluh menit yang lalu. Semua siswa dan siswi Seoul International High School, mulai berhamburan keluar dari kelasnya masing masing. Dan suasana diluar gedung sekolahpun mulai ramai dengan mobil-mobil pribadi yang bertugas menjemput murid yang bersekolah disini.
Rata-rata siswa dan siswi yang sekolah disini adalah anak dari para pejabat dan orang orang yang berpenghasilan tinggi. Bahkan bisa dibilang hampir semuanya. Anak anak dari orang yang berpenghasilan menengah kebawah sangat sedikit, mungkin bisa dihitung dengan jari. Karena sekolah ini bukan hanya terkenal karena kualitasnya yang bagus, tapi juga biaya sekolahnya yang sangat mahal.
Dan Sehun adalah salah satu dari anak yang bisa dihitung dengan jari. Sehun masuk kesekolah ini berkat jalur prestasi, sehingga ia bebas dari biaya sekolah hingga ia lulus nanti. Ayahnya hanya seorang supir pribadi, sedangkan ibunya hanya seorang wiraswasta dengan usaha kecil kecilan. Sehun adalah anak tunggal maka dari itu ia adalah satu-satunya harapan keluarganya untuk memperbaiki keadaan ekonomi keluarganya.
Yah jadi begitulah kira-kira latar belakang keluarga seorang namja yang sedang duduk sendirian di halte bus sambil membaca ulang materi Persamaan Linier Tiga Variabel dari buku paket matematikanya. Semilir angin sore meniup rambutnya yang tidak tertutupi oleh apapun. Langit sore terlihat gelap pertanda bahwa tak lama lagi bulir bulir transparan akan jatuh membasahi permukaan bumi.
Sehun menutup bukunya perlahan. Ia mulai jengah menunggu bis yang belum juga datang padahal ia sudah menunggu kira-kira duapuluh menit yang lalu. 'Semoga saja hujan tidak turun sampai aku tiba di rumah' batinnya sambil memandangi noda kecoklatan yang menempel di sepatu putihnya. Ia jadi teringat namja idiot itu alias Kai.
"Cih, bisa bisanya si idiot itu berkata sesantai itu tanpa ada nada bersalah di dalam ucapannya. Jangan mentang mentang ayahnya seorang pejabat ya jadi dia bisa meremehkanku. Awas kau Kim Jongin!" gumamnya pelan sambil menghembuskan napasnya dengan kasar. Matanya mulai memanas karena ia mengingat insiden yang menimpanya tadi di kelas. Untung saja yang tersiram bubble tea itu seragam olahraganya, kalau saja seragam putihnya yang tersiram huh dia sudah tidak berani membayangkan apa yang akan eomma nya lakukan padanya.
"Sudahlah Sehun, jangan menangis. Lagipula bercak kecoklatan itu akan hilang setelah dicuci" ia meyakinkan dirinya sendiri sambil mengusap air matanya yang tiba tiba saja sudah menetes membasahi pipinya.
"Sehun-ah" panggil seseorang dari dalam mobil yang berhenti tepat di hadapannya. Seseorang turun dari mobil berwarna biru metalik itu dan kemudian menampilkan seorang namja berseragam yang sama dengan Sehun.
"Luhan hyung" Sehun membalas panggilan namja yang kini berdiri tepat dihadapannya. Luhan kemudian mengulurkan tangannya kearah Sehun. Lalu Sehun berdiri sambil menyambut uluran tangan Luhan.
"Kau belum pulang?"Tanya Luhan dengan tatapan cemas dan hanya dibalas gelengan oleh Sehun.
"Kenapa kau belum pulang?" tanyanya lagi.
"Bisnya sedari tadi belum datang" jawab Sehun seadanya.
"Kalau begitu, biar aku mengantarmu pulang" Luhan menggenggam tangan Sehun semakin erat.
"Tidak u-" sebelum Sehun menyelesaikan perkataannya, tangan Sehun sudah ditarik oleh Luhan sehingga membawanya kedalam mobil Luhan. Sehun terduduk di samping kursi kemudi sementara Luhan duduk dikursi kemudi.
Suasana didalam mobil milik anak pengusaha furniture itu kini sangat hening. Hanya terdengar suara mesin pendingin udara mobil yang sibuk mendinginkan udara seisi mobil. Kedua namja didalamnya kini sibuk berkutat dengan kegiatannya masing masing. Luhan sedang fokus menyetir sementara Sehun hanya menunduk dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
Luhan tidak perlu repot-repot menanyakan alamat rumah Sehun, karena ini bukan pertama kalinya ia mengantar Sehun pulang. Baru kira kira sepuluh menit Luhan menjalankan mobilnya, kini ia bisa merasakan sesuatu yang berat menyentuh bahu kanannya. Ia menoleh kemudian mendapati kepala Sehun kini tengah bersandar di bahunya. Kemudian ia mulai bisa mendengar nafas teratur Sehun. Ah ternyata Sehun tertidur.
Luhan mengelus surai Sehun perlahan dengan sebelah tangannya kemudian ia mengecup perlahan puncak kepala Sehun.
"Aku Mencintaimu, Hun"
To Be Continued
A/N : Kyaaaaaa~ By The Way ini fanfic pertama aku. Jadi mohon dimaklumi jika sangat banyak kekurangannya karena aku author baru. Jadi aku juga butuh saran nih dari para readers (kayak ada yang mau baca ini ff aja).
Gomawo untuk yang udah mau baca fanfic milikku. Sampai ketemu di chapter depan~~
Aku tau kalau ff ku abal banget. Jadi tulis aja unek unek para readers setelah membaca ff ku ini di kolom komentar yang sudah disediakan #HugeHug :)
