we are like minor mistakes, small but fatal

.

This fic is mine.

.

Hari ini musim dingin pertama di Hokkaido, yang berarti suhu di provinsi paling utara itu akan semakin dingin dari biasanya. Nafas setiap orang berubah menjadi uap di depan wajah mereka, tak terkecuali seorang pemuda bersurai kecokelatan yang tengah duduk sendiri di sebuah bangku taman.

Taman bukanlah tempat bersantai terbaik yang ada di Hokkaido pada musim dingin, tetapi pemuda itu sedari tadi tidak beranjak dari tempatnya. Matanya lurus dan hampa dengan wajah pucat pasi sekaligus bibirnya tetap berwarna merah segar. Sebuah syal warna krem melingkar di lehernya dibarengi dengan mantel sewarna lumut dan celana denim cokelat terang.

Udara di Hokkaido sudah hampir menyentuh minus tiga derajat ketika pemuda itu bergeser sedikit dari posisi asalnya dan bersandar pada sandaran kursi yang mulai membeku.

Apa tujuannya berada di sini? Dia sendiri tidak tahu apa tujuannya mengisolasi diri dan termenung bagai pengidap skizo. Segala kefrustasian melintas di otaknya sampai dia sendiri tidak tahu dia harus melakukan apa. Hanya menatap kosong dan lurus. Hanya hampa yang mengisi.

"Kau akan jatuh sakit bila tetap seperti itu sejam kemudian."

Sebuah benda hangat menempel di pipinya, kopi kalengan hangat dari mesin penjual minuman otomatis. Itu tidak menjadi alasan untuknya menoleh sehingga dia tetap terdiam bagai manekin. Sesosok pemuda lain yang bersurai kecokelatan dengan mantel hitam duduk di sampingnya dan menyelipkan kaleng tersebut ke sela-sela tangan pemuda yang terdiam.

"Sampai sekarang aku bingung mengapa kau bisa menjadi murid yang berdedikasi," pemuda berambut kecokelatan buka suara. Matanya tidak menatap pemuda lain di sampingnya yang masih membeku. "Maksudku, kau oke. Tapi kau... Anomali."

Bibir merah pemuda bersyal krem itu terbuka sedikit, membentuk celah sempit. "Begitu."

Pemuda yang lainnya menoleh kemudian menghembuskan nafas keras dan uap pun mengepul di depan wajahnya. "Kau aneh sekali."

"Menjadi aneh adalah pilihanku. Terima kasih."

Pemuda bersurai kecokelatan pun tersenyum mendengar jawabannya. Dia menyilangkan kedua kakinya lalu bergumam sendiri sebelum menyuarakan dengan lantang; "Kapan kau akan kembali ke Seoul?"

Akhirnya pemuda berambut hitam pun menggerakan kepalanya untuk menatap si pemilik surai kecokelatan sebelum raut wajahnya mengeras.

"Iyada."[1]

Dan kemudian senyum simpul muncul di wajah pemuda bersurai kecokelatan seiring tangannya menjelajah ke rambut hitam pemuda di hadapannya, tak peduli reaksi apa yang akan diberikan si pemuda lainnya..

"Henko shinai kudasai. Hyung."[2]

Seiring suhu mulai menjadi lebih dingin lagi, pemuda berambut kecokelatan meninggalkan pemuda yang satunya hanya dengan sekaleng kopi di tangannya yang telah kehilangan kehangatannya.

.

[1] : Tidak mau.

[2] : Tolong jangan berubah.

.

A/N : Apaan sih, Brothers Conflict ae belum selesai udah bikin fic baru yang gak jelas gini duh ;;

Aslinya ini sih mau di post di wattpad dengan format yah... OC x OC. Tapi gak jadi deh, gak pede wks. Jadi saya ganti castnya huhu.

Tetep sama kok kayak Brothers Conflict formatnya. Sama-sama AllxJin. Cuma aja yah... Ada bumbu incestnya kali ini haha!

INCEST CAN'T BE THAT BAD YEAH!

So, mind to review? :9