Chapter pertama! Fic ini, lagi-lagi, dengan pelaku anggota Akatsuki! Oh, no! Kayaknya Sora kena sindrom Akatsuki nih... yah, semacam keadaan di mana ide-ide mengenai fic baru yang entah mengapa selalu melibatkan Akatsuki... eh, malah jadi curhat deh (ga' ada yang nanya juga!). Udah deh, ga usah kelamaan, langsung aja baca fic ini ya?

"Hah, hal ini tidak bisa dibiarkan terus-terusan..." kata sebuah suara yang, kayaknya sih, udah kita semua kenal.

"Apanya?" tanya suara lain yang ternyata milik sesosok hiu itu. DUAKK!! belum-belum Author udah kena timpuk aja...

"Tentu saja kemiskinan dan kebangkrutan yang dialami oleh Akatsuki ini!" kata suara pertama, yang tentu saja sudah kita tahu, Kakuzu si bendahara.

"..."

Semua diam. Mereka udah pada bosen karena dari dulu Kakuzu selalu memberi penyelesaian yang ga' masuk akal buat masalah 'kebangkrutan dan kemiskinan' tadi. Kalo dia nyuruh buka kedai ramen atau apa gitu atau kalo ga' bikin night club dengan host-nya si Itachi, Deidara, Sasori, Tobi (yang dijamin bakal diserbu cewek-cewek sedunia n tentu aja dapet untung besar, apalagi jika ditambah Uchiha Sasuke n Sabaku no Gaara! – ga' nahan...), sih masih mending. Nah ini, dia suruh anggota lainnya berdoa, bertapa 7 hari 7 malam di tepi jurang (karena dia liat Hidan yang lagi memuja Dewa Jashin-nya juga melakukan hal itu!) masih ditambah puasa juga (sementara itu si Kakuzunya malah tinggal di markas dengan alasan jaga markas, kali aja ada pencuri – padahal di markas Akatsuki yang udah bangkrut itu ga' ada apa-apa lho!) yang jelas aja ga' berhasil – gagal total – karena persembahannya, malah diabisin Itachi n Deidara karena pada kelaperan, trus mereka bukannya bertapa malah pada nepukin badan – digigitin nyamuk!; Pernah juga ia menyuruh teman-temannya untuk menyelam ke dasar laut buat nyari harta karun di kapal karam, entah dia bego atau apa, yang jelas laut yang dia tunjukin bukannya laut tapi danau buatan, yang tentu aja di dalamnya ga' ada harta karun – kapal karamnya aja ga' ada, secara danau buatan gitu; dan masih banyak cara lain yang nyaris membuat para anggota Akatsuki lainnya kehilangan darah...

"Kenapa kalian diam semua sih?" tanya Kakuzu, sebal dia didiemin.

"Nggak... cuma..." gumam Itachi ga' jelas.

"Cuma apa?"

"Nggak, nggak apa-apa."

"Hmm, jadi seperti yang kita tahu bahwa kebangkrutan yang kita alami ini adalah masalah besar, sangat besar, begitu bukan teman-teman?" tanya Kakuzu dengan gaya (sok) keren, yang nadanya itu udah niru gayanya politikus kalo lagi pidato itu... tapi, sama sekali ga' mirip! Malah eneg Sora liatnya! DUAKK!! lagi-lagi Author kena timpuk.

"..."

Sekali lagi, ga' ada yang menjawab pertanyaan ga' penting dari Kakuzu...

"Perasaan leader pierchingan itu aja nggak mempermasalahkan hal itu," batin Kisame sambil curi-curi pandang ke arah Pein. Tapi, CCP-nya ga' lama-lama amat, Kisame takut entar Pein ke-GR-an n ngira si Kisame adalah seorang gay yang suka ama Pein...

Padahal sebenernya, Peinnya sendiri lagi sibuk mikir sehingga ga' merhatiin CCP yang dilakuin hiu jejadian itu, "Perasaan gw leader di sini, napa Kakuzu yang seenaknya aja mrintah-mrintah ya?"

Tetapi, mereka ga' punya waktu berlama-lama mikirin hal itu, coz Kakuzu yang sebel (lagi-lagi) didiemin langsung melanjutkan pidato ga' bergunanya KREKK!! (suara tembok yang retak karena kena tendangannya si Kakuzu – sebenernya sih, Sora yang jadi sasarannya, tapi Sora-nya berhasil ngindar. Sekali-kali nyenengin gw sebagai Author!)

"Ya udah, jadi, demi mengakhiri kebangkrutan kita ini..."

"Kita harus melakukan sesuatu..." potong Itachi dan Deidara bersamaan, udah pada hapal pidatonya Kakuzu...

"Benar, jadi kali ini, kita pasti berhasil kembali ke masa kejayaan Akatsuki di mana uang kita berlimpah dan saya bisa hidup sejahtera," lanjut Kakuzu seenaknya, "Dan, kali ini menurut buku yang belum lama ini saya baca, ada sebuah pekerjaan yang sangat menjajikan."

Yang lainnya udah pada nguap, nahan kantuk, tapi ga' berani beranjak dari tempatnya masing-masing, karena kalo Kakuzu marah, dia akan nyuruh kerja rodi ampe utangnya lunas lengkap ama bunganya!

"Emang pekerjaan apa sih..." kata Konan.

"Pekerjaan ini keren banget deh!" promosi Kakuzu.

"Iya, truz pekerjaannya itu apa?" tanya yang lain, ga' sabar!

"Jadi, kita akan menjadi..." kata Kakuzu terputus.

"Apa?" jerit yang lain.

"Jadi... ntar, gw pingin BAB nih!" kata Kakuzu nyantai sambil lari menuju toilet.

Setelah menunggu beberapa menit sambil memaki-maki Kakuzu, akhirnya anggota Akatsuki lainnya bisa memuaskan keingintahuan mereka sebab Kakuzu telah selesai menunaikan 'misi'nya.

"Ah... lega deh gw," kata Kakuzu masih santai.

"Udah, ga' usah kebanyakan bacot, emang pekerjaan apa yang lo mau kasih tahu ke kita?" tanya Itachi sambil mulai mengaktifkan Sharingannya.

"Iya, sabar dong! Gw yang ngusulin aja nggak sampai segitunya," kata Kakuzu sewot, "Jadi, pekerjaannya adalah Ghost Sweeper!" kata Kakuzu keren (dikeren-kerenin)

"Ghost Sweeper, apaan tuh?" tanya Itachi.

"Makanan baru ya?" tanya Deidara.

"Enak ga' sih?" Pein ngikut.

"Asalnya dari mana?" tanya Kisame.

"Mahal nggak?" tanya Hidan yang kayaknya dah ketularan virus ekonomi dari Kakuzu.

"Tobi anak baik!" seru Tobi – ga' nyambung!

"Hei, dengerin dulu! Dasar bocah-bocah ga' canggih! Ghost Sweeper tuh kerjaannya membasmi hantu! Kayak yang gw baca di buku ini," kata Kakuzu sambil menunjukkan manga Ghost Sweeper Mikami yang baru dibacanya.

"Oh, cuma ngusir hantu doang toh!" seru yang lain.

"Eh, berarti kita harus ngusir Sasori dong, dia kan udah jadi hantu," kata Itachi.

"Iya juga ya?"

"Tapi, karena ga' ada yang bayar kita buat nglenyapin Sasori, jadi biarin aja dia di sini, jadiin pekerja part time aja," sahut Kakuzu seenak jidatnya.

"Bagaimana Sasori..." tanya Itachi.

"Bolehlah, daripada gw ga' ada kerjaan," kata Sasori dengan gayanya yang cool.

"Oke, karena semua udah pada setuju (?), jadi, segera saja kita laksanakan misi ini," kata Kakuzu yang lagi-lagi sok mrintahin orang, "Trus, pertama yang harus kita siapin adalah kantornya!"

"Pein, lu ama Konan yang ngurusin itu. Pokoknya hari ini juga harus jadi tuh kantor, yang bagus!" printah Kakuzu.

"Trus, yang lainnya cari alat-alat buat ngusir hantu, kalo perlu kelinci, tepatnya sih hantu, percobaan pake aja si Sasori!" tambahnya. Setelahnya, Kakuzu mati. Tewas di tangan para penggemar Sasori... ga' ding, ntar cerita ini ga' bisa lanjut...

Kalo kalian merasa hal ini dah aneh, lebih aneh lagi saya yang melihat anggota Akatsuki lain langsung saja melakukan apa yang diperintahkan oleh Kakuzu tadi. Pein dan Konan sibuk cari bangunan buat kantor mereka... sementara yang lainnya pada ga' jelas keberadaannya, ada yang nyari di Perpus, niatnya si baca-baca buku, tapi bukannya itu yang didapet, malah Perpusnya jadi kacau, soalnya Itachi bacanya pake ngaktifin Sharingannya... (bayangin aja!). Trus, si Hidan sibuk melafalkan doa-doa ga' jelas ke Dewa Jashinnya, lalu sibuk menghafalkannya. Kayaknya sih dia bikin mantra pengusir hantu sendiri – ngasal maksudnya. Tobi sendiri lebih parah. Dia malah nyanyi2 'Tobi anak baik!' lengkap dengan koreonya! Trus dikasih judul 'Tarian Pengusir Hantu'. Sementara yang lain ternyata bukannya kerja malah pada pada petak umpet di lapangan deket markas Akatsuki... Kakuzunya sendiri tentu aja tidur dengan pulasnya plus ngorok n ngiler juga di markas Akatsuki.

Detik-detik terus berjalan maju, mendorong jarum menit, dan juga jarum penunjuk jam. Begitulah yang selalu terjadi pada jam yang hidup, bukan, bukan jam yang bisa makan n jalan-jalan, tapi jam yang benar, yang masih berfungsi. Seperti juga hari itu, anggota Akatsuki dengan berbagai kegiatannya, ditemani jam yang terus merangkak maju.

Siang mulai berganti sore, malam segera menjelang. Matahari mulai tenggelam, teletubbies berpamitan... DUAKK!! BRUAK!! KREK!! BRAKK!! PRANG!! GUBRAK!! Author ditendang, disambit, dipukul, ditimpuk hingga tewas oleh para anggota Akatsuki, "Author goblok!" seru mereka.

Yah, begitulah, malam telah datang menjelang ketika akhirnya mereka kembali ke markas. Mereka semua kembali berkumpul, seperti siang tadi saat Kakuzu memberi pidato 'politik ekonomi'nya.

"Jadi, Pein, Konan bagaiman hasil kerja kalian seharian ini?" tanya Kakuzu menginterogasi.

"Kami udah nemu gedung yang cocok!" seru Konan, bangga.

"Bagus, sekarang juga kita ke sana trus rapat di sana," printah Kakuzu seenak mulutnya, "Konan kamu pimpin di depan, kasih tahu jalannya!"

"Oke, jadi kita keluar dari markas lurus aja, trus di perempatan belok kanan, trus blablablablabla..." kata Konan sambil jalan sambil njelasin.

Setelah perjalanan selama 5 menit ga' kurang ga' lebih 0,0000...1 detik pun, mereka sampai di bangunan calon kantor mereka. Entah apa bisa disebut bangunan. Dindingnya udah lumutan dari atas sampai bawah, trus kayaknya cuma dipegang dikit bakal langsung retak, hancur berkeping-keping. Di halamannya yang cukupan aja luasnya, yang tumbuh cuma ilalang yang tingginya minta ampun, lebih tinggi daripada Crouch, tahu ga'? Dalamnya, juga sama aja. Begitu masuk, mereka di'sambut' ratusan, bahkan ribuan kelelawar yang pada terbang cari mangsa. Lantainya, udah pada ambrol di mana-mana... dan ga' ada lampu 1 pun juga! Cuma ada obor, yang langsung dinyalain Itachi, pake jutsu tentunya. Dan setelah semua itu, yang paling keren adalah kenyataan bahwa rumah itu berada tepat di sebelah pemakaman dan ga' ada tetangga 1 pun di sekitarnya, benar-benar gambaran ideal sebuah rumah hantu. Para anggota Akatsuki pada merinding, walau tak seorang pun mengakuinya, gengsi dong!

"Bagaimana, bener kan kataku?" tanya Konan, masih bangga aja walau sebenernya merinding juga dia.

"Bener apanya?" tanya Kisame.

"Ini, cocok banget buat kantor Ghost Sweeper itu tadi,"

"Cocok pala lu, ini mah rumah hantu bukan kantor!" jerit Deidara histeris.

"Yah, biar nuansana cocok..."elak Konan.

"Hmmm, boleh juga nih," kata Kakuzu, "Tapi, kenapa di sini ga' ada perabotnya sih? Cuma ada kursi ma meja doang."

"Yah, maklum anggarannya terbatas," kata Pein sambil berpuppy eyes.

"Gini aja deh, Zetsu lu berdiri aja di deket pintu, dari pada beli pot kan mending kita manfaatin semua yang ada. Anggep aja Zetsu itu taneman gitu?" kata Hidan.

"Emang taneman kali..." kata yang lain.

Begitulah suasana di kantor Ghost Sweeper itu. Sudah diputuskan namanya adalah Ghost Sweeper Akatsuki. Pembagian tugas dan lain-lain akan dilakukan menyusul (maksudnya terserah mood aja). Dan, GSA akan mulai beroprasi esok hari...

Author's Note:

Gimana fic kedua ini, masih OOC banget ya? Begitulah, Sora ga' bisa, sulit, buat bikin fic yang normal, ga' OOC...

Jadi readers sekalian, kali ini Sora buka lowongan OC, pilih aja mau peran klien, apa setan juga boleh... kasih tahu ciri-ciri kalian lewat review ya? Bisa juga request anggota Akatsuki yang menangani kasus kalian. Pokoknya saya tunggu. Buat yang ga' berminat ikut lowongan tetep review ya?

O ya, bagi kalian yang ga' tahu siapa Crouch itu, Sora kenalin. Dia adalah pemain sepakbola, mantan pemain Liverpool yang kemarin katanya mau pindah ke Portsmouth. Tingginya nyaris 2 meter. Begitu.

Ja ne!