.

.

.

I GIVE MY HEART TO YOU!

MINYOON! GS!UKE YOONGI!

RATED T+

DONT LIKE? DONT READ!

.

.

.

1.

Seorang pria tengah menyesap kopi hangatnya dipagi hari yang cerah sembari menatap keluar jendela. Sesekali tersenyum menatap seorang gadis tetangganya yang baru saja keluar dengan menggunakan seragam SMA, dia sempat membuka jendela dan ingin memanggil gadis tersebut tetapi tiba-tiba ia menghentikan mulutnya yang hampir saja meneriakinya ketika melihat gadis yang terlihat lebih tua darinya menyusul dibelakangnya. Ia mengenduskan nafasnya menandakan dia kecewa.

Setelah tak lama ia melihat dua gadis tetangga barunya tersebut mulai meninggalkan rumahnya, ia melihat Taehyung sahabatnya berjalan, entah darimana berpapasan dengan dua tetangga barunya dan terlihat berbicara sedikit.

.

"Selamat pagi Yoongi-noona. Selamat pagi juga Jungkook-ah. Kalian mau kemana?" sapa Taehyung dengan cengiran khasnya.

"Selamat pagi oppa! Jelas aku ingin kehalte bus untuk pergi kesekolah." ucap Jungkook dengan bersemangat.

"Tau darimana namaku?" tanya Yoongi dengan dingin.

"Ah- aku yang memberitahunya unni." Jungkook tersenyum kearah kakaknya.

"Yasudah ayo jalan." Yoongi menarik lengan adiknya dan Taehyung dengan kepolosan atau lebih tepat bodohnya menarik lengan Jungkook.

"Atas dasar apa kau menyentuh adikku?" ucapnya dengan nada dingin.

"E-eum, sebenarnya, aku hanya ingin menawarkan daripada kalian naik bus lebih baik ikut mobilku saja."

"Bol-"

"Tidak perlu, terimakasih. Dan segera singkirkan tanganmu dari lengan adikku sebelum aku mengirimmu kerumah sakit." Potong Yoongi. Dengan senyuman yang menyiratkan kepedihan Taehyung melepas pegangannya dari lengan Jungkook.

Jungkook ditarik paksa oleh kakaknya yang berjalan lebih dulu darinya, Jungkook berbalik badan dan menggerakan mulutnya dengan tatapan maaf memohon 'maafkan-kakakku-dia-memang-seperti-itu' yah kira-kira seperti itu. Taehyung hanya tersenyum dan memasuki rumahnya.

.

Jimin dengan secepat kilat langsung berlari kedepan pintu untuk menyambut kedatangan Taehyung. Ia tersenyum lebih tepatnya menyeringai kearah Taehyung, berharap ada perubahan atau mungkin peningkatan.

"Bagaimana?" tanya Jimin dengan penuh semangat.

"Aku terlalu menyukai Yoongi-noona. Berharap bisa dekat dengannya saja sudah terlalu jauh Jim."

"Jadi kamu tertarik dengan Yoongi- si jutek itu?"

"Kau pikir aku tertarik dengan adiknya yang manis itu?"

"Tapi tadi kau malah memegang tangan adiknya bodoh. Apa yang membuatmu tertarik dengan kakaknya daripada adiknya yang lebih ramah?"

"Jelas, dia tampak manis dengan rambut coklatnya itu, dinginnya malah membuat aku ingin menghangatkannya, badan mungilnya ingin sekali aku rengkuh dalam pelukanku uh- apakah saat ini aku sedang ingin sekali dengannya?"

"Yak! Bocah mesum! Kalau begitu aku masih ada kesempatan dengan si gigi kelinci?" tanya Jimin dengan seringaian bodohnya.

"Aku tidak peduli Jim. Yang pasti sejak dari dua hari yang lalu, saat mereka pindah aku sudah tertarik dengan Yoongi." Ucapnya dengan senyuman bodohnya. Jimin hanya menggeleng tidak mengerti.

.

.

Sore telah tiba, Jimin baru saja pulang dari kuliahnya. Ia merasa penat dengan tugas-tugas kuliahnya. Ia memutuskan untuk pergi ke cafe tentu dengan teman-teman kampusnya. Sebenarnya Jimin sempat menolak dan mengusulkan ke cafe lain saja karena banyak orang bilang pelayan disana cantik-cantik dan juga seksi, Jimin hanya berlagak sok suci menolak agar gadis-gadis dikampusnya berdecak kagum denganya, padahal otak Jimin dari kemarin penasaran dengan cafe yang cukup populer disebut dengan 'sexy waiters' tersebut.

'sekali-sekali tidak masalah juga' batinnya.

.

Ia dan teman-temannya sampai dicafe tersebut. Dan benar saja pelayannya memang sangat cantik-cantik dan pakaiannya cukup menggoda untuk menjadi pelayan. Teman-temannya sempat tertawa kecil melihat ekspresi Jimin yang dengan polosnya bersiul menatap paha-paha pelayan yang cukup terekspos dan menatapnya dengan penuh nafsu.

"Selamat siang ingin pesan apa?" tanya gadis dihadapannya dan teman-temannya. Jimin mendongak untuk menatap gadis dihadapannya, ia tercengang.

"Yo-Yoongi noona?!" Jimin berdecak kaget menatap penampilan Yoongi dari atas hingga bawah. Teman-temannya hanya menatap bingung kearah Jimin.

"ingin pesan apa?" tanya Yoongi mengulangi pertanyaannya dan menatap tak peduli kearah Jimin.

"Aku ice moccachino saja" ucap salah satu temannya. Jimin masih terdiam, ia tidak percaya Yoongi yang terlihat pendiam, galak dan jelek terlihat sangat manis dan juga menggoda dengan pakaian tersebut. Semuanya sudah menyebutkan pesanan mereka terkecuali Jimin.

"Baiklah, ice moccachino 2, Hazelnut Latte 1, Mango jam 1. Pesanan akan datang 10 menit lagi." Ucapnya lalu meninggalkan meja tersebut.

"Tu-tunggu.." teriak Jimin, lalu Yoongi membalikan badannya.

"A-aku pesan hot chocolate saja." Ucapnya dengan gugup. Yoongi mengangguk dan membalikan badannya.

.

"Jim, kau pesan hot chocolate karena merasa hot ya disini?" tanya seorang temannya.

"Tidak, hanya saja dadakan hormonku tergejolak melihat Yoongi-noona."

"Kau mengenalinya? Dia memang sangat seksi, aku saja ketagihan kesini karenanya."

"Dia tetangga baruku, dia benar-benar galak. Temanku menyukainya tapi temanku jadi terlihat seperti sampah sungguh."

"Kau kenal Myungsoo si cowo tampan dikampus? Dia pernah ditampar dikampus karena aku dengar.." temannya mendekat dan mulai membisikannya.

"...aku dengar Myungsoo pernah mengajak adiknya tidur."

"Ah bodoh kupikir apa! Ku pikir Yoongi yang diajak tidur!" Jimin dengan polos dan bodohnya mengucapkan kata-kata tidak senonohnya didepan umum. Yoongi yang tidak berada jauh darinya membelak matanya terkejut saat namanya dicantumkan.

.

Yoongi dengan wajah yang dingin kemudian mendatangi meja mereka dengan hentakan halus dari kakinya, membuat semua pemuda disana menjadi tegang dan hening.

"Astaga kalian.." ucapnya dengan wajah datarnya.

"Ma-maafkan kami" ucap salah satu teman Jimin.

"Kenapa kalian yang minta maaf? Seharusnya akulah yang meminta maaf."

"apa?"

"Gula kalian, bagaimana kalian minum tanpa gula, ini.." Yoongi melempar beberapa bungkus gula dan tersenyum kecil meninggalkan meja Jimin dan teman-teman gerombolannya.

"Kupikir kita akan mati setelah ini hufft." Jimin mengusap wajahnya dengan kasar.

.

"Yoongi, astaga bagaimana bisa aku merasa mati rasa seperti ini melihatnya"

.

.

TBC

.

.

Halo, salken ya~

Maaf untuk chap ini baru yaa prolog maybe-

Gausah dibuat panjang-panjang dulu.

.

Hmmm kalian bisa panggil aku Fanfan kok. *gananya

.

Oia No Yaoi! Entah lagi seneng sama GS. Tapi aku fujoshi berat tenang ajh / plak/

Hmm untuk rated.

Untuk sekarang rated T dulu ajh deh, gatau kedepannya gimana hmmm.

But i think T to be M seiring jalannya cerita.

.

Next or delete? :3