Sick - NamJin Version
.
Author : syubsyubchim
.
Cast :
Kim Namjoon X Kim Seokjin
Slight!BTS
.
NOTE :
YAOI! BOYXBOY! TYPOs! DLDR! Review juseyo.
.
.
.
Kalau Seokjin yang jatuh sakit :
Entah sudah kali keberapa Namjoon membuka pintu kamar dua hyung tertua di grup mereka. Bahkan Yoongi yang sedang menikmati waktu luangnya sambil menulis lirik di laptopnya amat sangat terganggu dengan kemunculan wajah bodoh Namjoon.
"Tidak bisakah kau diam saja, Kim?" desis Yoongi sinis. Ayolah, bagaimana bisa dia berkonsentrasi menulis lirik kalau setiap menitnya pintu itu terbuka dan tertutup dengan suara yang tidak bisa dibilang pelan - meskipun Namjoon sudah mencoba bersikap selembut mungkin.
Namjoon tidak mengindahkan desisan sinis Yoongi. Namja bersurai mint itu duduk disamping ranjang Seokjin dan menempelkan punggung tangannya pada kening kekasih, mengecek suhu tubuhnya - lagi.
"Aku baik-baik saja, Joonie," suara serak Seokjin menyadarkan Namjoon. Namjoon berdecak kesal. "Kau tidak baik-baik saja, Princess. Tubuhmu panas."
"Dia hanya demam biasa, Namjoon. Bukan demam berdarah, jangan berlebihan," suara sinis Yoongi kembali terdengar.
"Candaanmu tidak lucu, hyung."
Seokjin hanya bisa tersenyum lemah melihat perdebatan kedua rapper line itu. Ya, Yoongi benar, dia hanya demam biasa dan Namjoon tidak perlu secemas itu. Seokjin hanya butuh istirahat.
Tapi bagi Namjoon, princessnya sakit bukanlah sesuatu yang biasa. Ini masalah serius. Seokjin sangat jarang jatuh sakit jika dibandingkan dengan member yang lain. Dan tiga puluh sembilan menuju empat puluh derajat celcius bukanlah suhu yang normal untuk dikategorikan sebagai 'demam biasa'. Meskipun Seokjin sudah melakukan pemeriksaan dan diberi obat semalam, tapi tetap saja Namjoon tidak bisa duduk tenang dan tidak melakukan apa-apa saat kekasihnya terbaring lemah dengan wajah pucat begitu.
Namjoon mengganti kompres Seokjin - lagi. Lalu mengelap keringat yang membasahi wajah dan leher Seokjin. "Mau kuambilkan sesuatu, Jinnie? Katakan padaku apa yang membuatmu tidak nyaman," terdapat nada khawatir yang begitu kental disana.
Detik selanjutnya dua sejoli itu mendengar helaan nafas pelan dari Yoongi, "Aku ke studio dulu. Cepat sembuh, Seokjin hyung," dan keluar dari kamar itu. Kehadiran Namjoon benar-benar merusak konsentrasinya.
"Hati-hati, Yoong," Seokjin berpesan dengan suara seraknya yang dibalas 'hm' pelan dari Yoongi. Selanjutnya yang ditangkap oleh pendengaran mereka hanyalah pekikan ceria Jimin yang bersikeras menemani Yoongi ke studio.
Setelah keadaan kembali tenang, Seokjin melempar tatapan lihat-hasil-dari-perbuatanmu pada Namjoon yang dibalas oleh ekspresi tidak terima dari Namjoon. "Yoongi hyung kan memang sensian, apalagi kalau tidak ada Jimin disampingnya. Seperti coordi noona kalau lagi PMS," begitu jawabnya. Dasar kurang ajar.
"Aku mau tidur, Joonie." Seokjin menarik selimutnya sebatas bahu, menyisakan kepalaya dibalik kain tebal nan nyaman itu. Namjoon mengecup kening Seokjin dan mengelus rambut pirangnya lembut. "Tidurlah, aku akan menemani sampai kau terlelap, hyung."
"Tidak perlu Nam-"
"Aku tidak menerima bantahan, sayang," nada tegas Namjoon tersirat kental disana. Menandakan Namjoon benar-benar tidak mau mendengar penolakan atau batahan dari Seokjin. Seokjin hanya menghela nafas maklum dan memejamkan matanya, menikmati usapan Namjoon pada surainya.
.
.
.
Seokjin menerjapkan maniknya pelan, membiasakan maniknya dengan sinar lampu tidur disamping ranjangnya. Seokjin mencoba menggerakkan tangannya, namun lengannya terasa kebas. Oh, ternyata Namjoon sedang tertidur dipinggir ranjangnya, dengan lengannya sebagai bantalan.
Seokjin tersenyum kecil, Namjoonnya terlelap dengan begitu damainya meskipun Namjoon tertidur dalam posisi yang sangat tidak nyaman. Seokjin mengalihkan pandangannya pada nakas disamping ranjang dan menemukan laptop Namjoon dalam keadaan terbuka. Tidak menyala memang, melihat bagaimana gelapnya monitor laptop itu.
Apakah Namjoon mengerjakan lagunya sambil menemani Seokjin yang terlelap? Ugh, memikirkannya membuat wajah Seokjin terasa hangat dan merona. Astaga, Seokjin merasa benar-benar dicintai saat ini. Dia bahkan berharap demamnya tidak akan sembuh-sembuh kalau Namjoon terus-terusan memperlakukannya seistimewa ini.
Seokjin membawa tangannya mengusap surai mint Namjoon, merapikan bagian poninya. Membawa jemarinya mengitari wajah Namjoon, mulai dari kelopak matanya, hidung bangirnya sampai bibir tebalnya. Dengan iseng, Seokjin menusuk-nusuk kecil pipi Namjoon, yang dimana akan muncul dimple yang amat disukainya saat kekasih tersenyum.
Merasa tidurnya diusik, Namjoon mengerang pelan, membuka kelopak matanya dan menemukan Seokjin yang sedang merabai wajahnya. "Kau sudah bangun, sayang? Bagaimana keadaanmu?" Namjoon menegakkan tubuhnya dan membawa telapak tangannya kearah kening Seokjin, "Demammu sudah turun, syukurlah."
Seokjin hanya mengangguk mengiyakan. Tubuhnya masih terasa hangat, namun Seokjin yakin dia sudah bisa melakukan aktifitasnya seperti biasa. "Joonie," cicit Seokjin pelan.
"Kenapa princess? Aku ada disini. Apa yang kau butuhkan?" Namjoon mengusap pelan pipi Seokjin, dengan senyuman yang tidak lepas dari bibirnya. Berusaha memperlakukan sang princess yang sedang jatuh sakit selembut mungkin. Oh, rasanya Seokjin ingin sakit terus kalau Namjoon selalu berasa disampingnya begini.
"Tidak apa-apa, terima kasih sudah menemaniku terlelap."
"Apapun untukmu, princess."
.
.
.
Kalau Namjoon yang jatuh sakit :
"Jinnie hyuuunggg~"
Entah sudah rengekan keberapa yang Namjoon keluarkan. Jungkook yang sedang bermain game diranjang sebelah bahkan sampai berdecak kesal, padahal telinganya sudah tersumpal headset. Ayolah, bayangkan saja Namjoon yang bertubuh besar dan berwajah ala rapper-rapper hard core itu merengek seperti balita yang tidak dibelikan mobil-mobilan sambil menendang-nendang selimutnya. Membayangkannya saja Jungkook mual, apalagi harus menyaksikannya langsung.
Jungkook menyerah. Magnae Bangtan itu turun dari ranjangnya, berjalan menuju dapur, dan menemukan Seokjin sedang mengaduk entah-apa-itu diatas kompor. "Eomma, urus bayi besarmu dulu. Aku tidak tahan mendengar rengekannya," adu Jungkook dengan bibir yang mengerucut kesal.
Seokjin hanya terkekeh kecil. Ya Tuhan, bayi besar dan bayi kecilnya sama saja. Apalagi saat bayi besarnya sedang sakit, benar-benar merepotkan. Setelah memastikan sup ayamnya layak dikonsumsi, Seokjin mematikan kompor.
"Makan malam sudah selesai, Kookie. Panggil hyungmu dan makanlah dulu. Aku harus mengurus bayi besar yang terus merengek," setelah mendapat anggukan dari Jungkook, Seokjin berjalan menuju kamar Namjoon dengan sup ayam yang masih hangat.
"Jinnie hyuuuunnggg~"
Lagi, bahkan sebelum Seokjin memutar knop pintu kamar Namjoon, rengekan sang bayi besar kembali terdengar. "Astaga Namjoon, kapan kau akan berhenti merengek, eoh?" Seokjin meletakan sup ayam buatannya disamping ranjang dan mendudukan dirinya.
Dengan bibir yang ditekuk kebawah dan lengan yang terbuka lebar Namjoon kembali menyuarakan perasaanya, "Aku merindukanmu."
Seokjin hanya memutar bola matanya malas. Saat Namjoon sedang sakit, sifat manjanya akan keluar. Seokjin akan senang-senang saja kalau kadar manja Namjoon masih dalam batas normal. Bukankah Namjoon yang manja dengan kadar normal terlihat sangat menggemaskan? Tapi beda halnya dengan Namjoon yang sedang jatuh sakit. Manjanya Namjoon akan berada pada batas dimana siapapun akan jengah dengannya. Terlalu berlebihan. Sungguh.
"Aku baru meninggalkanmu setengah jam lalu untuk menyiapkan makan malam, bayi besar. Bayiku masih ada lima orang lagi selain dirimu, kalau kau lupa," Seokjin tidak mengindahkan Namjoon yang meminta untuk dipeluk. Diambilnya sup ayam yang masih hangat dan menyerahkannya kepada Namjoon, "Makanlah, selagi masih hangat."
Bibir Namjoon tertekuk makin turun. Oh, ayolah, mana ada makhluk yang membiarkan kekasihnya yang sedang sakit makan sendirian. Namjoon juga ingin merasakan kisah cinta bak drama-drama klasik romansa picisan yang dimimpi-mimpikan para remaja wanita. Tidak bisakan Seokjin sekedar menyuapinya?
"Jinnie hyuuunggg~ Ayolah, masa aku harus makan sendiri? Lenganku sudah kebas karena kau mengabaikannya, tidak mau memelukku," lagi, Namjoon merengek lagi yang membuat Seokjin menghela nafas menyerah. Ingatkan dia untuk melempar Namjoon ke rumah sakit saja kalau dia sakit lain kali. Lagi pula, apa-apaan alasan Namjoon tadi. Dasar modus.
"Baiklah, buka mulutmu," Seokjin menyendokkan sesendok sup dengan potongan kentang, wortel dan daging ayam pada bayi besarnya yang diterima dengan senang hati oleh Namjoon. Lihatlah, seberapa drastis perubahan eskpresi Namjoon. Bahkan dalam keadaan mengunyah potongan sayuran dan daging ayam Namjoon dapat tersenyum sampai lesung pipinya terlihat.
Seokjin hanya tersenyum gemas melihat Namjoon. Kekasihnya ini benar-benar berubah drastis dari leader charismatic menjadi anak balita manja kalau sudah sakit. Seokjin membawa jemarinya mengusap noda sup di sudut bibir Namjoon, "Sudah merasa agak baikan?"
Namjoon hanya mengangguk dan membuka mulutnya lagi, meminta Seokjin menyuapkan sup ayamnya lagi. "Sudah, sangat membaik malahan. Apalagi yang merawatku semanis dirimu, hyungie."
Oh, bahkan dalam keadaan seperti ini kau masih sempat menggombali Seokjin, eoh? Sepertinya keadaanmu benar-benar membaik Kim Namjoon.
Seokjin tersenyum manis membalas gombalan Namjoon. Perlahan tapi pasti, Seokjin membawa tangannya kearah tangan Namjoon dan menyerahkan sup ayamnya yang masih bersisa banyak itu. "Kalau begitu, habiskan supmu sendiri. Jangan manja. Aku masih mau melihat kelima bayiku yang lain," dan beranjak meninggalkan Namjoon begitu saja.
"Yah, yah! Jinnie hyung, jangan tinggalkan akuuuuu. Persetan denga kelima bayimu yang lain, bayi besarmu membutuhkanmu."
"Habiskan supmu Namjoon," perintah Seokjin telak sebelum menutup pintu kamar Namjoon. Membiarkan manusia yang kabarnya ber-IQ 148 itu terdiam dengan wajahnya yang paling bodoh dan bibir terbuka diatas tempat tidur sambil memegang semangkuk sup ayam.
Setelah tersadar bahwa Seokjin meninggalkannya, Namjoon kembali menyuarakan seluruh protesnya dalam bentuk rengekan rengekannya. Apapun itu Namjoon tidak peduli, yang penting kekasihnya kembali kekamarnya, menyuapinya atau setidaknya menemaninya menghabiskan supnya.
"Jinnie hyuuunnnggg jangan tinggalkan aku sendirian. Aku membutuhkanmuu~!"
.
"Princess, gawat! Tanganku kram, aku tidak bisa makan sendiri. Kembali dan suapi akuu~"
.
"Aduh kepalaku sakit sekali, Jinnie hyung, princessku, aku rasa sakitku makin parah. Tolong akuu~"
.
"NAMJOON BERISIK!" Itu Min Yoongi.
Namjoon berjengit kanget. Kalau si gula sudah membentaknya, lebih baik dia diam daripada mendapatkan amukan hyungnya itu. Namjoon memandang sendu kearah sup ayamnya, "Padahal kan aku sedang sakit," dan melanjutkan makan malamnya.
Sedangkan keenam member lain di ruang makan hanya terkikik geli karena tidak mendengar rengekan Namjoon lagi setelah Yoongi mengamuk. Wajar saja, semua orang tidak akan berani berkutik lagi kalau Yoongi sudah turun tangan, termasuk leader mereka.
"Sudahlah, Yoongi hyung. Habiskan makan malammu, aku akan memijatkan tubuhmu setelah ini. Tubuhmu pegal, 'kan?" Jimin, sang kekasih bocah mencoba menenangkan Yoongi yang sedang mengamuk. Yoongi hanya mengangguk dan melanjutkan acara makan malamnya, "Terima kasih, Jimin."
Member yang lain hanya menatap kagum kearah Jimin. Hanya Jiminlah yang mampu menjinakkan Yoongi jika sudah mengamuk. Mereka benar-benar harus bersyukur karena Jimin mampu menjadi pawang Yoongi.
.
.
.
Seokjin membuka pintu kamar Namjoon pelan. Mengecek keadaan bayi besarnya setelah mencuci semua peralatan makan malam. Malam ini Jungkook tidur dikamar Jimin dengan Taehyung dan Hoseok, sedangkan Jimin menginap dikamar Seokjin dengan Yoongi. Jungkook tidak mau tidur sekamar dengan bayi besar yang sedang sakit dan terus merengek. Bisa-bisa ia tidak tidur semalaman. Sekalian, dia bisa tidur sekamar dengan sang kekasih alien, tidak ada salahnya, 'kan?
Keadaan kamar Namjoon terlihat begitu gelap. Namjoon memadamkan semua lampu dikamar. Tetapi samar-samar Seokjin dapat melihat Namjoon tertidur dengan selimut yang menutupi keseluruhan tubuhnya. Oh, sepertinya bayi besar Seokjin benar-benar ngambek.
"Namjoonie.." Seokjin menghampiri ranjang Namjoon dan duduk disampingnya. Menghela nafas lega saat melihat mangkuk sup Namjoon yang sudah kosong. Seokjin mencoba menarik selimut Namjoon, ingin melihat keadaan bayi besarnya. Tetapi pemuda yang bergelung didalamnya menolak, ia menahan erat-erat selimutnya, tidak mengizinkan Seokjin menyingkapnya.
"Hey, kau benar-benar ngambek, huh?" Seokjin memilih mengusap bagian yang ia yakini sebagai puncak kepala Namjoon. Kekasihnya benar-benar sensitif saat sakit. Seokjin jadi merasa sedikit bersalah meninggalkannya tadi.
Merasa tida mendapat jawaban, Seokjin membuka suara sekali lagi, mencoba membujuk Namjoon agar keluar dari buntalan selimutnya. "Namjoonie, maafkan aku, sayang. Tapi kau tau anak-anak juga membutuhkanku, kan?"
Namjoon mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut. Bibirnya mengerucut dan irisnya memandang sebal kearah Seokjin. "Kau keterlaluan, hyung. Menelantarkan kekasihmu yang sedang sakit demi lima manusia menyebalkan itu."
Seokjin sukses terkekeh gemas dengan sikap kekasihnya. Kalau sudah begini, Seokjin yakin dirinya bahkan sanggup untuk menjadi dominan dalam hubungan mereka. "Baiklah, maafkan aku yang sudah menyebalkan, oke? Sekarang ayo tidur, kuharap keadaanmu membaik karena kita punya jadwal besok."
Namjoon menarik tubuh Seokjin agar berbaring disampingnya. Melingkarkan lengannya pada pinggang Seokjin dan membenamkan wajahnya pada dada Seokjin. "Biarkan aku tidur seperti ini."
Seokjin hanya pasrah. Dirinya sadar sudah mengabaikan Namjoon seharian ini. Padahal Namjoon sedang sakit dan membutuhkannya. Yah meskipun tidak sepenuhnya mengabaikan juga, tetapi tetap saja rasa bersalah itu sedikit menempel pada dada Seokjin.
Seokjin mengusap surai mint Namjoon sayang, "Tidurlah Namjoonie. Cepat sembuh. Mimpi indah."
.
.
.
END
.
.
.
INFIRES!
Annyeong, syubchim balik lagi bawain fanfic Namjin yang super gajelas (nari octopus dance). Fanfic ini murni dari imajinasi liar syubchim disela-sela jadwal padat member BTS. Syubchim rencananya pengen buat Version tiap member. Tapi yang MinYoon malah ketuang ke fanfic Know Your Limit, meskipun hanya versi Chim dan masalahnya malah jadi beda. Hehe. Tapi, kalau banyak yang mau, nanti syubchim coba bikinin fanficnya, sekalian request couple lain juga boleh. Mencoba hal yang baru ga ada salahnya kan?
Maaf kalo setiap fanficnya syubchim MinYoon selalu nyelip nyempil sana sini. Mereka terlalu manis untuk di mubazirkan (gayanya duh). Buat yang mintain sekuel Know Your Limit, syubchim lagi mikirin jalan ceritanya sih, soalnya disana mereka masih member BTS kan, secara publik figur tuh, takutnya jadi rumit kalo boyxboy dan mpreg yang faktanya masih tabu. Hmm (pose berfikir) kalo ada yang mau kasih ide buat sekuelnya Know Your Limit boleh tuh. Ngitung-ngitung fanfic baru muehehe (midterm belom kelar masih mikirin fanfic)
Terakhir, makasih banget yang udah ngerelain luangin waktunya buat ngebaca fanfic gajelas ini, apalagi sampai meninggalkan review (bow 90 degrees).
Terima Kasih.
Salam, INFIRES !
