"Shouldn't I give birth in this world? Should I stay alive after many things happened? Why should these things happen to me and my child?"
Inspired by R. (CLAMP)
Bloody Monday – Being Alive
Ingatan tentang masa laluku melayang-layang di dalam pikiranku. Aku tidak bisa mengerti mengapa aku harus mengingat tentang kejadian yang mengerikan itu. Aku tidak bisa berpikir dengan jernih sejak orang itu menangkapku. Orang yang sangat kuat dan menakutkan menggenggam tanganku dengan sekuat tenaga. Tanganku berubah menjadi merah karenanya. Aku terus berharap jika ini semua hanya mimpi belaka dan aku spontan memejamkan mataku. Pikirku, jika aku membuka mataku setelah itu, aku akan terbangun dari mimpi buruk ini. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin terwujud.
Dinding kokoh yang menyelimuti kamar tempat aku disekap terbilang kokoh. Aku bahkan tidak bisa mendengar suara dari luar secara bebas karena dinding itu dilapisi dengan sesuatu yang empuk seperti bantal. Aku tidak mengerti tentang nama bahan itu dan aku tidak peduli. Yang aku inginkan hanya satu, aku ingin bebas dari 'penjara' ini dan tidak bertemu dengan lelaki itu. Dia terlalu menyeramkan. Aku tidak ingin berurusan dengannya. Aku harus keluar, entah pergi ke mana, yang jelas, lari dari tempat mengerikan seperti ini. Aku tidak bisa berjalan dengan bebas jika aku terus dikurung seperti ini.
Setiap hari, ada orang yang membawakan makanan kepadaku. Tetapi makanan itu terbilang basi. Aku yang kelaparan tidak bisa berbuat apa-apa selain memaksakan diri untuk memakan makanan yang tidak layak disajikan seperti itu. Aku tidak bisa menangis. Entah apa yang ada di pikiranku tetapi aku tidak bisa meneteskan air mata. Seharusnya, anak seumuranku menangis jika ada sesuatu hal yang tidak menyenangkan terjadi. Setidaknya itu yang aku pelajari ketika aku berada di 'luar'. Aku menginginkan kebebasanku kembali. Aku tidak ingin diam di tempat yang kotor seperti ini. Aku ingin segera merasakan udara bebas yang dulu aku rasakan sebelum memasuki ruangan ini. Aku ingin bebas secepat mungkin.
Aku terus menatap jendela yang sempit dan kecil itu. Hanya ada cahaya kecil yang masuk dari jendela itu. Aku membayangkan jika tubuhku muat masuk ke jendela seperti itu. Tetapi aku mengurungkan niatku karena aku tahu jika aku tidak bisa mengingat jalan keluar yang terbaik dalam situasi seperti ini. Aku tidak ingin mati secepatnya setelah mendapatkan kebebasanku. Aku harus menyusun strategi sehingga aku bisa keluar dari penjara ini dengan aman tanpa perlu terbunuh sia-sia. Aku tidak mau nyawaku melayang gara-gara tingkahku yang terbilang konyol dan tidak mungkin dilakukan oleh manusia normal pada umumnya.
Segala persiapan telah kulakukan. Semuanya sudah dalam perhitunganku dan aku yakin dengan kemampuanku. Prediksiku tidak akan meleset. Aku tidak akan mati dalam hal ini dan aku pasti bisa bebas. Aku pasti bisa menghirup udara bebas dan tidak ada orang yang bisa menghentikanku dari pelarianku. Benar, tidak ada seorang pun. Aku tidak peduli dengan orang lain selain diriku. Tidak ada orang yang memperdulikan tentang keberadaanku. Bahkan tidak ada yang menjengukku selain petugas yang menjaga penjara itu. Aku hanya bisa mengutuk tentang kehidupan orang lain yang tidak menderita. Aku tidak suka melihat orang lain senang. Ya, sudah kuputuskan, aku akan mengambil kebebasan mereka, dengan tangan ini, setelah aku bebas dari tempat ini, aku akan mengambilnya, pikir J dengan wajah senyumnya yang khas.
Hari xx Tanggal xx Bulan xx Tahun xx
J berhasil kabur dari penjara anak-anak dengan kekuatannya sendiri dan memutuskan jalan hidupnya dengan kedua tangannya sendiri…
(To be continued)
Disclaimer:
Seluruh hal yang berhubungan dengan Bloody Monday merupakan milik author Bloody Monday itu sendiri, Tadashi Agi dan Megumi Koji. Seluruh kejadian terjadi hanyalah FIKSI BELAKA. Jika anda menemuinya di dunia nyata, maka bisa dipastikan kalau itu hanyalah KEBETULAN SAJA.
Special Thanks to:
Miss Aoi~~~
Author Bloody Monday, Tadashi Agi dan Megumi Koji
Readers yang baik hati mau membaca fic ini \(^o^)\ \(^o^)/ /(^o^)/
AAA - Zero
