Tittle: Going Crazy (I Must Confess)
Author: Kim Chi Hee
Main Cast: JongKi Couple
Other cast: HanChul couple
Length: 2 Sendok Makan #DUARR
Gyahahahahha~ saya buat FF lagi, sebenarnnya part pertama ini sebagai hadiah ultahnya mamih Hongki tanggal 2 Maret lalu, tapi entah kenapa baru publishnya sekarang =_= (maafkan aku mamih)
Okeh FF ini juga adalah sekuel dari FF Going Crazy (Find Me Hankyung!) FF spesial ultahnya koko Hankyung kemaren. Gyahahahhahah~ dan untuk part 2nya akan publish bertepatan saat papih Jonghun ultah tanggal 7 nanti.
Oke this is it!
.
.
.
"Jonghun! Ayo cepat! Nanti kita keburu terlambat ke rumah sakit! Hari ini Heechul hyung mau pulang dari rumah sakit. Ayo cepat kita bantu dia." Teriak Hongki membabi buta sambil terus menggedor-gedor pintu tak bersalah di depannya.
"Jonghunnie~~~" Teriak Hongki panjang bagai melodi yang memekakan telinga dan terdengar ke seluruh penjuru apartemen yang ditinggali olehnya dan juga Jonghun.
"Jonghun!" Teriak Hongki sebal sambil tangannya terangkat –berniat menggedor pintu kamar Jonghun sekali lagi. Namun belum sempat tangannya menyentuh permukaan pintu, pintu tersebut terbuka dan munculah sosok Jonghun di depannya. Jonghun dengan sigap menahan serangan tangan Hongki yang tujuan awalnya untuk menggedor pintu yang nanti salah-salah akan mengenai wajahnya.
Mata Hongki terbelalak kaget melihat siapa yang ada di depannya dan juga terlebih lagi tangannya yang hampir mendarat di wajah mulus milik laki-laki yang ada di hadapannya yang tengah tersenyum hangat di depannya. "Eh, Jonghunnie~" Seru Hongki malu.
"Kau semangat sekali. Aku sudah siap. Kau tidak kasihan dengan pintu ini dari tadi kau pukul-pukul." Seru Jonghun sambil mengelus-elus pintu di sampingnya menggunakan tangannya yang lain, sebab salah satu tangannya masih menggenggam erat tangan Hongki.
"Iya aku tahu." Seru Hongki sambil mengerutkan bibirnya. "Pasti kau akan bilang pintu ini kan sebenarnya punya nyawa yang akan memarahiku karena aku berlaku kasar kepadanya. Aku sudah besar Jonghunnie! Aku tidak percaya cerita murahanmu itu."
Jonghun tertawa lebar. "Iya aku tahu." Ia lalu mencubit pipi Hongki gemas.
"Ayo kita jenguk Heechul hyung, kita kan belum menjenguknya. Lagi pula katanya Heechul hyung hari ini ia akan pulang bersama dengan bayinya. Ahhh~ aku mau lihat, pasti bayinya cantik seperti Heechul hyung." Hongki menyatukan jari-jarinya sambil tersenyum sumringah ditambah mata besarnya yang berbinar-binar.
"Pasti bayinya tampan, Hankyung hyung kan tampan." Potong Jonghun.
Hongki mendengus sebal. "Bayinya laki-laki, dan sudah pasti cantik seperti ibunya."
"Laki-laki kan bayinya? Sudah pasti tampan seperti ayahnya." Balas Jonghun.
Hongki mendengus sebal sekali lagi. Dia benar-benar tidak suka kalau Jonghun sedang membalik kata-katanya atau saat ketika Jonghun tidak memiliki satu pemikiran dengannya. Memang Jonghun dan Hongki hanyalah teman satu apartemen karena keduanya bekerja di perusahaan yang sama. Tapi entah mengapa Hongki ingin semua kata-katanya di dengarkan oleh Jonghun.
Jonghun yang melihat perubahan pada raut wajah Hongki lagi-lagi tersenyum. "Iya-iya, bayi itu pasti cantik. Sangat cantik seperti Heechul hyung." Seru Jonghun berusaha merubah raut wajah Hongki yang tengah menatapnya kesal.
Benar saja, tiba-tiba raut wajah Hongki kembali berubah sumringah. "Ayo, ayo cepat. Pasti Heechul hyung sudah menunggu." Hongki dengan semangat menarik tangan Jonghun untuk mengajaknya berlari keluar dari kamarnya lalu menuruni tangga.
Setelah sampai di lantai satu. Hongki melepaskan pegangan tangannya dari tangan Jonghun. Ia kembali berlari ke atas –menuju kamarnya. Pandangan heran Jonghun mengikuti kemana perginya Hongki. sesaat kemudian Hongki keluar dari kamarnya dan kembali berlari menuruni tanggan.
Hongki tersenyum polos. "Aku sampai lupa membawa ini." Hongki menunjukan sebuah kotak bersampul kertas kado lucu dengan pita biru di atasnya.
"Isinya apa?" Tanya Jonghun penasaran serta berusaha untuk meraih kotak yang ada di tangan Hongki tersebut.
Melihat hal itu dengan cepat Hongki menjauhkan kembali kota yang berada di tangannya hingga tangan Jonghun pun menjadi tak bisa mencapainya. "Ini rahasia Jonghunnie~" Seru Hongki manja.
"Baiklah! Ini waktunya kita ke rumah sakit. Kita harus membantu kepulangan Heechul hyung dan bayinya. Ahhh~ aku tak sabar melihatnya." Seru Hongki histeris.
"***"
Hongki menarik Jonghun untuk ikut berlari bersamanya. Mereka kini sudah berada di dalam lorong rumah sakit. Sepertinya saat mereka mengecek di resepsionis Heechul belum pulang dari rumah sakit.
Namun belum jauh mereka berlari, mereka berdua sudah ditegur oleh petugas rumah sakit yang kebetulan melihat mereka. Petugas rumah sakit itu memarahi mereka berdua habis-habisan dan menganggap mereka berdua adalah anak remaja yang tengah bermain di areal rumah sakit.
"Kami bukan anak-anak paman, kami sudah berumur dua puluhan." Sanggah Hongki saat petugas rumah sakit itu malah menebak kalau Hongki adalah anak perempuan. "Dan aku laki-laki paman!"
Jonghun yang melihat Hongki beserta petugas rumah sakit itu hampir adu mulut langsung melerai mereka dan meminta maaf pada petugas rumah sakit itu dan langsung menyeret Hongki ke arah kamar tempat Heechul dirawat.
"Kan tadi sudah kubilang jangan berlari." Seru Jonghun sambil terus menarik Hongki. Hongki tidak menjawab. Ia malah terus-terusan memanyunkan bibirnya kesal.
Langkah mereka akhirnya berhenti di depan kamar rawat Heechul. Awalnya Jonghun yang ingin membuka pintu itu. Namun saat melihat mereka sudah sampai, Hongki buru-buru menyerobotnya. Hongki membuka pintu itu dengan kekuatan penuh, untung saja kenop pintu itu tidak terlepas dari tempatnya.
"Hai Heechul hyung~" Sapa Hongki sumringah. Senyumnya makin melebar sampai-sampai pipinya terangkat tinggi saat mata indah Hongki menangkap sebuah buntelan yang berada di dalam sebuah box bayi.
Tanpa aba-aba Hongki langsung menghambur ke arah box bayi itu. "Aihhh~ dia lucu sekali…." Seru Hongki histeris setelah melihat wajah merah bayi mungil yang tengah dibungkus dengan kain berwarna merah muda.
Hongki menatap bayi mungil itu dengan senyum saat bayi yang tengah terlelap itu bergerak-gerak gelisah akibat ulah Hongki yang sedang menggelitiki ujung hidung bayi itu. hongki menundukan badannya –berniat untuk mencium bayi mungil itu. Tercium wangi lavender menguar dari permukaan kulit bayi itu.
"Wangi sekali~" Seru Hongki semangat.
Tangannya terjulur –berniat membawa bayi itu ke dalam dekapannya. Namun, sebelum Hongki menjalankan aksinya, Heechul –ibu si bayi yang tengah terduduk di ranjang memanggilnya.
"Hongki! jangan kau angkat bayiku!" Seru Heechul dingin.
Hongki yang tahu terdapat keposesifan yang mendalam dalam suara Heechul menghentikan aksinya dan langsung menoleh ke arah Heechul. "Hai~" Sapa Hongki sambil tersenyum manis dan tanpa dosa.
"Heechul hyung, dimana Hankyung hyung?" Tanya Jonghun sambil sesekali menggigit apel yang tadi baru saja diambilnya dari atas nakas di sebelah ranjang Heechul.
"Dia sedang mengurus administrasi. Aku sudah tidak betah disini. Bau" Jawab Heechul.
"Ah~ hyung, boleh yah aku menggendong bayimu." Rajuk Hongki dengan tangan yang sudah sangat gatal luar biasa menahan hasrat untuk segera menggendong dan menciumi bayi Heechul ditambah dengan pandangan memelas yang terpancar dari mata besar dan indahnya yang selalu sukses membuat Jonghun ingin mencium mata Hongki.
Heechul benar-benar ingin melemparkan keranjang buah yang berada di sebelahnya melihat tatapan memelas milik Hongki yang dimatanya terlihat sangat menjijikan, sungguh berbeda dengan Jonghun, Jonghun malah terlihat ingin sekali mencium Hongki saking gemasnya dia. "Ya… ya sudah, tapi kau harus hati-hati, aku saja dilarang oleh Hankyung untuk mengangkatnya." Seru Heechul.
"Benarkah?" Hongki menggulung lengan kemejanya hingga siku dan mulai mencoba mengangkat bayi mungil itu. Bayi mungil itu sedikit bergerak menerima sentuhan Hongki saat Hongki mencoba mengangkatnya. Setelah berhasil mengangkat, Hongki mendekap bayi mungil itu penuh sayang dan perasaan.
Hongki berkali-kali tersenyum melihat bayi cantik Heechul. Matanya terus saja memandangi wajah bayi laki-laki dalam dekapannya. Mata bayi laki-laki itu terbuka lebar, tapi tidak menangis. Hongki suka sekali dengan bayi yang jarang menangis. Mata bayi itu mengerjap-ngerjap imut dan sekali menguap.
Matanya yang indah, ditambah hidung mancung sempurna dan bibir tipis yang memerah, pipi putih, gembil dan memerah. Benar-benar bayi yang sangat cantik. Perpaduan sempurna antara Heechul yang cantik dan juga Hankyung yang tampan, pikir Hongki.
Dengan penuh kasih sayang Hongki menciumi wajah bayi itu, menghirp wangi lavender yang menguar dari tubuh bayi mungil itu. "Ahhh~ wangi sekali, cantik sekali~" Seru Hongki histeris.
Hongki membawa bayi itu ke arah ranjang Heechul dan ia pun memutuskan untuk duduk di sana –disamping Heechul. "Hyung, bayimu sungguh sempurna."
Heechul memandang Hongki sebentar lalu setelahnya mengalihkan pandangannya pada bayi mungil yang berada di dalam dekapan Hongki. Senyum bahagia terkembang di bibirnya. "Ayah dan ibunya saja sempurna, apalagi anaknya."
Mendengar ucapan Heechul Hongki mengerjap-ngerjapkan matanya lucu. "Ahhh~ aku jadi ingin punya bayi." Seru Hongki jujur.
Jonghun yang sedang minum sekaleng jus tersedak dan langsung menyemburkan kembali minuman yang tadi hampir menyentuh tenggorokannya. "Uhuk.. uhuk…" Jonghun benar-benar kaget mendengar pernyataan dari bibir Hongki.
"Kau ingin punya? Mintalah pada Jonghun, Hongki." Seru Hankyung yang baru saja masuk ke dalam kamar tempat Heechul dirawat. Tenyata Hankyung cukup mendengar semua pembicaraan mereka. Lagi-lagi Jonghun tersedak mendengar kalimat dari Hankyung barusan.
Ketiga orang dewasa di sana dengan serempak menoleh ka arah pintu. "Hankyungie~ kau sudah membereskan administrasinya?" Tanya Heechul saat melihat wajah laki-laki yang paling dicintainya di ambang pintu.
Hnakyung berjalan mendekati Hongki, setelah sampai Hankyung menunduk –berniat mencium bayinya. "Kita akan pulang baby…" Bisik Hankyung. Setelahnya Hankyung menegakan kembali tubuhnya dan menatap kearah Heechul. Wajahnya mendekati wajah Heechul, mempertipis jarak antara mereka. Dekat dan semakin dekat hingga bibir mereka berdua bertemu. Hankyung melumat pelan dan penuh kasih sayang bibir merah Heechul.
Hongki dan juga Jonghun terperangah melihat kejadian langsung di depan mereka. Melihat hal itu Heechul buru-buru melepaskan tautan bibir mereka.
"Disini ada anak dibawah umur ya?" Seru Hankyung –bermaksud untuk meledek Hongki.
Hongki memanyunkan bibirnya kesal. "Aku bukan anak dibawah umur lagi, salahkan wajahku yang terlalu imut dan manis hingga aku sering disebut anak perempuan."
"Eh, ngomong-ngomong umur? Sekarang tanggal berapa Hankyungie?" Tanya Heechul. Mata Hankyung melayap mencari kalender yang ada di ruangan itu.
"Tanggal dua, kenapa?" Jawab Hankyung.
"Sekarang kan ulang tahunnya bocah itu!" Seru Heechul histeris.
"Kau baru sadar hyung? Lagi pula aku kan punya dua ulang tahun. Aku sudah kenyang dengan ucapan ulang tahun, di ulang tahun lunarku." Seru Hongki dengan sebelah tangannya yang masih mencubiti pipi bayi mungil dalam dekapannya.
"Jonghun, kau mau membantuku mengangkat tas-tas itu?" Tanya Hankyung sambil menunjuk dua tas besar yang terdapat di sudut ruangan. kepala Jonghun bergerak mengikuti arah yang ditunjuk Hankyung.
"Boleh saja, kami khusus datang kesini untuk membantu kepulanga kalian." Jawab Jonghun.
"Dan kau." Tunjuk Heechul pada Hongki. "Bantu aku untuk naik kursi roda." Titah Heechul pada Hongki.
"Gak mau, hyung naik aja sendiri." Seru Hongki yang masih betah bermain dengan bayi Heechul di dalam gendongannya.
"Kalau kau tidak mau, kau tidak akan kuizinkan untuk menyentuh bayiku selamanya." Ancam Heechul sadis.
Hongki terkesiap mendengar ucapan sadis Heechul. Dengan perlahan Hongki menaruh kembali bayi Heechul ke dalam box bayi lalu setelahnya berjalan menuju sebuah kursi roda yang tadi dibawa oleh Hankyung sebelumnya.
"Oke, kursi roda sudah siap." Hongki mendorong kursi roda ke samping ranjang Heechul, setelahnya ia membantu Heechul untuk turun dari ranjang lalu mendudukannya di atas kursi roda tersebut. "Hyung, apakah luka operasinya masih sakit?"
"Sebenarnya sih tidak, aku malas saja berjalan. Lagi pula aku sudah hampir tiga minggu di rumah sakit. Aku jadi ketagihan naik kursi roda." Jawab Heechul.
"Aneh." Satu kata dari Hongki sukses membuat kepala Hongki terkena pukulan sebuah nampan besi dari Heechul.
"Aduh~" Seru Hongki sambil mengelus-elus kepalanya, mungkin dalam dua hari ke depan kepala Hongki akan benjol.
Hongki mendorong kursi roda yang membawa Heechul ke arah box bayi tempat bayi Heechul tertidur. Dengan sayang Hongki mengangkat bayi itu dan menaruhnya ke atas pangkuan Heechul. Sebenarnya tadi diawal Hongki-lah yang ingin membawa bayi itu, namun Heechul bersikukuh kalau Hongki harus mendorongkan kursi rodanya, sedangkan bayi itu dialah yang menggendongnya.
Di sepanjang perjalan menuju areal parkir Hongki terus-terusan menggerutu dan merengut kesal karena keinginannya untuk membawa bayi Heechul dilarang oleh Heechul sendiri. "Hyung mah jahat! Hyungkan udah bisa jalan sendiri."
Setelah mereka sampai di areal parkir, Jonghun membantu Hankyung untuk memasukan barang-barang bawaan mereka ke dalam bagasi mobil Hankyung. Sedangkan Hongki sendiri tengah berdebat dengan Heechul, Hongki ingin sekali membawa bayi yang tengah digendong Heechul. Namun, Heechul melarangnya.
"Kalau begitu, aku ikut mobil kalian saja!" Rajuk Hongki.
"Kau kan tadi bersama Jonghun, sana sama Jonghun." Usir Heechul.
Sambil merengut akhirnya Hongki menuruti perkataan Heechul. Hongki memasuki mobil Jonghun dengan tampang dilipat. Jonghun ingin sekali tertawa melihat wajah Hongki yang ditekuk saat ini. Namun Jonghun hapal benar dengan sifat Hongki yang akan mengamuk tiba-tiba jika suasana hatinya tidak sedang dalam kondisi baik.
"Sudahlah, kau benar-benar ingin bayi ya?" Tanya Jonghun sambil memasangkan seat belt Hongki. Hongki mengangguk kecil.
"Bayi itu lucu Jonghunnie~" Seru Hongki tiba-tiba.
"Kalau begitu kita bisa mengadopsi anak." Usul Jonghun.
Hongki terperangah mendengar ucapan Jonghun. Hongki menatap Jonghun dalam. "Kita kan bukan siapa-siapa Jonghun, nanti kalau kita mengadopsi anak, lalu bagaimana kita menjelaskan kepada tetangga apartemen dia bayi siapa. Kau ada-ada saja Jonghun."
"Iya aku tahu aku bukan siapa-siapamu, aku kan hanya teman satu apartemenmu. Tapi aku risih melihat wajah ditekukmu itu." Balas Jonghun enteng. "Aku lebih suka melihat wajah tertawa dan tersenyummu."
Satu kalimat terakhir dari Jonghun mampu membuat wajah Hongki memerah. Hongki memalingkan wajahnya menghadap jendela –menyembunyikan wajah tersipunya dari Jonghun. Namun walaupun Hongki telah menyembunyikannya, Jonghun tetap saja tersenyum kecil sambil menyalakan mobilnya.
"***"
Tidak memakan waktu lama, akhirnya mobil yang membawa Jonghun dan Hongki sampai juga ke kediaman Heechul dan juga Hankyung. Ternyata mobil yang membawa pasangan HanChul dan juga bayinya telah sampai terlebih dahulu. Di sana juga tampak banyak sekali mobil-mobil yang terparkir di depan rumah itu.
"Itu pasti mobil-mobil temannya Hankyung hyung." Tebak Hongki.
"Mungkin juga salah satu dari mobil-mobil itu, ada mobil milik keluarga Hankyung hyung." Seru Jonghun yang juga ikut-ikutan menebak.
Mereka berdua pun turun. Ternyata benar tebakan mereka berdua. Di sana sudah berkumpul teman-teman Hankyung dan juga Heechul serta keluarga Hankyung. Hongki menatap rumah di sepannya tanpa berkedip.
Belum sempat Jonghun berkata untuk mengajak Hongki masuk, Hongki dengan cepat memotongnya. "Apa rasanya menikah ya?" Gumam Hongki yang ternyata masih bisa terdengar oleh Jonghun.
"Rasanya pasti menyenangkan. Tinggal serumah dengan orang yang kau cintai, bermain sepanjang hari di hari libur." Sahut Jonghun yang sukses membuyarkan lamunan Hongki. Hongki tersentak kaget mendengar ucapan Jonghun. Hongki menatap sekilas ke arah Jonghun dengan ragu-ragu.
"Kenapa? Kau mau menikah?" Tanya Jonghun sambil menatap mata Hongki. Tanpa Hongki sadari kepalanya terangguk dengan sendirinya.
"Ku doakan kau menemukan orang yang pantas mendampingi dirimu." Seru Jonghun yang sukses meredupkan cahaya mata Hongki. Namun dengan cepat Hongki merubah ekspresinya saat mendengar panggilan dari Heechul.
"Hongki! sejak kapan kau akan berada di sana terus, ayo masuk!" Panggil Heechul.
"Ya! Aku mau masuk!" Sahut Hongki.
Benar saja, di dalam rumah Heechul kini berkumpul teman-teman Heechul dan juga Hankyung beserta kedua orang tua Hankyung. Mereka semua sengaja datang untuk merayakan kembalinya Heechul pasca operasi sesarnya dan juga sekaligus untuk menyambut kedatangan anggota baru di rumah tersebut.
Suasana yang cukup meriah yang juga sukses membawa Hongki ikut hanyut di dalam pesta tersebut. Hongki bercanda dan tertawa dengan teman-teman Heechul yang juga teman-temannya. Tidak tahu saja dari kejauhan ada sepasang mata yang sedari tadi selalu mengawasinya sambil tersenyum.
"Kapan kau akan mengungkapkan perasaanmu pada Hongki?" Sebuah suara dan tepukan lembut di pundaknya membuat Jonghun menghentikan aktifitasnya –memperhatikan Hongki.
"Ah, hyung. A.. aku…" Seru Jonghun gugup.
Hankyung mengambil sebuah kursi dan menaruhnya tepat di samping Jonghun yang tengah duduk di counter yang memang sengaja dibuat khusus oleh Hankyung sebagai bar kecil di dalam rumahnya. "Kalian sudah sama-sama dewasa kan? Kau menyukai Hongki bukan?" Cecar Hankyung.
Jonghun bingung harus menjawab pertanyaan Hankyung dari mana. Yang jelas saat ini ia ingin sekali membohongi dirinya sendiri dengan menjawab tidak pada pertanyaan Hankyung yang terakhir, namun entah mengapa lidahnya serasa kelu.
"Jangan berbohong kepadaku. Kau sama sepertiku dulu. Hongki dan Heechul, dua orang itu mempunyai banyak sekali kemiripan. Sifat mereka yang ceroboh, kekanakan, sesukanya, manja, dan periang. Aku tahu kau menyukai bahkan sangat menyukai Hongki."
"Aku tak menyukainya." Akhirnya sebuah kalimat sanggahan bisa Jonghun keluarkan juga.
"Jangan bohong padaku. Kalau kau tidak menyukai Hongki, kenapa dari tadi kau terus memandangi Hongki tanpa berkedip." Skak mat! Kalimat dari Hankyung mampu menghancurkan kalimat yang tadi baru saja dikeluarkan oleh Jonghun.
Jonghun menghela napas frustasi. "Ya, aku jujur pada diriku. Aku sangat menyukainya hyung. Bahkan saat pertama kali aku melihatnya di stasiun tv tempatku bekerja,"
"Aku gila saat memikirkannya. Semenjak bertemu dirinya, aku berubah hyung, aku menjadi orang yang suka melamun, suka tersenyum sendiri hanya karena memikirkannya saja. Aku benar-benar sudah gila karenanya." Seru Jonghun frustasi. "Apa yang harus kulakukan hyung?"
"Ungkapkan saja perasaanmu padanya." Usul Hankyung sambil menuangkan segelas wine ke dalam gelas yang tadi telah dipersiapkannya untuk Jonghun.
"Tapi aku masih belum yakin dengan perasaanku hyung. Dia itu orang yang sangat ramah dengan semua orang. Dia bisa dekat dengan siapa saja. Dia terbiasa bermanja-manja dengan siapa saja. Aku takut aku salah." Seru Jonghun sambil menghabiskan wine dalam gealsnya dalam sekali teguk.
"Maksudmu?" Pancing Hankyung.
"Aku terkadang berpikir kalau Hongki juga menyukaiku dari sifat manjanya yang selalu ia tunjukan kepadaku. Tapi ternyata sifat manjanya itu ia juga tunjukan ke semua orang yang dikenalnya. Bahkan dengan Minhwan adikku." Jonghun merebahkan kepalanya di atas counter dengan tangannya sebagai alas.
"Kau belum mendengar penuturannya langsung bukan?" Hankyung mengisi kembali gelas Jonghun yang sudah kosong.
Pandangan Jonghun teralih pada Hongki yang saat ini sedang tertawa dan bercanda bersama teman-teman Heechul. Ia tampaknya senang sekali saat ia menggendong bayinya Heechul.
"Dia tidak pernah bercerita tentang perasaannya." Seru Jonghun pasrah. Namun sedetik kemudian ia menegakan tubuhnya. "Apakah ia pernah menceritakan perasaannya padamu atau Heechul hyung?" Tanya Jonghun penasaran.
Hankyung berpikir sebentar. "Sepertinya tidak pernah. Kepadaku sih tidak pernah, mungkin pernah dengan Heechul." Mendengar jawaban Hankyung, Jonghun kembali mendesah frustasi.
"Aku benar-benar tidak bisa membaca pikiran Hongki, hyung. Dia sama sekali sulit ditebak." Jonghun terus saja menadangi tingkah Hongki. Hongki yang merasa dipandangi menoleh pada Jonghun dan melemparkan senyum termanisnya pada Jonghun saat kedua pasang mata mereka bertemu dan saling menatap. Jonghun yang gugup ikut membalas senyuman Hongki.
"Ungkapkan perasaanmu pada Hongki secepatnya. Hongki itu sama seperti Heechul. Banyak orang yang mengincarnya, laki-laki maupun perempuan. Heechul yang bilang sendiri loh." Bisik Hankyung pada Jonghun.
Mata Jonghun terbelalak kaget. "Benarkah?"
"Apa kau tidak menyadarinya? Dasar tidak peka." Seru Hankyung sembari beranjak dari kursinya dan ikut bergabung bersama Heechul dan juga kedua orang tuanya yang kini ibunya tengah menggendong bayinya.
Jonghun tersenyum kecil mendengar penuturan Hankyung. Dengan keberanian yang entah datangnya darimana Jonghun beranjak dari kursinya dan berniat untuk bergabung bersama belasan orang yang tengah berbahagia disana. Jonghun berjalan menghampiri Hongki san menarik tangannya untuk mengikutinya.
Hongki yang tengah duduk diapit oleh Heechul dan juga Sungmin bingung atas perlakuan Jonghun. Awalnya Hongki sempat menolak ajakan Jonghun, namun akhirnya ia menuruti ajakan Jonghun saat melihat kilatan-kilatan kemarahan di mata Heechul. Menurutnya sebelum ia kena marah Heechul, lebih baik menuruti Jonghun.
Hongki diam saja saat Jonghun membawanya ke tengah ruangan. "Perhatian semuanya." Seru Jonghun agak keras. Semua pasang mata yang ada di sana tertuju pada Jonghun yang berada di tengah kerumunan pesta.
"Hari ini, saat ulang tahun Lee Hongki aku akan membuat sebuah pengakuan." Seru Jonghun sambil tersenyum.
Heechul yang melihat adegan tersebut tersenyum penuh kemenangan. Matanya sesekali melirik ke arah Hankyung juga tersenyum melihat kejadian tersebut.
Jonghun mengambil kedua tangan Hongki dan menggenggamnya. Hongki yang bingung hanya mengerjap-ngerjapkan mata indahnya.
"Hari ini adalah ulang tahun solar bagi laki-laki yang ada dihadapanku sekarang. Di hari ulang tahunnya ini aku akan memberikan hadiah khusus untuknya." Jonghun menggenggam erat kedua tangan Hongki yang entah mengapa berubah dingin dan sedikit berkeringat.
Wajah Hongki berubah gugup saat melihat pandangan dan sorot mata Jonghun yang begitu lembut dan penuh kasih sayang. Mata Hongki terbelalak kaget saat melihat kedua tangannya dikecup sayang oleh Jonghun.
Semua orang yang ada di sana bersorak-sorai melihat adegan romantis di depan mereka. Hongki terunduk –bermaksud menyembunyikan wajahnya yang memerah menahan malu. "Jonghun, aku malu." Desis Hongki.
Jonghun meraih dagu Hongki dan mengangkat wajahnya. Mempertemukan pandangan mereka. "Dan hari ini aku berniat untuk melamarnya." Sorak-sorai yang tadi ribut memeriahkan suasana di sana entah mengapa terhenti. Mereka semua dengan khidmat mendengarkan semua perkataan Jonghun. Suasana berubah sepi dan hening.
Mata Hongki makin melebar mendengar kalimat terakhir dari Jonghun. "Jo… Jong…" Bahkan Hongki tidak bisa menyelesaikan kalimatnya saking kagetnya.
"Aku tahu lamaran ini terkesan sangat tiba-tiba, bahkan aku belum menyiapkannya sama sekali. Aku bahkan tidak membawa cincin. Tapi aku sudah tidak bisa memendam perasaanku lebih lama lagi. Aku benar-benar menyukai atau bahkan mencintai laki-laki yang berada di hadapanku ini. Aku mencintainya sampai-sampai membuatku gila. Aku gila karenanya." Jonghun menarik napas panjang. Jujur saja ia sama gugupnya dengan Hongki.
Entah keberanian darimana Jonghun mendekatkan wajahnya, mempertipis jarak antara wajahnya dengan wajah Hongki dan akhirnya Jonghun menautkan bibir mereka. Ia mengecup lembut bibir Hongki lalu setelahnya menjauhkan kembali wajahnya.
Mata Hongki kembali melebar setelah merasakan sebuah kecupan ringan di bibirnya. Matanya mengerjap-ngerjap beberapa kali –mencoba mencerna kejadian yang baru saja dialaminya.
"Maukah kau menikah denganku Lee Hongki? mendampingiku dalam suka maupun duka, mendampingiku sampai akhir hayatku?" Tanya Jonghun manis.
Hongki tidak menjawab. Ia malah melepaskan genggaman tangan Jonghun lalu setelahnya berlari keluar rumah Heechul. Jonghun yang terkaget segera mengejar Hongki yang tiba-tiba saja pergi meninggalkannya.
Kejadian di sana berlangsung begitu cepat. Bahkan orang-orang di sana termasuk Heechul terbengong melihat aksi yang tunjukan oleh Hongki. Hongki berlari begitu saja tanpa mengucapkan apa-apa? Dia bahkan belum sempat menjawab pertanyaan Jonghun. Penonton kecewa.
Heechul berjalan mendekati Hankyung. "Hankyungie~ apa yang kau ucapkan pada Jonghun sampai-sampai dia berani berbuat seperti itu?" Tanya Heechul yang kemudian duduk di pangkuan Hankyung.
"Aku hanya bilang, cepat utarakan perasaannya pada Hongki, aku kira dia hanya mengutarakan perasaannya saja. Ternyata lebih dari itu, dia bahkan langsung melamar Hongki. aku sampai kaget." Seru Hankyung.
Heechul tertawa mendengar penjelasan Hankyung. Heechul tidak sadar kalau pergerakannya di atas pangkuan Hankyung membuat Hankyung tidak nyaman. Heechul terus saja tertawa, tapi tidak bagi Hankyung. Ia merasa sangat tersiksa bahkan sesekali meringis.
Heechul yang mendengar ringisan Hankyung menghentikan tawanya. "Kau kenapa?" Tanya Heechul bingung. "Apa aku bertambah berat hingga kau meringis kalau aku duduk di pangkuanmu?"
"Bukan begitu. Apakah kau mau membuatkan adik baru untuk baby yang bahkan belum kita berikan nama?"
Heechul melotot mendengar pertanyaan Hankyung. Ia buru-buru bangkit dari pangkuan Hankyung dan pergi meninggalkan Hankyung. "Yah! Kau harus tanggung jawab Tan Heechul!" Seru Hankyung.
.
.
.
.
Apa ini? Ini apa? Kenapa ujungnya begini? *tewas*
