Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : Canon, typo maybe, OOC maybe, etc…

Rated : T semi M

.

.

.

Shame

Chapter 1

Pregnant

.

.

.

.

Hyuuga Hinata berusaha memukul Neji dengan jyuukennya, namun Neji selalu berhasil menangkisnya. Mereka sedang berlatih seperti biasanya di siang hari ini, di halaman kediaman Hyuuga.

Memang kemampuan Hinata semakin meningkat, dan usianya sudah 19 tahun, hanya saja dia belum mampu untuk mengalahkan kakak sepupunya yang jenius itu. Dia masih dalam perlindungan Neji.

Ingin rasanya Neji memberi kesempatan untuk mengalah dari Hinata agar Hinata bisa memukulnya sekali saja tapi di sisi lain, kalau begitu sama saja tidak memberi kesempatan Hinata untuk bertambah maju dan kuat.

Hinata sudah berkeringat, rambut indigo panjang sepunggungnya sudah lepek oleh keringat, wajahnya sudah memerah, bukan karena malu tapi karena panas hari ini sudah terik.

Neji yang merasa kasihan kepada Hinata yang terlihat begitu kelelahan menyuruh Hinata untuk beristirahat "Hinata-sama, sudah istirahat dulu!"

"Tidak apa, Neji-niisan, aku masih bisa." Hinata tetap bersikukuh, kalau dirinya ingin lebih kuat lagi.

Neji membalikkan badannya menjadi membelakangi Hinata "Tidak, setidaknya kita minum dulu, Hinata-sama."

Neji kira Hinata akan berusaha untuk menolak agar istirahat dulu, tapi Neji tidak mendengar penolakan Hinata ataupun kalimat persetujuan dari Hinata. Yang Neji dengar justru adalah suara

Brukkk…

Neji segera menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya Neji melihat Hinata yang ambruk di atas tanah dan tidak sadarkan diri.

"Hinata-sama"

Biasanya sekalipun kelelahan, Hinata tidak akan pingsan. Kalaupun pingsan biasanya karena malu saat berhadapan dengan bocah kuning bernama Naruto.

Tapi ini, apa karena panas ya atau Hinata sedang sakit? pikir Neji. Neji segera menggendong HInata dan membawanya ke kamar Hinata.

.

.

.

.

Sakura melihat Hinata yang terbaring di atas futon dan tubuhnya diselimuti sampai sebatas dadanya. Sakura sengaja dipanggil oleh Neji untuk memeriksa Hinata.

Sekarang Neji sedang berdiri di depan pintu kamar Hinata yang berbahan kertas, ada Hanabi juga yang sedang berada di samping Hinata.

Mungkin Hinata memang benar sakit, karena dia sudah tidak sadarkan diri selama satu jam. Segarang-garangnya Hanabi, dia tetap peduli terhadap Hinata.

Sakura memegang tangan Hinata dan menyentuh urat nadinya, untuk mengetahui denyut nadinya apakah lemah atau normal.

Sakura merasakan ada yang aneh pada nadi Hinata, sakura membelalakkan matanya. Sakura benar-benar terkejut, gadis berambut soft pink tersebut sudah berpengalaman mengenai hal ini, hanya saja kenapa ini terjadi pada Hinata.

Untuk memastikan, Sakura mencoba mengalirkan cakra kehijauan pada perut Hinata. Sakura melihat cakra lain selain milik Hinata yang sedang tumbuh di sana. Betapa terkejutnya Sakura, dugaannya benar.

Neji yang menyadari kejanggalan atas ekspresi Sakura, segera menghampiri Sakura. "Ada apa?" tanyanya pada Sakura.

Sakura terdiam, namun Neji semakin penasaran "Katakanlah!" Neji khawatir kalau Hinata mempunyai penyakit yang parah.

Sakura justru berbisik kepada Neji memberitahukan apa yang terjadi pada Hinata. Lavender Neji melebar mendengar apa yang disampaikan oleh Sakura.

"Kau yakin?" dan Sakura hanya menanggapi dengan anggukan. Sementara Hanabi dibuat bingung oleh tingkah Sakura dan Neji. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Hinata?

.

.

.

.

Hinata meremas celananya, dia sekarang sedang duduk di hadapan ayahnya, Hyuuga Hiashi. Ada Neji juga di sana. Wajah Hinata sudah basah oleh air mata. Mereka sedang berada di ruangan Hiashi.

"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi sementara kau belum menikah, Hinata?" Hiashi marah.

"Hiks…hiks…" Hinata hanya mampu menjawab dengan tangisan.

"Ini sungguh memalukan, kau itu Heiress Hyuuga tapi kenapa kau mempermalukan Klan Hyuuga seperti ini, hah?" Hinata semakin kencang meremas celananya.

"Otou-sama…hiks…hiks…" ya Hiashi sungguh malu. Klan Hyuuga adalah salah satu klan tertinggi di Konoha, betapa malunya dia sebagai pemimpin klan dan yang mempermalukannya adalah putrinya sendiri.

"Siapa yang melakukannya?" tanya Hiashi dan Hinata masih saja menangis, tidak menjawab. Yang keluar dari bibirnya adalah isakan tangis bukan kata-kata sebuah jawaban.

Neji angkat bicara dan berusaha menanyakan kepada Hinata walaupun dirinya juga begitu shock dengan yang terjadi kepada adik sepupunya itu. "Apa bocah kuning itu, Naruto yang melakukannya, Hinata-sama?" tanya Neji.

Hinata mengangkat wajahnya dan menggeleng, kemudian menunduk lagi. Neji tidak mengerti siapa yang berani melakukan itu kepada heiress mereka, dan itu adalah adik sepupunya yang sudah dia anggap adiknya sendiri. Dalam benak Neji, dirinya juga marah, lebih marah kepada dirinya sendiri yang tidak mampu melindungi Hinata yang justru sebagai tugas utamanya.

"Lalu siapa?" Hiashi juga tahu bahwa putrinya tersebut menyukai Naruto selama ini. Hinata tidak pernah terlihat dekat dengan seorang pria sebagai kekasih. Hanya teman-teman satu timnya. Apa saat misi, Hinata diperkosa?

"JAWAB HINATA?" Hiashi meninggikan suaranya.

Hinata tersentak dan menjawab pelan-pelan "Ka-kazekage-sa-sama" dan kedua Hyuuga berbeda umur itu yaitu Hiashi dan Neji sama-sama terkejut dan melupakan wajah stoicnya "APA?"

.

.

.

.

Satu bulan lalu, Naruto mengundang teman-temannya ke kedai ramen Ichiraku untuk merayakan kepulangan Sasuke ke desa Konoha. Termasuk mengundang Gaara dan kedua kakaknya. Karena Gaara juga memang ada keperluan dengan Tsunade, sang hokage.

Tapi Neji, Tenten dan Lee tidak dapat hadir karena sedang menjalankan misi ke Amegakure.

Diawali Chouji yang memesan arak, setelah memakan ramen "Hei, kau sudah berani meminum arak?" tanya Shikamaru padanya "Kita kan sudah dewasa, jadi biarkanlah! Atau kau mau coba?"

"Ck, merepotkan" Shikamaru menguap malas.

"Iya kita sudah dewasa, aku mau coba ah. Teman-teman, ayo kita coba!" ucap Naruto yang mendapatkan jitakan dari Sakura.

Hinata hanya terus memperhatikan Naruto "Hn, baiklah" semuanya tidak menyangka kalau Sasuke yang menyetujui ini duluan.

Akhirnya semuanya menyetujui untuk mencoba meminum arak itu. Awalnya hanya satu teguk, sampai mereka ketagihan. Hinata tidak kuat minum dan memang awalnya dia tidak berani untuk minum arak. Hanya satu teguk saja, dia sudah minta izin duluan untuk pulang. Dia menolak halus untuk diantar oleh Shino maupun Kiba sedangkan mereka berdua saja sudah terlihat payah karena mabuk.

Hinata berjalan sempoyongan dengan wajah yang memerah, merasa pusing dan mual. Hinata segera pergi ke gang sempit di sebelah jalan yang sedang dilaluinya untuk memuntahkan isi perutnya.

"Kau baik-baik saja?" Hinata mendengar suara seseorang di dekatnya. Suara orang itu pun terlihat seperti orang mabuk namun tetap datar.

Hinata samar-samar melihat orang itu "Ka-Kazekage-sama."

Gaara memang pergi lebih dahulu dari kedua kakaknya, dia sudah mabuk dan ingin segera pergi ke penginapannya dan tanpa sengaja melihat Hinata yang masuk ke gang sempit.

Gaara merasa tubuhnya sungguh panas, apalagi menurut Gaara saat ini gadis di hadapannya begitu cantik. Gaara tidak pernah merasa seperti ini.

Wajah Hinata yang memerah menambah kesan seksi dalam dirinya, entah karena pengaruh alkohol, Gaara langsung mendorong Hinata ke tembok dan mengurungnya dengan ciumannya.

Gaara melumat bibir Hinata, "Hmmptt" dan ciumannya turun ke leher jenjang Hinata "Aahh" desah Hinata. "Ja-jangan Ka-kazekage-sama!" Gaara membuka reksleting baju Hinata saat dirinya menghisap dan mengigit leher Hinata.

Tanpa sadar karena pengaruh alkohol, mereka berdua melakukan hal yang belum boleh dilakukan sebelum mereka menikah. Hinata yang terbangun lebih dahulu saat dini hari, Hinata terkejut menemukan dirinya yang terduduk di tanah dan dengan baju yang terbuka, sementara laki-laki di sampingnya juga masih tertidur.

Laki-laki itu pun bajunya acak-acakan, Hinata merasakan sedikit perih di selangkangannya. Hinata baru sadar bahwa keadaannya saat ini mengingatkannya akan kejadian semalam. Semalam mereka berdua melakukannya tanpa sadar, dan karena pengaruh alkohol.

Hinata mulai menangis, kalau begini dia merasa tidak berhak mencintai Naruto atau pria manapun. Hinata merapikan bajunya dan segera berlari sambil menangis. Tanpa membangunkan Gaara dan membaritahu apa yang terjadi semalam.

.

.

.

.

"Kurang ajar" ucap Hiasi "Aku akan segera menemui Hokage untuk memanggil Kazekage brengsek itu. Hinata bersiaplah, kau harus menikah secepatnya!"

"Me-menikah?"

.

.

.

.

TBC

A/N : Neji sengaja masih hidup di sini, Ryu ga rela dia mati.

Mengetahui kehamilan dari nadi, Ryu pernah lihat yang dilakukan oleh tabib di drama Jewel In The Palace. Jadi Ryu masukkan ke sini.

Nah Kak Rossa, Ryu udah nepatin janji bikin canon. Ajunchai, Ryu udah bikin canon nih. Mohon maaf ya, Minna kalau penggambarannya kurang dan juga kurang bagus.

Semoga suka ya

Thanx