fic multichap pertamaku fandom ini. Aku harap kalian mau memberi masukan.
.Historis of Love.
Pairing : NaruSasu
Raten : M
Desaimer : Punya Om Kishi
Story : Namikaze Yukiko-chan
Warning : Cerita BL atau shonen-ai, Ke OOC-nya yang akan membuat anda sekalan muntah, humor garing , EYD yang tak di benarkan, romance ancur dan segala yang ancur-ancur beserta MissTYPO yang bertebaran di sepanjang cerita
Summary : Perusuh datang kerumahmu dan menjadi sebuah musibah untukmu. Seperti kata pepatah lama, jangan melihat seseorang dari sampulnya, mungkin saja di balik sikapnya yang dingin dia memiliki hati yang hangat.
.
.
Langsung aja di baca!
Don't like, don't read.
.
.
CHAPTER 01
.
.
Hari ini bukan seperti kemarin dan sebaliknya kemarin itu lebih baik dari pada hari ini.*
Itulah kalimat yang sedang terlintas oleh seorang pria yang baru saja menginjak 25 tahun yang dia dapat di suratkabar kemarin. Dan pagi ini tengah menghadapi seorang remaja lelaki yang di perkirakannya baru berumur 17 tahun yang saat ini sedang duduk di sofa rumahnya. Pemuda itu tidak sendiri, di sampingnya terlihat anak kecil yang sedang memegang lengan pemuda berambut hitam pantat ayam itu sambil memasang ekspresi ketakutan.
Oh, demi perang dunia shinobi yang belum juga selesai. Dia tidaklah semenakutkan itu. Bahkan menurutnya, lebih menakutkan hantu dari pada dirinya.
"Oji-san, ini surat suran dari Kaa-san." Ucap remaja reven itu sambil memberikan sebuah amplok pada pemuda berambut kuning yang berada di hadapannya.
'O-Oji-san? Apa aku se-tua kelihatannya.' Batin sedih pria yang di ketahui namanya Naruto itu, lalu segera mengambil amplok yang di maksud dan bergegas membacanya.
.
.
.
Untuk : Otouto-ku (Namikaze Naruto)
Hai Naru-chan, apa kau baik-baik saja?
Bagaiman dengan kerjamu di Tokyo sebagai Guru?
Apa kau di favoritkan oleh para muridmu? Kuharap iya.*dalam hati sih ngak yakin*
Maaf ya Naru-chan aku jarang sekali pulang karena banyak pekerjaan. Mungkin kau terkejut karena kedatangan dua anak lelaki ini.
Menurut Naru-chan meraka lucu tidak?
Kalau di suruh memilih, kau bakal milih siapa? Hahaha… Naru-chan kayaknya bakal milih si kecil deh kan pipinya cubby-cubby gitu..
Oke aku langsung saja ke intinya.
Naruto tolong ya jaga mereka berdua. Mereka adalah anak-anakku. Mereka hasil perkawinanku dengan itachi-kun. Gomen ne, kalau ini mendadak, jadi tolong ya Naruto. Aku akan mengambil mereka setelah satu bulan. Aku mohon Naru-chan~
Naru-chan pasti bertanya-tanya di titipkan di rumahmu kan?
Soalnya kami berdua akan pergi ke inggris untuk berbulan madu lagi. Hihihi….
Nanti kami akan bawakan oleh-oleh untukmu yang banyak. Jadi tolong jaga mereka~
Dari : Onee-chanmu (Namikaze Yukiko**)
.
.
.
.
Mata Blue sky membulat sempurna tak kala melihat isi surat yang ia baca. Ingin sekali dia mengutuk kakak perempuannya yang seenak jidat menitipkan anak-anaknya. Hidupnya udah kesiksa karena BBM semakin hari naik saja. Untuk makan sendiri ajah susah, apalagi di tambah ponakan. Kalau dia punya kekuatan sihir yang ada di fandom tetangga, mungkin dia akan mengubah Onee-chan tersayangnya menjadi kecoa, tapi sebenarnya Naruto tak tega menggutuk kakaknya yang tersayang mejadi kecoak. Karena kasihan kecoaknya, nanti takut jadi rebutan saat musim kawin kecoak *emang kecoak punya musim kawin?*
Jadi intinya, dia akan menjadi babysitter *bener ngak nulisnya?* untuk anak-anak kakaknya.
"Oke, jadi kalian akan tinggal di sini selama satu bulan?" Tanya Naruto pada remaja berambut hitam.
"Hn." Balasnya.
"Nama kalian siapa?"
"Sasuke, Uchiha Sasuke dan ini adikku Menma."
'Oh, ikut marga Itachi-san.' Batin Naruto.
"Kalian sudah makan?"
"Hn." Jawabnya mengangguk sambil membaca majalah yang tergeletak di meja ruang tamu.
"Kalau yang kecil, sudah makan?" maklum Naruto suka lupa nama orang yang baru di kenal.
"su-sudah, oji-san."
.
"Oji-san, kamar kami yang mana? Aku capek dan sepertinya menma juga udah mau tidur."
"O-oh baiklah aku akan mengantar kalian ke kamar setelah itu berangkat kerja."
"Hn." Balasnya.
'Mungkin ini tidak akan berjalan lancar.' Batin Naruto sambil mengantar kedua ponakannya.
.
.
.
.
.
.
"Naruto-sensei kenapa kok mukanya kayak habis di pukul massa sih. Ceria dong, Nanti Hinata-san gak tertarik lagi ke kamu loh~ " ujar pemuda berambut coklat yang tiba-tiba datang merangkul Naruto dari arah belakang.
"Bisakah kau diam, Kiba! Aku itu sedang banyak pikiran!" jawab Naruto cemberut.
"Heh…?! Tumben kau pake bahasa yang baik dan di benarkan di jepang…?" Balas kiba heran.
" Maksudmu? Selama ini aku biasa ngomong sama kamu itu pake bahasa apa gitu?" tanya naruto.
"Tentu ajah, bahasa elien" sambil menunjukkan kedua jempolnya sambil nyegir kuda.
Ah, Naruto merasa sangat menyesal karena tak mengikuti nasehat kakak perempuannya, tentang jangan pernah berteman dengan orang yang memiliki taring, apalagi penyuka anjing, nanti malah makan ati. Oke lupakan ungkapan konyol itu.
Menjadi seorang guru bukanlah perkara mudah, apalagi guru sejarah. Oke, pernahkah kalian pernah menggingat apa yang guru ips/sejarah di saat gurumu sedang menerangkan tentang perang di jaman dulu? Mungkin sebagian besar orang pasti akan lupa apa yang di terangkan. Mungkin selogan 'lebih baik tidur dari pada bengong saat di tanya guru' sudah umum di kalangan anak-anak jaman sekarang. Bahkan sebagian orang siswa-siswi berpendapat untuk apa mengetahui sejarah peperangan kalau kita hidup di jaman yang sudah pada merdeka. Tetapi bukannya di dalam hidup kita sejarah sering terjadi. Seperti di saat kita berpacaran dan kemudian putus di tengah jalan. Maka perjalanan tentang kisah cinta kitapun akan menjadi sejarah, dan menjadi suatu pelajaran saat menjalani hubungan yang sama lainnya.
Dan entah kenapa. Tak ada angin, tak ada hujan, maupun guntur. Naruto dengan kesadaran 100% memilih untuk menjadi guru sejarah. Kedengarannya memang kagak meching dengan tingkah si pirang kelewat anak-anak. Tetapi di balik itu semua, dia tetap fine-fine ajah dengan pekerjaan. Ya walaupun sebagian besar teman-teman seangkatanya sangat terkejut dengan cara mengajar Naruto yang terbilang asik saat praktek di lapangan. Belajar sambil bermain agar para siswa-siswi di kelasnya mendengar maupun mengingat apa yang dia katakannya. Juga terkadang Naruto suka kelepasan curhat saat di kelas, tentang masa dimana ia masih ABG dan terkadang saat belajar di luar kelas, dia selalu menggoda orang yang lewat entah tukang kebun perempuan sampai anak kecil. Tapi di balik itu semua, anak-anak didiknya di sekolah selalu memfavoritkan Naruto sebagai guru paling asik.
.
.
.
.
.
.
.
.
Apa yang kalian lakukan setelah seharian beraktifitas di dalam kelas/kantor?
Pasti sebagian besar akan mengatakan istirahat diri di kasur yang empuk di kamar. Serasa bagai di surge. walau di ketahui, sebagian anda sekalian pasti belum mandi habis pulang beraktifitas. #plak!
Mungkin hal ini tak berlaku untuk Naruto karena …
"Hwuee~" suara tangisan Menma yang keras di ruang tamu.
Anak kecil nangiskan biasa, apalagi segede Menma yang berumur 4 tahun. Palingan juga masalah pingin jajannan yang lagi lewat di depan rumah(?) atau pingin jalan-jalan karena bosen di rumah. Namun justru bukan itu masalahnya. Menma menangis karena habis di pukul anak tetangga dan membuat panic satu rumah termasuk Sasuke yang kelihata protectif dengan apa yang terjadi dengan adik satu-satunya itu.
Naruto begitu terpaku –atau bisa kita sebut bengong – dengan sikap Sasuke yang sekarang . Sedingin-dinginnya Sasuke, ternyata dia memiliki sifat ke-ibuan yang sangat kental. Terbukti ketika dia sedang menenangkan Menma. Mungkin ini membuat image dingin dan acuh akan luntur kalau ada yang tau sikapnya berbeda saat menghadapi Menma, adiknya.
Oh, oh apalagi raut wajahnya yang terlihat begitu … menggoda.
Tu-tunggu dulu. Kata yang barusan itu bukan dari pikiran saya –Author – Tapi pikiran Naruto sendiri.
Oh, ingin rasanya dia untuk bunuh diri di rel kereta api. Tapi berhubung populasi di jepang setiap tahun menurun, apalagi pemerintah menyarankan untuk tidak bunuh diri*** dan akan memberikan solusi untuk masalah tampa masalah. Kok, jadi terasa iklan asuransi di tv. Akhirnya dia kagak jadi bunuh diri.
Lalu Naruto pergi ke toilet, bukan untuk buang air kecil atau masturbasi. Tetapi untuk cuci muka agar dia tidak membayangkan hal Nista yang akan kebawa mimpi tersebut.
.
.
.
~To Be Continue~
.
Hai-hai kembali lagi dengan author nista. (pembaca : cie ngaku sendiri kalau dirimu emang nista!. aku : karena aku jujur apa adanya. Kayak rokok merek j*r*m cokl*t. pembaca : itu sih iklan! *sambil melempar hp, leptop ama tablet kearah yuki* *Yuki langsung nangkep barang yang di lempar dengan cepat* lumayan buat biaya makan ama cicilan motor…~ *lalu pembaca ngejar Yuki*)
Kali ini pake pairing lain Narusasu.
Ini adalah pelampiasan, karena aku dulu salah waktu nulis pairing di fic pertama di fandom ini. –klo kalian pernah baca fic ku di fandom ini pasti tau-
.
tentang fic ku yang judul'y ''it's bad idea'' cuma kebetulan sama dengan comik bed idea asal indonesia. ini cuma kebetulan. aku juga baru tau seminggu yang lalu pas aku nginjem comik punya temenku.
.
*itu sih karanganku sendiri.
**itukan nama pen-nameku –maklum, aku kepingin eksis ajah- #plak! Bukan kok. Aku Cuma gak bisa bikin nama yang bagus. Di otakku Cuma ada nama-nama cowok indo & jepun. Masa cewek mau gue kasih nama Kotarou/Harianto, kan kagak mecing sama nama orang terutama cewek jepang. (pembaca : sekalian ajah di namain Ham**. aku : EH…! ITUKAN NAMA BAPAK GUE…!. *langsung ngamuk ke pembaca*pembaca : padahalkan namanya di sensor! Kok masih ngamuk!)
*** itu beneran asli berita and bukan rekayasa. Dan saat ini banyak orang yang melakukan bunuh diri. Karena tak bisa menanggung beban hidup makanya banyak yang melakukan bunuh diri. Dan apalagi di jepang bunuh diri itu bukan aib malahan di anggap bertanggung jawab. Pernah ada kasus bunuh diri massal di sebuah gunung-entah-apa-namanya-gw-lupa-lagi.
.
.
Oke minna-san… seperti biasa aku meminta ripiu di setiap kalian selesai membaca.
Kritik dan saran di terima baik di sini.
.
Sampai ketemu di chap 2.
.
.
.
.
Salam Yukiko-chan ^-^
