Yo minna-san! Kembali lagi saya kuudereloid, kali ini dengan fanfiction baru yang pastinya lemon. Fic ini saya buat awalnya sebagai pemenuhan request dari Mell Hinaga Kuran yang menginginkan Luka menjadi harem dengan sedikit bumbu saran dari seorang review anonymus bernama Kirei Yavin yang pernah menyarankan saya untuk membuat fic bergendre persahabatan (yang pastinya lemon). Tapi entah kenapa saya punya hasrat buat jadiin ini fic serius. Mau tau gimana ceritanya~? Silahkan baca lebih lanjut, enjoy!


I'M SORRY BUT I'M IN LOVE WITH YOU

A Vocaloid Fanfiction by kuudereloid

"I'm doing this not only to protect you from them, but I also protect you from Gakupo"

"I won't leave you Luka, I won't let you go. Not… until Kaito go"

"It's because I'm in love with you…"

WARNING!

Rated M for Lemon and other contents that unsuitable for children. Underage or Still Pure please get out. Maybe OOC. Some Typos. Multi Language. EYD hancur, bahasa sehari-hari

DISCLAIMER!

Vocaloid belongs to Yamaha I don't own anything except the story itself

RnR. NO FLAME. DON'T LIKE, DON'T READ, GET OUT


02:30 AM

Cling cling!

Bel pintu berbunyi, menandakan ada yang membukanya. Dan benar saja, tampak seorang gadis yang memasuki host club bar itu. Gadis itu cantik, namun sayangnya tampak berantakan. Rambut pinknya yang terurai sepinggang pun tampak acak-acakan. Tali lengan dress hitamnya itu tersampir disamping pundak dengan berantakan. Maskara dan seluruh make upnya luntur, membuatnya tampak tak secantik biasanya.

"Youkoso, ojou-sama—huh? Doushite?" Leon, salah satu host – sang ketua, dan yang terbaik—disana pun langsung menyambut gadis itu, membuat gadis pengunjung bar yang lainnya menjadi iri luar biasa.

Siapakah gadis ini sampai dilayani langsung oleh sang ketua?

"Kumohon tenangkan dirimu dan duduk dahulu, milady" kata Leon dengan ramah dan menuntun gadis itu ke sebuah ruangan VIP yang berada di bar itu dan sang gadis hanya mengikutinya dengan pasrah

Sampai disana, tadinya mereka hanya berdua dengan Leon merengkuh gadis itu. Namun akhirnya ada dua orang host lagi yang masuk, membawakan sampanye dan berbagai macam makanan manis.

Salah satu dari mereka yang membawa sampanye berambut kecokelatan. Ia memakai kemeja tanpa lengan berwarna merah, yang sengaja tidak dikancingkan sampai atas, mungkin sekitar tiga atau empat kancing yang membuat dada bidangnya itu terekspos. Kedua tangannya menggunakan sarung tangan hitam fingerless dan ia menggunakan celana panjang berwarna senada dengan kemejanya.

Berbeda dengan yang lainnya yang membawa kue. Ia berambut teal, menggunakan kemeja putih berlengan panjang, rapi dengan dasi yang memiliki warna sama dengan rambutnya, serta dengan sebuah rompi hitam tak berlengan dan celana panjang berwarna hitam. Ia tampak seperti butler. Tangan kirinya membawa sebuah serbet panjang berwarna putih.

Leon yang masih merangkul gadis berambut pink itu mengambil sebotol sampanye dan menuangkannya ke dalam beberapa gelas untuk mereka. Ia mengambil salah satu untuk gadis itu, yang lain untuk dirinya sendiri, dan ia juga meminta dua host yang lain untuk mengambil gelas itu untuk mereka

"Nee nee jangan bersedih begitu onee-chan~" host berambut teal itu berkata dengan ceria sambil mendekati sang gadis kemudian duduk di sebelahnya

"Kan kau sudah punya kami disini" host lain yang tampak menggoda itu duduk disamping Leon namun wajahnya ia arahkan pula mendekat pada sang gadis

Leon merangkul gadis itu makin erat dan menyenggol gelas yang dipegang sang gadis dengan gelasnya, "Lebih baik bersulang" katanya dengan lembut

Gadis berambut pink yang terlihat begitu sedih itu hanya mengangguk mengiyakan Leon. Mereka berempat akhirnya bersulang.

Cukup lama bagi mereka berempat untuk bersenang-senang. Beberapa gelas sampanye pun sudah terteguk habis, gadis pink itu juga sudah disuguhi berbagai macam kue dan makanan lain. Ia sudah menjadi lebih baik

Dan inilah saat baginya untuk bercerita

"Etto…" katanya "Tadi… sebelum aku kemari, aku dan orangtuaku berencana menghadiri sebuah pesta…"

Ketika gadis itu memulai ceritanya, Leon member kode untuk dua host lainnya untuk duduk mendekat pada gadis berambut pink itu sementara dirinya sendiri berpindah tempat ke hadapan gadis itu (seolah) mendengarkannya dengan serius

"Namun dalam perjalanan, tiba-tiba papa ditelepon dan diberitau bahwa perusahaannya dirampok habis-habisan…" suaranya mulai lirih "…aku belum terlalu paham dengan situasi dan tiba-tiba terdengar suara tembakan… peluru menembus kaca mobil dan papa—"

Ketika gadis berambut pink itu hampir menangis, Leon malah berdiri dan meninggalkan ruangan. Mata sang gadis yang sudah berkaca-kaca itu hanya mengikuti kepergian Leon dari ruangan dengan hampa

"L-Leon-san-?"

Tapi dengan cepat ia dirangkul oleh host penggoda berambut cokelat itu, "Jadi… ayahmu, Megurine Kaoru, sang pemilik perusahaan perhiasan terbesar di Tokyo itu sudah…"

Gadis berambut pink itu hanya mengangguk pelan, kemudian menunduk dan menitikkan air mata

"Kemudian… entah kenapa sang supir membelokkan mobil dengan tajam…" lanjut sang gadis ditengah tangisan "Aku panic… dan aku berusaha keluar… aku berhasil… tapi mama—"

Ia akhirnya tenggelam dalam tangisan. Tangannya yang dingin digenggam oleh host berambut teal itu, air matanya pun dihapus olehnya

"Tenanglah onee-chan…" katanya lembut dan bersimpati… atau setidaknya terdengar begitu

Sang gadis mengangguk dan memaksakan sebuah senyum, "Iya aku tau…" katanya pelan "Aku beruntung masih punya kalian… dan Leon-san juga. Terimakasih sudah menemaniku selama ini ya… Meito-san… Mikuo-san!"

Mereka berdua hanya tertawa kecil menanggapi perkataan sang gadis. Kedua host itu makin mendekat padanya. Mikuo mulai menciumi pipi mungil sang gadis, dan bahkan Meito mulai mengendusi leher gadis itu. Sang gadis merasa sedikit geli atas perlakuan mereka, apalagi ini kali pertama ia diperlakukan seperti ini setelah hampir setiap malam ia mengunjungi host club ini. Meskipun begitu, sang gadis membiarkan kedua "sahabatnya" melakukan hal itu, mungkin ini untuk menenangkannya.

Namun tiba-tiba Leon masuk dan mengunci pintu

"Meito, Mikuo, hentikan" katanya datar namun tegas kemudian mendekati gadis berambut pink itu. Ia berlutut dan mengambil tangan gadis itu, yang membuat kedua host lainnya otomatis mundur

"Memangnya aku izinkan kalian untuk menikmatinya saat ini juga?" katanya lagi, dengan tatapan kosong pada tangan sang gadis sebelum ia mengecup lembut tangan sang gadis

"'M-menikmati'? Apa maksud Leon-san?"

"Ya tapi kan dia sudah pasti melanggar aturan" kata Meito dengan tidak sabar sambil meneguk sampanye lagi, kali ini langsung dari botolnya "Aku tak bisa menunggu lagi!"

Mikuo mengangguk mengiyakan "Atau kau mau menjadi yang pertama yang mencicipinya, Leon?"

"K-kalian ini bicara apa?" sang gadis tampak mulai ketakutan, ia menarik tangannya dari genggaman Leon

"Maafkan aku, milady" katanya sopan, ia berdiri dan membungkuk sopan seperti host ber-style butler pada umumnya "Tapi kau harus melihat ini dahulu…"

Leon menyerahkan sebuah kertas kecil pada sang gadis. Mata gadis itu berkedip-kedip canggung seraya tangannya menerima kertas itu. Sekelebat kemudian matanya membelalak dan kertas kecil yang ternyata adalah tagihan host club malam ini terjatuh dari tangannya

"Ini…" katanya pelan "Kan kalian tau bahwa papa dan mama baru saja… aku… tidak punya uang sama sekali…"

Leon tiba-tiba terkekeh, ia mengambil langkah mendekat pada gadis itu. Tangan kanannya ia letakkan di tembok seperti memojokkan sang gadis, sementara tangan kirinya mengangkat dagunya

"Well well, you know the consequences for those who can't pay right, milady?" ujarnya begitu pelan, nyaris tanpa suara, gadis itu meneguk ludah

Mikuo yang berada disamping kiri sang gadis mengambil tangan sang gadis dan menelusurinya dengan tangan yang lain dengan menggoda, "We need money too, onee-chan~"

Sementara Meito yang berada disamping kanan gadis itu mengelus leher sang gadis dengan tatapan lapar, "If you can't pay us with money, at least pay us with pleasure, honey…"

Gadis itu menelan ludah, memejamkan matanya rapat-rapat dan berusaha menjerit sekeras-kerasnya

"Kyaaaaaa!"

Sementara itu di sisi lain club,

Seorang pemuda baru saja keluar dari kamar ganti. Pemuda culun, kutu buku berkacamata itu kini sudah bertransformasi menjadi seorang bartender host club. Bajunya hitam berkerah tanpa lengan menjutai panjang ke bawah, menampilkan sedikit bagian dari dada bidangnya yang membuat para gadis tergoda untuk mengintip lebih. Celana bahan hitamnya membuat ia terkesan sebagai pekerja yang santai. Handband hitam menghiasi pergelangan tangannya dan rambut biru pendek yang sengaja dibuat acak-acakan menambah kesan nakal nan menggoda baginya.

Ia baru saja keluar dari kamar ganti dan nyaris menabrak temannya yang berlari menuju tempat yang sama. Ia tampak buru-buru dan lelah, terlihat dari keringat yang membasahi tubuhnya

"Kau telat lagi, Gakupo" ujar pemuda berambut biru itu

Pemuda bersurai ungu panjang itu hanya datang memakai kaus oblong berwarna abu-abu yang sudah dibasahi keringat dan celana pendek santai berwarna coklat. Ia terengah-engah dan bertumpu pada knop pintu kamar ganti untuk beristirahat sejenak

"Kaito, apakah ia sudah datang?" tanyanya beberapa detik kemudian, dengan ekspresi tak terbaca yang ia tujukan di depan sahabatnya

"Entah" yang ditatap hanya angkat bahu "Aku baru saja selesai dan kenapa kau terdengar… begitu panic?"

"Megurine Kaoru kecelakaan dan meninggal" katanya singkat "Aku khawatir ia—"

"Apa?" iris biru pemuda itu langsung membelalak

Dan pada saat itu juga mereka berdua mendengar teriakan

"Kyaaaaaa!"

Sepasang sahabat itu bertatapan sejenak, seperti memiliki pemikiran yang sama. Kemudian mereka berlari mengikuti asal suara.

Mereka berdua kemudian dihadapkan pada sebuah ruangan VIP. Pintunya yang memiliki sebuah jendela kecil membuat mereka bisa mengintip ke dalam. Mereka melihat seorang gadis berambut pink yang tak berdaya digerayangi oleh tiga host terfavorit itu

"Luka!" seru Kaito panic sambil berusaha memutar knop pintu "Shit! Dikunci!"

Gakupo berusaha setenang mungkin mencari jalan lain, "Kaito! Lewat jendela sebelah sini!" serunya di sudut lain ruangan sambil berusaha membuka jendelanya

Kaito dengan amarah yang secara tiba-tiba naik ke ubun-ubun langsung menyusul Gakupo dan meninju kaca jendela dengan tangan kosong sehingga pecah berkeping-keping. Sebutlah kutu buku ini ceroboh karena sebenarnya ia begitu lemah dan tindakannya barusan membuat tangannya bengkak dan berdarah akibat terkena benturan dan pecahan kaca.

Kemudian mereka masuk dengan langkah berdebum ke dalam. Gakupo yang jauh lebih kuat langsung menarik ketiga host itu menjauh dari gadis itu.

Mereka berdua akan melakukan apapun demi gadis itu.

"Ergh—kau! Apa yang kau lakukan brengsek?!" Leon yang tidak terima kenikmatannya direbut begitu saja hendak meninju Gakupo

Tetapi Gakupo dengan tenang menggenggam tinjuan Leon dan mencengkeramnya "Kau yang brengsek. Jangan perkosa pelanggan"

"Tapi itu sudah konsekuensinya yang tak bisa membayar!" Meito di belakangnya hendak meninju Gakupo, tapi secepat itu Gakupo menghindar dan malah membuat Meito nyaris menghajar Leon yang ada di belakang Gakupo dan mereka malah bertubrukan

Sementara itu Kaito yang sedang menggandeng tangan sang gadis berambut pink keluar dari ruanagn hendak dikejar oleh Mikuo. Tetapi dengan mudah Gakupo menarik kerah Mikuo dari belakang dan menariknya serta menjatuhkannya sehingga sekarang ia bertindihan dengan dua host yang lain

"Kau tak punya otak!" cerca Leon emosi "Ruangan VIP hancur kau mau bayar apa hah?!"

Gakupo dengan tenang merogoh kantongnya, mengeluarkan beberapa lembar uang dan diletakkannya di sofa ruangan. Berikut ia merogoh tas kecilnya dan mengeluarkan uang apapun yang ada di dalam dan diletakkannya bersama uang sebelumnya di sofa

Tindakannya itu ditertawai oleh tiga host favorit itu

"Sok jagoan sekali" kata Meito

"Aku yakin bahkan tabungan hidupmu tak cukup untuk membayar hutang gadis itu dan ganti rugi kerusakan" sambung Mikuo

"Maaf" kata Gakupo tanpa ekspresi "Aku akan bayar lagi setelah uangku cukup"

"Dan darimana kau akan dapat uangmu itu, hah?" tanya Leon "Kau dan Kaito kupecat!"

Tapi Gakupo malah menyunggingkan senyum dan berkata, "Terimakasih. Baru saja kami mau mundur karena kalian bisa-bisanya memperkosa pelanggan… apalagi pelanggan itu adalah Luka"

Ia mulai mengambil langkah

"Munafik!" cerca Leon lagi "Kau berkata seakan kau tak mau menikmatinya saja!"

Gakupo berhenti sejenak dan menatap mereka sekilas

"Aku akan lebih senang menikmatinya dengan cara lain"

Akhirnya Gakupo benar-benar pergi, menyusul sahabatnya diluar yang sedang menenangkan gadis itu yang sedang menangis

"Kaito-kun… Gakupo-kun… a-arigato…" katanya pelan ditengah isakan tangis "Kalau saja kalian tidak datang… aku pasti… pasti—"

"Sudah… sudah…" kata Kaito pelan sambil mengelus bahu gadis itu, menenangkannya

"Kalau saja… sejak dulu aku mendengarkan kalian…" gadis itu masih sesenggukan

Kini Gakupo ikut menenangkan gadis itu, "Jangan dipikirkan" katanya datar "Yang penting saat ini kau baik-baik saja dan sudah bersama kami"

= TO BE CONTINUED =