Judul: HQ! Idol

Author: RicePlum

Character(s): Hinata Shoyo, Kageyama Tobio, Tsukishima Kei, Yamaguchi Tadashi dan lainnya

Genre: Friendship

Disclaimer: series Haikyuu bukan kepemilikan saya melainkan Furudate Haruichi-sensei. Saya hanya punya ide cerita ^^v


Suara riuh sorakan yang mengikuti musik memonopoli perhatian seorang anak laki-laki pendek berambut oranye berantakan. Matanya tidak lepas dari televisi yang sedang menampilkan acara musik akhir tahun. Hinata Shoyo terus memperhatikan sosok laki-laki yang sedang bernyanyi dan menari dengan energik disana. Ketika para penonton disorot, mereka semua tersenyum dan terlihat menikmati penampilan si penyanyi. Tiba-tiba, ada keinginan aneh yang muncul di benak Hinata.

Hinata ingin jadi seperti orang itu!


"Ayo, ayo, jangan nonton TV terus. Latihan!"

Sorakan pelatih sore itu mengembalikan perhatian Hinata dari televisi. Saat itu sedang menampilkan musik video dari sebuah band yang lumayan terkenal. Segera saja dia melompat kembali menuju teman-teman sekelompoknya.

"Sho-chan kau seperti ngga pernah kehabisan tenaga," kata teman Hinata, panggil saja dia Izumi.

"Mungkin ini yang disebut semangat idol," sambung teman Hinata yang lain, Kouji.

Yang diomongin hanya cengengesan saja. Hinata menatap kedua temannya yang menghela napas lelah. Yah, maklum saja. Mereka baru saja pulang sekolah, langsung pergi untuk latihan menari di salah satu studio milik agensi entertainment, Karasuno Agency. Apalagi mereka hampir mendekati ujian akhir SMP.

"Tapi, Sho-chan," Izumi berbisik. "Maaf, tapi hari ini hari terakhir aku ikut latihan. Orang tuaku ingin aku fokus ujian." Wajah Izumi mengernyit khawatir. Mungkin anak baik itu takut Hinata sedih.

"Ah, aku juga. Kamu bagaimana, Shoyo? Masih lanjut?" Kata Kouji.

Tidak seperti yang dikhawatirkan oleh Izumi, Hinata merasa baik-baik saja. Malah lega. Soalnya dari awal, Izumi dan Kouji memang mengikuti latihan di agensi hanya untuk menemani Hinata supaya Hinata tidak kesepian. Setidaknya, mulai dari sekarang Izumi dan Kouji bisa kembali melakukan hal yang benar-benar mereka sukai.

"Tidak apa-apa kok, Izumin, Kouji. Aku akan lanjut!" Kata Hinata semangat.

"Kamu ngga apa-apa sendirian?" Tanya Izumi khawatir.

"Izumin, aku kan sudah kelas 3 SMP. Aku sudah bisa melakukan apapun sendiri!" Hinata menggembungkan pipinya.

"Kalau kamu berwajah begitu, Izumi tambah ngga mau ninggalin kamu, Shoyo,"Kouji berkomentar.

Mereka bertiga tertawa bersama.


Bulan Januari, Hinata masih mengikuti latihan di studio dengan rajin. Hinata belum tahu mau memasuki SMA apa, jadi Hinata masih memikirkan dan nantinya akan mengikuti ujian susulan saja. Ditengah latihan, pelatih mendekati Hinata.

"Hinata-kun, besok kau ke tempat ini ya, jam 9 pagi," di tengah latihannya, Hinata diberikan secarik kertas bertuliskan sebuah alamat. Karena yang menyuruhnya adalah pelatih, maka Hinata menurut saja.

Besoknya Hinata baru tahu kalau dia disuruh pergi ke kantor pusat Karasuno Agency. Kaki Hinata bergetar tidak karuan melihat gedung tinggi yang bagus dan modern itu, ditambah orang-orang terkenal yang sering dilihatnya di televisi berseliweran di dalamnya. Hinata cepat-cepat menuju ruangan yang tertulis di kertasnya.

Ruangannya kosong, ada cermin besar seperti ruang latihan menari. Ada meja panjang dan beberapa kursi, salah satunya diduduki oleh seorang laki-laki. Tunggu, sepertinya Hinata kenal orang itu.

"Ah! Iklan susu anak!" Hinata menunjuknya, teringat iklan susu yang dilihatnya saat berumur 7 tahun. Hinata memang sering mengingat hal-hal tidak berguna. Hinata suka iklan itu karena jingle-nya menarik. Dia suka menarikannya bersama adiknya.

Orang itu, yang ternyata sedang tiduran (sepagi ini?) terlonjak kaget dan hampir terjungkang dari kursinya. Suara Hinata nyaring sekali.

Laki-laki itu menatap Hinata dengan tajam.

"Orang macam apa yang teriak senyaring itu pagi-pagi begini?"

Wah, suaranya dingin sekali. Hinata jadi takut.

Untungnya, sebelum Hinata lumer seperti cokelat, pintu ruangan terbuka. Tiga orang laki-laki memasuki ruangan. Satu berambut cepak, berkulit kecoklatan dan bertubuh tegap meskipun tingginya rata-rata, satu berambut abu-abu, berkulit putih dan lebih ramping, dan yang satu lagi botak, juga berkulit kecoklatan dan bertubuh tegap.

"Aneh-aneh saja. Masa kita disuruh menemui trainee?" Yang botak mulai berbicara.

"Tanaka, nanti kamu dibilang sombong loh," si rambut abu-abu tersenyum lembut.

"Halo, kami-"

Saat yang berambut cepak mau berbicara, Hinata memotong.

"T-T-THE CROWS...!"

Tiga orang itu tersenyum satu sama lain.

"Senangnya, ada yang kenal..." Mereka berkumpul bertiga, membentuk lingkaran dan saling berangkulan. Hinata bingung, benar kan mereka anggota The Crows, band yang terkenal itu?

"Sudah pasti semua orang kenal kalian kan? Band The Crows yang terkenal itu?" Laki-laki iklan susu anak itu berdiri, dan Hinata langsung kaget karena tubuhnya tinggi sekali (padahal Hinata saja yang terlalu pendek). Sudah begitu wajahnya tampan sekali, dunia memang tidak adil.

"Yah, tapi kami sedang ada sedikit masalah sih..." Yang berambut cepak menggaruk kepalanya.

"Ah, aku disuruh kesini oleh pelatihku kemarin. Ada apa ya?" Hinata mengangkat tangannya.

"Aku juga disuruh kesini," kata si susu anak.

"Hm, yang dua orang belum datang, bagaimana Daichi?" Si rambut abu-abu menoleh-noleh.

"Bisa-bisanya telat," si botak menggeleng-geleng. Tiba-tiba saja si cepak dan si abu-abu memelototinya.

Si botak menunduk salah tingkah.

"Kalau begitu, kenalan saja dulu. Aku Sugawara Koushi, anggotanya The Crows. Keyboardist!" Si abu-abu tersenyum, kali ini ramah.

"Aku Sawamura Daichi. Drummer."

"Leader!" Sambung Sugawara yang diikuti senyum playful. Daichi tersenyum kecil.

"Aku Tanaka Ryuunosuke. Guitarist," si botak menunjuk dirinya sendiri. "Dan itu nama asliku ya, bukan nama panggung!" Lanjutnya.

Tadinya Hinata mau berkomentar soal namanya Tanaka yang biasa sekali, tapi akhirnya mengurungkan niat.

"A-aku Hinata Shoyo! Salam kenal!" Hinata juga memperkenalkan diri.

"Aku Kageyama Tobio, salam kenal," si susu anak mengikuti.

"Oh, aku kenal! Yang iklan susu anak itu, aku lihat pas aku berumur 9 tahun. Aku masih hapal jingle-nya," kata Sugawara.

Hinata dan Tanaka mengikuti dengan suara-suara 'aku juga! Aku juga!'

"Tapi setelah iklan itu, Kageyama tidak pernah muncul lagi. Kenapa ya?" Tanya Daichi.

"... Ada sedikit urusan pribadi," kata Kageyama setelah diam sejenak.

"Tentu saja. Tidak semua cerita bisa dibagikan dengan orang lain kan?" Kata Daichi, paham kalau Kageyama tidak mau membahasnya lebih lanjut. Padahal Hinata juga penasaran. Iklan itu kan ada dimana-mana. Kageyama jadi terkenal sekali. Tapi setahun kemudian, tidak diketahui rimbanya dimana. Malah sekarang Kageyama ada diruangan ini bersama Hinata. Apa Kageyama anggota agensi ini?

"Suga-san, mereka berdua kok belum datang ya?" Tanya Tanaka. Sudah 30 menit terlewati tapi orang yang mereka tunggu belum datang juga.

"Bagaimana? Mau langsung dikasih tau saja? Mereka berdua menyusul saja. Kita kan harus latihan juga," kata Sugawara kepada Daichi.

"Hm, iya juga sih," Daichi menatap Hinata dan Kageyama. Hinata menatap balik dengan gugup (dia tidak tahu Kageyama memasang wajah seperti apa).

"Kalian mau debut?"


Hinata mengerjapkan matanya beberapa kali.

"D-debut? Debut apa?" Tanya Hinata.

"Ya, jadi idol, lah!" Tanaka menepuk punggung Hinata.

"Debut?!" Jerit Hinata. Tidak percaya. Mustahil sekali. Ngga mungkin.

(Batin Hinata berkonflik)

"Eh, tunggu. Kenapa Kageyama debut?" Tanya Hinata setelah ingat kalau ada Kageyama disampingnya dan Daichi berkata 'kalian'.

"Hm, kami dikasih tau kalau Kageyama itu trainee disini," kata Daichi.

Trainee? Apa Kageyama memang banting setir untuk jadi idol? Karena itu dia tidak lanjut jadi model iklan?

Bisa jadi.

"Dengan dia? Kenapa harus jadi idol?" Tiba-tiba Hinata merasa ada hawa panas dikeluarkan oleh Kageyama. Oh, wajahnya seram sekali. Wajah tampannya terlihat seperti setan.

"Aku ingin jadi solois," kata Kageyama. Alisnya mengernyit hampir menyatu dan bibirnya monyong sedikit. Jelek sekali (pikir Hinata).

Daichi, Sugawara dan Tanaka melongo. Anak ini meminta? Memangnya dia pikir dia itu siapa?

"Ah, tidak tahu soal itu ya. Kami hanya diminta untuk menyampaikan ini," kata Daichi sambil mengusap-usap bagian belakang kepalanya.

"Lagipula anak ini," Kageyama menunjuk Hinata. Hostile. Kejam. Tidak berperasaan.

"Anak yang biasa saja ini, pendek, tidak memorable, memangnya bisa debut?!"

(Jahatnya, kenal saja belum sama Hinata)

"Hei, maaf ya kalau aku ini pendek! Tapi yang menentukan kan bukan kamu! Aku akan ambil kesempatan debut ini!" Balas Hinata.

"Oh, bagus! Semangat!" Tanaka bersorak. Tapi langsung mengkeret lagi setelah dipelototi Daichi.

"Memangnya kamu tahu beratnya debut itu? Belum apa-apa paling kamu sudah lari ketakutan!" Kata Kageyama lagi.

"Aku kan belum pernah debut, mana aku tahu rasanya seperti apa! Makanya aku coba dulu, bodoh!" Balas Hinata.

"Bodoh? Kamu yang bodoh, bodoh!" Teriak Kageyama.

-BRAK!-

Suara dentuman keras terdengar. Ketika Hinata mengalihkan perhatian dari Kageyama, yang dilihatnya adalah Sugawara dan Tanaka yang menempel ke dinding, jauh dari mereka. Dan Daichi yang tangannya terkepal diatas meja.

Suara dentuman itu berasal dari Daichi.

"Anu, jangan berteriak-teriak disini ya? Ruangan ini dekat dengan ruang tunggu klien," kata Daichi, bibirnya melengkungkan senyum. Tapi otak pendek Hinata juga tahu itu bukan senyum yang 'baik'.

Padahal dia menggebrak meja dengan keras sekali.

Akhirnya Hinata dan Kageyama berdiri tegak. Hanya sedikit bisikan-bisikan 'bodoh', 'kamu yang bodoh' terdengar. Sampai Hinata tidak mendengar bisikan 'bodoh' lagi dari Kageyama. Tapi suara pelan yang lain.

"Aku serius, aku lebih ingin jadi solois."

Daichi hanya bisa mengendikkan bahu. Soalnya dia memang tidak bisa berbuat apa-apa.

"Besok kesini lagi jam 9. Nanti ketemu dengan CEO," kata Daichi akhirnya. "Kami harus pergi latihan, semangat ya!"

Daichi menepuk bahu Hinata dan Kageyama. Setelah itu Daichi, Sugawara dan Tanaka keluar dari ruangan.

"Memangnya kenapa kalau jadi idol?" Tanya Hinata pada Kageyama setelah hanya tinggal mereka berdua.

Kageyama mengambil barang-barangnya yang tergeletak di samping kursi yang didudukinya tadi.

"Aku ingin menyanyikan musik yang sebenarnya. Idol itu hanya visual tanpa musikalitas!" Kata Kageyama jelas.

Hinata tidak setuju!

"Jadi idol kan, kamu bisa bernyanyi dan menari yang membuat orang-orang bersemangat dan bersenang-senang! Memangnya kamu tidak mau menjadi seperti itu?" Kata Hinata.

"Bodoh," Kageyama meninggalkan ruangan. Meninggalkan Hinata yang termangu sendirian disana.


"Selamat, Sho-chan! Benar-benar debut ya?"

"Nanti aku akan beli semua single dan albummu. Aku juga akan pergi ke setiap konser. Selamat, Shoyo!"

Hinata sudah memberitahu Izumi dan Kouji soal kabar yang didapatnya kemarin. Ayah dan ibunya berteriak heboh tadi malam dan Natsu berkata akhirnya bisa memamerkan kakaknya didepan teman-temannya di sekolah. Hinata senang sekali, semua orang mendukung keinginannya.

Tapi saat Hinata berdiri di depan kantor utama Karasuno Agency, kakinya gemetaran lagi. Dan ditambah perutnya yang mulas dan merasa melilitnya. Gugup sekali.

Hinata harus ke toilet.

Selesai dengan urusannya, Hinata cepat-cepat berlari ke ruangan yang kemarin. Dia pasti telat karena urusannya di toilet lama sekali. Saat Hinata membuka pintu ruangan (sambil berteriak, 'maaf, aku telat!' Tentu saja), selain Kageyama dan tiga anggota band The Crows yang kemarin, ada dua orang yang tinggi dan seorang anak pendek.

Yang paling tinggi berambut pirang, berkulit putih, berkacamata, bertampang stoic dan ada sebuah headphone mengalungi lehernya.

Yang tinggi satunya, berambut hitam seleher (ada antenanya), berkulit kecoklatan, wajahnya berbintik-bintik gelap, sepertinya sedang bertampang gugup.

Dan yang paling pendek berambut ikal berantakan, berpakaian formal dan memakai kacamata.

"Ah, Hinata-kun. Tidak terlambat kok," si pendek memanggil Hinata. Hinata menatapnya ragu-ragu.

"Anaknya pak CEO?" bisik Hinata pada Sugawara. Mendengar itu, Sugawara tanpa sadar menahan tawa.

"Suga?" Tanya Daichi bingung. Semua orang menatap Sugawara bingung.

"A-ah, tidak... Kok-" Sugawara mati-matian meredam cekikannya. Tanaka menelengkan kepalanya.

"Hinata, ini CEO agensi kita. Panggil saja Takeda Ittetsu-sensei," Daichi menunjuk si pendek.

"Halo, aku Take-"

"HAH, AKU PIKIR ANAK-ANAK!" teriak Hinata tanpa sadar.

...

"HAHAHAHA!" tawa Tanaka paling keras. Kageyama memalingkan wajahnya, menyembunyikan senyum.

"H-hei, kalian... N-ngga sopan..." Kata Daichi, padahal juga mati-matian menahan tawa.

"Ah, Takeda-sensei memojok di sudut ruangan lagi," kata Sugawara setelah tawa mereka mulai reda.

"Wajahku memang terlalu muda ya..." Bisik Takeda-sensei yang sedang berjongkok membelakangi mereka.

"M-maaf, Takeda-sensei... Aku tidak bermaksud-" Hinata salah tingkah.

Takeda-sensei berdiri dan merapikan pakaiannya. "Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa juga," kata Takeda-sensei menenangkan Hinata. Kacamatanya miring sedikit.

('Aduh, beneran mirip anak-anak!' Bisik mereka semua)

"Jadi, kalian sudah tahu kan kalau kalian calon-calon anggota yang akan debut?" Kata Takeda-sensei. Hinata melirik dua orang tinggi itu. Jadi mereka yang kemarin ditunggui? Pikir Hinata.

"I-iya, maaf kemarin kami tidak datang... Soalnya Tsukki sakit perut..." Kata si rambut hitam.

"Yamaguchi, ngga usah diumumkan juga kan," kata si pirang.

"M-maaf, Tsukki!" Kata si rambut hitam cepat.

"Tidak apa-apa. Aku juga tidak memeriksa pesan darimu," kata Daichi.

"Bagaimana kalau kita lihat-lihat biodata kalian dulu?" Kata Takeda-sensei.

Kageyama Tobio. Lahir tanggal 22 Desember. Umur 15 tahun. Tinggi badan 180,6 cm. Berat badan 66,3 kg. Lama training 8 tahun.

"Wah, lamanya!" Seru Hinata, yang berbuah tatapan tajam dan geraman dari Kageyama. Hinata segera mengunci rapat mulutnya.

Yamaguchi Tadashi. Lahir tanggal 10 November. Umur 15 tahun. Tinggi badan 179,5 cm. Berat badan 63 kg. Lama training 5 tahun.

Tsukishima Kei. Lahir tanggal 27 September. Umur 15 tahun. Tinggi badan 188,3 cm. Berat badan 68,4 kg. Lama training 5 tahun.

"Kalian sama-sama ya?" Tanya Tanaka.

Tsukishima tidak menjawab dan malah memalingkan wajah. Mengundang decihan kesal dari Tanaka. Untungnya Yamaguchi cepat-cepat menjawab.

"Iya, kami barengan sejak SD..." kata Yamaguchi.

Hinata Shoyo. Lahir tanggal 21 Juni. Umur 15 tahun. Tinggi badan 162,8 cm. Berat badan 51,9 kg. Lama training 9 bulan.

"BARU 9 BULAN?!" pekik semua orang kecuali Takeda-sensei.

"Itu masa training atau ngelahirin anak?!" Celetuk Tanaka. Kepala botaknya langsung dipitak oleh Sugawara.

"Ah iya, aku baru mulai saat kelas 3 SMP," kata Hinata.

"Memangnya dia udah pantas debut?"

Lagi-lagi nada suara yang menohok dari Kageyama.

"Betul juga, Sensei. Hinata baru dilatih 9 bulan loh," kata Daichi.

"Belum satu tahun..." Gumam Tsukishima. "Ada orang dalam ya?" Sebuah seringai yang ternyata sama menyebalkan nampak di wajah Tsukishima yang sedari tadi stoic. Hinata merasa dikhianati.

"Ngga! Aku ngga punya kenalan siapa pun di agensi ini," bahkan sebenarnya aku ikut kelas diskonan selama 3 bulan, lanjut Hinata, entah kenapa hanya bisa dalam hati.

"Jangan bilang begitu, mungkin Take-chan-sensei bisa melihat aura bintang dari Hinata!" Tidak diduga, belaan muncul dari Tanaka.

"Tanaka-senpai!" Hinata terharu.

"Aura bintang dari si pendek ini? Dia mungkin bakal terinjak duluan sebelum orang-orang sadar dia ada disini," kata Tsukishima. Yamaguchi menarik-narik lengan baju Tsukishima sambil berbisik, 'tidak baik berbicara seperti itu, Tsukki'.

"Hei!" Sentak Hinata kesal.

"Benar kata Tanaka," kata Takeda-sensei. "Hinata-kun, ingat tidak saat kelompok latihanmu mengadakan acara kecil di taman di dekat sini?"

"Oh? Saat itu badut ulang tahun temannya Natsu tidak bisa datang, jadi aku minta ijin ke pelatih untuk mengisi acara. Kasian mereka, pesta ulang tahun itu kan harusnya menyenangkan! Jadi aku dan teman-temanku menari disana," kata Hinata.

"Kebetulan aku lewat disana, mau mengunjungi studio. Kamu mencuri perhatian mereka semua, Hinata-kun! Orang dewasa atau pun anak-anak. Aku yakin kamu bisa jadi idol yang menginspirasi banyak orang!" Takeda-sensei merentangkan tangannya dengan semangat.

"Menghibur anak-anak dan ibu-ibu itu kan gampang..." Gumam Tsukishima.

Sugawara mencolek-colek lengan Tsukishima. "Oh ya? Aku ingin lihat kamu melakukannya," ada seringaian usil di wajah Sugawara. Tsukishima tidak mau meladeni.

"Dan lagi," Takeda-sensei menyesuaikan kacamatanya. "Kata pelatihnya, Hinata paling jago menari!"

"Itu lebih rasional... Tapi semua orang juga bisa menari," kata Kageyama.

Tsukishima dan Kageyama sama saja sombongnya... Pikir tiga anggota The Crows.

"Nah, bagaimana? Kalian berempat bisa kan?" Kata Takeda-sensei.

Hinata tentu paling semangat, Yamaguchi entah kenapa terlihat gelisah, sedangkan Kageyama dan Tsukishima terlihat tidak berekspresi.

"Hei, kalian bertiga kok tidak semangat?" Tanya Sugawara.

"Kageyama, kamu ngga mau mengatakan keinginanmu yang kemarin? Mumpung ada Take-chan-sensei loh," goda Tanaka.

"Tanaka!" Tegur Sugawara. Tanaka langsung diam seribu kata.

"Apa ada sesuatu, Kageyama-kun?" Tanya Takeda-sensei pada Kageyama.

Kageyama kelihatan ragu. "Sebenarnya aku... Ingin jadi solois," kata Kageyama pelan.

"Oh? Jadi kamu tidak mau bergabung di grup ini? Tapi kupikir masa training-mu sudah terlalu lama. Kalau menunda debut lagi... Hm... Bagaimana ya..." Takeda-sensei bergumam sendiri.

"Kenapa, Kageyama? Apa ada alasannya kamu lebih memilih jadi solois?" Tanya Yamaguchi.

"Ah," Tsukishima buka suara lagi. "Tentu saja. Si raja kan ngga suka kerja sama."

Tepat saat Tsukishima selesai bicara, mata Kageyama langsung menyalang pada Tsukishima.

"Eh? Ada apa?" Tanya Hinata bingung.


-To be continued-


Halo :D saya penulis baru di fandom Haikyuu Fanfiction. Tapi sudah lama sih, ngikutin Haikyuu lol

Selamat membaca, kritik dan saran diharapkan ^3^