Pairing : sasunaru
Rating : T
Warning :Yaoi, Alternative Universe, a bit OOC,
Fic ini jangkauannya worldwide, tokoh2nnya pun beda bangsa. Namun kami tetap menggunakan nama asli mereka untuk memudahkan pengenalan.
Disclaimer : Not mine, sumpah bukan saya.
"…" speech -- bicara
'…' though – dalam hati
italic – masa lalu/flashback
The Memory Beyond
By Raven-Zala
Co.written & editor : Aria and Ghee
"Mengapa kau baru memulainya sekarang", pria berjaket hitam panjang itu berjalan mendekati sahabatnya yang berdiri tepat di tepi atap datar sebuah gedung. Gedung berlantai 100 dengan berselimutkan kaca yang memantulkan pemandangan malam hiruk pikuk kota. Salah satu gedung kepemilikan atas nama perusahaannya, Sabaku Corporation.
Tanpa menoleh, sang sahabat hanya tersenyum. Setiap helai rambut pirangnya berkibar diterpa hembusan angin malam yang kencang. "Mengapa sekarang? Harusnya kau tahu, Gaara…"
"Aku tidak tahu. Ingatanku belum sempurna"
Sepasang mata biru sempat terpejam sejenak sebelum ia kembali terbuka. Dipandangnya langit malam dihadapannya. "Mengapa sekarang?...karena semua pemainnya sudah lengkap",
Gaara terkaku diam, "Naruto…"
"…dan lagi…", Naruto menjulurkan tangannya seolah hendak menggapai. Pandangan mata menyapu pada barisan gedung pencakar langit diantara jelujur jemarinya, "…aku akan bertemu dengannya".
--
Scattered dreams that's like a far-off memory
A far-off memory that's like a scattered dreams
I want to line the pieces up
Yours…and Mine.
(Kingdom Hearts II)
Capitol Hill, Washington DC, 2008.
Dari dalam New Accord hitam, keluarlah seorang pria tegap berambut hitam. Dengan jas hitam dan kemeja abu-abu dipadukan dasi berwarna merah, menunjukkan profesionalitas dari si pemakai. Kakinya melangkah pada sebuah kediaman bergaya neo-klasik yang seluruh tempatnya dijaga oleh beberapa orang bodyguard, rumah dari salah satu senator Amerika.
Setelah diterima oleh bodyguard utama di foyer, ia diantar menuju ruang tamu. Ruang tamu dengan dominasi warna putih-emas dan perabotan klasik dengan ukiran. Dalam ruangan tersebut, telah menunggu tiga pria yang perawakannya terlihat bahwa mereka merupakan orang-orang penting. Salah satunya, seorang pria berambut hitam panjang, dengan kedua mata putih, bangkit dari sofa dimana ia duduk. Hendak menyapa pria yang baru memasuki ruangan itu. Mereka berjabat tangan singkat, pria tersebut memperkenalkan diri, "senator Neji Hyuuga".
Pria lain membalas, "Sasuke Uchiha, Interpol Agent"
Neji mengangguk, "terima kasih atas kedatangannya. Sebelumnya aku minta maaf, untuk mencegah kebocoran informasi, makanya pertemuan ini diadakan disini. Lalu..", ia menoleh pada dua orang pria lainnya yang berdiri di dekat mereka. Neji menunjuk seorang pria berkacama hitam dengan jaket kasual namun terlihat formal dengan kerah tinggi. Rambut pria tersebut jabrik pendek berwarna hitam, dari sosoknya yang tenang terlihat bahwa ia pria yang pendiam dan serius.
"Shino Aburame, staf UNESCO"
Kemudian pria di sebelahnya. Ia mengenakan kemeja putih dengan dasi bermotif cokelat. Dari potongan wajahnya yang tegas menunjukkan profesinya di dunia tidak jauh dari dunia Sasuke.
"Kankuro, detektif swasta"
Sasuke memandang ketiga orang pria itu. Dalam hati ia bertanya-tanya, kenapa detektif swasta sampai staf UNESCO ikut dipanggil oleh sang senator. Dari panggilan langsung senator ia terima beberapa hari yang lalu, tidak banyak informasi mengenai alasan ia dipanggil sebagai interpol. "Aku kira kita langsung ke pokok masalah untuk mempersingkat waktu", ujarnya dingin.
Yang lain menggangguk. Neji mempersilahkan ketiga tamunya untuk duduk. "Aku memanggilmu kesini untuk menangani sebuah kasus. Tepatnya kasus pencurian"
"Pencurian?", sebelah alis Sasuke terangkat. Dari masa pekerjaan sebagai interpol ia lebih sering menangani kasus penjahat kelas berat, seperti pembunuhan, perampokan, penyelidikan obat terlarang, dan pengejaran buronan, bukan kasus kecil pencurian seperti ini.
"Awalnya barang-barang yang dicuri merupakan barang yang tidak terlalu penting", Shino angkat bicara, "namun semakin hari, target yang diambilnya semakin besar. Sekarang ia mengincar pusaka berharga yang tersimpan di museum-museum nasional, di berbagai penjuru dunia", ia membetulkan posisi kacamatanya, "negara-negara yang sudah menjadi korbannya tidak dapat berbuat apa-apa. Dari UNESCO sendiri langsung menangani masalah tersebut, pusaka berharga itu merupakan peninggalan sejarah di bawah perlindungan PBB"
"Benar", Kankuro menambahkan, "mungkin bagimu kasus pencurian ini tidak pantas ditangani sebagai seorang interpol. Namun tampaknya kali ini tindakannya serius..", Ia mencondongkan badannya dan menumpu kedua sikunya di atas paha, "biasanya ia mengirimkan surat peringatan pada polisi sebelum beraksi, namun kali ini..", Kankuro menoleh, semua mata jadi tertuju pada senator yang duduk di sofa single, "ia mengirim pada senator".
Sasuke terdiam mendengar semua informasi tersebut, "begitu pentingnya kah pencuri itu hingga seorang senator turun tangan?", tanyanya penasaran.
Kedua tangan Neji memegang erat lengan sofa, kepalanya agak menunduk dan pandangan matanya menegang, "sebenarnya aku tidak yakin. Tapi dengan dikirimnya suratnya padaku, kemungkinan besar barang yang ingin dicuri berhubungan denganku. Memang hanya perkiraan, namun apapun resikonya aku tidak bisa mempertaruhkan reputasi sebagai senator", kedua mata putih itu kembali menatap tajam ketiga tamunya, "sedikit saja ada masalah, keseimbangan dunia politik akan goyah".
Sasuke memincingkan mata, "memangnya siapa pencuri itu?"
"Dia sudah dikenal di beberapa negara…", Kankuro menahan nafas sebelum melanjutkan, "…namanya Kyuubi".
"Kyuubi?", Sasuke nampak terkejut.
"Kamu kenal?"
Kepala Interpol itu menggeleng, namun dari wajahnya ia seperti sedang berusaha mengingat sesuatu, "Kyuubi itu…"
-flashback beberapa tahun yang lalu-
"Jadi aku ingin kamu menangkap dia!!", suara wanita di seberang terdengar emosi.
Sasuke mengernyitkan alis tak setuju, gagang telepon dipindah dari telinga kiri ke kanan, "buat apa aku bersusah-susah menangkap dia, lagipula hanya Tesis-mu, Tenten.."
Suara Tenten makin meledak, Sasuke langsung menjauhkan gagang telepon, "SIALAN!! AKU SUDAH MENGERJAKAN TESISKU DENGAN SUSAH PAYAH SELAMA 2 TAHUN!! Mencari informasi dan data-data 'Sagrada Familia' itu tidak gampang!"
"…aku tidak bilang itu mudah…"
"Aku sudah berjuang masuk jurusan Arsitektur MIT, tesisku kubuat dengan tenaga dan keringat. Eh malah dicuri oleh pencuri tak jelas bernama Kyuubi itu! Kau harus membantuku sepupu!", ujar Tenten tegas.
Dari kejauhan Sasuke menghela nafas panjang.
-end flashback-
"Kyuubi pencuri kacangan yang mencuri Tesis sepupuku?"
Ketiga mata pria di hadapan Sasuke terbelalak tak percaya, "Masa iya?"
Sasuke memegang kepalanya bingung, "apa aku salah ya?"
"Mungkin juga tidak", Kankuro menyandarkan badannya ke belakang, "pertama kali mencuri, Kyuubi memang mencuri barang-barang kecil yang tidak begitu penting… dari dulu aku sudah mengikuti gerak-geriknya. Dan seperti yang kutakutkan, target pencuriannya makin besar"
Mata agen interpol itu berubah tajam, "lalu untuk apa aku dipanggil kesini?"
Tiba-tiba Neji mengeluarkan sebuah kertas dari sakunya, dengan hati-hati ia letakkan di atas meja, "surat peringatan dari Kyuubi"
Kankuro kembali menatap Sasuke, "biasanya Kyuubi selalu menulis dengan jelas target tempat ia akan mencuri, namun kali ini…isi suratnya tidak biasa. Kami tidak dapat menebaknya"
Diambilnya kertas tersebut dari atas meja. Sepasang mata hitam itu membaca isi yang ada di dalamnya dan ia tersenyum sinis.
Merpati putih tanpa kepala
Sayap kokoh menutup dan mengembang sempurna
Hinggap terdiam dia atas kapal
Seolah-olah turut berduka bagi mereka yang gugur demi negara
Shino yang melihat perubahan pada wajah Sasuke bertanya, "tampaknya kamu mengerti".
"Rupanya Kyuubi itu…orang yang romantis".
xXxXxXx
Milwaukee, United States. 2008.
"…keberadaan Kyuubi mengundang perhatian massa. Puluhan mobil polisi sudah memblokade hingga ujung Wisconsin Ave. Museum sendiri telah dijaga puluhan polisi. Semua telah bersiap menunggu kedatangan sang pencuri malam ini. Untuk lebih jelasnya saya akan terus memantau perkembangan penangkapan Kyuubi. Saya Ino Yamanaka melaporkan dari tempat kejadian", wartawan wanita tersebut menghentikan beritanya. Dilihatnya teman kameramennya mengancungkan jempol kepadanya tanda siaran langsung telah usia sampai berita berikutnya.
"Gila, ramai banget nih tempat", kata pria berambut hitam yang menenteng kamera dengan lambang CNN di sisinya.
"Wajar saja, Kyuubi pencuri di berbagai mancanegara, pasti mengundang orang banyak, Kiba", balas Ino dengan tatapan aduh-bego-banget-orang-ini.
Wajah Kiba cemberut, "jangan pasang tampang kayak gitu donk"
"Habisnya kamu tuh…eh?", Ino terdiam tiba-tiba, "ssstt, ada cowok cakep tuh. Wow,hot banget", jari Ino tertunjuk pada seorang pria berjaket hitam yang sedang berada di tengah kerumunan polisi.
"Ah, tampang playboy", Kiba menyindir sinis.
"Aduh, diem deh. Iri aja sih"
Sementara kedua orang itu berdebat, pria yang sedang dibicarakan, yang tak lain adalah sang Interpol Agent Sasuke, sedang melakukan pengarahan pada tim polisi yang berada di luar area target.
Dalam hati Sasuke tertawa, sebuah petunjuk yang mudah diperingatkan oleh Kyuubi. Sebuah bangunan yang memiliki sayap baja yang mengembang dan menutup sesuai waktu yang ditentukan. Bangunan berwarna putih yang menyerupai kapal laut. Dan bangunan tersebut berdiri dia atas sebuah 'War Memorial', tempat dimana masyarakat Milwaukee mengingat jasa para pahlawan perang. Bangunan yang merupakan salah satu Museum terkenal di dunia yang didesain oleh arsitek besar, Santiago Calatrava.
Sasuke memandang bangunan di depannya sambil tersenyum. 'benar', katanya dalam hati,
'Milwaukee Art Museum'.
Tiba-tiba ponsel di tangan Sasuke berdering.
"Sasuke", kata orang dari seberang, "berhati-hatilah…dia itu pandai memainkan pikiran. Licin dan sulit ditangkap".
Sasuke mendengus, "kau meragukan kemampuanku?", tanyanya dingin, "kalau masih diragukan, buat apa aku dimintai tolong, Kankuro"
Kankuro tidak membalas banyak, "terserah saja. Aku hanya memperingatkan". Dan hubungan telepon pun terputus.
xXxXxXx
"SEMUA MENYEBAR KE BERBAGAI LANTAI!! JANGAN BIARKAN SATU PUN MANUSIA KELUAR DARI MUSEUM INI!!"
Suara sirene menggaung keras. Semua polisi berlarian menuju tempat yang diperintahkan. Hiruk pikuk manusia tidak hanya di dalam museum, tapi juga diluar.
'Sial!', Sasuke mengutuk diri sendiri, 'harusnya aku tahu Kyuubi akan mencuri perisai itu! Benda paling penting di museum, aku sungguh ceroboh!', Sasuke berlari tak tentu arah. Pikiran masih berputar kemana Kyuubi membawa lari barang curiannya beberapa menit yang lalu.
'Dia tidak mungkin masuk dari lantai bawah, sudah kujaga ketat daritadi. Untuk mencapai gallery ia harus melewati lantai utama. Cih, bisa jadi dia masuk langsung dari luar pintu masuk. Gallery berada di lantai mezzanin, untuk keluar dia harus melewati pavilion utama'. Sasuke memeriksa tempat dimana ia berdiri, pavilion utama, yang sudah dipenuhi oleh polisi. 'Dia belum lewat sini, masih diatas!', ia berlari ke lantai atas.
Sasuke melewati mezzanine panjang, cahaya luar masuk melalui kaca yang dibingkai oleh panel baja, menyebabkan dalam ruangan terlihat walau sedikit remang. 'Beruntunglah sayapnya sedang terbuka', pikir Sasuke sambil sesekali melihat pemandangan luar, kota Milwaukee. Sesampainya di gallery, ia melihat hanya terdapat segelintir polisi. Pandangan matanya menyapu ruangan yang luasnya hampir seluas bangunan utama.
Sebuah pergerakan kecil menarik perhatiannya. Seseorang dalam bayang hitam sedang bersembunyi di balik salah benda milik Museum. Tanpa pikir panjang Sasuke mengejar orang mencurigakan tersebut. Namun sayangnya, ia mengetahui kedatangan Sasuke dan segera berlari menjauh.
Sasuke langsung mengejar dan merogoh bagian dalam jaketnya. Dikeluarkannya sebuah Beretta 92FS dari sarung yang tergantung di bagian pinggangnya.
"Hei!", agen Interpol itu berteriak, "Hei berhenti!". Namun sayangnya teriakan Sasuke tidak digubris. Sasuke segera mengacungkan pistol tersebut ke depannya, "Berhenti atau kutembak!".
Tak disangka, orang mencurigakan itu berhenti. Namun belum beberapa detik berdiam diri, orang tersebut melompat ke atas balok yang melintas sepanjang langit-langit ruangan. Sasuke langsung melepaskan tembakan. Peluru yang keluar mengenai bagian lampu yang jatuh tepat dihadapan orang tersebut. Dari cahaya lampu yang jatuh, ia dapat melihat sebuah benda yang cukup besar terbungkus kain hitam berada di tangan orang tersebut.
'Perisai itu!', "KYUUBI!!", teriakan Sasuke membahana ke seluruh ruangan. Lagi dan lagi ia melepaskan tembakan, tapi Kyuubi menghindar dengan lincahnya, melompat ke atas rangkaian lampu dan balok-baja yang tersambung rapi di tingginya langit gallery.
Entah karena kecepatan mereka berdua atau karena perpindahan ruangan yang tiba-tiba, beberapa polisi yang ikut mengejar semakin lama semakin sedikit dan menghilang. Milwaukee Art Museum merupakan salah satu museum terbesar di dunia. Berlari di dalam menyusurinya bukan sesuatu yang menyenangkan, dari melewati lorong-lorong panjang hingga bolak-balik masuk ruangan. Sasuke beberapa kali menembaknya, namun tidak ada satu pun yang kena, hasilnya malah membuat peluru di pistolnya kian menipis. 'Dia lincah sekali. Apa dia Spiderman?!'
Yang mengejutkan Kyuubi berlari keluar ruang gallery menuju ruang utama lantai mezzanine, padahal justru di ruang besar itulah keberadaan dirinya terancam terlihat dari pavillion utama melalui void yang besar, dimana polisi-polisi masih berkeliaran.
'Sial! Dia menantangku!'. Siluet tubuh mereka berdua terlihat dari sorotan lampu luar melalui panel kaca. Sekali lagi Sasuke melepaskan tembakan, tapi…meleset. Salah satu panel kaca pecah karena peluru tersebut. Kyuubi tetap berlari, ia masuk dalam ruang pandang.
Dalam ruang pandang yang cukup besar, Sasuke kehilangan pencuri tersebut. Mata Sasuke tetap awas bekerja, pistol tetap teracung di tangannya. Diperiksanya ruangan dengan dinding panel kaca di kanan-kiri itu. Dari posisinya Sasuke dapat melihat pemandangan luasnya Danau Michigan dan sisi luar kota Milwaukee malam hari. Senyapnya ruangan tetap membuatnya mengoptimalkan indera penglihatan dan pendengaran.
Klotak!..
Sasuke berjalan ke arah sumber suara. Namun apa yang dilihatnya membuatnya bingung. Kyuubi sedang duduk di atas podium menghadap Sasuke, pandangan matanya menerawang jauh keluar. Dari jarak mereka yang cukup dekat, akhirnya agen interpol itu dapat melihat sosok sang pencuri secara jelas. Dari perawakannya yang langsing dan tidak begitu tinggi, tak disangka ternyata Kyuubi masih muda. Garis wajahnya yang halus tertutup oleh topeng rubah dan rambutnya merah menyala.
"Indah ya", kata Kyuubi tiba-tiba. Sasuke tidak dapat menebak, Kyuubi mengubah suaranya. Namun dari frekuensi suara, Interpol berambut hitam itu menduga Kyuubi lebih muda darinya.
Pencuri itu memandang Sasuke. Dua pasang mata saling beradu. Melihat tidak ada perlawanan dari Kyuubi, Sasuke menurunkan senjatanya sejenak.
"Kenapa kau mengejarku?", tanyanya tanpa takut.
Sasuke tertawa sinis, "jangan melawak. Kau itu pencuri, tentu saja kukejar".
"Perisai ini?", Kyuubi membuka bungkus kain hitam. Tampaklah sebuah perisai perak dengan lambang sebuah kerajaan tak dikenal di pusatnya. "Kau ingat sesuatu dari perisai ini?", tanyanya lagi.
Sasuke mengeryitkan alis bingung. Ia tidak mengerti kemana arah pembicaraan ini. Dari lubang mata topengnya, Sasuke dapat melihat warna mata Kyuubi. 'Merah?'
Kyuubi terlihat menghela nafas. Dipandangnya lagi pria tampan dihadapannya. Entah mengapa saat itu, Sasuke merasa sorot mata Kyuubi berubah sedih.
"Kalau begitu, kau ingat padaku?", Kyuubi menatap Sasuke dalam-dalam. Seolah ia ingin menenggelamkan polisi muda itu dalam pandangannya.
Sasuke tak dapat berucap. Selintas cahaya lampu sorot menerangi mereka. Mereka berdua terdiam membeku.
Tiba-tiba, bagai sebuah adegan yang diperlambat, Kyuubi turun dari podium. Gerakannya anggun berjalan mendekati Sasuke. Dibukanya topeng rubah dari wajahnya. Kedua tangan langsing Kyuubi menggapai wajah agen interpol tampan tersebut.
"…Sasuke…"
Belum sempat Sasuke bereaksi, sepasang bibir halus menekan lembut bibirnya. Tubuh Sasuke membatu, tidak dapat merespon apapun saking terkejutnya. Mata hitam itu terbelalak membesar. 'Kyuubi menciumnya!'. Sayang dari posisinya, Sasuke tidak dapat melihat jelas wajah sang pencuri, ditambah lagi dengan pencahayaan ruangan yang remang-remang.
"Tidak usah cemberut, mana kebanggaanmu sebagai seorang pemimpin kerajaan, dobe?Bersikaplah seperti istri yang baik"
Sekelebat memori tiba-tiba muncul dalam kepala Sasuke. 'Apa itu?', pikirnya terkejut.
"Jangan panggil aku istri! Aku ini laki-laki, teme!"
Untuk kedua kalinya memori itu hadir. Sasuke merasa aliran listrik menghantam tubuhnya. Kedua kakinya lemas tak dapat menopang. Dalam tatapan mata merah yang berubah menjadi biru, pandangan Sasuke berubah menghitam.
--
Sementara itu, berita bahwa Kyuubi berhasil mencuri sudah tersebar keluar museum. Hiruk-pikuk orang-orang yang penasaran menonton tidak berkurang. Dengan sigap, kedua wartawan CNN itu segera menyebarluaskan informasi yang mereka dapat ke seluruh dunia.
"Tampaknya Kyuubi berhasil mencuri targetnya malam hari ini. Tidak diketahui penyebab kegagalan mereka menangkap pencuri tersebut. Apa karena lengah atau memang Kyuubi sulit untuk ditangakap. Sementara ini…"
"Mulai sekarang kau ditunjuk untuk melakukan upacara ini sebagai pendeta wanita kerajaan, Ino"
"Eh?", wartawan wanita itu tiba-tiba terdiam ketika sebuah ingatan muncul.
Kiba yang masih memegang kamera, bingung melihat partner kerjanya yang terdiam tiba-tiba, ia berbisik. "Hei, lanjutkan, Ino.."
"Maaf Kiba, bisa kau selidiki apa yang terjadi pada kerajaan ini. Rasanya akhir-akhir ini ada yang aneh"
"Lho?"
Sementara itu, berita yang disampaikan Ino dan Kiba sudah disiarkan secara langsung ke seluruh belahan dunia. Namun tanpa mereka sadari, malam itu beberapa orang yang menonton mendapatkan visi yang sama. Sebuah potongan memori dari kehidupan lampau.
--
Capitol Hill, Washington DC…
Mata senator muda itu berubah tajam melihat berita di televisi. Tampak rasa kecewa di wajahnya, "kita sudah kebobolan…sial", katanya pada staf UNESCO di sampingnya.
"Rencana ini hanya bisa kupercayakan padamu sebagai tangan kananku, Neji".
Alis Neji mengernyit, "Apa itu?"
Shino menoleh pada Neji, "senator?"
"Apa pun caranya halangi Kiba untuk mendapatkan informasi, Shino"
"…."
--
Barcelona, Spanyol…
Seorang pria berambut merah sedang duduk di belakang meja kerjanya dalam ruang Presdir ketika memori itu datang.
"Terima kasih Gaara, aku merasa senang memiliki teman sesama Lord sepertimu"
"…Naruto…"
--
Paris, Prancis…
Dengan malas, pria berambut hitam yang dikuncir tinggi menyeruput kopinya. Matanya tetap menonton televisi yang hampir tertimbun oleh buku-buku.
"Dasar orang-orang itu…apa mereka tidak bisa menghargai sejarah? Haah, menyusahkan.."
"Aku tetap menghargai kerajaanmu yang telah lama beraliansi, Lord Shikamaru"
"He?"
Paris, Prancis…
"Fyuuu", wanita berambut merah muda itu bersiul, "semakin lama pekerjaan pencuri sama seperti selebritis saja, terkenal dimana-mana"
"Menjadi pendeta wanita di kerajaan yang memiliki pemimpin tampan dan mempesona…kau sungguh beruntung, Sakura!"
"Wha..?"
--
Bilbao, Spanyol..
Wanita berambut pirang pendek itu marah setelah ia menonton berita di tv, "Pencurian lagi di museum? bisa-bisa pekerjaanku sebagai Kurator terancam!"
"Apa kau menyesal, Temari? Sebagai istri dari pemimpin kerajaan yang sudah berada di bawah kerajaan lain, kita tidak dapat berbuat banyak"
"Tadi itu…"
--
Tokyo, Jepang…
Dalam ruang tamu rumahnya, seorang wanita muda bermata putih duduk tenang diatas sofa mungilnya. Matanya memandang lurus pada televisinya yang menyala.
"Mulai sekarang kita bekerja sama mempertahankan kedamaian kerajaan ini ya, Hinata!"
"oh?"
--
Sebuah memori yang berbeda, sebuah kenyataan masalalu.. Orang-orang itu tidak sadar akan sesuatu yang akan datang ke hadapan mereka… dulu maupun sekarang.
xXxXxXx
"Jangan cemberut, mana kebanggaanmu sebagai seorang pemimpin kerajaan, dobe?Bersikaplah seperti istri yang baik", sahut pria tampan itu sambil mengecup ujung rambut pirang panjang istrinya.
"Jangan panggil aku istri! Aku ini laki-laki, teme!"
Bahu raja muda itu terangkat sesaat, wajahnya masih menampakan senyum mengejek, "aku rasa sudah jelas siapa 'wanita' dalam hubungan ini, Naruto"
Wajah Naruto memerah menahan kesal, "aku benci kamu, Sasuke", omelnya sambil memalingkan muka dari suaminya itu.
Sasuke tertawa, diangkatnya dagu sang istri dan dikecupnya bibir merah menggoda itu, "aku juga cinta kamu".
"Ehem", spontan sepasang kekasih itu menoleh. Dilihatnya tangan kanan Sasuke datang menghampiri.
"Aku rasa drama cinta ini ditunda dulu. Semuanya sudah datang", katanya menahan geli.
Sasuke melepas Naruto, "ini bukan drama cinta, Neji"
Neji tersenyum, "tentu saja, tuanku"
Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, munculah dua laki-laki sumringah sedang menyeret laki-laki lain.
"Hoe, Naruto!! Informasi baru nih!", kata salah satu pria sumringah itu bersemangat.
Pria lain yang memakai armor berwarna hijau sebadan-badan menjitak pria sebelumnya, "Panggil Lord Naruto! Dasar tidak sopan!"
"Aku tahu, Lee", balasnya sambil mengusap kepalanya yang benjol.
Seorang pria lain muncul dari belakang Neji, pria cantik berambut merah. "harusnya sebelum dilepaskan, kau harus melatih Kiba dulu, Naruto. Sifatnya masih meliar", ujarnya datar.
Naruto menghela nafas, "Maaf, Gaara. Salahku yang sudah memungut Kiba yang teronggok di hutan dulu".
"Hei! Jangan ngomongin orang seolah orangnya ga ada disini!", Kiba teriak membalas.
Neji yang sedari tadi diam, angkat bicara, "kalian berdua, tolong lepaskan Shino. Sepertinya dia tidak dapat bernafas", sambil menunjuk pria yang hampir setengah tewas di tangan Kiba dan Lee.
"Huwaa!! Maaf Shino!!"
Sepasang mata langit itu terbuka. Senyuman menghias bibirnya yang mungil itu. Kenangan indah masa lalu kembali datang dalam ingatannya. Sosoknya yang terlihat rapuh berdiri tegak memandang indahnya kota Milwaukee malam hari. Angin kencang berhembus menyibakkan rambutnya yang pirang. Dengan memegang erat perisai curian ditangannya, senyumannya berubah sedih.
"Akhirnya….aku bertemu denganmu, Sasuke"
-to be continued-
Data bangunan chapter ini
Nama : Milwaukee Art Museum
Lokasi : Milwaukee
Tahun dibangun : 2001
Arsitek : Santiago Calatrava
Fungsi : Museum dan War Memorial (bawahnya)
Keterangan
Foyer : ruang kecil diantara teras dan ruang dalam rumah. Biasanya dipergunakan untuk menerima tamu
Mezzanine : lantai kecil yang berada antara lantai satu dengan lantai dua. Lantai mezzanine ini memiliki langit-langit yang sama dengan lantai satu.
Pavillion : ruang besar seperti hall yang tertutup.
Void : sebuah bukaan besar pada lantai atas, sehingga orang yang berada pada lantai bawahnya dapat melihat keatas.
A/N: Akhirnya jadi juga fic iniiiiiiii!! (setelah mati-matian riset sana-sini). SENAAANG! Di fanfic ini akan keluar beberapa mahakarya arsitek dunia yang tentu saja luar biasa. Kalau kalian senggang, ga ada ruginya melihat di internet bangunan-bangunan terkenal ini. Oke, yang membaca trimakasih banyak n revieeeew…..
PS: bacalah karya Sabaku no Ghee yang berjudul "Snow in the Summer". Kalian disuguhi arsitektur klasik masa lalu yang luar biasa!. Dan satu lagi, "Under the Blue Sky" karya AWESOME dari Aria TheChesireCat. Jangan sampai ketinggalan!!
