Author's note: Hiyaa, satu lagi FF serius, dan kali ini saya pakai nama Amerika mereka (kecuali Zhoumi, itu nama yang saya kasih sendiri, habis dia nggak ada nama Amerikanya), jadi diharap pembaca nggak bingung ya. Settingnya niru-niru Inggris jaman Victoria gitu deh, mirip yang di MV 'Opera', tetapi saya nggak berani nyebut suatu tempat tertentu, takutnya kalau nggambarin suatu tempat di dunia nyata, ternyata nggak pas.
Oh ya, hati-hati, konten FF kali ini lebih hancur dari biasanya, mungkin harusnya saya masukin M, tapi kalo dimasukin M juga nggak terlalu keras sebenarnya. Yang jelas ada adegan berdarah-darah, bagi adik-adik yang belum cukup umur #eaaa# nggak boleh baca ya ^^ Harap meninggalkan FF ini dengan damai.
Berikut adalah teaser Opera #eah. Official first chapter insya Allah diupload minggu depan.
Super Junior as Sapphire Miracle:
Park Jungsoo as Dennis
Kim Heechul as Casey
Han Geng as Joshua
Kim Jongwoon as Jerome
Kim Youngwoon as Jordan
Shin Donghee as Matthew
Lee Sungmin as Vincent
Lee Hyukjae as Spencer
Choi Siwon as Andrew
Zhou Mi as Joseph
Lee Donghae as Aiden
Kim Ryeowook as Nathan
Kim Kibum as Bryan
Cho Kyuhyun as Marcus
Henry Lau as Henry
Apa Anda bosan dengan hiburan-hiburan di pusat kota? Mampirlah ke teater ini. Anda tak akan kecewa.
Kota ini sudah berusia ratusan tahun, jadi tentu saja, kota ini menyimpan banyak kisah yang menarik, selain tempat wisatanya yang juga menarik. Salah satu tempat wisata yang memiliki kisah unik di kota ini adalah Sapphire Theatre. Anda hanya perlu berjalan ke batas terluar kota ini, sebelah utara—dan Anda akan melihat sebuah gedung teater megah. Gedung itulah Sapphire Theatre. Langkahkan saja kaki Anda ke dalam halamannya. Maaf, mungkin halamannya agak sedikit kotor, tetapi Anda sudah memakai alas kaki yang tepat untuk melindungi Anda dari debu, bukan?
Setelah melewati halaman, melangkahlah melewati loket tiket. Anda akan disambut arsitektur menawan jaman klasik. Sudah agak pudar sebenarnya, tetapi tetap cantik. Teruslah berjalan menyusuri lorong menuju pintu besar teater yang hanya terbuka sedikit. Doronglah pintu besar itu, tidak seberat kelihatannya kok. Pintu kayu itu sudah lapuk dimakan usia sehingga jadi ringan. Hati-hati, mungkin sarang laba-laba akan mengganggu Anda.
Ketika Anda masuk ke hall pertunjukan, Anda akan dibuat takjub karena hall ini memberi pemandangan yang jauh lebih megah dari keadaan berdebu-retak-gelap yang menyambut Anda tadi. Ruangan itu diterangi cahaya yang masuk dari jendela-jendela besar. Kursi-kursi penonton berderet rapi. Pilihlah seat yang Anda suka, boleh di tribun atas, boleh di dekat panggung, bebas pilih, tak peduli Anda membeli tiket yang mahal atau yang murah. Tunggu, Anda bahkan tak perlu tiket untuk menikmati pertunjukan ini. Tinggal duduk saja dengan nyaman di salah satu seat dan tunggu para penampil keluar. Anda akan dimanjakan sementara dengan kenyamanan seat dan keadaan bebas debu di ruangan ini. Anda mungkin juga akan dibuat heran dengan keadaan hall yang sangat bersih, padahal banyak orang mengatakan pada Anda bahwa teater ini hanyalah bangunan yang akan diruntuhkan, tak ada yang menjaganya lagi. Mereka semua berbohong.
Tak lama setelah itu, jangan terkejut, akan ada cahaya putih yang menyala tiba-tiba dari lampu-lampu kristal di langit-langit teater. Begitu banyak cahaya putih itu, jadi siap-siaplah memicing atau menutup mata jika perlu. Kemudian, Anda akan mendengar derap langkah berat dari balik tirai merah. Sepatu-sepatu kulit termahal yang dikenakan para penampil bahkan bisa menimbulkan bunyi yang sangat 'tampan'. Jangan bingung, saya rasa Anda para wanita mengerti bagaimana bunyi sepatu pria yang menggetarkan jiwa.
Ketika tirai dibuka, empat orang pemuda belia dengan jubah opera dan Venetian mask akan menyambut Anda.
"Prepare yourself for 'The Downright Fabulous Fifteen', Sapphire Miracle!"
Perlu saya ingatkan, terutama bagi wanita yang memiliki riwayat penyakit jantung, harap tidak pernah memasuki teater ini, begitu pun yang punya riwayat asma. Kekaguman Anda pada empat pemuda yang meneriakkan kalimat pembuka pertunjukan itu akan membuat beberapa sistem organ pada tubuh Anda tak berfungsi sementara. Semua akan menjadi lengkap ketika sebelas pemuda lain masuk, masih dengan derap langkah yang mempesona itu.
Lima belas pangeran dengan wajah dan tubuh yang sangat menawan tanpa cela akan muncul di atas panggung, di depan Anda. Mereka terbalut jubah opera yang paling berat dan berkelas, berhias rantai, bulu burung gagak yang halus, atau batu permata pada pengait rantainya. Anda terpaku di kursi Anda, terengah-engah karena kewalahan menghadapi kharisma yang menghipnotis dari senyuman mereka. Mereka berlima belas dan semuanya elegan dalam jubah nuansa pastel (atau gelap, tergantung mood mereka mau memakai jubah warna apa). Anda akan menyebutkan semua kata pujian yang pernah Anda pelajari dalam hidup ketika melihat mereka.
Ini belum apa-apa.
Musik bertempo cepat membahana memenuhi ruangan. Para pangeran bergerak sesuai irama, derap langkah mengimbangi musik. Jubah opera mereka pun ikut menari bersama mereka, seakan bisa membawa mereka terbang ke seat Anda. Suara-suara merdu akan terdengar kemudian.
"My show, my show, singing opera, dancing opera, my opera
'Cause it's so famous everyone's going crazy
My show, my show, the opera I made, the world's most stylish opera
'Cause it's so cool everyone's crying out in tears
'Cause it's so famous everyone's going crazy
'Cause it's so cool everyone's crying out in tears"
Anda akan benar-benar menangis. Anda merasa diri Anda akan gila didera kekaguman, tetapi tenang, menonton pertunjukan ini tidak akan membuat Anda gila—hanya sesak napas ringan, tidak akan menimbulkan kematian. Teruslah nikmati pertunjukan itu, lagu demi lagu, hingga musik akhirnya benar-benar berhenti. Lima belas pangeran akan memberikan salam terakhir sebagai penutup pertunjukan, lalu tersenyum penuh hormat pada Anda. Para penampil selalu menghargai penonton dan penggemar, apalagi jika Anda memberi mereka apresiasi positif dengan tepuk tangan, misalnya. Mungkin juga, Anda akan meneriakkan 'encore', tetapi sayang, para penampil pun bisa lelah. Mereka hanya akan tersenyum, membungkuk dalam-dalam sebagai permohonan maaf tidak bisa tampil lebih lama.
Kemudian, dalam keadaan masih membungkuk dalam-dalam, mereka akan menghilang dari hadapan Anda. Ya, menghilang. Tubuh mereka akan memudar perlahan-lahan hingga lenyap dari pandangan dan Anda akan sadar siapa mereka sebenarnya.
.
OPERA
The Story of Performers
by: Liana D. S.
"Mozart, Handel, and Bizet are nothing compared to this live stage."
.
