Running 2 U
Pairing:
Jung Jaehyun x Lee Taeyong
And other members
Warning: Boys Love, Fantasy, Warewolf fiction, typo(s) everywhere, tidak sesuai EYD, OOC!
.
.
.
Lee Taeyong adalah seorang siswa yang menimba ilmu di sebuah sekolah menengah yang terkenal di Seoul. Ia termasuk siswa yang terkenal disekolahnya, siapa yang tidak tau Lee Taeyong, murid di tingkat akhir dengan wajah tidak santainya? Maksudnya, ia memiliki wajah yang benar-benar sempurna bak manekin! Memiliki mata yang indah, hidung mancung, pipi sehalus kulit bayi, bibir cherry, dan jangan lupakan garis rahang yang tegas. Kesan pertama dari orang lain ketika melihat Taeyong adalah 'sempurna' namun yang namanya manusia tidak ada yang sempurna bukan?
Yah begitu juga dengan Taeyong. Bisa dibilang jika kita sekali melihatnya kita akan beranggapan bahwa ia adalah manusia sempurna. Tapi tidak, Taeyong tidak sesempurna itu. Bahkan jauh dari kata sempurna, ini anggapan Doyoung sahabat tom&jerry Taeyong.
Taeyong itu anak yang manja, pemalas, tidak mau susah barang sedikitpun, kekanakan, dan yang paling parah Taeyong itu hobi mengkhayal! Entah itu mengkhayal jika jodohnya adalah romeo lah, pangeran berkuda putih lah, sampai ken pun juga dijadikan bahan mengkhayal oleh Taeyong! Parah kan? Iya! Sampai-sampai Doyoung menjulukinya manusia yang tak pernah normal dimuka bumi ini. Makannya mereka seringkali bertengkar karena hal ini.
Ia sendiri sih masa bodoh. Toh Taeyong mencintai kehidupannya, apalagi khayalannya. Seringkali ia mencurahkan isi khayalannya di blog miliknya. Banyak yang menyukai cerita-cerita karangannya dan itu membuat Taeyong semakin semangat dan semakin memiliki imajenasi yang tinggi pula. Pokoknya dimasa depan Taeyong sudah memutuskan kalau dia akan menjadi seorang penulis yang hebat dan terkenal! Dan tentu saja mencari pendamping seperti yang ada dalam fantasi liarnya, yang tampannya seperti Ken, yang datang menjemputnya dengan menunggangi kuda putih. Itusih harapannya. Namun siapa sangka jika Taeyong akan bernasip yang sebaliknya?
.
.
.
Running 2 U
Seorang siswa tengah berjalan dilorong menuju kelasnya, dan disepanjang lorong itu juga siswa itu mendapatkan berbagai tatapan seperti tatapan kagum, memuja dan sebagainya. Ia sih sudah biasa dan tidak mempermasalahkannya sama sekali. Asal mereka tidak berisik dan menyentuhnya, apalagi jika sampai mengusiknya. Akhirnya ia sampai dikelasnya dan langsung duduk dibaris kedua dari belakang, dan kursi disampingnya sudah diisi oleh sahabat karibnya, Yuta.
"Taeyong!"
Siswa itu, Taeyong yang baru saja mendaratkan bokongnya di bangku langsung ditempeli oleh sahabatnya, "ada apa?"
"Aku punya berita bagus! Ahh aku bersama Johnny sih sebenarnya, bukan berita bagus tapi rencana bagus!"
"Hmm," Taeyong hanya menggumam malas. Paling-paling hanya sebuah rencana konyol, ya itulah dua idiot –Yuta dan Jhonny- jika dipersatukan. Taeyong pun bingung kenapa dia harus memiliki sahabat abnormal seperti mereka?
"Ishh, dengarkan aku dulu!" Yuta menatap dengan tatapan memohon dibalas dengan pandangan datar oleh Taeyong. Setelah taeyong mengangguk Yuta dengan semangat mulai menjelaskan.
"Jadi kemarin sore aku hangout berdua dengan Johnny, lalu—"
"Kalian berdua hangout tanpaku!?" Taeyong memekik, ia tidak percaya kedua sahabatnya meninggalkannya.
"Kau pasti sedang tidur siang." Jawab Yuta datar, sudah tau akan kebiasaan Taeyong yang tidak mau diganggu tidur siangnya. Dan lelaki manis itu hanya memberikan cengiran lucunya.
"Aku lanjutkan, jadi kemarin sore aku hangout dengan Johnny. Dan tiba-tiba kami memikirkan suatu rencana. Aku dan Johnny sudah sepakat akan pergi camping minggu ini! Hitung-hitung mencari udara segar dan sedikit refreshing."
"Apa? Camping?! Aku tidak akan—"
"Kau harus ikut tuan putri. Aku dan Johnny sudah sepakat akan mengubah pola hidupmu yang manja dan serba berkecukupan itu. sekali-sekali kau juga harus merasakan kerasnya hidup diluar, belajarlah merasakan hidup orang lain yang tidak punya rumah diluaran sana, bagaimana susahnya hidup mereka. Kau sebentar lagi akan lulus dan masuk perguruan tinggi, Taeyong. Mau sampai kapan kau bersifat manja dan terus terjebak di dalam khayalan-khayalan konyolmu itu?"
Taeyong mendengus. sungguh ia benci saat ada orang yang mencoba mengusik kehidupan nyamannya. Ia benar-benar sudah terlalu mencintai hidupnya yang seperti ini kenapa pula mereka harus repot-repot mengurusi hidupnya?!
Yuta melihat wajah sahabatnya yang berubah menjadi masam. Ia tau jika Taeyong tidak akan menyetujuinya. Tapi ia tidak akan menyerah, ia juga sudah membicarakan dengan orang tua Taeyong, dan mereka menyetujuinya. Asalkan ia dan yang lainnya menjaga Taeyong dengan baik.
"Tidak akan. Aku tidak akan ikut, Yuta. Masih banyak anak-anak lainnya yang bisa kau ajak."
"Aku akan memberimu waktu 4 hari untuk berpikir. Jika kau tidak juga memberi jawaban atau tetap tidak mau ikut, maaf saja ya tuan muda Lee Taeyong yang terhormat aku dan yang lainnya akan menyeret dan membopong tubuh kurusmu itu!"
..
Taeyong mengeluh dalam hati. Ini sudah hari ketiga dan setiap hari teman-temannya menerrornya! Apalagi mulut besar Doyoung yang benar-benar berisik itu. Entah bagaimana caranya Yuta dan Johnny benar-benar menghasut semua teman Taeyong, dan yang terpenting dua setan berkedok lelaki tampan itu juga menghasut orang tuanya! Seperti saat ini, mereka sedang makan malam bersama dan tiba-tiba ibunya membicarakan camping dan menyuruh Taeyong untuk ikut.
"Ibuuu, kan sudah aku bilang aku tidak mau dan tidak akan pergi camping!"
"Tapi camping menyenangkan lho, Taeyongie. Apalagi bersama teman-temanmu. Memangnya nanti kalau kau sudah punya anak kau tidak mau menceritakan kehidupan masa mudamu dengan anak-anakmu?"
"Kalau itu sih, aku akan menceritakan kehidupanku yang seperti sekarang, ini juga sudah cukup menyenangkan kok."
"menyenangkan apanya? Hidupmu amat sangat membosankan, adik manis." Itu bukan ibunya, tetapi kakak perempuannya, Taeyeon.
Taeyong mendecak malas, "ck, diam kau pendek."
Taeyeon mendelik kesal, sebelum peperangan mulai, sang ayah segera menengahi keduanya. "sudah-sudah kalian ini." Ujar sang ayah, kemudian pria paruh baya itu menatap Taeyong. "sudah ikuti saja apa kata teman-temanmu. Tidak ada ruginya bukan? Dan ayah yakin kalau kau sudah mencoba kesana rasanya pasti akan amat sangat menyenangkan. Jika tidak betah atau apapun itu kau bisa minta pulang, ayah sudah bilang ke teman-temanmu dan mereka juga menyetujuinya."
Hahh.. kalau ayahnya sudah bicara panjang lebar ia bisa apa? Baiklah ia akan menurutinya, tapi kalau campingnya benar-benar menyiksa ia akan merengek minta pulang bagaimanapun caranya dan mereka semua harus menuruti keinginannya!
.
.
.
Pagi menjelang, sinar matahari mulai menampakkan cahayanya, orang-orang sudah sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing, tak terkecuali keenam lelaki yang sudah berdiri didepan hutan dengan ekspresi berbinar. Bukan, hanya lima lelaki yang menunjukkan ekspresi seperti itu, satu orangnya lagi bahkan hanya memasang wajah masam sambil mengerucutkan bibirnya. Iya, siapa lagi kalau bukan si manja Lee Taeyong!
Siapa juga yang tidak kesal, kalau temanmu sudah datang menjemput pukal 4 pagi. Demi Tuhan itu masih pagi-pagi buta dan Doyoung, yang rumahnya berdekatan dengan Taeyong secara sekarela dan senang hati menjemput, sekaligus membangunkan tuan putri yang masih tertidur. Awalnya Taeyong mengamuk, tapi mau tidak mau ia harus bangun karena sudah terlanjur janji juga dengan mereka. Jadilah ia tadi selama diperjalanan hanya tidur. Tidak peduli dengan berisiknya Ten, maupun mulut besar Doyoung. Apalagi suara nyaring Yuta. Yang Taeyong pedulikan hanyalah meneruskan tidurnya yang sempat tertunda.
Mereka berenam, Taeyong, Yuta, Johnny, Ten, Doyoung, dan Taeil kekasih Doyoung akhirnya mulai berjalan memasuki hutan dengan Johnny sebagai pemandu. Tak lupa mereka menandai setiap batang pohon agar tidak tersesat saat mereka pulang. Taeyong jalan dibarisan paling belakang, ia benar-benar tidak menyukai situasi saat ini. Dimana ia harus menggendong ransel super besar dan berjalan mendaki, belum lagi tanah yang lumayan licin sehingga mengharuskan Taeyong jalan dengan pelan dan sangat hati-hati.
"Yak! Mau sampai kapan kita berjalan?!" Taeyong sudah tidak tahan. Sumpah ini bahkan sudah hampir 2 jam mereka berjalan! Ia sama sekali tidak paham, kenapa harus berjalan terus? Toh isi hutannya pun sama!
"sabar anak manja, kita belum menemukan tempat yang pas."
Taeyong mendengus kesal mendengar ucapan Johnny yang kelewat santai. Emangnya mereka semua tidak merasakan lelah apa? Kaki Taeyong rasanya sudah mau putus, pinggang dan bahunya sudah encok. Ingin menangis saja rasanya. Tapi nanti teman-temannya malah tambah mengejeknya anak manja.
Akhirnya setelah sekitar 20menit mereka menemukan tempat yang pas untuk membangun tenda. Dan hal itu tidak disia-siakan oleh Taeyong. Dengan segera lelaki manis itu duduk bersandar di salah satu batang pohon sambil menselonjorkan kakinya. Rasanya lelah sekali. Disaat teman-temannya membangun tenda ia malah tidak ikut membantu. Biar saja, siapa suruh mengajak anak manja seperti Taeyong ke hutan!
"Taeyong Hyung, bantu aku!" Ten, adik kelasnya sekaligus teman sekelas Doyoung mulai menyebalkan. Taeyong kan lagi istirahat, dia capek tau. Masa baru sampai malah langsung buat tenda? Kan istirahat dulu bisa.
Dengan cepat ia menggeleng, "aku tidak bisa buat tenda. Kalian saja sana, lagipula aku masih capek. Kakiku terasa ingin putus."
"Yatuhan! Yuta Hyung, tanggung jawab! Kau yang membawa anak manja ini ke hutan."
"Apa?" Yuta yang sedang memasang tenda menatap Ten bingung. Kemudian lelaki pendek itu memberi kode dengan tatapan matanya yang mengarah kearah Taeyong. Yuta mengangguk mengerti, "biarkan saja, ini baru permulaan." Setelah berkata seperti itu ia kembali denga tendanya, Ten menghela napasnya lelah. Kalau dipikir disini semuanya juga pasti lelah, tapi hanya Taeyong yang terlalu banyak mengeluh dan benar-benar tidak mengerti dengan situasi.
Menit-menit berlalu, akhirnya mereka menyelesaikan tenda. Hanya ada dua tenda, namun ukurannya cukup untuk tiga orang. Tenda dibagi menjadi dua yaitu tenda pertama ada Taeyong, Yuta, dan Johnny sedangkan tenda kedua Ten, Doyoung dan Taeil. Sembari menunggu makanan yang sedang dibuatkan oleh Doyoung dan Ten, yang lainnya istirahat di dalam tenda. Setelah makanan jadi mereka semua segera bergegas untuk makan.
Hari menjelang sore, mereka sudah makan, sudah istirahat dan sekarang mereka sedang duduk didepan tenda dengan posisi melingkar. Sekarang sudah hampir pukul 6 sore, waktu yang benar-benar pas untuk bersantai.
"Sudah hampir gelap. Kita harus mencari kayu bakar." Di sela-sela obrolan mereka, Johnny angkat bicara dan langsung disetujui dengan yang lain.
"Tadi aku dan Ten sudah memasak. Jadi sebaiknya bukan kami yang mencari kayu bakar." Ucap Doyoung diangguki oleh Ten.
"Baiklah, kalian berdua cukup berjaga disini, bersama Yuta." Putus Johnny, Taeyong memiliki firasat buruk setelah ini entah karena apa. "Sedangkan aku, Taeil hyung dan Taeyong akan pergi mencari kayu bakar."
JDEER
Bagai disambar petir disiang bolong, Taeyong rasanya ingin mengutuk! Kenapa pula dirinya harus ikut?
"kau belum melakukan apapun sejak tadi, Yongie." Ucap Johnny seolah dia tau isi kepala Taeyong saat ini. "tidak apa, anggap saja berjalan-jalan di sore hari. Nikmatilah waktumu selagi diruang terbuka seperti ini." Tambahnya.
Dengan malas lelaki manis bersurai pink itu pun menurutinya. Ya mungkin ini lebih baik daripada ia harus terjebak diantara Ten dan Doyoung. Akhirnya mereka bertiga pergi mencari kayu bakar, tak lupa membawa senter dimasing-masing tangan karena hari sudah mulai gelap.
Johnny dan Taeil berjalan didepan sambil sesekali mengobrol. Taeyong hanya mengekori dibelakang dengan malas-malasan sambil menunduk memperhatikan jalanan. Dalam hati ia berkata tidak akan lagi ikut camping bodoh seperti ini lagi. Lebih nyaman berada dikamarnya sambil memeluk boneka beruang besar miliknya daripada harus bersusah payah bertahan hidup dihutan seperti ini. Konyol sekali, baru setengah hari saja Taeyong sudah rindu kasurnya, bagaimana dengan dua hari kedepan? Lelaki bersurai pink itu terlalu asik dengan dunianya sendiri, sampai ketika ia merasa ada yang aneh ia mendongakkan kepalanya. Kemudian melebarkan kedua bola matanya. Dimana Johnny dan Taeil?
Dengan panik ia menyalakan senternya lalu melihat sekeliling. Sial! Dimana dia? Kenapa dirinya bisa tersesat?!
SRAAK
Taeyong segera menoleh kesamping. Suara apa itu? ia menelan salivanya dengan susah payah, peluh mulai membanjiri dahinya. Siapapun tolong aku! batinnya berteriak.
SRAK SRAK
Suara itu lagi. Seperti ada yang berjalan, namun bukan langkah kaki manusia. lalu apa? Apakah kijang? Atau... serigala? Taeyong menggigit bibir bawahnya, matanya mulai berkaca-kaca. Aduh bagaimana ini? Taeyong tidak membawa benda tajam untuk bertahan hidup. Ia segera melangkah maju dan berjalan dnegan cepat. Sesekali melihat ke belakang tapi nihil, Taeyong tidak melihat apapun selain kegelapan.
Taeyong berhenti melangkah, menoleh ke belakang sambil menyenternya. Ia mengerutkan matanya untuk memperjelas pengliatannya. Sepertinya sudah tidak ada apa-apa. Mungkin itu hanya kelinci? Atau tupai? Ya mungkin saja. Kemudian lelaki manis itu menghembuskan napas lega. Segera ia berbalik badan untuk melanjutkan perjalananya, namun—oh tidak!
Ia membelalakkan matanya, tubuhnya gemetar hebat, jantungnya berdegup kencang. Sial dua kali! Yang tadi itu bukan kelinci ataupun tupai, tapi.. serigala! Sumpah, dihadapan Taeyong saat ini adalah serigala besar dengan warna bulu putih dengan campuran cokelat tua. Tinggi serigala itu pun hampir menyamai tinggi tubuhnya. Ia mulai terisak, melangkah mundur perlahan sampai punggungnya menabrak batang pohon. Serigala itu semakin mendekati tubuhnya, Taeyong mengangkat kedua tanganya dan menangkupnya.
"T-tolong jangan makan a-aku.. hiks."
Serigala itu menggeram, membuat Taeyong semakin lemas. Kakinya sudah tidak kuat untuk berdiri dan akhirnya tubuhnya pun jatuh ke tanah. Masih menangkup tanganya dengan tubuh yang gemetar, Taeyong terus menangis sambil menggumam 'jangan makan aku'
Ia sudah diambang batas kesadarannya. Ketika wajah serigala itu berada tepat di depan wajahnya, Taeyong benar-benar pingsan. Sebelum ia kehilangan kesadarannya, ia bisa mlihat serigala tadi berubah menjadi manusia. ya, dan manusia itu sangat tampan Taeyong sempat melihatnya sekilas sebelum semuanya berubah menjadi gelap.
Apa? Serigala itu.. berubah menjadi manusia tampan?
.
.
.
TBC/DEL?
Helaww, aku bawa ff baru nih ga tau kenapa tiba-tiba muncul beginan di kepala. Padahal ff our destiny pun belom aku kelarin. Malah buat yg baru:')
Seperti biasa, aku membawa ff jaeyong dengan new genre(?) sebenernya agak kurang pede yea nulis genre beginian huahaha. Tapi coba ajalah siapa tau ada yg minat heheheh.
So gimana? Mau di terusin or discontinue? Review yaa kalo mau kasih masukkan juga bolehh. Btw di chap depan (kalo lanjut) jaehyun sudah mulai muncul. Di chap ini juga udah kok, di scen akhir(?) wkwk.
Dah ya segitu ajaa. Byee guise, sampai bertemu di chap depan. Jika ada yg berminat dengan ff ini hahaha.:D
Ps: no edit anymore, sorry for many typos:v
