Il Haneun Jung [일하는중]
By Aita Hwang
Main cast: Jeon Jungkook x Kim Taehyung
Other cast: Park Jimin
Rated: T –it's can be change, fufufu–
Warn! Yaoi! –maybe– Plot-Rush! Typo(s)! Seme!Jungkook Uke!Taehyung
A.N.: untuk bagian awalnya, coba dengerin lagu covernya Jungkook Working atau versi aslinya. Kk.
Chap 1: Working
Jungkook masih sibuk berkutat dengan berkas berkas sialan yang ada di atas meja kerjanya tersebut. Jari lentiknya perlahan membenarkan posisi kacamatanya lalu kembali memegang pena. Ekor matanya membaca deretan kata kata yang tertulis di berkasnya tersebut lalu menodainya –lebih tepatnya hanya mencoretnya– dengan tanda tangan.
"Ukh, apa aku harus menyelesaikan semuanya sekarang?" keluh Jungkook dengan lirih sembari memijat pelan keningnya. Dia hanya sedikit lelah. Tangan kirinya perlahan mengambil cangkir kopi yang ada di sampingnya. Saat bibirnya menyentuh permukaan cangkirnya dan ingin menyesap kopinya, yang ia rasakan hanyalah sedikit tetesan kopi yang menetes di bibir tipisnya. Dan ketika ia melihat kembali isi cangkirnya, ia baru sadar kopinya baru saja ia habiskan tadi. Jungkook beranjak dari kursi putarnya dan mengambil kopi yang ada di ruangan kerjanya untuk kelima kalinya.
Dengan membawa cangkir yang penuh akan kopi, Jungkook kembali ke kursinya. Tangannya pun kembali sibuk menandatangani berkas yang diberikan sekertaris dan tatapannya tidak terlepas dari kertas kertas yang ada di hadapannya dan mengabaikan secangkir kopi yang tadi ia ambil. Jungkook melihat jam dinding yang terpasang di ruangannya dengan mata yang sedikit menyipit –dia sangat mengantuk–. Jarum pendeknya mengarah ke angka 2. 'Selarut itukah?' gumam Jungkook sembari sedikit menguap. 3 cangkir kopi bahkan tidak cukup untuk membuat Jungkook tetap terjaga tanpa merasa mengantuk. Jungkook memutuskan untuk meringkas datanya dan mengambil trench coatnya yang tergantung di samping pintu masuk ruangannya lalu beranjak keluar dari kantornya.
Saat kakinya melangkah di area basement, hanya terlihat beberapa mobil yang masih parkir di sini. Masih ada yang lembur selain Jungkook. Dan Jungkook tidak mau peduli akan hal itu. Lagipula apa urusannya? Jungkook segera memasuki mobilnya dan melesat pergi dari kantor perusahaan yang nantinya akan menjadi miliknya itu. Miliknya. Ya, Jungkook adalah pewaris dari JK Group yang menjadi brand yang cukup diperhitungkan di korea. Dan Jungkook sedikit benci dengan kenyataan bahwa dia yang menjadi satu satunya yang bersedia menjadi pewaris perusahaan besar tersebut. Hyungnya menolak untuk menjadi pemimpin dan lebih memilih menjadi dokter di sebuah rumah sakit yang ada di Seoul –fyi, Jungkook tidak ingin tahu sama sekali apa nama rumah sakitnya–.
Ddrrt.. Ddrrt.. Ddrrt.
Jungkook sedikit kaget saat tiba tiba handphonenya bergetar di sampingnya. Saat Jungkook menatap layar handphonenya tercantum nama '엄마'. 'Ahh, ibuku menelpon,' gumam Jungkook pelan. Senyumlan perlahan mengembang di bibir peach miliknya. Entahlah, ia merasa hatinya menghangat setelah beberapa hari ia tidak mendapat panggilan dari ibunya tersayang. Maklum, dia tinggal terpisah dengan keluarganya. Jungkook memasang handsfree miliknyanya dan mengangkat telepon dari ibunya.
"Mengapa ibu menelpon sepagi ini?" nada bicara Jungkook terkesan hangat dan bahagia. Tidak seperti nada bicaranya kepada para pegawai atau temannya yang biasanya terkesan tegas dan sedikit arogan. Ayah Jungkook yang menanamkan hal itu semenjak dirinya remaja.
"Apa ibu tidak boleh merindukan anak tampan ini hmm?" sahut Ibunya di seberang sana. Jungkook tertawa kecil mendengar jawaban dari ibunya. Suara lembutnya selalu membuat Jungkook tersenyum lebar dan merasa nyaman. Terkadang Jungkook lebih suka bercerita kepada ibunya dibanding dengan orang lain. Ya, bercengkrama dengan stranger sangatlah dilarang bagi Jungkook –kecuali jika itu rekan bisnis–.
"Tentu saja boleh ibu, haha" Jungkook perlahan menginjak gasnya lebih keras. Jam 2 pagi, siapa yang ingin berkendara jika bukan orang orang yang sibuk sepertinya dan orang yang bersenang–senang. Jalanan Seoul terlihat lebih lenggang pada dini hari seperti sekarang.
"Apa yang sedang kau lakukan hmm?" sebenarnya Ibu Jungkook tidak perlu repot repot untuk menanyakannya karena jawabannya sudah bisa ia prediksi…
"Aku baru selesai bekerja, dan sekarang aku dalam perjalanan pulang bu." Ya, Jungkook adalah tipikal orang yang pekerja keras. Dia akan selalu mengutamakan pekerjaannya –tapi baginya, Ibunya tetap nomor satu–. Karena itu sampai sekarang, Jungkook tidak berkeinginan memiliki kekasih atau sejenisnya. Bagi Jungkook, cukup laptop, tugas, dan juga koneksi internet yang menjadi belahan hidupnya saat ini.
"Hahh... Jeon Jungkook, jangan terlalu banyak bekerja. Kau masih muda sayang," nada ibunya kini sedikit khawatir. Padahal ibunya sering sekali mendengar jawaban itu. Jungkook hanya tersenyum kecil dan menjawab iya. Dan Jungkook sudah menebak bahwa bahasan selanjutnya adalah…
"Jungkookie, apa kau sudah memiliki pacar?" Jungkook memutar matanya dan sedikit jengah. Dia paling tidak suka jika ibunya sudah membahas hal ini. Dan beruntung sekali, saat ibunya baru saja membahasnya, Jungkook sudah sampai di tempat tinggalnya. Dan Jungkook tanpa mengucapkan salam langsung memutuskan sambungan. 'Sekali kali melakukan hal yang tidak baik tidak apa apa bukan?' pikir Jungkook dengan enteng. Mungkin ibunya sekarang marah saat sambungannya langsung diputus sepihak. Namun Jungkook lebih memilih untuk mengabaikannya, lagipula ibunya tidak akan marah lebih dari 1 hari. Jungkook seratus persen yakin akan hal itu.
Jungkook memarkirkan mobilnya dan memasuki lift yang ada di gedung apartement tempat tinggalnya. Jemari lentiknya menekan angka 6 dengan cepat. Sekedar informasi, apartement tempat Jungkook tinggal, kamar yang ada di lantai 6 ke atas harganya cukup mahal. Tapi, Jungkook rela mengeluarkan uang lebih untuk tempat tinggal yang nyaman baginya. Ia lebih suka tinggal sendiri atau terkadang menginap di rumah temannya, Jimin. Terkadang malah Jimin yang menginap di apartementnya. Menghabiskan malam dengan menonton film dan video game. Ayolah, merekakan masih muda.
Jungkook memencet password apartementnya dan memasuki ruangannya. Dia melepas jasnya dan menggantungnya di samping pintu. Tangannya melepaskan dasi yang melingkar di kerahnya lantas melemparnya ke sembarang arah. Entahlah di mana sekarang dasinya. Jika hilang dia bisa membelinya lagi. Ya, semudah itu.
Saat ia hendak melangkah, Kkami telah menghadangnya dengan mengeluskan kepalanya di kaki Jungkook dan sesekali mengendusi betis Jungkook. Perkenalkan, satu satunya kucing kesayangan Jungkook, Kkami. Bulunya berwarna abu-abu dengan sedikit corak putih, hidungnya yang pesek, dan tubuhnya yang cukup besar dan tampak sangat fluffy. Sangat menggemaskan, sama seperti yang menjadi pemiliknya.
Jungkook reflek berjongkok dan menggendong kucingnya dengan sayang sembari berjalan menuju dapurnya. Sesekali dia merintih dan mengeluh tentang betapa besarnya Kkami sekarang. Saat dia sudah sampai di dapurnya, ia menurunkan Kkami lalu mengambil sereal yang ada di rak dan juga mengambil makanan untuk kucingnya –meskipun tadi malam ia menyuruh Jimin memberinya makan–. Sekarang, ulah siapa yang membuat Kkami menjadi sebesar itu?
Jungkook memakan serealnya dengan susu yang masih ada di kulkasnya lalu beranjak tidur. Dia bahkan tidak memperdulikan kalau dirinya belum menyikat giginya. Dia mengganti bajunya dengan cepat lalu menghempaskan tubuhnya ke kasur king size matanya yang sudah sangat mengantuk dan memasuki alam mimpi adalah hal yang terbaik menurut Jungkook. Dan tidak beberapa lama kemudian, Jungkook sudah sangat terlelap.
Working
Ting Tong Ting Tong
Rentetan suara bel di apartement Jungkook berbunyi dengan cukup keras hingga terdengar oleh Jungkook. Jungkook dengan malas bangkit dari kasurnya dan sekilas melirik jam digital yang ada di nakasnya. 07.30 am.
"Ukkh, siapa yang tega membangunkanku sepagi ini ya tuhan," Jungkook merintih pelan dan menghampiri pintu masuknya. Melihat monitor kecil yang ada di samping pintunya dan melihat siapa yang datang. Seorang pemuda berparas cukup manis dengan rambut brunette brown dengan sedikit warna hitam di beberapa helai rambutnya. Dan dia terlihat cukup menggemaskan untuk ukuran seorang laki–laki. Dan di samping pemuda manis tersebut, ada makhluk menyebalkan bersurai merah yang biasa mengganggu ketenangan hidup Jungkook. Jungkook yang mengetahui bahwa tamunya adalah Jimin –makhluk bersurai merah– dan pemuda manis yang entah siapa namanya itu reflek memperbaiki penampilannya dan membukakan pintunya tanpa ragu.
Sebelum Jungkook mengizinkan mereka berdua masuk, Jimin sudah terlebih dahulu masuk ke dalam apartemen Jungkook tanpa memperdulikan Taehyung –pemuda manis tadi– masih terpaku di depan pintu, tanpa tau harus masuk atau terus berdiam di depan pintu seperti seorang idiot.
"Jimin sialan. Aah, silahkan masuk," Jungkook memelankan suaranya saat menyibir Jimin. Taehyung hanya mengangguk kecil dan tersenyum lalu mengekor di belakang Jungkook. Jungkook dengan cepat menghempaskan pantatnya di sofa dan memberi Jimin tatapan kenapa-kau-datang-sepagi-ini-brengsek? Dan Jimin hanya acuh tak acuh lalu menarik Taehyung yang sedari tadi berdiri di belakang Jungkook agar bisa duduk di sampingnya. Taehyung reflek terjatuh di sofanya dengan pinggangnya yang direngkuh oleh lengan Jimin. Jungkook melihatnya merasa sedikit risih dan hanya melakukan rolling eyes singkat.
"Jadi, apa tujuanmu datang sepagi ini hah?" Jungkook memang begitu. Selalu bertanya langsung tanpa basa basi.
"Ukkh, kurangi kebiasaanmu yang selalu bertanya langsung, Kookie. Hanya ingin memperkenalkanmu pada saudaraku." Jiminpun lupa bahwa dirinya juga suka berbicara to the point.
"Perkenalkan, dia Kim Taehyung, sepupu tersayangku. Aku ingin menitipkan dia padamu untuk beberapa bulan." Jungkook yang baru saja meminum air mineral yang ada di mejanya langsung tersedak. Sedikit terkejut karena pemuda manis itu adalah saudara Jimin. Apalagi Jimin menambahkan kata kata tersayang, ew no. Jungkook menatap tajam Jimin karena tiba tiba saja mengatakan permintaannya yang bisa dibilang cukup membebani Jungkook.
"For the God sake Chim… Kenapa? Bukankah apartement punyamu juga cukup besar?" meski mengatakan kalimat setajam itu, Jungkook sebenarnya sedikit senang.
"Kau lupa kalau kamarku cuma satu?" Taehyung hanya diam melihat mereka berdua berdebat. Dia meremat ujung jaketnya karena sedikit takut dengan Jungkook yang sekarang beragumen dengan Jimin. Dia bisa melihat bahwa Jungkook jengah dengan permintaan saudaranya tersebut. Taehyung bisa melihat tatapan Jungkook yang seakan akan mengatakan Jimin-ayo-kita-bertengkar-sekarang-juga. Serasa hanya Jungkook dan Jimin yang ada di ruang tamu ini sekarang.
"Eeh.. J-jungkook-ssi, bisa aku meminjam kamar mandimu?" Jungkook yang sedari tadi beradu mulut dengan Jimin langsung menoleh ke arah Taehyung dan merubah tatapannya yang tajam menjadi lembut. Fyi, Jungkook sangat pandai mengatur ekspresi.
"Ahh, kamar mandinya pintu coklat, ada di samping dapur." Jungkook tersenyum ramah sembari memamerkan deretan gigi kelincinya. Taehyung mengucapkan terimakasih kemudian melesat ke kamar mandi. Melepaskan dirinya dari rengkuhan lengan Jimin, yang sedari tadi membuatnya sedikit geli. Sebenarnya dia hanya menghindari perdebatan sengit Jungkook dan Jimin. Melihat tingkah Jungkook yang berubah drastis seperti itu, membuat Jimin sedikit geli dan jijik.
"Baiklah, aku akan meninggalkannya di sini, dan mengambil beberapa kopernnya. Jangan membunuhnya." Jimin berkata panjang lebar dan langsung bergegas pergi tanpa mendengarkan protes dari pemuda bersurai purple raven berparas tampan tersebut. Jungkook menyibir pelan karena tingkah sahabat sialannya tersebut. Sebenarnya Jungkook masih ingin tidur untuk beberapa jam lagi. Ayolah, hari ini adalah hari liburnya. Dia dapat menikmati hari dimana dia terbebas dari tugas, berkas, maupun hal yang lain yang mampu membuat mood Jungkook mengalami breakdown dan membuat kepala Jungkook pening. Dan karena Chimchim sialan itu, dia gagal mendapat tidur yang tenang. Dan untuk kesekian kalinya, Jimin telah berhasil mengusik ketenangan pagi Jungkook –dan membawa sesuatu yang baru untuknya–.
"Ahh.. Jungkook-ssi, kemana Jiminie?" Tanpa Jungkook sadari, Taehyung sudah agak lama keluar dari kamar mandi dan kini pemuda bersurai brunnete sudah ada di sampingnya, menatap Jungkook dengan pandangan polos dan bibirnya yang sedikit mengkerucut. Entahlah, Taehyung sadar atau tidak kalau ia melakukan aegyo secara tidak langsung. Dan itu terlihat sangat menggemaskan. Andai saja Jungkook tidak pandai menjaga manners, mungkin Jungkook sudah melumat habis habisan bibir Taehyung.
"Oh, Jimin. Mengambil kopermu katanya," Jungkook berkata dengan cukup tegas, menutupi kecanggungan. Sebenarnya Jungkook cukup geli mendengar panggilan Taehyung kepada Jimin. Jiminie?Menjijikkan. Sebagai jawaban, Taehyung hanya menganggukkan pelan kepalanya dan menatap sekitar. Sebenarnya dia ingin sekali berkeliling apartement milik Jungkook, hanya ingin sekedar mengetahui letak setiap ruangan yang ada. Namun, ia hanya memilih diam melihat Jungkook yang sedikit acuh padanya.
Saat ia tengah menunggu dengan duduk di sofa Jungkook tanpa percakapan, ia merasa ada sesuatu yang bergerak di sela sela kakinya. Saat Taehyung menunduk ia melihat kucing yang imut dan cukup besar milik Jungkook. Siapa lagi kalau bukan Kkami? Dan Taehyung memekik senang saat ia melihat kucing menggemaskan tersebut. Taehyung adalah seorang pecinta kucing, catat hal itu.
"Uwaa! Kucing yang sangat lucu, ukh," Taehyung yang tadinya berwajah flat menjadi sumringah. Tangannya mengangkat Kkami dan membawa kucing itu ke gendongnya. Jungkook sedikit terkejut saat Taehyung memekik cukup keras. Namun beberapa saat kemudian ia tersenyum lebar saat mengetahui Taehyung suka kucingnya.
"Itu Kkami." ujar Jungkook dengan nada yang lembut sembari mengelus kepala Kkami. Senyumannya semakin lebar saat Taehyung terlihat excited dengan kucingnya. Itu artinya, dia bisa meminta bantuan Taehyung untuk mengurusi kucingnya, dan bukan lagi Jimin. Tanpa mereka sadari, Jimin sudah berdiri di ambang pintu melihat uhm kemesraan uhm mereka.
"Uhuk, sudah selesai dengan urusan kalian?" Jimin berdehem cukup keras sampai mereka berdua menoleh ke arahnya dengan gelagapan –ngomong ngomong, itu Taehyung yang gelagapan, bukan Jungkook–. Dan Kkami, entah sejak kapan dia turun dari gendongan Taehyung dan berjalan keliling apartement Jungkook dengan tingkah bossynya, sama seperti pemiliknya.
Di samping Jimin sudah ada 2 koper yang tidak cukup besar yang sudah jelas pemiliknya adalah satu satunya pemuda bermarga Kim di antara mereka bertiga. Jimin mendorong koper Taehyung dengan beringas lalu mengucapkan salam dan pergi. Seakan akan dia tidak peduli keadaan Taehyung yang belum cukup akrab dengan Jungkook.
"Ukh, Jiminie menyebalkan," Taehyung menggerutu cukup keras hingga terdengar jelas oleh Jungkook. Tangannya disinglangkan tepat di depan dadanya, menggembungkan pipinya dan ia menghempaskan punggungnya kasar di sofa. Dan itu terlihat terlalu menggemaskan. Reflek, Jungkook mencubit gemas pipi Taehyung dan tertawa kecil melihat tingkahnya. Jungkook tidak tahan dengan sikap menggemaskan penghuni baru apartementnya. Taehyung cukup terkejut dengan tingkah Jungkook lalu merintih kesakitan dan menyingkirkan tangan Jungkook dari wajahnya.
"Perkenalkan, aku Jeon Jungkook. Originally from Seoul. Being amazing and handsome since 1997." Jungkook mengulurkan tangan kanannya dan tersenyum lebar, memamerkan deretan giginya yang sempurna. Taehyung sedikit kaget saat mengetahui tahun lahir Jungkook. Dia mengira bahwa dia akan memanggilnya dengan sebutan hyung. Dan dia juga sedikit kagum dengan cara Jungkook berbicara dengan bahasa inggris yang lancar.
"Ahh, namaku Kim Taehyung. Came from Daegu and born on 1995. Nice to meet you." Taehyung memalas jabatan tangan Jungkook dan tersenyum hingga matanya membentuk eye smiles yang sangat manis. Jungkook membuka mulutnya lebar dan sedikit menerka beberapa kalimat yang dilontarkan Taehyung. 1995? Dia mengira bahwa Taehyung sepantaran dengannya. Wajahnya bahkan terlihat seperti lebih muda daripada dirinya. Jungkook benar benar tertipu. Dia sedikit mengagumi wajah imut nan manis yang sedang menjabat tangannya sekarang. Bahkan Taehyung sampai sedikit bingung bagaimana caranya melepas jabatan tangan Jungkook sekarang, ukh.
"Ung, A-ano.. Jungkook-ssi, bisa lepaskan–"
"Aah, m-maafkan aku," Jungkook segera melepaskan tangannya dan menggaruk tengkuknya yang sebenarnya sama sekali tidak gatal. Sedangkan di sisi lain Taehyung tersenyum canggung dan pipinya sedikit merona. Dia hanya bangkit dari tempat duduknya dan langsung tersenyum lebar.
Working
"Jadi, dimana kamarmu yang kosong?" Taehyung kini menunjukkan wajah yang excited dan terlihat sangat senang. Jungkook tertawa kecil dan menarik tangan Taehyung ke arah kamar tamu –yang biasanya digunakan Jimin– yang ada di samping kamarnya. Taehyung yang tadinya ingin menarik kedua kopernya hanya bisa menarik satu koper karena tangannya yang lain telah digenggam erat oleh Jungkook. Dan Taehyung hanya bisa pasrah ditarik oleh Jungkook dengan rona di pipinya yang semakin tampak kontras.
Tidak sampai satu menit, Kaki Jungkook dan juga Taehyung sudah terhenti di kamar yang berwarna dasar hitam putih dengan tatanan yang cukup simple namun juga classy. Taehyung tanpa sadar menganga lebar melihat kamar yang akan menjadi tempat tinggalnya untuk beberapa bulan ke depan. Ini terlalu sempurna baginya. Matanya berbinar saat menatap ranjang yang cukup besar baginya itu.
"Ini sangat keren, apa kau tinggal sendiri Jungkook-ssi?" Taehyung mendorong kopernya sampai berada di samping lemari cukup besar berwarna putih yang ada di kamar tersebut.
"Ya, kadang saudaramu menginap di sini. Dan jangan memanggilku dengan tambahan –ssi." Menyadari bahwa sedari tadi Taehyung selalu memanggil namanya dengan tambahan –ssi di belakangnya membuat dirinya cukup risih. Taehyung meminta maaf lalu tersenyum sembari mengacungkan jarinya, membentuk v sign. Taehyung kembali ke ruang tamu dan menarik satu koper lainnya lalu menata pakaiannya di lemari tersebut. Jimin bilang kepadanya, anggap saja rumah sendiri –padahal pemiliknya Jungkook, bukan Jimin–.
"Ahh, Hyung, aku mau mandi dulu, di kamar ini tidak ada kamar mandinya, jadi, mandilah di kamar mandi samping dapur." Terkadang Jungkook juga bisa bersikap ramah kepada orang orang tertentu. Taehyung mengangguk dan kembali menata pakaiannya yang hampir seluruhnya sudah selesai. Dan ia baru sadar kalau Kkami ada di rak paling bawah di lemarinya. Taehyung mengelus pelan kepala Kkami dan mengurungkan niatnya untuk meletakkan beberapa helai pakaiannya di rak yang saat ini sedang ditiduri oleh kucing imut milik Jungkook tersebut. Dia mengambil handuknya dan berniat untuk membersihkan dirinya.
Saat ia baru saja keluar dari kamar barunya, ia disuguhi pemandangan Jungkook yang memakai handuk di pinggang dengan rambutnya yang sedikit basah. Pipi Taehyung kembali merona melihat pemuda yang lebih muda 2 tahun darinya berpenampilan seperti itu. Dia sedikit iri dengan otot perut milik Jungkook yang lebih terbentuk dari miliknya, meski bentuknya tidak sebagus milik Jimin. Ia hanya sedikit iri. Sedikit kok.
Tanpa disadarinya Jungkook terkekeh pelan melihat Taehyung yang mematung melihatnya. Niatnya hanya ingin mengambil air es di lemari es dan kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian. Namun sepertinya, ada tambahan kegiatan.
"Ukh, sakit Kook," Taehyung merintih pelan saat Jungkook mencubit pipinya dengan cukup keras. Jungkook hanya meminta maaf singkat lalu mengacak rambutnya dengan gemas membuat Taehyung secara reflek menyingkirkan tangan Jungkook dari kepalanya dan mengerucutkan bibirnya. Sekarang, mari merenung, siapa yang lebih tua sekarang.
"Haha, aku tahu aku sangat mempesona hyung. Jangan melihatiku seperti itu," Jungkook meninggalkan Taehyung yang semakin merona karena ketahuan memperhatikannya. Taehyung hanya meruntuki pelan dirinya dan pergi ke kamar mandi dengan wajah yang memerah seperti fresh cherry yang ada di bakery.
Sepertinya, tinggal di sini untuk beberapa bulan ke depan tidak akan pernah membosankan. Dan Taehyung sangat menyadarinya.
.
.
.
To be continued..
.
.
.
A/N: Holaa :D ini Ai bawa fanfict baru, chapteran –padahal alphabet belon kelar.. yah ai mah gitu–. Ini awalnya Cuma pen bikin one shot songfict nya Working Jungkook.. tapi.. ide itu selalu tadang tanpa terduga men.. itu bisa sampe 2000+ words, gue sendiri tercengang saat ngerti kalo gue bikin sampe 6 lembar, fu fu -3- And lastly, review dong, gimana ceritanya :3 Cariin typonya terus bilangin ke gue… –pasti ada… ada– Ini first chaptered story Ai loh *o* /yang Alphabet itu mah satu chapter tamat…/curcol nih/ Ya udah lah, sekian.. ketemu lagi next chap yap :D
With Love... Aita Hwang
