Eyang subur the movie
Well, setelah beberapa perjuangan, aku sudah mulai bisa membuat Fic yang pas-pasan dengan standar "syarat sah Fic GaJe"… :p aku peringatkan, aku adalah Author baru disini, so, ini baru percobaan… oh ya, aku mau berterima kasih pada temanku yang sudah membantu menyelesaikan fic ini. Wokeh, mulai dari peringatan:
DON'T LIKE, DON'T READ!
Tidak tertarik? Tekan tombol X atau back!
Disclaimer: Harry Potter milik JK Rowling, bukan punya aku…
Rated: K+
Genre: humor & advanture
WARNING: OOC, GAJE, ANEH, SIAPKAN KANTONG MUNTAH! DLL…
[EYANG VOLDY]
Di suatu pagi yang cerah, terdapat dua ekor makhluk yang belum terdeteksi spesiesnya oleh dunia. Mereka berdua sudah seperti jemuran yang dibiarkan tergeletak oleh pemiliknya. Yang satu seekor makhluk berkulit pucat seperti kertas dan tidak mempunyai hidung, yang satu lagi makhluk berambut pirang dengan gigi tongos kayak tikus. Salah satu makhluk berkulit pucat, a.k.a Voldemort, terus terusan mengeluh bosan yang membuat Wormtail (#ekor cacing?) yang kupingnya panas karena keluhan Voldemort- eh, maaf, ada kesalahan teknis pemirsa, ternyata kupingnya panas karena baru dilemparin puntung rokok yang masih menyala sama si Flitwick ketika lagi belanja di supermarket. (#sejak kapan Flitwick merokok?) Voldemort pun menguap selebar lebarnya,(#bisa bayangin gak?) membuat bau busuk dari ikan gurame basi yang baru ia makan 3 jam yang lalu menyebar dan mencemari udara. Wormtail menyengir lebar ketika ia mendapat sebuah ide, lampu minyak edisi terbaru pun bertengger manis di sebelah kepalanya. "Eh, Voldemort, ke bioskop yuk!" katanya sambil melirik ke arah Voldemort yang masih tergeletak di sofa bulukannya itu. "ngapain? Numpang buang air?" tanya Voldemort malas. "bukan! Mau nonton Eyang Subur gak?" bentak Wormtail kesal. "eyang Subur?film tentang tumbuhan ya?" Voldemor mulai membayangkan seorang Potter yang disihir menjadi tumbuhan kaktus subur. "eer… gak tau deh, kayaknya begitu, semoga di film itu ada cara mengubah manusia menjadi tumbuhan sepatu!" Wormtail tambah semangat ke bioskop. Mereka lalu ber-appear ke bioskop terdekat. (#emang ada?)
[di Bioskop]
"Eh, Wormtail? Voldy?" mereka berdua menoleh ke arah wanita yang memanggilnya. Wormtail tersenyum lalu mendekati perempuan berambut hitam itu. "minta tanda tangan, neng?" tanyanya PeDe. Wanita beriris indigo itu menjitak kepala kuning Wormtail dengan mulusnya. "ngawur, namaku Renata (OC) teman dari Lily Potter!" sahutnya kesal. "Be Te We loe ngapain disini?" kata tokoh utama kita, Poldemot (Voldemort) "suka suka dong… lagian bioskop ini punya ayahku…" "WHUUAAAAT?!" kata kata ini telah menggemparkan otak bodoh Voldemort dan Wormtail, membuat Bioskop ini dilanda gempa sekitar 1,35 skala ritcher(bener gak nih nulisnya? :p) selama 5 detik dan tak lupa sebuah hujan lokal yang mengandung enzim amilum alias air liur yang disebabkan oleh duo makhluk yang tidak diketahui jenisnya itu. "heh, kalian bisa diam gak?" tanya sebuah wanita seumuran dengan Renata itu, Lily Potter, dengan sebuah plastik berisi 2 buah Popcorn dan Cola di tangannya. Voldemort dan Wormtail menghiraukannya. "pliiiiis… kasihin kami diskon dooong…" kata Voldemort dengan sihir Puppy Eyes yang bisa dijamin, seorang kecoa push up akan meninggal dunia dengan mulut berbusa melihatnya, saking 'indah'nya, membuat kedua sahabat itu saling menutup mata dengan telapak tangannya. "atauu… kalau perlu gratisin!" Wormtail melanjutkan sambil mengedipkan sebelah matanya (#aku minta kantong muntah doong…) diam - diam bibir Renata membentuk sebuah smirk,"diskon? Tapi ada syaratnya…"
"apa yang kamu minta?" tanya Lily setelah Poldemot [#you know who] dan Womtel [Wormtail] ber-appear ke suatu tempat. Renata tersenyum lebar. "tidak apa-apa, hanya menukarkan tongkat sihir Draco dengan tongkat sihirku dan resikonya mereka yang tanggung…" jawab Renata (pura-pura) inconnect. Lily sweatdrop. Beberapa jam kemudian, Voldemort dan Wormtail kembali dengan tubuh bonyok dan penuh luka. Ia lalu memberikan tonkat sihir Draco Malfoy kepada Retina. "wokeh, kalian mau nonton apa?" tanya Renata sambil tersenyum lebar. "Eyang Subur," Retina lalu menelepon ayahnya. "yah, ada 2 'teman' aku mau nonton Eyang subur the movie. Aku gratisin ya, yah? Ok…[-jeda-] kartunya ada di aku kok…[-jeda-] siip… I love you dad…" ada ketidak ikhlasan ketika cewek berambut hitam itu menyebutkan kata 'teman'. "OK, tinggal mengantri di tempat pembelian tiket A, lalu bilang,'gue mau kecoa goreng, 2 bolu kodok ngorek, ditambah jus eyang subur,' ok?" Voldemort dan Warmtail sweatdrop, lalu ngangguk.
[setelah nonton eyang subur the movie]
Voldemort berjalan dengan muka tertunduk. Disebelahnya ada Wormtail yang sedang makan sebungkus Popcorn hasil dari perjuangannya, bagaimana tidak, ia tidak membawa uang yang cukup untuk membeli Popcorn. Ia lalu mencuri sebungkus Popcarn dari nenek tua yang ternyata punya cucu yang sangat kuat, jadilah ia dijadikan sate oleh cucu dari nenek itu. Ia tidak peduli apa yang terjadi pada Voldemort, toh, itu bukan urusannya.
GEDUBRAK!
"Awww… siapa sih?" tanya Voldemort setelah ia merasa menabrak sesuatu yang kuat dan keras. Ia lalu mengangkat kepalanya, melihat sebuah dinding berdiri kokoh disampingnya. "lo tuh malu-maluin aja, masa' ular terkuat, terjelek, teraneh dan tergaje di dunia ketabrak tembok?" kata Wormtail yang disampingnya. Ia lalu mendekati tembok. "tembok, maaf ya, tubuh bau makhluk ini telah melukaimu… mana yang sakit?" 'dia itu bodoh atau gila?' Voldemort sweatdrop.
"eeh, Vold, sikapmu jadi aneh semenjak nonton eyang Subur the movie. Kenapa?" tanya Wormtail setelah sampai ke habitat mereka. Voldemort yang mendengarnya langsung berbunga bunga. "kamu peduli sama aku?" tanyanya antusias. "enggak, takutnya kamu mencuri jus jengkolku kemarin pas acara pengajian meninggalnya bapaknya Harry…" Voldemort pundung di dalam selokan bersama kembarannya(tikus, ular, kecoa,dll)…
1 jam kemudian…
"woy! Voldemort! Kamu belum jawab pertanyaanku!" teriak Wormtail pakai toa yang dicuri dari masjid sebelah. Dia ada di depan selokan. Voldemort nyengir. 'mungkin ini bisa jadi langkah pertama…' pikirnya. "aku, ingin mengikuti jalan hidup ki Joko Pintar… eh, maksudnya Tn/kakek/mbah/grandpa/jii-san/nenek/Eyang Subur!" kata Voldemort dengan tangan yang dikepalkan dan background gunung berapi krakatau yang meletus. Matanya terdapat api yang menyala nyala bak pemuda Indonesia yang hendak memerangi Belanda. Wormtai cengo. "jangan ngawur ah, lagipula darimana gunung berapi di belakangmu itu?" "itu bekgron mas, bekgron! Dan sebut aku EYANG… eyang Vodi, eh, E-e-ya-a-ang Vold, eh, e-eyang demort, eh, maksudku EYANG VOLDY!" kata Voldemort yang ketularan penyakit Aziz Gagap, tokoh idola Ron hingga akhir hayatnya… "hng?" Wormtail memasang muka malas mendengar ocehan makhluk di depannya. "kau mau bergabung?" lanjut Voldem- maksudku Eyang Voldy kita(#kita? Lo aja kalee) "ya! Aku ingin jadi umat yang taat pada tuhan!" jawab Wormtail dengan maa yang berbinar dan blink-blink disekitarnya dengan background bunga mawar pink yang sudah diinjek buyutnya Voldemort, dilindes truknya Ron, di avada kedavra-in Lily (#itu jurusnya si Ginny kan? Jurusnya Warisan dari Ginny), digigit Fenrir Greyback, benar benar menyedihkan bunga itu, pemirsa! Voldy menyeringai lebar dan mengikik seperti kuntilanak yang rambutnya dicukur sepenuhnya. "aku ingin mengikuti jalan hidup eyang Kubur- eh, eyang subur… aku ingin membuat dunia tunduk padaku! Huahahaha- uhuk… uhuk!" Voldemort yang telah berganti nama jadi EYANG VOLDY berusaha mengeluarkan lalat malang yang entah kebetulan atau tidak, memasuki mulutnya yang konon, sudah 20 tahun belum disikat (#yuck!) lalat itu mati setelah 3 detik berdiam diri di mulut bau itu. Voldy langsung melanjutkan pidatonya dengan durasi 120 jam (5 hari) tanpa berhenti dengan tikus got dan binatang kotor lainnya yang menjadi pendengar 'setia', kecuali tikus yang paling besar, paling gaje, paling kotor dan paling gila sedunia a.k.a Wormtail yang diketahui berjalan pulang untuk membawakan 2 gelas teh (#baca: kabur) dan belum kembali ke selokan tersebut.
To be continued…
(OC)
Namanya Retana, rambut berwarna Hitam, mata Indigo, kulit Asian skin. sebenarnya baik dan ramah, namun bisa jadi menyebalkan didepan Voldemort. Penggemar berat Draco Malfoy, disini aku jadikan ia sahabat Lily, anaknya Harry. Ayahnya seorang pemilik bioskop yang cukup laku, dan ibunya seorang penyihir yang tidak terlalu terkenal. Sebenarnya aku punya 2 OC lagi, tapi akan kumunculkan beberapa Chapter lagi.
P.S
Maaf ya kalau ga seru :D, aku sudah setengah bulan lebih buat acconout FF tapi baru buat cerita sekarang… aku mengucapkan terima kasih pada author-author yang telah memberiku inspirasi dengan ceritanya, setidaknya yang pernah ku Review. Sekarang, aku bukan lagi tukang review cerita, sekarang jadi pembuat cerita! Yeah! BTW, Fic ini dipublish untuk menyambut tahun baru, 2014! welcome 1 January ! Happy new year! Buat Readers, Sempat sempatin review ya?! Kritik dan dukungan kalian sangat dibutuhkan disini. Sekali lagi terima kasih buat yang membantuku membuat Fic ini, dan juga yang telah menyempatkan diri membaca fic ini! Hanya itu yang bisa aku sampaikan.
Sampai ketemu di Chapter selanjutnya! O(^o^)o
-Shappire-
Next chapter: here we start!
