Kedamaian

"Kedamaian itu palsu. Tak ada yang mengerti apakah makna kedamaian sesunguhnya. Mereka semua hanya berlindung di balik tembok bernama kedamaian sambil merusak tembok orang lain. Inikah yang disebut kedamaian? Kurasa bukan. Kedamaian itu palsu."

"Siapa kau? tunjukkan dirimu!" teriak Naruto sambil memegang kunainya.

"Tidak penting siapa diriku, karena kau akan mati!"

Setelah mengucapkan itu, pemilik suara misterius itu langsung menghunuskan pedangnya ke organ vital Naruto sambil berkata. "Akhirnya semuanya selesai".

"Aarrgghhhhhhhh.." Teriak Naruto. Napasnya tersengal-tersengal, wajahnya penuh dengan keringat. Sakura yang tertidur di sampingnya pun terbangun akibat teriakan Naruto.

"Tenanglah, aku di sini." Sakura mencoba menenangkannya.

Naruto tidak menanggapinya, otaknya masih belum dapat mencerna kata-kata Sakura. Sakura mengambil air minum dan memberikannya kepada Naruto.

"Sudah tiga hari berturut-turut. Mimpi yang sama?" Tanya Sakura dengan nada khawatir.

"Benar, mimpi yang sama dalam tiga hari berturut-turut. Aku tidak mengerti apa yang terjadi pada diriku."

"Kembalilah tidur Naruto. Aku tidak akan meninggalkanmu."

"Terima kasih Sakura."

"Heh, tak kusangka seorang pahlawan di dunia shinobi takut dengan mimpi." Ejek Kurama.

Naruto tak menanggapi perkataan teman yang tinggal di dalam dirinya. Ia pun kembali tidur. Sakura yang terlihat cemas hanya bisa berharap bahwa mimpi buruk suaminya dapat segera berakhir.

Sinar matahari pagi menyinari Konoha. Penduduk Konoha bersiap-siap untuk menjalani aktifitasnya. Beberapa penduduk Konoha mengunjungi makam para shinobi yang gugur dalam perang yang terjadi satu tahun yang lalu. Desa shinobi perlahan-lahan bangkit kembali walaupun banyak shinobi yang telah gugur dalam medan perang.

Naruto terbangun dari tidurnya. Dilihatnya Sakura yang masih tertidur nyenyak di sampingnya. Ciumannya ke kening Sakura membuat Sakura terbangun.

"Ah... Pagi Naruto."

"Pagi Sakura"

"Bagaimana keadaanmu Naruto?"

"Aku baik-baik saja. Cepatlah bersiap-siap, penduduk Konoha pasti sudah menunggu kita."

Naruto segera mencuci mukanya dan berganti pakaian. Sakura segera menyiapkan sarapan.

"Naruto, kamu harus memberitahukannya ke orang lain. Mungkin Kakashi-sensei dapat membantu" Cetus Sakura tiba-tiba ketika menyiapkan sarapan.

"Tidak perlu Sakura-Chan, dia akhir-akhir ini sangat sibuk dengan berbagai misi. Kau tahu sendiri, kita benar-benar kekurangan shinobi saat ini." jawabnya sambil mengambil roti yang sudah disiapkan Sakura.

"Aku mengkhawatirkan dirimu Naruto, hal ini sangat tidak biasa."

"Bukankan ada gejala Post Traumatic Stress Disorder di dalam dunia psikologi? mungkin itu penyebabnya."

"Hah, dari mana kau tahu istilah sulit seperti itu? lagipula gejala seperti itu hanya ditemukan pada orang yang mengalami peristiwa traumatis."

"Aku ini Hokage Sakura, sudah sewajarnya aku tahu istilah itu. Sudahlah, ayo kita berangkat."

Sakura tidak menjawabnya. Mereka berdua segera pergi menghadiri upacara peringatan untuk para shinobi yang gugur dalam medan perang. Sakura dengan sigap mengenakan jubah hogake untuk Naruto.

Sesampainya di tempat upacara, Naruto dan Sakura segera menempati tempat yang telah disediakan. Naruto memimpin jalannya upacara yang dibantu oleh penasihatnya, Shikamaru. Setelah upacara selesai, Naruto maju dan menyampaikan beberapa patah kata.

"Satu tahun sudah peristiwa itu berakhir. Tidak ada yang perlu ditangisi, mereka semua adalah para pahlawan. Mereka berjuang untuk menyelamatkan dunia Shinobi dan kita harus bangga terhadap mereka. Sekarang waktunya untuk membangun kembali Konoha. Aku sebagai Hokage 6, bersama kalian semua akan membangun Konoha menjadi lebih baik dan melindunginya!

"Hm, sangat bersemangat seperti biasa." Shikamaru menanggapinya.

Setelah upacara selesai, para penduduk Konoha segera pulang dan menjalani aktifitasnya seperti biasa. Naruto dan Shikamaru bergegas menuju kantor Hokage. Sementara Sakura pergi ke rumah sakit Konoha untuk bekerja seperti biasa.

Sesampainya di kantor Hokage, Naruto melihat Sasuke yang telah menunggunya di ruangannya.

"Akhirnya kau kembali. Aku sudah menunggumu dari tadi." Keluh Sasuke yang sedang duduk di kursi Hokage.

"Sudah kubilang hari ini ada upacara dan itu kursiku! Cepat menyinkir dari sana!" Protes Naruto.

"Tenanglah Naruto, jadi bagaimana keadaannya, Sasuke?" tanya Shikamaru.

"Ya, seperti yang kita duga." Jawab Sasuke.

"Hm. Kondisi seperti ini sangat sulit. Bagaimana menurutmu Naruto?" tanya Shikamaru.

"Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk saat ini. Jumlah shinobi kita tidak cukup. Perang baru berakhir setahun yang lalu, prioritas utama kita adalah memperkuat desa terlebih dahulu."

"Apa yang akan kau lakukan bila mereka bergerak terlebih dahulu? Pada saat itu kita semua akan berakhir, kita harus bergerak secepat mungkin." Sasuke menjawab.

"Tidak biasanya kau seperti ini Sasuke? Kita benar-benar kekurangan informasi tentang mereka saat ini. Kita hanya tahu bahwa mereka mengembangkan jurus itu. Tetapi tidak ada yang tahu bagaimana jurus itu bekerja dan bagaimana kita menghadapi jurus seperti itu?" tanya Shikamaru.

"Menurut pengamatanku, jurus itu masih belum sempurna. Jurus tersebut belum bisa menyegel jurus yang berasal dari garis keturunun khusus. Ini adalah waktu yang tepat untuk menyerang mereka."

"Sasuke benar Shikamaru. Tetapi kita tidak bisa mengerahkan banyak Shinobi. Sasuke, bentuklah tim empat orang. Misi mu adalah menangkap anggota mereka untuk diinterogasi. Ketika semua telah jelas, kita akan menyerang mereka." Perintah Naruto.

"Hm, kau sudah semakin pantas menjadi Hokage, Naruto. Tampaknya tingkat kebodohanmu sudah berkurang."

"Diam kau Sasuke, cepat pergi!"

Sasuke pun meninggalkan kantor Hokage dan bersiap-siap untuk melakukan misinya.

"Apa ini tidak apa-apa Naruto?" tanya Shikamaru.

"Tenanglah, aku percaya kepadanya."

"Bukan aku tidak mempercayainya, dia telah menjadi salah satu orang terpenting di Konoha. Tapi aku merasakan firasat buruk akan hal ini."

Naruto tidak menjawabnya. Ia pun merasakan firasat buruk, tetapi tidak ada lagi Shinobi di Konoha yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan misi seperti ini. Ia hanya berharap Sasuke akan baik-baik saja.