Hola minna~

Saya datang membawa fic Naruto.. *Buuakh! Gak ada yang nanya*

Di fandom Naruto saya bukanlah orang baru, hanya saja cerita pertama saya yang berjudul "Ore wa ore da yo!" udah saya hapus. Karena setelah saya baca-baca ulang, itu fic sangat kacau bahasanya.

Sungguh, saya sedih dengan fandom ini ketika membaca cerita salah satu author yang seperi mencari sensasi, *saya yakin kamu waras dan sudah tamat SD* yang mempublish cerita abal dan alay dengan tujuan mengacaukan fandom Naruto dan mendapat banyak review. Meskipun saya juga sadar, apa yang saya buat juga dalam kategori abal, tapi saya tetap berusaha melakukan yang terbaik semampu saya.

Kebetulan, karena ada salah satu author yang mengundang saya ikut berpartisipasi pada hari Naruto ini, saya berusaha membuat fic sebaik mungkin meskipun saat ini saya sedang ujian semester. Saya sangat bahagia bila ada orang yang mempercayakan ini pada saya.. Jadi saya tidak akan menyia-nyiakannya!

Arigatou ne, minna-san..

Douzo..

-00000-

Disclaimer : Naruto by Masashi Kishimoto

Warning : Maybe OOC, AU, Sasuke POV, pairing SasuSaku, Rate T dan akan berubah sewaktu-waktu.

Don't like don't read. Kasih saya kritik membangun, bukan kritik panas yang menghancurkan mental.. Ok?

-00000-

Love Emo

Chapter 1

Tusuk aku dengan sepasang emerald-mu. Beri rona senada pipimu oleh rambutmu. Kemilau, indah, buatku tak sabar ingin mebelainya. Jemariku seolah ingin tetap turun menelusuri hingga bibir merah nan lembut bagaikan sutra. Wajahmu mengantarkan aku menuju dunia baru jauh dari keramaian. Hanya ada kau dan aku.

Memeluk erat tubuh kecilmu. Menyentuh kulit putih meronamu. Aku ingin memilikimu, ingin memiliki hati dan ragamu..

Apakah ini cinta? Atau ini hanya sebuah nafsu semata?

Aku ingin terus melihatmu yang berada di seberang sana...

Kadang kau terlihat, kadang kau menghilang dalam lautan orang.

Apakah kau sebenarnya ada? Atau hanya mimpiku semata. Jika kau adalah sebuah mimpi, maka aku tak ingin bangun selamanya, karena kau adalah mimpi terindah.

Pernahkah kau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak pernah ada?

-00000-

"Uchiha Sasuke..."

"..."

"Uchiha Sasuke, kau dengar aku?" kata guru BK berambut perak yang memecah lamunanku. Sejenak aku tersadar dari bayanganku dan kembali konsen pada alam nyata yang membuatku ada dalam ruangan ini.

"Hn.." aku melenguh panjang, tak ingin membuang-buang tenagaku yang terkuras habis karena perkelahian tadi. Menyebalkan.. Seandainya saja si rambut kuning keparat itu tidak mengadukan pada para guru, maka aku tak perlu ada disini bersama guru sok tahu ini.

"Tampaknya kau sudah bosan ya? Aku pun begitu Sasuke, memanggilmu untuk memberi tahu hal-hal yang sama saja untuk setiap harinya," ucap guru itu lagi dengan wajah datar dihiasi senyumannya seperti biasa setiap kami berhadapan. Menjijikkan.

"Lalu aku harus bicara apa lagi?" jawabku menantang.

"Hh.. Percuma saja kau menyandang predikat sebagai siswa pintar dan berprestasi hampir disegala bidang jika kelakuanmu minus kau berkelahi lagi, dulu kau tidak pernah seperti ini Sasuke."

Aku membuang wajahku, melempar pandangan pada langit-langit ruangan ini. Terus terang aku juga bosan dengan apa yang aku jalani ini. Aku diam saja menanggapi guru sok tahu dihadapanku ini. Tidak penting.

"Sepertinya akan percuma ya? Aku sudah dapat menduganya. Begini sajalah, Sasuke, kau serahkan saja surat ini pada orang tuamu. Aku yakin kau pasti akan menyerahkannya."

"Kenapa kau begitu yakin? Bisa saja sehabis dari sini aku merobek dan membakarnya hingga menjadi abu," kataku datar membalasnya.

"Karena aku masih percaya padamu Sasuke.. Lekas berubah seperti dulu lagi ya. Aku menantikannya," jawab Kakashi-sensei, nama guru itu, memberi semangat. Aku pergi saja segera keluar dari ruangan memuakkan ini.

"Tok-tok.." Pintu itu diketuk pelan oleh seseoang diluarnya. Kemudian sosok itu masuk kedalam ruangan ini. Wajahnya tertunduk dengan poni yang menutupi mukanya sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

"Silakan duduk, Sakura," kata Kakashi-sensei padanya. Selanjutnya aku keluar. Tidak penting juga mendengar percakapan mereka.

-00000-

Aku Uchiha Sasuke, 16 tahun. Menjalani hari-hari sebagai murid sekolah biasa di Konoha High School. Sejak kecil, aku memang suka belajar sehingga aku berhasil meraih prestasi luar biasa disekolah hingga aku bisa masuk SMA ini. Aku selalu dipuji, aku terbiasa disanjung. Awalnya aku sangat menyukai hal-hal tersebut karena itu merupakan penglaman berbeda dengan teman-teman disekolahku.

Semua guru menyayangiku, teman-teman yang mengidolakanku juga. Tapi tidak semua, ada juga kelompok orang-orang sirik yang membenciku, menjauhiku, tidak mau berteman denganku. Aku merasa sangat tertekan.

Akhirnya semua terasa membosankan. Apa yang aku jalani ternyata jauh dari yang aku impikan. Muak, aku sungguh muak. Kalau bisa mati aku ingin mati sekarang juga.

Aku pun mulai melakukan hal-hal yang diluar kebiasaanku. Aku menjadi orang yang sangat liar. Mencari suasana baru.

Tapi dengan begitu aku malah semakin hancur. Mau memperbaiki diri juga rasanya sudah terlambat. Aku tahu, sudah banyak dosa yang telah kuperbuat, orang-orang yang tidak bersalah itu. Aku memang orang yang gampang patah semangat, pecundang. Biarkan..

Kalau Tuhan tahu segalanya kenapa dia menciptakanku. Toh, akhirnya dia juga tahu kalau aku akan menjadi pendosa dan masuk dalam nerakanya.

Kalau saja nyawa itu bisa diberikan. Lebih baik pakai saja nyawaku ini..

Pernahkah kau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada?

-00000-

Kembali aku menuju kursiku yang terletak paling belakang dari kelas ini. Segera kubereskan barang-barangku. Aku memang sering pulang lebih lama dari biasanya. Sial, sepulang dari sini aku harus menyerahkan surat itu kepada orang tuaku. Padahal, mereka juga belum tentu berada dirumah. Pekerjaan memang benar-benar menyita waktu mereka, namun aku selalu senang menikmati kesendirianku.

Kulirik jam tangan hitamku yang sudah menunjukkan pukul tujuh lewat. Sekolah sudah sepi, udara sudah turun suhunya. Tapi perasaanku mengatakan kalau ada yang tidak beres, aku mendengar suara gaduh dan orang-orang yang tertawa dalam isak tangis dibalik tembok sana. Aku memutuskan untuk kesana sekarang juga.

Tap-tap-tap.. Aku berlari kesana. Ternyata apa yang kudapati..

"Astaga!" kaget aku melihatnya.

Seorang gadis yang masih berseragam sekolah tak sadarkan diri di tempat sesepi ini. Bajunya robek disana-sini dan bahkan ada bercak-bercak darah pada pakaiannya itu. Wajahnya lebam dihiasi luka sayatan dimana-mana. Dari pelipisnya pun mengeluarkan banyak darah. Rambut merah mudanya terurai dengan bando yang tergeletak didekatnya, matanya setengah terbuka memperlihatkan iris emerald-nya, dari bibir pucatnya darah juga merembes.

Wajahnya pucat, tubuhnya sangat dingin. Kurasa dia sudah mati. Dari pada aku dituduh yang tidak-tidak, lebih baik aku pergi. Aku memang bukanlah orang yang baik.

"Semoga orang lain menemukan jasadmu dan menolongmu.."

Kemudian aku pergi meninggalkan gadis itu sendirian. Berharap jasadnya jangan membusuk dulu dan dapat ditemukan oleh orang lain.

Tapi tunggu dulu.. Rasanya pernah melihatnya, tapi kapan dan dimana?

Aku memutuskan kembali ke tempat gadis itu. Dia masih dalam keadaan yang sama.

Aku coba meraba lehernya, menyentuh bagian bawah hidungnya dengan jari telunjukku, tapi tidak ada nafas disana. Naluriku saat ini berkata dia masih hidup. Kusentuh dadanya semoga masih ada detak jantung disana. Namun sayangnya tidak ada. Kurendahkan kepalaku ke dada kirinya, berharap masih ada sedikit suara detak kehidupan disana. Ternyata ada!

Segera kuraih kepalanya, meletakkannya dipahaku. Tanpa menunggu lama-lama aku segera memberikan nafas buatan untuknya. Sekali tidak cukup, dua kali, tiga kali, sebanyak mungkin sampai dia bisa bernafas. Aku tidak memperdulikan rasa anyir pada bibirku yang kini berlumuran darah.

Sekarang kurasakan desah nafas dan detak jantungnya. Kemudian aku melepas gakuranku dan menyelimuti gadis itu. Kali ini, aku menelepon rumah sakit dengan nomor pribadi untuk mengurusinya.

Sekarang, aku dapat pulang dengan perasaan sedikit lega..

TBC

-00000-

Fyuuh.. Selesai juga. Saya telah berusaha membuatnya sebaik mungkin, tapi kalau masih jelek, tolong kritikannya ya..

Oh iya para author, di fandom ini saya masih sangat baru. Jadi ajarkan saya untuk menulis lebih baik lagi. Maafkan kata-kata saya diatas yang mungkin ada yang menyinggung dan terlalu serius. Sejak banyaknya flamer di fandom Naruto tercinta ini membuat saya sedikit paranoid. Saya juga bukan orang serius kayak gitu juga sih..

Bagaimana fic ini? Saya bakal usahain chapter-chapter berikutnya akan lebih bagus.. ^^

Kasih Ripyu ya... :D

Saya sangat minta maaf karena saat ini tidak bisa mereview semua fic-fic kalian karena saya sedang ujian. Tapi saya janji, setelah ujian, saya pasti akan mereview sebanyak mungkin fic kalian semua.. Janji deh.. ^^

Mau ripyu? Kritik, saran, atau flame? Tapi pake bahasa halus dan kasih tahu letak kesalahannya.. Ok?

Arigatou...