My regrets to you~
Disclaimer : Vocaloid © Yamaha
Genre : Romance/ Angst/ Hurt/ Comfort
Warning : Typo(s) & MissTypo(s), OCC, AU, Masih pemula, Gaje, Don't Like don't Read!
Summary : Aku selalu menyukaimu. Dan akan selalu menyukaimu. Aku ingin menjagamu. Menjagamu dengan segenap hatiku. Hey, Rin-chan. Apa kau dapat memahami perasaanku ini?
A/N :
Yahooo! Hima kembali dengan ff terbaru Vocaloid OuO.
Padahal ff SasuXSaku belum kelar juga ckck OuO
*plak
Kali ini ffnya berkisah tentang RinXLen. xDD
Gomen Hima newbie disini , ini juga ff vocaloid pertama Hima, jadi kalau jelek mohon dimaafkan QAQ
*bungkuk.
Hima juga mohon Reviewnya ya kalau berkenan QuQ
Akhir kata, hepy riding ya xDD
.
.
.
.
.
"Rin-chan- aku selalu menyukaimu"
"Dan akan selalu menyukaimu"
"Hingga saat terakhirku"
"Maka dari itu, Rin-chan"
"Tersenyumlah"
"Tersenyumlah untukku"
...
.
.
.
.
.
Aku selalu teringat perkataan itu. Selalu saja perkataanya mencemari pikranku. Memasuki segenap ruang hatiku. Sebuah ruang hati yang kosong dan entah kini tak memliki arah berlabuh. Bayangan tentangmu selalu saja menghantui pikiranku. Menyiksa batinku. Mengantarkanku pada sebuah penyesalan yang mendalam. Yang mengingatkanku yang selalu kurindukan selama ini.
Aku memang menyukaimu. Dan itu adalah hal mutlak bagiku. Tak ada yang dapat mengingkari perasaanku padamu. Hingga saat kini, aku selalu saja mengharapmu kembali. Mengharapkan hal yang mustahil terjadi. Mengharapkan sang waktu dapat menggerakan kekuatannya sehingga kita dapat kembali ke masa-masa itu lagi. Masa dimana kita selalu bersama. Tertawa bersama. Tersenyum. Dan hal menyenangkan lainnya.
"Rin-chan"
Ingatan itu muncul kembali.
"Rin-chan"
Semakin dalam menyusup ke dalam memory otakku.
"Rin-chan"
Menggoreskan irisan luka yang mendalam di lubuk hatiku.
"Rin-chan"
Dan aku selalu tidak dapat mengerti kenapa.
"Rin-chan"
"Hey,Rin-chan"
Air mataku berjatuhan tiap kali mengenangmu.
.
.
.
.
.
*Flashback.
"Rin-chan… " Suara lembutnya menganggu pikiranku.
"Bangun, Rin-chan." Ia mengelus pipiku lembut. Aku mengulet sebentar.
"Bangunlah. Aku ingin memberitahukanmu satu hal-" Aku mengucek mata. Pertanda kantuk masih menyergapku.
"Ayo bangun." Ia menyentuh pipiku lagi. Aku mendengus kesal.
"Hngg- Ada apa sih Len? Ini kan tengah malam?" Aku menatap laki-laki itu lurus. Dengan pandangan berat karena kantuk. Ia tersenyum kecil.
"Gomen- Aku- Aku hanya ingin mengatakan bahwa-" Ia berganti menatapku dengan pandangan lurus. Terlihat dari sorot matanya ada sesuatu yang mendalam.
"Ngg- Nani?" Aku bertanya pelan. Dengan nada sedikit ragu-ragu. Apa yang kira-kira ingin dibicarakannya? Apakah mungkin sesuatu yang penting sehingga wajahnya nampak menunjukkan ekspresi ragu-ragu? Pikiranku dipenuhi dengan berbagai pertanyaan penasaran.
"Aku menyukaimu Rin-chan." Ia tersenyum tipis. Aku tersentak. Mengerutkan kening rapat.
"Hhh- Len, Jadi hanya itu yang ingin kau katakan kepadaku hingga membangunkanku tengah malam begini?"Aku mendengus sebal. Kurebahkan kembali tubuhku di atas kasur. Kutarik selimutku perlahan. Sedangkan laki-laki itu tertawa kecil.
"Gomen- Rin-chan." Ia menghentikan tawanya. Kemudian mengenggam jemariku.
"Tidurlah." Sambungnya tersenyum lagi. Ia mengelus pipiku perlahan. Memandangku dengan sorot matanya yang tajam namun penuh kelembutan itu. Mataku sudah terasa semakin berat untuk dapat memandangi gerak-geriknya. Sebelum aku sudah hampir benar-benar terlelap, samar-samar aku dapat mendengar suaranya yang kuat itu.
"Aku selalu menyukaimu. Dan akan selalu menyukaimu. Aku ingin menjagamu. Menjagamu dengan segenap hatiku. Hey , Rin-chan. Apa kau dapat memahami perasaanku ini?"
*Flashback end
.
.
.
.
.
Dialah Len Kagamine. Adalah adik sekaligus orang yang sangat kucintai. Perasaanku padanya semakin hari selalu saja bertambah mendalam. Tak dapat kupungkiri, kalau Aku memang seorang yang bodoh. Aku selalu menyia-nyiakanmu. Menyia-nyiakan kehadiranmu yang merupakan suatu anugerah bagiku. Aku memang bodoh. Keterlambatanku menyadari bahwa sesungguhnya aku mencintaimu. Keegosianku untuk mengabaikan perasaanmu kepadaku selama ini. Kekecewaanku karena baru mengerti akan betapa besar rasa cintamu padaku. Aku memang bodoh. Sungguh bodoh.
Len Kagamine. Seseorang yang selalu ada untuk menghiburku. Seseorang yang selalu hadir ketika aku membutuhkannya. Seseorang yang akan melindungiku bila aku meminta bantuannya. Seseorang yang begitu istimewa. Seseorang yang kusia-siakan juga.
Len Kagamine. Adik sekaligus orang yang sangat berarti bagiku. Andai saja hari itu tidak pernah terjadi. Andai saja saat itu tak pernah berlangsung. Mungkin saja. Mungkin saja semua takkan berakhir seperti ini. Dan kau masih berada di sisiku. Mungkin saja. Mungkin saja aku dapat menghilangkan rasa penyesalanku kepadamu. Dan aku dapat membalas rasa cintamu kepadaku. Mungkin saja. Mungkin saja semua takkan-
Dan aku selalu menepis semua pengharapan palsu itu. Agar aku dapat benar-benar kembali ke dunia nyata. Di dunia dimana kau sudah benar- benar meninggalkanku. Dan sampai kapanpun tidak akan pernah kembali lagi ke sisiku. Di dunia penyesalan. Dimana aku selalu menyesal tiap kali mengingat besar cintamu kepadaku. Menyesal telah menyia-nyiakan orang yang sangat berharga bagiku. Menyesal karena kebodohanku mengacuhkan perasaanmu. Menyesal.
.
.
.
.
.
Dan aku selalu berharap.
Andai saja.
Andai saja.
Pada waktu itu.
Pada saat itu.
Kecelakaan itu tak pernah terjadi.
Peristiwa itu tak pernah ada.
Sehingga.
Hari ini pun.
Aku masih bisa mendengar.
Suaramu.
Suaramu yang lembut.
Suaramu yang dapat meluluhkan hatiku.
Suaramu yang dapat membuatku jatuh cinta padamu.
-TBC-
A/N:
kependekan? OuO
Gomen ada chap2 lho ntar kalau tidak keberatan silahkan dibaca dan jangan di Flame ya QwQ
Mohon review kalau berkenan ehe QuQ
Sampai jumpa di chap 2 xDD/
* melambaikan tangan
