Hai readers! Riin author baru di sini! Dibantu dengan Lacie-senpai, akhirnya chapter pertama fic pertama Riin selesai! Silahkan membaca dan berkomentar! :D

Pairing : Natsu D. & Lucy H.

Genre : Horror/Mystery

Disclaimer : Hiro Mashima

Warning : OOC, Typo(s), alur kecepetan, jelek.

Pagi hari di Magnolia Fairy High School, seorang gadis tengah membawa tumpukan buku yang ia pinjam di perpustakaan sambil tersenyum.

"Waah… saking banyaknya buku yang menarik, jadi tidak sadar kalau sudah jadi tumpukan… hihihi… " Ujar gadis itu.

Sekarang ia sudah berada di dalam kelasnya dan meletakkan tumpukan buku yang ia pinjam di atas meja. Sekilas, ia melihat kursi kosong di pojok di depan meja guru.

"Uuh… kapan ada anak baru yang mengisi tempat itu? Tempat itu sudah berdebu!" Gerutu gadis itu.

"Luuucy!" Teriak seorang pria berambut pink yang langsung berlari ke arah gadis bernama Lucy itu.

Lucy langsung menengok ke asal suara.

Cup!

Bibir mereka bersentuhan.

Manik mata Lucy mengecil karena kaget. Ia segera menjauh dari laki-laki itu.

"Natsu! Apa yang kau lakukan!?" Teriak Lucy sambil mengelap mulutnya dengan punggung tangannya.

"Hehehe… ciuman selamat pagi sayang~" Jawab laki-laki yang dipanggil Natsu itu.

"Huh! Apanya yang ciuman selamat pagi!? Kau selalu melakukan itu jika bertemu aku! Bahkan sebelum pulang sekolah juga!" Gerutu Lucy.

"Wah, wajahmu saat marah manis sekali!" Goda Natsu. Lucy menampar pipi Natsu pelan dan Natsu menikmati itu.

"Aww~ sakit Lu-chan~" Ringis Natsu. Sementara Lucy merapikan buku-buku yang ada di atas meja.

Natsu dengan jahilnya mengambil salah satu buku yang Lucy pinjam dan membaca judulnya.

"Hmph! Kau selalu membaca novel-novel romantis! Apa aku masih kurang?" Tanya Natsu dengan wajah cemberut.

"Bukan… aku hanya ingin membacanya saja kok… lagi pula kalau dipikir-pikir laki-laki di dalam novel juga boleh dijadikan pacar… hihihi!" Jawab Lucy masih memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Apa aku harus memberikan 'kiss mark' di lehermu?" Tanya Natsu masih dengan wajah cemberut. Sekarang ia sedang duduk di atas meja Lucy.

"Untuk apa?" Tanya Lucy sambil memasukkan buku yang tadi Natsu ambil dan ia menutup tasnya.

"Agar kau tidak diganggu laki-laki lain…" Jawab Natsu sambil tersenyum jahil.

"Natsu!" Teriak Lucy. Ia merasakan wajahnya mulai memanas. Apa memang cuacanya panas?

"Hahahahaha!" Tawa Natsu yang jahil itu meledak. Seisi kelas memang sudah biasa dengan sikap Natsu.

"Hoy! Natsu! Sudah berikan ciuman selamat pagi pada Lucy?" Oh, jangan lupakan temannya, Gray Fullbuster.

Sekedar info saja, Natsu dan Gray ini adalah pasangan yang paling ditakuti di sekolah. Mereka paling ahli membuat onar dan menggoda gadis-gadis. Guru-guru pun sudah lelah menegur mereka. Tapi seorang Natsu, bisa mendapatkan hati seorang Lucy Heartfilia, yang merupakan siswi paling cantik, pintar dan seksi di sekolahnya.

"Kau sendiri?" Tanya Natsu pada patner sehidup sematinya, Gray.

Gray mengangkat bahunya tidak tau. "Aku baru saja putus… " Jawab Gray.

"Hari ini siapa yang kau putuskan?" Tanya Lucy.

"Aku memutuskan kelimanya sekaligus… " Jawab Gray sambil menghela nafas. "Di sekolah ini, sudah berapa siswi yang kau kencani?" Tanya Lucy malas.

"Kau tau? Aku mulai bosan dengan semua siswi di sekolah ini. Aku sudah mencoba hampir seluruhnya, kecuali satu… " Gray mengedipkan sebelah matanya ke arah Lucy.

Natsu yang menyadari maksud Gray langsung mendorongnya dengan perasaan marah. "Apa yang kau lakukan pada gadisku, hah?!" Bentak Natsu.

"Hey, hey, tenang, tenang, kau tau kan aku tidak mungkin berani melawan 'Penguasa' sekolah ini?" Gray mengangkat tangannya menyerah dan pergi ke tempat duduknya.

"Sepertinya aku memang harus memberimu sebuah 'kiss mark'! berikan lehermu!" Kata Natsu sambil menarik bahu Lucy. Akan tetapi Lucy menolaknya dengan tegas.

"Natsu! Hentikan! Ini sekolah!" Teriak Lucy.

"Uuuh… " Natsu yang kecewa memasang tampang cemberut. "Fufufu… tunggu waktunya nanti… " Kata Lucy sambil tertawa kecil.

"Hey, kau dengar kabar yang beredar? Ada murid baru yang akan masuk ke kelas kita…!"

"Benarkah? Laki-laki atau perempuan?"

"Soal itu… kabarnya masih belum bisa dipastikan, tapi banyak orang yang bilang kalau dia adalah perempuan!"

"Ng?" Lucy mendengar bisikan-bisikan gosip yang beredar di antara murid-murid di kelasnya.

"Akan ada anak baru di kelas ini… ?"

Resentment From The Past

"Baiklah, hari ini kita akan memulai bab baru, tapi sebelum itu, kita akan kedatangan murid baru." Ujar wali kelas Lucy. "Silahkan masuk!" Perintahnya.

GREK

Semua mata tertuju pada gadis berambut biru yang melangkah maju ke dalam kelas barunya. Gadis itu cantik dan terlihat seperti orang yang ceria, akan tetapi ia terlihat seperti orang sakit. Di bawah matanya agak kehitaman dan kulitnya pucat.

Gadis itu tersenyum saat ia sudah mencapai di depan papan tulis.

"Salam kenal. Namaku Levy… Mcgarden… " Kata Gadis itu sambil tersenyum. "Ada yang ingin kalian tanyakan padaku?" Tanya Levy.

Natsu mengangkat tangannya. "Hey, manis! Berapa ukuran bra mu?" Pertanyaan Natsu mengundang tawa seisi kelas. Tapi tidak dengan Lucy yang sebal mendengar itu. Ia mendelik galak kea rah Natsu, tapi Natsu cuma membalasnya dengan cengiran.

"M." Jawab Levy masih dengan senyumnya yang ramah.

Seisi kelas terdiam mendengar jawaban Levy. Begitu juga wali kelas Lucy yang melihat Levy dengan wajah heran.

"Wanita mana yang mau menjawab pertanyaan seperti itu?!" Tanya Lucy kaget.

Levy masih berdiri sambil tersenyum. "G-gadis ini aneh!" Natsu bergidik ngeri sambil memeluk tubuhnya sendiri.

"Baiklah, kau duduk di samping Lisanna." Kata wali kelas Lucy. Levy pun berjalan ke kursi kosong yang ada di depan meja guru.

"Salam kenal, namaku Lisanna… " Sapa gadis bernama Lisanna itu sambil tersenyum ramah. Levy hanya membalasnya dengan senyuman.

"Baiklah, buka buku kalian. Kita akan belajar bab baru…!" Ujar wali kelas Lucy yang mengajar matematika.

SKIP

"Ih, gadis itu aneh! Dia gadis pertama yang mau menjawab pertanyaanku tadi! Lucy saja tidak mau menjawabnya… " Kata Natsu yang sedang duduk di meja Lucy.

"Untuk apa aku menjawab pertanyaan seperti itu?" Balas Lucy.

"Lalu aku Tanya, untuk apa dia menjawab pertanyaanku tadi?" Tanya Natsu sambil menggebrak meja dengan pelan.

"Haah… Levy yang malang, dia belum tau siapa kau… aku yakin kalau pun dia tau dia tidak akan—" Kalimat Lucy terpotong oleh temannya, Erza. "Mana mungkin ia mau menjawab pertanyaan dari laki-laki yang tidak ia kenal?" Tanya Erza.

"Benar juga…" Pikir Lucy.

"Whoa… hati-hati Lucy… sepertinya kau punya saingan… " Goda Gray.

"Apa maksudmu? Dia bukan tipeku! Dadanya rata… " Kata Natsu dengan wajah cemberut. Lucy mencubit pipi Natsu dengan gemas.

"Hey, kalian sedang apa?" Tanya seorang laki-laki berambut biru yang punya jabatan sebagai ketua klub berita dan majalah sekolah, Jellal Fernandes.

"Yo! Jellal!" Sapa Natsu.

"Ada kabar baru apa?" Tanya Gray pada Jellal.

"Kabar terhangat sekarang tentang klub occult yang akan mendatangi sekolah malam ini untuk survei, dan anak baru di kelas mu… " Jawab Jellal.

"Baiklah, ceritakan soal klub occult saja… " Perintah Lucy.

"Rencananya semua anggota klub occult akan pergi ke sekolah untuk membuktikan adanya makhluk lain di sekolah ini… " Jelas Jellal.

Lucy mengangkat sebelah alisnya. "Bukannya kita semua dilarang pergi ke sekolah pada malam hari?" Tanya Lucy.

Jellal mengangkat bahunya. "Mereka tentu tidak minta ijin, lagi pula sekolah tidak dijaga pada malam hari, kan?"

"Apa mereka tidak takut dengan cerita itu?" Gumam Natsu.

"Maksudmu soal siswi yang diperkosa lalu dibunuh di toilet karena ke sekolah pada malam hari?" Tanya Gray. Natsu mengagguk lemas.

"Itu sudah terjadi 10 tahun lalu kan?" Tanya Erza.

"Yang namanya rumor tetaplah rumor… " Kata Gray sambil menopang wajahnya dengan tangannya.

"Hmm… aku ingin tau hasil laporan mereka setelah mengunjungi sekolah pada malam hari… " Kata Lucy sambil tersenyum.

"Hey, rumahmu di mana?" Tanya Lisanna pada Levy.

"Rumahku dekat stasiun kereta yang sudah tutup… " Jawab Levy sambil tersenyum.

"Wah… aku akan ke rumahmu kapan-kapan!" Kata Lisanna antusias.

Levy hanya mengangguk sambil tersenyum.

SKIP

Cup!

"Natsu!" Gerutu Lucy yang menahan marahnya.

"Bye Lucy!" Teriak Natsu yang langsung pergi setelah mencium bibir Lucy untuk yang kedua kalinya hari ini.

"Lucy! Aku pergi dulu ya!" Ujar Lisanna yang berjalan ke arah yang lain.

"Bye!" Teriak Lucy sambil melambaikan tangannya.


"Hmm… kira-kira dimana ya rumahnya… ?" Tanya Lisanna sambil meletakkan telunjuknya di dagunya.

Hari sudah sore, dan biasanya Lisanna sudah berada di rumahnya. Tapi untuk hari ini, ia pergi ke stasiun kereta yang sudah tutup untuk mencari rumah Levy.

"Ng? Hanya ada rumah ini… " Lisanna berdiri di depan sebuah rumah yang sudah rapuh dan ditinggalkan. Tak lama, muncul seorang nenek dengan tongkatnya.

"Hey, nak, sedang apa kau di depan sana?" Tanya nenek itu.

"Aku sedang mencari rumah temanku. Katanya rumahnya di dekat stasiun kereta ini… tapi aku lihat hanya ada rumah ini di sekitar sini… " Jelas Lisanna.

"Kalau yang kau maksud rumah ini, rumah ini sudah ditinggalkan sejak 10 tahun yang lalu. Mereka meninggalkan rumah ini sejak anak perempuan mereka meninggal dunia… " Jelas nenek itu sambil berjalan kembali meninggalkan Lisanna.

"Pulanglah… hari sudah hampir gelap… " Ujar si Nenek. Lisanna hanya memperhatikan nenek itu sampai nenek itu hilang dari pandangannya kemudian ia melihat rumah tua itu.


Pagi hari di Magnolia Fairy High School.

Semua murid-murid Magnolia Fairy High School sedang berkerumun di depan pintu ruang klub occult yang dipasangi garis polisi bertuliskan 'KEEP OUT'. Lucy yang baru datang segera bergabung dengan kerumunan itu. Di sana sudah ada Erza yang sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah dan pihak kepolisian. Bersama Jellal dengan buku dan pena.

"Oh, Lucy, kemarilah… " Panggil kepala sekolah itu begitu melihat Lucy yang masih meransel tasnya. Lucy berjalan ke arah mereka dengan wajah polos.

"Ada apa?" Tanya Lucy.

"Kau bisa melihat 'sesuatu' kan?" Tanya kepala sekolah. Lucy berpikir sejenak, "Kata orang tuaku, aku punya indra keenam… " Jawab Lucy. Kepala sekolah itu mengangguk. Kemudian ia beralih pada Erza.

"Dan Erza, kau bisa melihat masa lalu jika menyentuh benda tertentu kan?" Erza mengangguk.

"Aku ingin meminta bantuan kalian." Alis Erza dan Lucy saling bertautan. "Bantuan?" Tanya Lucy.

"Ya." Jawab kepala sekolah.

"Malam tadi, semua anggota klub occult telah menghilang, dan ditemukan darah dimana-mana di seluruh ruang occult…" Jelas kepala sekolah. Lucy dan Erza tersentak kaget.

"Mari, silahkan… "Kemudian Erza dan Lucy mengikuti seorang polisi yang akan membukakan pintu ruang klub occult untuk mereka.

"Fufufu… " Di belakang mereka semua, seseorang tengah berdiri sambil menyeringai. Mulutnya perlahan terbuka dan memperlihatkan banyak darah di lidah dan giginya. Sisa bola mata pun masih terlihat di dalam mulutnya yang berwarna merah itu. Orang itu menyeringai.

"Kalian telah melanggar janjinya… "

To Be Continued


Yaaww! Fic pertama Riin selesai! Gimana readers? Uuh.. pasti masih acak-acakan ya? Tapi mungkin mendingan, karena ada Lacie-senpai sebagai tata bahasa! Yup! Ini fic kolaborasi!

Sampaikan saran kalian dan pendapat kalian ya!

Review please!