gaussian sonata
kara no kyoukai © nasu kinoko
saya tidak mengambil keuntungan materiil dari fanfiksi ini
Saat aku turun ke jalan di suatu malam di musim dingin itu—aku merasa menjadi diriku sendiri. Akulah yang mengenakan furisode putih itu, yang menapaki aspal bertabur salju tanpa haori melindungi. Akulah yang melangkah meninggalkan tirai bambu pelindung rumahku, menuju lekuk tikungan di puncak bukit. Akulah yang merindukan terpaan angin puncaknya, yang kutahu amat berbeda dengan tiupan lirih yang menembus shoji jendela kamarku. Akulah yang mendambakan rasa segala; merengkuh dan menolak untuk melupakan sajian gemerlap kota di bawahku. Vibran, tak lekang mati—tidak sepertiku yang bagai bunga splendid yang terkikis udara dingin.
Akulah Ryougi Shiki—mencari lagi serpihan dirinya. Di sini, di sudut kota tak jelas ini. Mengharap cuaca gila ini memberi jawaban yang kucari.
Tak butuh waktu lama baginya untuk menunjukkan. Aku hanya perlu menoleh ke belakang. Kepada redam tapak kaki yang berusaha menanjak jalanan bukit, menembus salju yang perlahan menebal. Kepada dia, yang terlindungi oleh lapisan fabrik hitam, hitam, dan hitam seluruhnya. Tepukan lembut salju yang berjatuhan di payungnya hanyalah teman suara di antara kita. Dan aku tak tahu—tiba-tiba saja tersenyum. Lurus untuknya: pemilik mata secerah langit musim panas yang untuk pertama kalinya pula membuatku hangat dan utuh.
