keheningan berkuasa atasku

saat spasi diantara kita

tak lebih jauh dari tanda titik dan petik

( S I L E N C E )

ddctd to pecinta Sabaku Gaara, nomor 11

-o0o-

Semburat mentari menyambangi bumi malu-malu. Pagi itu, seakan rona mentari membias pula di wajah Hermione. Ia tidak tahu apa yang dipikirkannya; saat Draco mengerling ke arahnya, hatinya seakan terinvasi Platipus yang menyengat tanpa ampun.

"Ayo bertemu."

Menjelma menjadi frasa

Pintu gerbang yang akan mengakomodir

Rindu yang tabu diungkap

Dan gelegak rasa

Degup demi degup tercipta

Tapi, maafkan bisu diamku

Bersamamu, semua kata kehilangan makna

Hermione sudah mempelajari banyak hal dari pemuda yang duduk di sebelahnya ini dari kali pertama kedekatan dan perasaan mereka tak lagi bisa tertanggungkan; laki-laki ini komunikatif. Dia senang berkisah. Dan untuk sejenak, kisah-kisah itu mengaburkan segala resah yang menderanya selama ini.

Dan untuk mengimbangi Draco, Hermione berusaha keras menjadi pendengar yang budiman. Yang itu berarti secara tak sadar, Hermione membiarkan dirinya terlarut dalam perasaannya. Yang mana berbahaya; karena ia tahu semua ini hanyalah semu belaka.

Tapi lihatlah bagaimana pemuda bersurai platina ini bercerita tentang biola dan Canon Rock yang dikaguminya. Dan bagaimana ia mampu melenyapkan sejuta frasa di otak briliannya.

Hermione hanya mampu membisu, menatapnya. Menyimpan semua gelegak kata cinta dalam pikirannya.

Jika ini hanya semu belaka, dan jika finalnya dia harus meninggalkannya dalam hening waktu yang membunuh, ia tak ingin membiarkan pemuda itu terjatuh dalam harapannya.

Semesta turut membeku

saat netra mu menyapu wajahku

dalam keheningan aku terlibas kekacauan,

dalam diam aku ingin mengatakan

Sayang, ini hanya akan jadi kenangan

Draco telah melewati lebih dari batas waktu yang mampu ditolerirnya dalam mendekati seorang wanita. Hermione seakan mempermainkannya. Ia menarik dan mengulurnya, seperti permainan yoyo. Tapi toh saat ini ia masih duduk di hadapan gadis itu, mencoba membaca aksara apa yang tersirat dari netranya yang sedikit redup. Dengan sepotong es krim yang hampir meleleh di tangannya.

Sepertinya, gadis ini adalah orang yang tepat.

Waktu memang memburu; tapi jangan terburu-buru

Invasi pesonaku tak kumaksudkan untuk menoreh luka

Afeksi penuh tandaku berintensi untuk kita bersama

Andai kau tahu, aku sudah mengorbankan segalanya

Berdua dengan Draco. Melakukan hal klise seperti memakan hal manis berdua, merasakan es krim meleleh serupa hatinya yang rapuh, sesungguhnya, Hermione sudah melanggar batasannya yang paling final. Ia akan mendapat ganjaran paling fatal. Tapi pemuda ini, dan konversasi variatif yang ditawarkannya tiap pertemuan. Dan bagaimana caranya bermelankoli; berbasa-basi tentang perasaan dan elegi. Dan candaan manisnya. Dan bagaimana cara ia melayangkan tatapan dengan cara yang tak pernah didapatnya.

Sesaat, Hermione mereguk sesuatu bernama kebahagiaan. Dan ia tak boleh menyesali itu.

F I N.