Chapter I

Baekhyun adalah seorang hybrid serigala, atau yang lain biasa menamai jenis mereka sebagai werewolf. Meski werewolf adalah jenis yang mutlak berada di strata paling atas, tapi dirinya adalah seorang pelayan. Ibunya merupakan seorang werewolf penghianat –begitu beberapa orang menyebutnya, yang diusir dari packnya dan berakhir dengan menikahi seorang dominant keturunan pelayan. Keluarga ayahnya adalah keluarga pelayan untuk keluarga Park secara turun-temurun. Keluarga Park yang ia layani memiliki sepasang suami-istri manusia dan seorang anak lelaki yang tentunya juga manusia.

Dari dirinya berumur enam tahun, Baekhyun telah mengikuti pekerjaan orangtuanya –sebagai pelayan. Dia mendapatkan pekerjaannya sebagai penjaga si anak lelaki yang lebih muda darinya lima tahun. Anak itu bernama Chanyeol. Dia gemuk, bulat, dan suka tidur, walau akan menjadi sangat aktif untuk beberapa waktu. Chanyeol sangat suka memainkan Baekhyun yang berada dalam wujud werewoflnya dan menjadikan pelayannya itu sebagai mainan bola yang bisa dia apakan saja. Apapun itu, termasuk ditendang, dilempar, dan juga dipeluk-peluk.

Baekhyun tidak pernah marah atau membantah apa yang Chanyeol lakukan padanya walau kenyataannya Chanyeol tidak bersalah –anak itu tidak tahu apa-apa selain makan, tidur, dan bermain, di samping itu ibu Chanyeol (namanya Jung Soo Yeon) selalu memintanya untuk melaporkan hal buruk yang Chanyeol lakukan. Baekhyun tahu bahwa dia tak seharusnya melakukan itu meski dia ingin. Keluarga Park adalah keluarga yang sangat baik kepada keluarganya, dia pun telah diajarkan oleh ibunya bagaimana menjadi pribadi pelayan yang baik.

Kenyataannya hari-hari Baekhyun dilewatinya dengan terus bersama Chanyeol dan menjadi mainan anak lelaki itu. Dia seharusnya telah melakukan tugas umum pelayan di umurnya yang ketiga belas, tapi Chanyeol terus meminta dan merajuk untuk bersama dengan dirinya hingga Nyonya Park (atau Jung Soo Yeon) memintanya untuk terus menemani Chanyeol.

Chanyeol mungkin saja telah berumur tujuh tahun kala itu, tapi dia tak ubahnya anak berumur lima tahun. Dia masih sama dengan bagaimana penampilannya di tahun sebelumnya –gemuk, bulat, dan tambahan kacamata bulat yang selalu dipakainya, pengecualian untuk ukuran tubuhnya yang telah menjelma menjadi dua kali lebih besar dari Baekhyun dalam wujud manusianya. Chanyeol seperti raksasa, dia berjalan dengan napas yang entah kenapa terdengar begitu berat –seperti dia sedang terengah-engah saja, dan langkahnya terlihat begitu berat.

Mencapai umurnya yang ketujuh itu, Chanyeol tentunya sudah mulai memiliki teman –ada banyak anak-anak orang kaya yang juga tinggal di sekitar perumahan mereka. Baekhyun selalu ikut dengan Chanyeol dan melihat bagaimana tuan mudanya menjalani hari yang begitu berat. Memikirkan bagaimana anak-anak lain memperlakukan Chanyeol dengan tidak begitu baik, dia sadar bahwa Chanyeol sangat terhambat dengan penampilannya yang dapat dikatakan kurang.

Meski Nyonya Park dan suaminya adalah sosok yang sangat baik, tapi itu tak dapat dipungkiri jika mereka juga memiliki kekecewaan tersendiri. Chanyeol selalu bersama dengan Baekhyun, bermain bersama, sedangkan kedua orangtuanya pergi untuk menghadiri beberapa pesta glamour a la orang-orang kaya.

Makin hari Baekhyun tahu bahwa sebenarnya Chanyeol pun juga merasakan kejanggalan yang dia terima dari semua orang yang ada di sekitarnya, Baekhyun semakin tak tega untuk memprotes perlakuan buruk Chanyeol pada dirinya karena dia tahu anak lelaki itu butuh setidaknya satu orang yang menerima dirinya.

Ada tradisi bagi para manusia, keturunan mereka harus memiliki seorang pasangan memasuki umur kedua puluh. Keluarga Park pun begitu, memasuki umur Chanyeol yang kelima belas (Baekhyun dua puluh), mereka mulai mencarikan pasangan yang cocok dengan Chanyeol. Nyonya Park beberapa kali terlihat mengobrol dengan diselingi canda tawa bersama dengan teman-temannya dan sesekali dia terus menyinggung tentang putra semata wayangnya yang belum pernah menjalin hubungan dengan submissive manapun.

Hasilnya seperti tak terlihat sama sekali. Walau begitu, beberapa bulan setelahnya, rumah keluarga Park sibuk-sibuk menyiapkan sebuah jamuan makan malam yang begitu meriah. Baekhyun yang masih mengantuk terbangun oleh guncangan pelan ibunya.

"Kau sebaiknya membantu ibu dan maid lainnya." Ibunya berucap dengan sangat pelan.

Baekhyun melihat ke sisi sebelah kanannya. Chanyeol masih tertidur dengan nyenyak –tentu saja, tuan muda seperti Chanyeol selalu bangun di siang hari. Terkadang Baekhyun juga bangun siang, karena dia harus menemani Chanyeol hingga anak lelaki itu bangun dengan sendirinya dan kembali mulai bermain bersama. Jadi dia perlahan mulai melepaskan pelukan tubuh gempal Chanyeol di lengan dan kakinya dengan perlahan dan setelah memastikan Chanyeol tidak terbangun, Baekhyun beranjak bersama ibunya.

Benar tentang dugaan di awal. Makan malam itu menjadi begitu istimewa dan sangat keren. Baekhyun belum pernah melihat suguhan yang sedemikiannya sepanjang dia mengabdi kepada Keluarga Park. Nyonya dan Tuan Park ternyata memang tidak main-main dengan masalah mencarikan jodoh untuk Chanyeol.

Malam menjelang, Chanyeol telah dirias sedemikian rupa oleh penata gaya yang diundang secara khusus dalam perjamuan istimewa itu. Dia terlihat agak berubah, setidaknya lebih baik dari sebelumnya. Kemeja putih dengan sulaman benang emas yang mengkilat diterpa cahaya lampu, celana kain hitam panjangnya menemani, dan rambutnya dinaikkan dengan gel hingga menjadi menarik, dia benar-benar lebih menawan.

Baekhyun entah mengapa bahagia, dia tersenyum saat memikirkan Chanyeol yang akan memiliki pendamping nantinya. Lima belas tahun bersama dengan Chanyeol membuatnya merasakan kegundahan anak lelaki itu. Anak itu butuh teman yang lebih dari sekedar teman yang akan datang di saat butuh saja. Terlebih lagi Chanyeol mulai beranjak dewasa, dia juga pasti diam-diam merasakan kebahagiaan yang begitu membuncah.

"Apa menurutmu segalanya akan berjalan baik?"

Baekhyun tersentak saat mendengar suara yang begitu anggun dan lembut menghancurkan lamunannya. Dia mengalihkan pandangannya dari Chanyeol yang masih harus memakai pakaian kebesaran Keluarga Park dan mendapati Nyonya Park berdiri di sampingnya.

Wanita itu berdiri di sampingnya dengan senyuman yang tak luntur, matanya juga terpaku pada penata gaya yang masih mendandani Chanyeol, tapi Baekhyun merasa bahwa ada hal di balik tatapan wanita itu.

"Tentu saja, Nyonya. Malam ini akan menjadi malam bersejarah bagi keluarga ini."

Wanita itu tidak yakin. Baekhyun lebih tidak yakin dengan apa yang telah ia katakan untuk suatu alasan yang berusaha dia jauhkan, namun tetap dia tak bisa. Dia terus berusaha untuk menanamkan sugesti yang mengarahkan pada hal baik. Segalanya telah siap untuk malam nanti, tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi jika segalanya berjalan lurus.

Chanyeol tiba-tiba telah berada di hadapan Baekhyun dan Nyonya Park dengan senyuman lebarnya. "Ma, apakah aku cukup tampan untuk pasanganku nanti?" Mamanya mengangguk dengan senyuman haru. Dia memasukkan ibunya ke dalam pelukannya. Kemudian melepaskan pelukan itu, masih dengan senyuman lebarnya sambil memperbaiki letak kacamatanya.

Malam sebelumnya mungkin adalah malam terakhir di mana Baekhyun dapat tidur dalam pelukan Chanyeol. Malam selanjutnya anak itu akan mulai memiliki pendampingnya sendiri dan menjauhi submissive semacam dirinya. Baekhyun tak dapat sedikitpun melupakan malam terakhir mereka itu. Mereka saling memeluk dalam keterdiaman masing-masing.

Hingga kemudian Chanyeol memulai percakapan mereka.

"Baek Hyung, apa memiliki pasangan itu menyenangkan?" Baekhyun menyamankan wajahnya dalam dekapan si Raksasa Chanyeol hingga anak itu merasa kegelian. "Baek Hyung~" Mereka tertawa bersama-sama sejenak.

"Tentu saja, Tuan Muda tidak akan merasa kesepian lagi. Dia akan menjadi seseorang yang menemani anda, ada saat senang maupun susah."

"Bagaimana dengan dirimu?" Baekhyun mendongak guna menatap wajah Chanyeol yang juga menatapnya dan memberi gestur bertanya. "Baek Hyung selalu bersamaku, kapanpun dalam keadaan apapun," lanjutnya.

Baekhyun menundukkan kembali wajahnya dan kembali menenggelamkan wajahnya yang entah mengapa menghangat dengan sendirinya. "Itu berbeda, aku adalah pelayan anda." Lalu dia memberikan usapan-usapan menenangkan di punggung Chanyeol dan berpura-pura untuk tidur. Dalam sela nafasnya, dia merasa lelah dan lemah, tapi entah untuk alasan apa, dia tak bisa melunturkan senyumnya sedikitpun.

Keluarga gadis yang akan menjadi pasangan Chanyeol itu telah datang. Sebuah maserati hitam yang mengkilat diterpa sinar lampu berhenti dengan gagah dan menantang. Semua pelayan dari Keluarga Park telah bersiap di sepanjang pintu masuk dengan berbaris rapi dan membungkuk. Sedangkan Tuan dan Nyonya Park berdiri menyambut di pintu utama, Chanyeol masih dalam kamarnya dan menunggu dirinya untuk dibawa keluar.

Anak dari Keluarga Zhou itu begitu cantik dan memukau. Dia dapat bersinar di antara seluruh hal yang menakjubkan. Gaun sewarna peachnya menemani dengan begitu anggun bersama jaket kulit berbulu rusa yang begitu halus. Dia berjalan dengan uluran tangan dari pelayan pribadi yang keluarga itu bawa dengan senyuman meneduhkan.

"Terima kasih untuk memenuhi undangan yang kami sampaikan. Kami, Keluarga Park, sungguh sangat terhormat mendapati kunjungan dari Keluarga Zhou." Nyonya Park mengawali percakapan singkat mereka.

"Bukan apa-apa, Jie Qieong telah melewati umur keempat belasnya dan masih bingung dalam memilih pasangan. Kami berpikir bahwa undangan dari Keluarga Park bukanlah hal yang patut untuk kami tinggalkan." Nyonya dari Keluarga Zhou menjawabnya dengan cara yang berkelas sekali.

"Tidak, menerima kabar bahwa anda menyetujui undangan kami adalah hal yang begitu membahagiakan."

Setelah terlibat perbincangan singkat di ruang tengah, semuanya menuju ruang makan dengan hidangan mewah yang telah disediakan. Semuanya terlihat begitu apik. Mereka semua duduk, kemudian saling memandangan dalam senyuman yang tak ingin meluntur dan Nyonya Park memberi sinyal kepada Baekhyun untuk menjemput Chanyeol.

Chanyeol telah jauh dari kata siap. Dia tersenyum bahkan saat Baekhyun membuka pintu kamarnya. Tanpa menunggu apapun, dia langsung menyambar tangan Baekhyun untuk dapat berjalan menuntunnya, meski akan terlihat seperti Baekhyun yang dituntun.

"Bagaimana? Bagaimana anak perempuan itu? Apakah dia terlihat lucu? Atau menggemaskan? Hyung, beritahu aku."

Yang bertanyalah yang terlihat begitu menggemaskan. Baekhyun hanya tersenyum, memikirkan nantinya Chanyeol akan melihat anak perempuan yang akan dipasangkan dengannya, dia yakin Chanyeol akan sepenuhnya menyukai anak itu. Anak dari keluarga Zhou sangat menakjubkan. Apa yang tidak ada pada Zhou Jie Qieong? Dan apa yang kurang darinya untuk suatu harapan dari para lelaki? Chanyeol akan menjadi begitu beruntung.

"Kau sebaiknya menyiapkan hatimu, dia begitu keren."

Chanyel mendahului Baekhyun setelahnya. Dia berjalan dengan begitu riang –tidak sabar untuk mencapai ujung koridor di mana kemudian dia akan langsung melihat calonnya. Memasuki wilayah ruang utama, sebelum Chanyeol menuruni tangga, Baekhyun langsung manarik lengannya. Dia menggeleng pelan. "Tenang, Chanyeol. Calonmu tidak akan pergi ke manapun."

Mereka menuruni tangga dengan begitu perlahan, Baekhyun di belakang sebagai pengiring dan Chanyeol berjalan di depannya dengan lebih teratur, meski senyumannya tak dipungkiri masih begitu terlihat. Dia anak yang sangat ekspresif.

Ibu Chanyeol yang pertama kali menyadari kedatangan mereka pun tak dapat menutupi kebahagiaannya. Dia tersenyum kepada anak lelakinya yang begitu bahagia –terharu karena dia bisa melihat kebahagiaan anaknya itu.

"Duduklah, Chanyeol. Ibu lihat kau tak dapat menahan rasa penasaranmu lagi."

Baekhyun mendahului Chanyeol untuk menyiapkan kursi yang akan ia duduki. Chanyeol menunjukkan keengganan karena dia selalu melarang Baekhyun melakukan hal itu di hari-hari biasa. Tapi sebelum dia membuka mulut, Baekhyun telah memperingatkan dirinya dan ia urung untuk berbicara.

Semuanya telah siap. Sajian yang begitu mewah telah menunggu untuk dinikmati dan seluruh anggota keluarga kedua pihak telah hadir. Pemandangan yang begitu cantik pada malam yang begitu berkah, Baekhyun mendoakan malam berharga Keluarga Park dan Zhou yang tidak lama kemudian akan dimulai.

"Chanyeol, perkenalkan, dia adalah anak dari Keluarga Zhou, Zhou Jie Qieong." Tuan Park memulai segalanya, Chanyeol tersenyum memandang anak keluar Zhou dan anak itu membalasnya dengan begitu menawan. "Dan Jie Qieong, ini adalah Park Chanyeol, anak lelakiku."

Perjamuan malam itu berjalan dengan begitu apik. Segalanya sama seperti apa yang semua orang dalam Keluarga Park harapkan. Mereka meminang anak Keluarga Zhou dan kedua pihak setuju dengan hal tersebut. Sama seperti apa yang telah terjadi pada keluarga sebelum-sebelumnya.

Semua orang di rumah megah Keluarga Park itu terlihat begitu bahagia, sebahagia bagaimana rasa Tuan Muda mereka. Baekhyun berpikir, bahwa dia adalah satu-satunya yang berpikir segalanya tidaklah seindah apa yang lainnya bayangkan. Ada hal yang terus dia pikirkan dalam detik-detik yang berjalan begitu lambat.

To Be Continued...