Sabar. Itu adalah kata pertama yang akan dikatakan seseorang saat aku mendapatkan kemalangan. Malang. Kata itu benar-benar sangat pas untuk menggambarkan hidupku. Aku hidup dengan penuh kebencian. Kebencian terhadap kehadiranku. Mereka terlalu membenciku bahkan sampai aku bingung apa guna aku dilahirkan. Benci? Aku tidak benci mereka. Aku hanya ingin mereka melihatku. Aku yang melakukan kebaikan dengan tulus, aku yang ingin sekali menjadi bagian keluargaku dan aku yang ingin sekali punya teman. Sabar? Sabar ya? Aku sudah mencoba sabar. Sampai kapan aku harus sabar?
Seorang gadis kecil sedang sibuk menatap seekor kelinci putih yang ada di depannya. Kelinci itu hadiah ulang tahunnya yang ke-7. Pesta ulang tahunnya baru saja selesai tapi, gadis itu terlihat murung. Kelinci itu sedang sibuk mengigiti wortel segar dan gadis itu masih tetap diam di tempatnya. Sepertinya dia tidak punya niat untuk mendekati kelinci itu.
"Sungmin suka?"
Tiba-tiba seorang wanita tua mendatanginya dan mengelus rambutnya . Gadis itu hanya mengganguk singkat. "Ah... Sungmin mendengar ucapan nenek ya? Kalau begitu, kelincinya mau dinamakan apa?" wanita tua itu terlihat antusias akan jawaban gadis kecil itu.
"Boni." Sahut gadis itu pelan.
"Ah, Boni? Bagus sekali!" wanita tua itu terlihat lebih antusias. Dia duduk di sebelah gadis kecil itu dan menatapnya senang.
"Sungmin, kenapa tidak peluk Boni? Tidak mau main sama Boni?" tanya wanita tua itu tak sabar. Sudah beberapa menit wanita tua itu menatap cucunya namun cucunya tidak bergeming sedikit pun. Dia hanya berdiri sambil menatap kelinci itu.
"Takut." Gadis itu menjawab dengan tatapan datarnya.
Mendengar itu wanita tua itu tersenyum.
"Sungmin takut sama Boni?" wanita tua itu berlulut di tanah dan manatp gadis kecil itu lembut. Wanita tua itu mengelus rambut hitam gadis itu sambil tersenyum. "Apa yang Sungmin takutkan? Boni tidak akan gigit Sungmin kok." Wanita tua itu tersenyum lagi.
"Bukan. Boni yang takut sama Sungmin. Bona juga." Gadis itu menujuk ke arah kiri wanita tua itu dan cemberut. Wanita tua itu tadinya tersenyum namun senyumnya hilang saat dia melihat ke arah kirinya.
"AH... JUNGSOO-AH!" teriaknya histeris. "JUNGSOO-AH. CEPAT KEMARI! SUNGMIN KAMBUH LAGI." Wanita tua itu dengan secepat kilat berlari ke dalam rumah.
Sepeninggalan waniat tua itu, gadis kecil itu menatap datar seekor kelinci yang bersimbah darah. Bisa dilihat dengan jelas kalau kelinci itu sudah mati kehabisan darah. Sungmin menatap pisau dapur yang disembunyikannya di balik gaunnya.
"Bona jahat. Bona tidak mau main sama Sungmin." Katanya pelan sambil melirik kelinci putih yang masih hidup.
"Boni... mau berubah jadi merah juga tidak?" katanya lembut.
Kyuhyun bosan. Untuk sekian ribu kalinya dalam hidupnya dia bosan berada di kelas. Kyuhyun sudah hapal semua pelajaran yang dijelaskan Mrs. Kim. Dia sudah mempelajari bab ini saat dia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama dan dia sangat yakin bab-bab selanjutnya juga akan seperti ini. Bukan Mrs. Kim yang salah. Memang Kyuhyun yang jenius. Dia akan ingat apa pun yang dia baca dan tidak akan melupakannya. Well, setidaknya belum pernah ada kasus yang begitu. Belum pernah Kyuhyun tidak mendapatkan angka 100 dan dia juga bosan akan hal itu. Tidak adakah soal sulit? Kyuhyun ingin sekali merasakan bagaimana rasanya kesal saat salah mengisi jawaban. Kyuhyun akhirnya mendengus kesal. Ini adalah jam pelajaran pertama dan dia sudah bosan.
"Ada yang bisa menjawab?" Mrs. Kim mentap muridnya dengan tatapan penuh harap untuk bebrapa detik dan akhirnya menyerah. "Siapa yang tidak mengerti?" Mrs. Kim meralat pertanyaannya. Wanita itu langung menuduk kesal saat melihat hampir semua murid mengangkat tangan.
"Baiklah, bagian mana? Di mulai dari... Kyuhyun?" Mrs. Kim menunjuk Kyuhyun yang duduk di barisan paling belakang. Kyuhyun hanya menaikan sebelah alis matanya dan menghela napas.
"Saya sudah mengerti Mrs. Kim. " jawabnya sambil tersenyum.
"Oh? Benarkah. Syukurlah. Bagaimana kalau Kyuhyun yang kerjakan soal di depan?" Mrs. Kim bertanya dengan semangat. Kyuhyun tersenyum kecil dan maju ke depan. Oh... Kyuhyun hampir lupa kalau Mrs. Kim adalah guru baru. Tentu saja dia tidak tahu kalau Kyuhyun pasti bisa mengerjakan soal ini. Kyuhyun menatap soal itu sekilas lalu menuliskan jawabannya.
"Ah... bagus sekali Kyuhyun!" Mrs. Kim memuji Kyuhyun bahkan dengan tepukan tangan.
"Terima kasih Mrs. Kim." Jawab Kyuhyun sabil sedikit menggagukan kepalanya.
"Baiklah... dengan cara yang Kyuhyun tulis di depan apa ada yang masih... erm... belum mengerti?" Mrs. Kim bertanya tidak yakin. Wanita itu menatap Kyuhyun tajam. Dia memang tidak memberikan soal yang sulit tapi bagiamana Kyuhyun bisa tahu cara mudah untuk menyelesaikan soal ini?
Mrs. Kim menggelengkan kepalanya pelan. "Kyuhyun? Bisa temui ibu setelah pelajaran selesai?"
"Ah, tentu saja Mrs. Kim." Kyuhyun menjawabnya sambil menggaguk.
Kyuhyun keluar dari ruang guru dnegan wajah malas. Benar saja. Mrs. Kim pasti mengajaknya bergabung ikut tim olimpiade. Tidak. Kyuhyun tidak akan pernah ikut. Yang benar saja? Masih banyak hal penting yang harus dilakukannya. Contohnya; bermain starcraft. Ya, dari pada membela nama baik sekolahnya Kyuhyun lebih suka bermain starcraft. Kyuhyun sudah cukup merasa bosan akan hidupnya dan dia tidak butuh hal membosankan lainnya.
Kyuhyun jadi ingat saat Mrs. Kim menanyakan IQ-nya. Kyuhyun bingung apa mempunyai IQ tinggi itu aneh? Kenapa juga semua orang harus merasa segan akan hal kecil seperti itu?
"Kyuhyun-ah? Apakah benar IQ-mu sampai 200?" Mrs. Kim langsung bertanya saat wanita itu melihat Kyuhyun. Bahkan tanpa basa-basi seperti; 'ah, Kyuhyun sudah datang? Silahkan duduk?'.
Kyuhyun sudah berusia 16 tahun dan sampai sekarang hidupnya selalu mudah. Rasanya dia ingin sekali mendapat satu kemalangan apa pun itu. Seperti; gagal dalam ujian? Terlambat masuk sekolah? Apa pun itu. Kyuhyun selalu berada di tingkat paling atas piramida kehidupan dan sekali lagi, dia bosan. Dia bahkan sudah bosan menjadi bosan terus menerus.
Oh iya? Sekarang dia harus kemana? Ke Perpustakaan? Pulang? Ke kantin? Ya, ke ke kantin saja. Toh dia juga merasa sedikit lapar.
"Oh? Kyuhyun-ah?" seorang laki-laki yang tidak lebih tinggi darinya melambaikan tangganya. Di sampingnya berdiri seorang gadis manis dengan rambut sebahu menatapnya sambil tersenyum. Itu Donghae dengan pacar barunya, Eunhyuk.
"Kenapa wajahmu?" Donghae bertanya begitu Kyuhyun duduk di hadapan mereka.
"Tebak saja." Jawab Kyuhyun malas. Hari ini dia harus akan apa? Nasi goreng? Hm...
"Olimpiade?" Donghae bertanya sambil menyipitkan matanya.
"Hn." Kyuhyun bergumam.
"Hahaha bisa ditebak dengan mudah. Wajahmu selalu seperti ini kalau masalah olimpiade." Donghae tersenyum bangga.
"Terserahlah. Aku pesan dulu." Kyuhyun bangkit dari kursinya dan menuju kedai nasi goreng.
"Perkenalkan, ini murid baru namanya... ya.. silahkan Ms. Lee?" Mr. Park, guru sejarah, pagi ini datang dengan seorang gadis manis dengan rambut hitam pekat. Gadis itu terdiam dan hanya menatap lurus ke depan dengan datar.
"Ms. Lee?" Mr. Park mengayunkan tanggannya di depan wajah gadis itu.
Gadis itu manatap Mr. Park datar. "Ms. Lee, tolong perkenalkan dirimu." Mr. Park menggerutkan keningnya bingung. Gadis itu memliki rambut yang snagat hitam yang sangat berbanding terbalik dengan kemeja putihnya. Dia menggendong tas berwarna pink dengan motif kelinci dan tas itu adalah satu-satunya warna dari diri gadis itu. Matanya berwarna biru gelap yang tidak menunjukan emosi apa pun. Aura yang diberikannya begitu gelap sampai Kyuhyun yang tadinya tidak peduli akhirnya ikut menunggu. Apa yang akan dikatakannya? Apa dia semalu itu?
"Kalau nanti Sungmin di suruh memperkenalkan diri, bilang nama dan daerah asalmu ya. Jangan lupa bilang. Mohon bantuannya. Begitu."
Gadis itu sedikit memiringkan kepalanya. Seisi kelas bahkan seperti berhenti bernapas menunggu gadis itu membuka mulutnya.
"Lee Sungmin dari Busan. Mohon bantuannya." Kata gadis itu sambil membungkukan badannya namun, masih dengan ekspresinya yang datar.
"Ah? Ah... ya. Silahkan duduk Ms. Lee." Mr. Park sampai menyeka keringatnya. Kasihan. Spertinya guru tua itu juga menahan napas. Sungmin hanya mentap Mr. Park datar yang membuat Mr. Park semakin linglung.
"Ah, duduk di sebelah Kyuhyun, di sana, di belakang." Tunjuk Mr. Park pada Sungmin dan Sungmin mulai berjalan pelan. Gadis itu duduk di kursinya dengan tenang padahal seisi kelas menatapnya ngeri.
"Kalau nanti disuruh duduk, duduk saja dengan tenang ya? Sungmin pintar kan?"
"Sungmin pintar." Kata Sungmin pelan masih dengan ekspresi datar. Kyuhyun mendengarnya walaupun samar-samar. Kyuhyun mengernyitkan alis matanya. Untuk sesaat Kyuhyun melihat ada kesedihan di mata Sungmin. Sial. Kyuhyun tertarik. Kyuhyun ingin tahu siapa gadis dengan aura hitam ini. Oh... untuk pertama kali dalam hidupnya Kyuhyun tertarik akan sesuatu selain starcraft. Tanpa sadar Kyuhyun tersenyum dan menglurkan tangannya.
"Cho Kyuhyun? Semoga kita bisa jadi teman sebangku yang baik, ya?" Katanya pelan.
"Ya." Jawab Sungmin sambil menerima jabatan tangan Kyuhyun.
Ada yang minat? Sorry for typo
