Desclaimer: Semua punya Masashi Kisimoto!
Tapi saya acak-acak. XD *digeplak*

Rated: T

Pairing: SasuHina (my fave! x3)

Genre: Family, Hurt

Super pendek!

Dislike? Dont read! :D

Selamanya

Rintik hujan masih setia menemani sosok lelaki yang tengah terdiam di depan makam itu.

Uchiha Hinata

Sebaris nama yang mampu membuat air matanya meleleh seketika. Wanita indigo itu, kini tak ada disisinya lagi. Tak akan ada lagi senyuman hangat dan kecupan mesra setiap pagi. Tak akan bisa ia lihat lagi rona merah di pipi wanita yang paling ia cintai. Tak akan ada lagi yang selalu menenangkannya saat ia tengah tertelan emosi. Dan...tak ada lagi sosok yang selalu ada untuknya.

Perlahan ia mendekat. Dikecupnya batu nisan itu, "You are the first and the last. Love you forever..."
Ya, tak akan ada pula yang mampu menggantikan wanita itu dihatinya.

Lelehan dari matanya kini bercampur air hujan yang semakin deras. Hari pun semakin gelap. Tapi tak se-inchi-pun ia berniat beranjak dari tempat itu. Tak peduli meski dingin menyelimutinya. Tak seberapa jika dibandingkan dinginnya tubuh wanita yang ia dekap di terakhir kali kesempatannya. Begitu dingin.

"Kami-sama, kini Kau telah meminta dia kembali," ia mengatur napasnya yang tersengal, "tapi kuharap, dia masih bisa hadir di hidupku." Air matanya semakin tak terbendung. Begitu berat dirinya melepaskan orang yang begitu ia cintai.

Tap tap tap

Terdengar suara langkah kecil berbarengan dengan kecipak air yang semakin mendekat ke arahnya.

"Tou-san..." Panggilnya pelan pada lelaki yang masih bergeming di tempatnya itu, "Tou-san..." ulangnya.

Bukan karena tak mendengar, tapi karena ia sudah tau siapa yang memanggilnya. Tak lama ia tak merasakan lagi tetes hujan. Rupanya sebuah payung menghalanginya. Ia menoleh. Ditatapnya gadis kecil itu. Dibelainya dengan sayang pipi mungilnya. Dalam hitungan detik, gadis kecil itu tenggelam dalam pelukannya.

"Tou-san jangan menangis," ia balas memeluk, "Nanti Kaa-chan sedih." Ucapnya penuh kepolosan, namun terdengar seakan ia tau semuanya.

"Iya, Hikari." Kini senyum lembut menghiasi wajah stoicnya.

'Kami-sama, ternyata kau tak mengambil ia sepenuhnya. Aku lupa masih ada Hikari. Sosoknya yang persis seperti ibunya. Mata lavendernya, senyum hangatnya, juga kelembutan tutur katanya.' Batinnya.

"Tou-san, ayo pulang. Tou-san bisa sakit."

"Iya..." Dan ia pun beranjak dari tempatnya.

"Kaa-san, Hikari dan tou-san pulang dulu ya..."

Lelaki itu hanya tersenyum kecil.

"Ayo, Hikari!"

"Iya!"

Mereka pun berjalan pergi. Lelaki itu kini merasa lebih baik. Masih ada Hikari, cahaya cinta mereka berdua. Ia harus bisa bangkit kembali, dan menjaga Hikari.

"Kaa-san juga mencintai kalian..." Ucap seorang wanita berambut indigo dari makam itu tadi. Kedua orang yang ia cintai, selalu mencintainya. Sebuah senyuman hangat terlukis di wajahnya. Dan sosoknya pun menghilang bersamaan dengan berhentinya hujan.

~Owari~

Terimakasih sudah membaca fic...err...kayaknya bukan. Terlalu pendek untuk disebut fic.

Ini hanyalah sebuah keisengan saya kemarin sore. Sebuah cerita yang terlintas begitu saja.

Dan sekarang, bersediakah memberikan sebuah review?