Sebelumnya, mungkin ini adalah cerita yang paling gaje yang pernah reader lihat dan baca. Author mohon reader jangan pernah kecewa setelah baca FIC ini. Karena di FIC ini, author menggabungkan antara Dunia Naruto dengan Dunia Super Junior yang diwakili oleh beberapa tokoh, untuk yang pertama author hanya menunjukan Donghae sebagai wakil di Chap. 1. Thank's Reader

*Author sengaja tdk menaruh FIC ini di Crossovers, karena memang tdk ada...*

Title : Aku Suka Oppa-ku?

Pairing : NarufemDae (Naruto fem Donghae Suju)

Disclamer : Mashasi Kishimoto and Diri mereka (Super Junior) tapi cerita ini punya gue

*pake di bold segala lagi. Tau-tau nih cerita punya loe*

Dari pada lama-lama kita mulai ceritanya...

Hehehe... *di sharinggan Naruto

.

.

.

Tuhan memberi perasaan cinta kepada setiap manusia agar hidup ini teras lebih indah dan bermakna. Namun terkadang cinta tak mengenal pada siapa akan menjatuhkan pilihannya.

Aku mencoret-coret buku tulisku dengan kesal. Sudah hampir satu jam aku mencoba untukmengerjakan soal ini tapi tetap tak kutemukan jawabannya. Aku memang lemah dalam pelajaran menghitung.

Donghae oppa menghampiriku, "Kenapa kau Naruto-san, kesulitan mengerjakan PR lagi?"

Aku mengangguk kemudian menunjuk soal Matematika yang hampir membuatku frustasi. Hanya memerlukan waktu 3 menit oppa menyelesaikan soal itu sambil menjelaskan padaku cara mengerjakannya. Sementara itu aku sibuk mengendalikan perasaan ku karena jantungku bekerja lebih cepat dari biasanya. Setiap kata yang keluar dari mulutnya, hembusan nafasnya membuat telingaku berdesis.

"Kau sudah mengerti kan? Makanya kalau sensei sedang menjelaskan, kau dengarkan." ujar Donghae oppa sambil mencubit pipi chubby-ku.

Aku tertawa cengengesan tak menentu, dan masih sangat kurasakan jantungku berdegup kencang. Kemudian Donghae oppa berlalu menuju kamarnya.

Aku selalu merasa seperti ini didekatnya.

"Naruto-san, bangun! Kamu bisa telat ke sekolah." Donghae oppa mengguncang badanku. Aku terbangun

"Aku tunggu kau di bawah, 15 menit dari sekarang. Cepat!"

Karena belum sepenuhnya sadar, aku berjalan limbung dan tanpa sengaja menabrak kursi yang ada di depanku.

"Aww... Oppa!" aku meringis kesakitan.

Donghae oppa yang sudah keluar kembali berbalik menghampiriku setelah mendengar teriakanku.

Aku terduduk di tempat tidur sambil memegang ujung kaki kananku.

"Hei, ada apa Naru-san? Kakimu berdarah? Oh, tunggu aku ambilkan kau obat." dengan cekatan Donghae oppa melesat keluar kamar dan kembali dengan kotak P3K.

Selama ia mengobati lukaku, aku memperhatikannya dengan seksama. Ia terlihat begitu cemas dan mengobatiku dengan hati-hati. Setelah selesai ia menatapku, "Aigo, kenapa engkau ceroboh sekali sih, lain kali kau harus lebih hati-hati..."

"Sekarang lebih baik kau segera mandi dan bersiap-siap ke sekolah." Donghae oppa menarikku berdiri dan membantuku berjalan.

"Oppa, aku bisa sendiri kok."

" Baiklah." Jawab Donghae oppa dengan senyum khasnya.

Dia selalu seperti ini. Setiap kali aku terluka, ia terlihat cemas dan khawatir. Perhatian yang kau berikan membuat perasaan ini seperti... Ada sesuatu yang berbeda.

Tok..tok..tok terdengar suara pintu kamarku diketuk. Aku beranjak dari tempat tidur dan membukanya.

"Saengil chukahamnida.. saengil chukahamnida. Saranghanda uri Naru-san. Saengil chukahamnida!" dia berdiri dan menyanyikan selamat ulang tahun di depanku sambil membawa kado. Dia memegang kedua tanganku dan mencium kedua pipiku. Deg! Lagi-lagi perasaan itu muncul.

"Saengil chukae, Naru-san! Tidak terasa, adikku yang masih terlihat bocah ternyata sudah semakin tua. Hahaha."

Dia meledekku tapi aku tersenyum, "Gomawo, oppa!" ternyata dia selalu ingat hari ulang tahunku padahal omma dan appa saja terkadang lupa.

"Ini untukmu." Dia menyerahkan kado bersampul oren kepadaku. Dia tahu warna kesukaanku.

Aku segera membukanya, sebuah sweater rajutan berwarna putih.

"Bagaimana, kau suka?" aku mengangguk dan tersenyum padanya.

Aku langsung mencobanya. "Neomu yeppeo! Ternyata pilihan temanku memang tepat" ujarnya.

"Mwo?"

"Aku meminta bantuan teman ku untuk memilihkan kado untukmu. Jujur saja sebenarnya aku bingung ingin menghadiakanmu apa. Tapi baguslah kau menyukainya." Dia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Oppa apapun yang kau berikan untukku pasti aku menyukainya"

Dear diary,

Entahlah sepertinya aku sudah jatuh cinta dengannya.Mencintai namja yang seharusnya tidak kucintai karena dia oppa-ku, kakak kandungku. Kami lahir dari rahim yang sama, mempunyai appa dan omma yang sama, tumbuh besar bersama, tinggal dalam satu atap rumah bersama, hampir setiap hari kami selalu menghabiskan waktu bersama.

Namanya Lee Donghae, dialah kakak kandungku satu-satunya. Dia lahir 2 tahun lebih awal dariku. Dia kakakku yang pintar, tampan, dan perhatian. Dia sekarang sudah kuliah mengambil jurusan Sastra Jepang. Awalnya kasan dan *** tidak setuju dengan keputusan jurusan yang ia ambil karena kakakku cukup berbakat di bidang sains, terutama Matematika. Tapi itulah kakakku, dia berusaha mempertahankan keputusannya sesuai yang dia inginkan. Dia maniak games. Dia bisa betah seharian tanpa keluar kamar bila sudah bermain games. Kalau kalah, sering teriak-teriak sendiri seperti orang gila. Kami (aku, kasan, dan) hanya bisa menggelengkan kepala dan mengelus dada melihatnya.

Donghae oppa memiliki postur tubuh yang ideal dan berwajah tampan. Karena itu, banyak yeoja yang selalu berusaha merebut hatinya. Tapi tak pernah kudengar ia berpacaran dengan seorang yeoja. Saat kami masih satu sekolah di Konoha International High School, hampir setiap hari selalu ada yeoja yang mendekatiku, menitipkan sesuatu untuk Donghae oppa. Entah itu berupa hadiah, surat, atau sekedar salam. Semenjak Donghae oppa lulus dan melanjutkan kuliahnya di Konoha National University, mereka jarang mendekatiku lagi.

Sekarang justru aku yang seperti terperangkap pada perasaanku sendiri. Aku menyukai dia yang perhatian padaku. Aku menyukai dia yang memarahiku kalau aku ceroboh atau melakukan kesalahan. Aku menyukai dia yang selalu ada untukku ketika aku membutuhkan bantuan. Aku menyukai wajahnya yang tampan. Aku menyukai dia yang meledekku karena kalah pintar dengannya. Aku menyukai dia yang sering menjahiliku dengan wajah evilnya. Aku menyukai senyumannya. Aku menyukai semua yang ada pada dirinya meskipun terkadang ia menyebalkan. Aku menyukainya sebagai oppa dan sebagai namja.

.

.

.

∞∞TBC∞∞