The Choice

Main Cast :

Xi Luhan

Xi Heechul

Byun Baekhyun

Kang Jeong Won, cast akan bertambah/berkurang sesuai alur.

Pairing : HunHan / JongSoo (KaiSoo) / ChanBaek

Rate : T – M

Genre : Romance, hurt / comfort

Warning : FF ini murni YAOI, typo(s), sad gagal, absurd, alay.

Mungkin ini FF teraneh, karena baru kali ini bikin FF YAOI. Sorry kalau gak suka ceritanya.

.

.

.

Chapter 1

AUTHOR POV

Dini hari, waktu dimana sebagian orang mengarungi mimpinya. Namun berbeda dengan orang ini yang sedang berpikir akan kehidupan yang akan ditempuh selanjutnya. Dia menjalani hidup yang menurutnya tak adil.

"Luhan, apakah kau masih sanggup dengan semua ini?" tanyanya pada dirinya.

Yah, orang itu adalah Xi Luhan. Orang yang sangat ingin menyerah pada hidup yang dia jalani. Tapi, dia tak pernah berfikir untuk mengakhiri semuanya karena keberadaan eommanya, Xi Heechul. Memang Luhan memakai marga eommanya karena paksaan eomma Luhan yang tak ingin mengingat tentang appanya. Semua ini memiliki alasan, termasuk juga eommanya yang benci pada Luhan. Mungkin semua tidak tau bagaimana perlakuan eommanya pada Luhan.

"Luka ini cukup dalam," Luhan melihat pantulan lengan kanannya di cermin. "Auwww... ini masih terasa sakit," ringisnya ketika menekan luka akibat goresan pisau hasil perbuatan Heechul.

Memang Xi Heechul tak pernah menaruh simpati terhadap anaknya, dia selalu menyiksa anaknya tanpa ampun. Termasuk tadi sore saat Luhan akan memasak, dia tak sengaja menjatuhkan air mendidih ke lantai. Naasnya air itu sedikit mengenai kaki eommanya. Meskipun kesalahan itu sedikit tapi Heechul tak segan-segan melukai anaknya menggunakan pisau dapur.

"Apakah eomma tak menyayangiku? Kalau tak sayang padaku, kenapa aku dilahirkan? Seburuk itukah diriku?"

Tak terasa mata indah itu pun mengeluarkan tetesan air mata. Dengan cepat-cepat Luhan menghapusnya, meskipun masih terdengar isakan memilukan. Setelah lelah menangis, dia terlelap tidur.

.

.

.

Pagi menjelang, namja cantik yang masih meringkuk di bawah selimut itu harus cepat bersiap untuk bekerja. Dengan kantung mata yang menghitam dia lekas ke kamar mandi.

"Auwwww...," rintihnya saat air melewati luka goresan kemarin. Luka itu memang masih terbuka.

Setelah selesai mandi dan berpakaian Luhan langsung pergi ke kafe tempat dia bekerja.

"Annyeong, Baekie- ya," seulas senyum terpancar dari bibirnya.

"Annyeong Luhannie, ahh kau benar-benar cantik dengan mata pandamu itu. Apakah kau tak tidur dengan cukup kemarin?"

"Ehmm... hehe aku tertidur jam 3 pagi," ringis Luhan.

"Hah jam 3? Aigoo uri Luhan. Kau terlihat sakit, jadi sekarang jangan terlalu lelah bekerja," ucap Baekhyun.

Memang namja berparas cantik itu saat ini tak enak badan, dia demam apalagi setelah lama menangis. Makanya dia ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya.

"Apakah kau sudah sarapan?" tanya Baekhyun.

"Anniya, tadi aku langsung kesini tanpa sarapan. Aku takut telat," jawab Luhan.

"Ya sudah kau makanlah roti isiku ini."

"Gumawo Baekie."

"Dan minumlah obat ini agar kau lebih terlihat sehat," Baekhyun menyodorkan sebuat obat kepada Luhan.

"Arraseo," cengir Luhan.

.

.

.

Waktu yang melelahkan telah Luhan jalani. Saatnya dia untuk kembali ke flatnya. Perasaan takut kembali menghinggapi hatinya, Luhan takut kejadian kemarin terulang lagi. Luka satu saja masih belum sembuh apalagi kalu ditambah, tentu dia tak mau. Harapannya, hanya mood eommanya dalam keadaan baik.

"Luhannnnn... cepat kau masuk," teriak Heechul saat Luhan masuk.

"Ahh, sepertinya harapanku tak terkabul hari ini," gumamnya dalam hati.

"Bersihkan semua sampah ini! Dan sebelum makan malam harus sudah bersih."

"Apakah eomma habis mengadakan pesta?" Luhan bertanya dengan ketakutan. Memang terlihat jelas banyak sampah berserakan, seperti sisa kaleng minuman beralkohol, kulit kacang, dan lain-lain.

"Bukan urusanmu sialan."

Kegiatan berhura-hura, judi dan mabuk sudah biasa Heechul lakukan. Sering kali, dia memaksa anaknya bekerja hanya untuk modal judi. Luhan biasa menerima semua perlakuan eommanya. Bahkan parahnya Luhan disuruh membersihkan 'sisa-sisa cairan bercinta' eommanya dengan namja bitch.

"Aigoo aku benar-benar lelah," gumam Luhan saat mengambil kulit kacang.

"Ahhhhh... chagi-ya fas-ahhh-terrr," tiba-tiba suara desahan terdengar.

"Aigoooooo ahhhh chagiiii kau sem-ahhhh-pittt ahhh sekaliiii," desahan itu terdengar lagi.

Sudah bisa Luhan tebak desahan tersebut dari kamar Heechul. Dengan cepat, Luhan membersihkan semua dan cepat-cepat untuk kembali ke kamarnya.

.

.

.

"Luhannnn kau dimana bocah sialan?" teriak Xi Heechul sambil berkacak pinggang.

"Iya eomma sebentar," lekas-lekas Luhan berlari menuju eommanya. "A... ada apa eomma?" lanjutnya.

"Setelah ini, kau ganti baju dan ikut aku!"

"Kita mau kemana eomma?" kata Luhan takut.

"Jangan banyak tanya bodoh," kata-kata kasar itu menusuk hati Luhan.

Tanpa babibu lagi Luhan langsung mengganti pakaiannya menjadi kaos lengan panjang berwarna kuning dan celana jeans hitam, ahh itu sangat terlihat menggemaskan dengan rambut berponi menutupi dahinya. Setelah selesai, Heechul langsung menarik tangan Luhan ke sebuah taksi di depan flat mereka. Rupanya heechul sudah memesan taksi itu.

Taksi itupun membelah jalanan kota Seoul yang sedikit sepi. Perjalannya membuthkan waktu yang agak lama. Sampai tak terasa jam sudah menunjukkan 10 malam, berarti perjalan tadi sekitar 2 jam untuk sampai di tempat yang Heechul inginkan.

Luhan membaca tulisan besar di atas bangunan tersebut 'MING BAR'. Jadi eommanya membawanya ke sebuah bar dan anehnya Cuma terlihat namja-namja yang sedang berlovey dovey. Perasaan Luhan mulai tak enak, apa maksud Heechul membawa dia kesini.

"Ehh kau Luhan, tunggu aku disini dan jangan kemana-mana! Kalau kau sampai hilang siap-siap kuhajar kau," ancam Heechul sambil mengepalkan tangannya di depan wajah Luhan.

.

.

.

XI HEECHUL POV

"Jihhh... menjijikkan sekali mereka," gumamku saat melihat namja sedang membuat kissmark ke namja lain. "Ahhh... dimana sih si tua itu?" kesalku tak melihat batang hidung pemilik bar ini.

Kulangkahkan kakiku untuk menyusuri setiap sudut 'MING BAR' ini. tak ada yang lebih mengerikan dari tempat laknat ini. Ahh, tapi tak apalah meskipun laknat tapi menghasilkan uang untuk menyewa namja bitch.

"Dimana dia?" tanyaku mulai geram. "Yah, lebih baik aku tanya ke bar tender itu saja."

Aku mendekati salah satu bar tender. Dia tampak cantik seperti seorang yeoja, tak jauh beda dengan bocah sialan yang berstatus anakku.

"Hei aku mau tanya tempat orang pemilik bar ini dimana?" tanyaku pada namja itu.

"Anda harus naik ke lantai 3 dan lurus sampai di pintu merah itulah ruangannya," jelasnya secara rinci. "Ada urusan apa anda masuk ke bar ini?" lanjutnya.

"Terima kasih dan itu bukan urusanmu," ucapku ketus.

"Mungkin ada anggota baru di bar ini," gumamnya yang masih terdengar olehku.

Setelah meninggalkannya, aku terbru-terburu mengikuti petunjuk namja bar tender tadi. Tak sulit juga menemukan pintu merah, karena sekarang aku sudah berada di depannya.

'Tok... tok... tok...'

"Masuk saja," sahut suara dari dalam. "Ahh... kau eomma pemilik anak namja yang cantik itu kan?" tanyanya menebak.

"Yups, kau masih mengenalku rupanya. Namaku Xi Heechul," kuangkat sebelah tanganku untuk menjabat.

"Namaku Kang Jeong Won. Langsung to the point saja, kenapa kau kesini? Apa kau mau menjual anakmu?" bibirnya memunculkan smirk yang khas sambil menjabat tanganku.

"Ye... tapi aku minta upah yang lebih besar daripada waktu itu," tawarku.

.

*FLASHBACK*

AUTHOR POV

(Seminggu yang lalu)

Jalan Kota Seoul sangat padat siang hari ini, terlihat dengan ada yang bekerja, bersekolah atau sekedar berjalan-jalan. Segerombol yeoja berumur berkumpul di sebuah bar, bar itu memang buka 24 jam jadi tak heran siang hari juga ada pengunjung.

"Yakkk... Heechul-ah bagaimanadengan anakmu itu?" tanya seorang teman Heechul yang bernama Kibum.

"Kalau kau tak keberatan aku bisa menyewanya untuk semalam dengan harga tinggi. Jujur saja aku sangat tertarik dengan anakmu yang cantik itu," temannya yang lain pun memberi pewaran.

"Karena kejadian masa lalu, aku sangat membencinya. Dan kalian jangan pernah bertanya lagi tentangnya."

Heechul frustasi, terbukti dengan dia meminum minuman beralkohol kadar tinggi dengan sekali tenggak.

"Chulie bagaimana kalau aku kenalkan kau dengan temanku? Dia pemilik bar yang cukup terkenal di Seoul. Aku yakin kau pasti bisa mendapatkan banyak uang dari menjual anakmu," serangkaian penjelasan dari Ryeowook.

"Benar kata Wookie, Chullie," sahut Kibum.

"Ya mungkin aku bisa mencobanya," seringai Heechul.

"Kita kembali kesini esok jam 9, aku akan menghubunginya."

.

.

.

Esoknya, mereka bertiga berkumpul kembali. Tetapi, berbeda dari kemarin karena sekarang mereka menunggu seseorang lagi.

"Ahh itu dia," tunjuk Ryeowook pada salah satu namja berjas.

"Annyeong oppa, nan neomu bogosipeo," tak lama mereka saling melepas rindu dengan cara memagut bibir antara satu dan yang lain.

"Kenalkan ini Kibum dan Heechul."

"Annyeong," salam dari Kibum dan Heechul.

"Annyeong . nah mian aku tak memiliki banyak waktu, Wookie sudah menjelaskan semuanya padaku. Jadi apakah kau punya foto anakmu?" tanyanya langsung.

"Nah aku membawanya. Ini dia," Heechul mengeluarkan selembar foto Luhan yang begitu imut dan memberikannya pada namja itu.

"Wow dia sangat cantik. Bagaimana kalau aku tawar 15 juta won? Kalau kau sudah mempunyai jawaban, datanglah ke barku bersama anakmu. Aku pergi dulu. Annyeong," namja berjas itu meninggalkan ketiga yeoja dengan melambaikan sebelah tangannya.

Itulah pertemuan singkat antara Heechul dengan pemilik bar yang terkenal itu. Tanpa berpikir panjang, Heechul sudah mengetahui jawabannya.

*FLASHBACK END*

.

XI HEECHUL POV

"Kalau 15 juta won aku tak mau," lanjutku.

"Aigoo, terus kau mau berapa untuk harganya? Aku kasih 20 juta won bagaimana?"

"Aku minta 50 juta won."

"Itu terlalu tinggi. Ok, penawaran terakhir 30 juta won?" tawarnya.

"Yah tak apalah aku terima 30 juta won."

Jeong Won pun menggerakkan bulpoinnya di atas cek. Yes, akhirnya sebentar lagi aku akan mendapatkan uang banyak dan yang jelas aku akan terbebas dari anak sialan itu.

"Ini cek senilai 30 juta won, sekarang dimana anakmu?" pertanyaannya sungguh gegabah.

"Dia ada di luar gedung ini."

"Antarkan aku padanya!" perintah Jeong Won.

Setelah bernegosiasi harga, kita keluar dari ruangan itu untuk menuju ke tempat Luhan berada.

.

.

.

AUTHOR POV

#Di Tempat Luhan Berada

Luhan menunggu eommanya kembali. Perasaan tak enak pun selalu mencuat dalam dirinya. Namja itu was-was dengan keadaan sekitar setiap kali ada orang yang menuju ke arahnya.

Perasaannya benar-benar terjadi, dua orang namja berbadan kekar yang sedang mabuk mendekat kepadanya. Luhan semakin takut dan berjalan mundur.

"Aigoo ada yang cantik disini," kata salah satu namja.

"Mungkin dia anggota baru disini, aku tak pernah melihat dia sebelumnya," tukas namja yang lain.

"Dia sepertinya masih perjaka. Kajja kita mainkan dia!" luhan semakin takut, dia berusaha mundur tapi tangannya langsung dicengkram kedua namja yang tak dikenalnya.

"Apa yang hiks... akan kalian hiks... lakukan? Aku bukan hiks... namja sewaan, hiks... aku hanya menunggu hiks... eommaku disini hiks...," ujar Luhan sambil meneteskan air mata.

"Aku tak peduli yang penting kau puaskan kami."

"Andwaeeeee hiks.. andwaeeee...," teriak Luhan saat pipinya mulai dikecup liar sambil memencet juniornya. Sedangkan namja yang lain mulai memberikan kissmark di lehernya dari arah belakang.

"Yak kau sialan, mau kau apakan anak itu?" teriak Heechul dari seberang jalan.

"Hei kau namja tua jangan ganggu kesenanganku. Minggir kau!" Heechul mendekat ke arah mereka , namun malah Heechul dihempaskan ke tanah. Dari arah belakang Jeong Won langsung menghajar kedua namja itu.

'Bugh...'

'Bugh...'

Baku hantam pun terjadi antara ketiga namja itu.

"Yakkkk... kau tua bangka terima iniiii...," namja pertama memberikan bogem mentah ke arah Jeong Won, namun Jeong Won dengan sigap mengelak bogem itu.

'Bugh...' Jeong Won menghajar namja pertama tanpa balas.

'Bugh...' suara pukulan itu sangat mendominasi suasana saat ini.

Sedangkan namja kedua sudah siap menendang Jeong Won dari belakang, namun kesialan berpihak kepadanya karena Heechul melihat sebuah balok bersandar di pohon. Tanpa berpikir lama Heechul mengambil balok tersebut dan membenturkan ke leher namja kedua berkali-kali. Tak lama, namja itu pingsan di tanah.

"Yakkk... kau jangan berani menyentuhnya lagi," bentak Jeong Won dengan menginjak dada namja pertama itu.

Luhan bersyukur karena eomma dan namja berumur itu datang tepat waktu. Bayangkan saja kalau mereka tak datang mungkin hole Luhan sudah dirobek oleh mereka di pinggir jalan.

"Eom... eomma gwaenchana?" terdengar suara Luhan bergetar tanda dia takut. "Gamsahamnida sudah datang tepat waktu," lanjut Luhan dengan kepala menunduk.

"Udahlah lupakan, mungkin ini bantuan terakhir kalinya dariku," Luhan terkejut dengan penuturan eommanya.

"Mak... Maksud eomma apa? Eomma mau kemana? Eomma jebal jangan tinggalkan Luhan! Luhan janji akan menuruti semua keinginan eomma asalkan eomma masih menerimaku," Luhan pun memohon kepada eommanya sambil berlutut dan menangis terisak. Ini pernyataan yang tak tak pernah diduga oleh namja cantik ini.

'Luhan akan dibuang oleh eommanya sendiri.'

"Sudahlah kau tak usah menangis! Kau ikutlah dengan tuan barumu ini, namanya Kang Jeong Won," jelas Heechul yang tampak sekali merasa tak ada rasa bersalah sudah menjual anaknya sendiri.

"Aku hiks... akan tetap hiks... bersama eomma," Luhan mencoba memeluk kaki eommanya.

"Tapi aku tak mau bersamamu sialan, kau sudah kujual dan sekarang kau akan bekerja disini."

"Ap.. apa? Eomma menjualku?"

~TBC~

Sekian FF absurd dari gue, jangan lupa review.

FF ini repost gara-gara yang chapter 3 kaga bisa di upload jadi gue hapus dan gue upload mulai awal. Thanks yang mau baca!

Wassalamualaikum...

#salaman atu-atu