Descaimer : Tite Kubo
Warning : Yaoi, rated M, LIME, LEMON, not for underage, AU, maybe OOC, maybe typo (s). Don't like? Just read. Like? Hope you enjoy this fict.
.
.
.
Aku tidak peduli apapun yang akan terjadi pada perasaanku, pada tubuhku, asalkan tetap bisa bersamanya, akan kuberikan dia segaalanya. Sekalipun jiwa dan ragaku akan remuk sekalipun…
.
.
.
"Ulquiorra!" ia tengah menyusun laporannya malam itu saat namanya dipanggil. Ia segera memberesi kertas-kertas di hadapannya, lalu bergegas menuju sumber suara.
"Ada apa Grimm?" tanyanya seraya membuka pintu kamar seseorang yang ia panggil Grimm. Sosok bersurai biru itu menatapnya.
"Lick me," ucap Grimm tegas.
Dan ia terdiam sesaat, hanya untuk kembali mendapatkan protes dari si surai biru.
"Kau stress karena pekerjaan lagi?" Tanya Ulquiorra yang justru berjalan ke arah jendela besar kamar itu untuk menutupnya.
"Cerewet! Cepat lakukan!" bentak Grimm..
Ulquiorra menghela nafas lelah, lalu duduk di tepi ranjang.
"Aku belum menyelesaikan laporanku, juga bahan untuk rapat. Kau akan membutuhkannya untuk besok pagi, Grimmjow."
"Aku bilang cepat lakukan, brengsek!"
Dan Grimmjow beranjak dari kursinya, lalu mendorong Ulquiorra kuat ke ranjang, dan menindihnya, duduk di dadanya.
"Kau yakin pekerjaanmu bisa selesai kalau melakukan ini?" Ulquiorra kembali meyakinkan Grimmjow untuk menggunakan akal sehat. Besok mereka harus bertemu client penting.
"Be-ri-sik!" ucap Grimm penuh penekanan sembari membuka resletting celananya. Ia mengeluarkan kejantanannya yang sudah menegang dan sedikit basah, lalu menekankannya ke bibir Ulquiorra.
"Take it, bastard!" makinya karena Ulquiorra tak kunjung membuka mulutnya.
Ulquiorra menghela nafas lagi, lalu meraih kejantanan Grimm dengan tangannya, mengocoknya pelan, lalu mulai menjilat ujung kejantanannya.
Twitch!
Kejantanan itu berkedut nyaman, dan bisa ia lihat kalau wajah Grimmjow sedikit merah dan nafasnya terengah. Ia ingin lebih. Ulquiorra mulai menjilati seluruh bagian penis-nya, dan tangannya juga tak beralih dari memainkan benda itu.
"Suck it!" omel Grimm tak sabaran. Ulquiorra menurut, ia memasukkan kejantanan Grimm ke dalam mulutnya yang tentu saja tak muat. Kejantanan Grimm begitu besar, Ulquiorra hanya bisa mengulum bagian kepalanya saja.
"Ahh…" Grimm mulai mendesah nikmat, tanpa sadar menggerakkan pinggulnya maju mundur, dan kian lama kian cepat dan kuat. Penisnya menerobos masuk secara paksa ke dalam rongga mulut Ulquiorra, hingga mulutnya terasa sakit. Grimmjow terus bergerak liar tanpa mempedulikan Ulquiorra.
"Khh…!" Ulquiorra tersedak karena penis grimmjow menggapai kerongkongannya, ingin mendorong benda itu keluar, tapi Grimmjow terus mendesak masuk. Dan Ulquiorra hanya bisa menahan nafas saat akhirnya cairan milik Grimmjow memenuhi rongga mulutnya.
"Uhuk…!" Ulquiorra tersedak dan memaksa Grimm mengeluarkan penisnya, spermanya meleleh keluar dari mulut Ulquiorra. Meski begitu, tentu saja Ulquiorra sempat menelan sebagian besar cairan itu.
"Sudah cukup?" Tanya Ulquiorra. Berharap Grimmjow segera kembali ke pekerjaannya.
"Jangan sok. Kau sudah hampir climax tanpa sentuhan kan?"
"Argh…!" Ulquiorra tersentak saat tiba-tiba Grimmjow meremas miliknya yang sudah menegang. Tentu saja, bagaimana bisa ia tidak menegang saat orang yang ia cintai melakukan itu padanya?
"Aku bisa melakukannya sendiri," balas Ulquiorra. Ia harus memakai akal sehatnya, atau pekerjaan besok akan berantakan.
Grimmjow tampak marah, tapi lalu turun dari atas tubuh Ulquiorra dan kembali ke meja kerjanya dengan langkah di hentak-hentakkan. Ulquiorra hanya menatapya dalam diam setelah beranjak duduk, lalu…perlahan ia meremas miliknya sendiri yang masih terbungkus celana.
"Ahh…" ia mendesah pelan.
"Tch! Jangan lakukan disini kalau kau tidak ingin aku melanjutkannya!" omel Grimmjow.
Yeah, ia tahu. Tapi ia merasa ingin melakukannya sambil melihat Grimm, sambil melihat orang yang ia cintai. Jadi ia tetap melakukannya, dan kini menelusupkan tangannya ke balik jeansnya.
"Ngh…!"
"Tch!" Grimm menepikan laptopnya ke tepi meja yang bersentuhan langsung dengan tembok, lalu berdiri, menghampiri Ulquiorra dan menyeretnya duduk di atas meja kerja, sementara ia kembali duduk di kursinya.
"Lakukan," perintahnya.
"Apa…? Tapi—…"
"Aku ingin melihatnya, cepat lakukan!"
Blush…
Entah mengapa wajah Ulquiorra terasa memanas. Seperti bukan dia. Dan bisa ia lihat Grimmjow menyeringai.
"Hanya di saat seperti ini aku bisa melihat wajah datarmu berubah ekspresi," seringai Grimmjow lalu melepaskan celana Ulquiorra dengan sentakan kuat sehingga kini tubuh bawahnya tak tertutup apapun, memperlihatkan kejantanannya yang telah berdiri sempurna dan basah oleh cairan pre-cum.
Shit…!
Hanya karena ditatap oleh Grimmjow sudah membuat pemuda bersurai hitam pekat itu begitu horny, ia tak bisa menahan diri lagi. Ia mengocok kejantanannya dengan cepat.
"Ahh…" ia mendesah nikmat.
Grimmjow terus menatapnya dengan seringaian tipis, lalu jemarinya bergerak untuk menyentuh lubang kenikmatan Ulquiorra.
"Akh…!" Ulquiorra tersentak, lubangnya berkedut nikmat.
"Apa kau ingin dimasuki, Ulqui?" seringai Grimmjow.
"Ukh…" Ulquiorra hanya menatap sayu. Ia sendiri yang menyuruh Grimm untuk tidak melakukannya, kalau sekarang ia yang menyuruh Grimm melakukannya…
"Hng…?" menggoda Ulquiorra, Grimmjow memasukkan satu jemarinya ke dalam lubang Ulquiorra dan menggerakkannya keluar masuk.
"Ngh…ahhh, ahhh…Grimm…" tanpa sadar Ulquiorra mempercepat kocokannya, juga remasannya pada jemari Grimmjow menguat. "Ugh…It's not…enough…" keluhnya. "G-Grimm…more…ahh…" akhirnya ia meminta lebih.
Grimmjow menyeringai, lalu bangkit. Ia mengeluarkan kejantanannya yang sudah tegang kembali, menekannya beberapa kali ke lubang Ulquiorra sebelum memasukkannya dengan sekali sentak.
"Aaakkkhh…" Ulquiorra mendesah tertahan. Sakit…tapi nikmat…
Grimmjow langsung bergerak liar, menghantam titik lemah Ulquiorra dengan sentakan kuat. Membuatnya tak henti-hentinya mendesah.
"Ahh…ahhh…Grimm…aku…ham—pir…ahh…" erang Ulquiorra.
"Tch! Jangan seenakmu. Aku tidak akan membiarkanmu klimaks, kau akan mengotori bajuku," Grimmjow langsung menutup ujung kejantanan Ulquiorra dengan ibu jarinya.
"A—agh…tap—tapi…Grimm, aku sudah…tidak tahan…ahhh," tubuh Ulquiorra bergetar menahan klimaksnya yang tak boleh ia keluarkan. "Grimm…kumohon…aahhhh…"
"Hng…asalkan kau mau melayaniku sampai pagi," Grimmjow menyeringai.
"Ahhh…ta—tapi…peker-jaan…ahhhhhh…"
"Terserah kau saja," Grimmjow meremas kejantanan Ulquiorra dengan tetap menutup ujunganya dengan ibu jari.
"Aaaaahhhhhh…" Ulquiorra memekik tertahan. "Ugh…ahh…ba-baiklah…" ia menyerah. Membuat seringaian Grimm makin bertambah jelas. Ia bergerak makin liar, tangannya mengocok milik Ulquiorra dengan cepat walau satu tangannya lagi masih mencegah Ulquiorra untuk klimaks.
"Nhhh … Grimmm, onegai, ahhh…aku sudah tidak bisa…ahhhh…Grimmmm…" dan Grimmjow melepas ujung kejantanan Ulquiorra, membiarkannya menyemburkan cairan putih kental yang membasahi tubuh mereka. Lalu dalam beberapa sentakan terakhir, Grimmjow klimaks di dalam lubang Ulquiorra.
~OoooOoooO~
Ulquiorra tengah memeriksa kembali bahan rapatnya, dan dengan ekor matanya, ia bisa melihat Grimmjow tengah mengobrol dengan seorang bersurai jingga. Ichigo Kurosaki. Ulquiorra tahu Grimmjow menyukai Ichigo—lihat saja bagaimana ekspresi wajah Grimmjow saat sedang mengobrol dengan Ichigo—dan ia juga tahu kalau cinta Grimmjow bertepuk sebelah tangan karena Ichigo sudah punya kekasih.
Dan karena itulah ia bisa mengerti perasaan Grimmjow. Ia mengerti walau ia mencintai Grimmjow sedangkan Grimmjow tak mencintainya, ia tak bisa berhenti mencintai pria itu. Jadi ia juga tahu walau Ichigo tak mencintainya, Grimmjow akan tetap mencintai Ichigo, sama seperti ia mencintai Grimm.
"Ulquiorra," panggil Grimmjow.
Ulquiorra mendongak dari kertas-kertasnya, lalu membawa kertas-kertas itu ke hadapan Grimmjow.
"Materinya sudah siap?" Tanya Grimmjow.
Ulquiorra hanya mengangguk.
"Memangnya client hari ini siapa Grimm?" Tanya Ichigo, dia adalah salah satu bawahan Grimmjow. Salah satu orang yang paling Grimmjow percaya.
"Ha? Memangnya aku belum memberi tahu?" jawab Grimmjow.
Ichigo menggeleng. "Kau yang mengerjakan semuanya bersama Ulquiorra-san, kau hanya menyuruhku mengurus pekerjaan yang mudah."
"Hehe, tidak apa-apa kan? Biar kau tidak kecapean," Grimmjow mengacak surai Ichigo.
"Tapi kan—…"
"Ichigo."
Dan Ichigo menoleh saat ada seseorang yang memanggilnya.
"B-Byakuya…?" Ichigo sedikit terperangah saat mendapati seorang pria bersurai hitam panjang dan manic abu-abu menawan yang kini menghampirinya itu. "Sedang apa kau disini?"
"Aku client yang akan bertemu dengan kalian hari ini," ucap pria yang Ichigo panggil Byakuya itu.
"Kalian saling kenal?" Tanya Grimmjow.
"Ah…uh…etto…" Ichigo menggaruk pipinya yang tidak gatal. Wajahnya bersemu merah.
"Dia kekasihku," ucap Byakuya yang sontak membuat Ichigo bertambah blushing. Dan bisa Ulquiorra lihat ekspresi keterkejutan Grimmjow.
"Ma-maaf belum pernah memberitahumu," ucap Ichigo.
Tak ada respon dari Grimmjow.
"Grimm…?" panggil Ichigo. "Kau kenapa?" Ichigo bermaksud meraih lengan Grimmjow, dan tiba-tiba Grimmjow menampiknya dengan kasar. Lalu tanpa kata, Grimmjow pergi dari tempat itu.
~OoooOoooO~
Seusai rapat, Grimmjow langsung masuk ke ruangannya dengan lankah di hentak-hentakkan. Ulquiorra mengekor tepat di belakang, menutup pintu dan menghampiri meja Grimmjow untuk meletakkan hasil rapat tadi.
"Kau baik saja, Grimm?" Tanya Ulquiorra.
"Grrr…" Grimmjow hanya menggeram.
"Sebaiknya jangan libatkan emosi mu dengan urusan pekerjaan. Kau harus professional Grimm," Ulquiorra memberesi meja Grimmjow. Dan…
Brak…
Grimmjow berdiri tepat di belakang Uluiorra dan menggebrakkan tangannya di meja, mengurung tubuh Ulquiorra.
"Tahu apa kau?" Tanya Grimmjow dingin. "Kau tidak berhak menasihatiku."
Ulquiorra menghela nafas.
"Kauterlalu baik untuk orang seperti dia, Grimm—…"
Bruukkkhhh!
Grimmjow mendorong keras tubuh Ulquiorra ke meja, dan tanpa persiapan menyerangnya dengan ganas. Beginilah Grimmjow, dia selalu melampiaskan kemarahan dan nafsu nya pada Ulquiorra, melakukan kekerasan seksual hingga sering Ulquiorra tak bisa bergerak lagi.
"G-Grimm…" Ulquiorra merintih kesakitan karena Grimmjow memasukinya dengan brutal dan tanpa persiapan sedikitpun. "Agh…" Ulquiorra hanya bisa merintih tanpa perlawanan. Ia mengerti kalau Grimmjow sangat marah hari ini, tentu saja karena ia harus bertemu dengan kekasih Ichigo.
"Grimm…" meski begitu ia tak bisa membenci pria itu. "…agh…apa kau—tidak bisa sedikit saja…melupakannya…? Aargghh…" ia menjerit saat Grimmjow meremas kejantanannya begitu kuat. "Apa aku…tidak cukup baik untukmu, Grimm…"
"Grrr…" hanya terdengar geraman dari Grimmjow. Ia mempercepat gerakan keluar masuknya, juga kocokannya pada penis Ulquiorra.
"Ahhh…ahhh…ahhhhh…" Ulquiorra mendesah makin heboh saat ia merasa hasratnya kian memuncak. "G-Grimmm…aaaaaaahhhhhh…" Ulquiorra mendesah panjang saat hasratnya membuncah keluar. Karena itulah lubang kenikmatannya kian mengerat, membuat Grimmjow menyusul klimaks dalam beberapa sentakan terakhir.
"Hosh…hosh…" nafas mereka terengah, dan keduanya terduduk di lantai. Ulquiorra membalikkan tubuhnya supaya berhadapan dengan Grimmjow, lalu ia memeluk pria itu erat.
"Grimm…" panggil Ulquiorra lembut. "Apa kau tidak bisa mulai mencintaiku?"
"Berisik," ucap Grimmjow dengan nada datar.
"Grimmjow…"
I love you—
~OoooOoooO~
Hari sudah cukup sore saat Grimmjow keluar dari kantornya, dan wajahnya langsung berubah cerah saat mendapati pemuda bersurai jingga itu tengah menunggu taxi.
"Hei," Grimmjow menghampiri.
"Hei," balas Ichigo dengan senyumnya yang biasa.
"Butuh tumpangan?"
"Hng…tidak perlu. Aku—…"
"Oh, ayolah. Kau tidak berniat menunggu taxi sampai malam kan?"
"Yeah, memang tidak. Tapi aku—…" dan ucapan Ichigo terpotong saat sebuah mobil menghampiri mereka. Kaca mobil itu terbuka dan menampakkan sosok Byakuya. "Aku bersama dengannya," lanjut Ichigo.
Grimmjow meneratkan kepalan tangannya, giginya saling beradu karena kesal.
"Selamat sore, Jaquez-sama," Byakuya berusaha sopan menyapa client-nya itu. "A—…"
"Hari ini dia bersamaku," ucap Grimmjow dan mencengkeram lengan Ichigo.
"Grimm…? Tapi aku…"
"Ada urusan pekerjaan yang harus kubicarakan denganmu, Ichigo," tegas Grimm.
"Apa? Tapi kenapa tidak bilang dari awal? Aku kan jadi sudah punya acara lain Grimm…"
"Acara lain? Kencan maksudmu?"
Wajah Ichigo memerah.
Terdengar helaan nafas, lalu Byakuya keluar dari mobil.
"Kami sudah cukup lama tidak bertemu, jadi kami berniat menghabiskan waktu bersama," Byakuya melingkarkan tangannya di pundak Ichigo.
"Lepaskan tanganmu darinya," perintah Grimmjow.
Byakuya tampak mengernyit.
"Dia kekasihku," tegas Byakuya balik.
"Lepaskan-tanganmu-darinya!" ucap Grimmjow penuh penekanan di tiap katanya.
"Apa masalahm—…"
Buuaakkkk!
Ucapan Byakuya terpotong saat tiba-tiba Grimmjow menghantam wajahnya. Byakuya menatap marah, bersiap menyerang balik, tapi Ichigo segera mencegahnya.
"B-Byakuya, tolong jangan…" Ichigo memegangi tubuh kekasihnya itu, atau dia akan segera meninju Grimmjow juga.
Tanpa kata, Byakuya langsung menggandeng Ichigo ke arah mobil, tapi Grimmjow langsung memaksa Ichigo ke dalam tarikannya.
"Aku bilang dia bersamaku hari ini," tegas Grimmjow dan menyeret Ichigo pergi. Byakuya sudah nyaris mengejar, tapi Ichigo menatapnya dan dengan ucapan tanpa suara, dia mengucapkan 'tenanglah' yang berarti Byakuya tak boleh mengejarnya.
Grimmjow menghampiri mobilnya di parkiran, Ulquiorra sudah menunggu disana. Belum sempat Ulquiorra bertanya, Grimmjow langsung menyeret Ichigo masuk ke mobil, duduk di bangku penumpang. Sedikit kecewa memang, tapi Ulquiorra langsung duduk di kursi kemudi dan menyetir mobilnya ke jalanan.
"Grimm, kau ini kenapa?" Tanya Ichigo sedikit kesal. "Kita kan bisa membicarakannya baik-baik. Selain itu, bukankah dia client yang penting?"
"Tch! Aku tidak peduli," dengus Grimmjow.
"Tapi aku peduli!" akhirnya Ichigo membentak. "Dia kekasihku! Dan aku tidak suka caramu memperlakukannya!"
Grrr…
Terdengar geraman marah Grimmjow. Tapi ia tak melakukan apapun sampai mereka sampai di apartement Grimmjow dan Ulquiorra. Begitu mobil berhenti, Grimmjow langsung menyeret Ichigo masuk.
Bruukkhh…!
Grimmjow membantingnya di sofa, dan ia merangkak di atas tubuh Ichigo.
"Apa yang mau kau lakukan huh!" Tanya Ichigo dengan nada tinggi.
Ulquiorra yang baru saja memasuki apartement, hanya menatap diam ke arah Grimmjow, lalu menutup pintu yang tadi Grimmjow biarkan terbuka. Ia berjalan ke arah dapur saat Grimmjow dengan paksa melepas baju Ichigo.
"G-Grimm—…apa yang kau lakukan!" Ichigo memberontak.
"Diamlah, Berry. Aku sedang bad mood," sahut Grimmjow dan langsung meraup bibir Ichigo dengan bibirnya.
"Hmph…Grii—…nnnhhh…" Ichigo memberontak sekuat tenaga, tapi tentu saja ia tak bisa lepas dari cengkraman Grimmjow.
Grimmjow beralih menciumi leher Ichigo, mengecupnya, menggigitnya dan meninggalkan bekas kebiruan disana.
"Grimm…kumohon, hentikan…" pinta Ichigo.
Tapi Grimmjow tak mendengarkan, lidahnya justru turun ke dada Ichigo.
"Grimmjow…" suara Ichigo bergetar. "Kumohon hentikan…" perkataan Ichigo tak digubrisnya, hingga ia mengalihkan tangannya untuk meremas sesuatu di selangkangan Ichigo.
"GRIMMJOW!" bentak Ichigo yang segera menyadarkan Grimmjow ke dunia nyata. Mata Ichigo berair dan menatap Grimmjow dengan tubuh gemetar.
"I—chigo…" ucap Grimmjow. "Ichigo, aku tidak—…" Ia mencoba membelai pipi Ichigo tapi Ichigo segera menampiknya kasar.
"Lepaskan aku," ucap Ichigo dengan suara bergetar.
Grimmjow segera beralih dari tubuh Ichigo, dan dengan langkah cepat, Ichigo keluar dari apartement Grimmjow sambil membenahi pakaiannya.
Sepeninggal Ichigo, Grimmjow hanya bisa terdiam sambil mengusap wajahnya. Tak percaya pada apa yang barusan dilakukannya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Ulquiorra seraya duduk di samping Grimmjow setelah meletakkan sekaleng soda di hadapan Grimmjow. "Dia akan membencimu seumur hidup," Ulquiorra menenggak minumannya. "Pasti."
"Iya iya aku tahu, brengsek! Kau tidak perlu memberitahuku," Grimmjow mengacak rambutnya sendiri. "Aku hanya…sedikit lepas control," ucapnya penuh penyesalan.
Ulquiorra melirik selangkangan Grimmjow, sepertinya Grimjjow sudah menegang.
"Butuh bantuan?" ucap Ulquiorra dan beralih ke hadapan Grimmjow, berlutut sambil membuka resletting celana Grimmjow. Ia meremas kejantanan Grimmjow yang masih tertutup boxer.
"Kau berniat membantuku atau tidak!" omel Grimmjow.
"Hn…" Ulquiorra hanya menggumam untuk kemudian mengeluarkan kejantanan Grimmjow yang sudah menegang sempurna, lalu memainkannya dengan ahli.
"Ssshh…Ichi…" desis Grimmjow tanpa sadar yang sedikit banyak membuat hati Ulquiorra mencelos.
Yeah, walau Ulquiorra tahu perasaan Grimmjow, baginya tetap saja menyakitkan. Tapi walaupun begitu, ia tak berhenti memanjakan Grimmjow meskipun hatinya harus teriris tiap kali nama Ichigo terucap dari bibir Grimmjow.
.
.
.
~ To be Continue ~
.
.
.
Maap kalo banyak typo u/ . \u
