Well, ni fanfic YAOI!! Hm.. gak seh… Sho-ai aj kali ya… Yaoi terlalu ekstrem gtu… XD
Didedikasikan untuk para… hm para apa ya?? XD
Bingung euy. XD
FIRASAT
Pair : HirumaxSena
Rating : 16++ *demi keselamatn jiwa dan orientasi pembaca* *be mature people*LOL
Chapter : Awal
Genre : Sinetron agak Lebay XDD *ditabok* hm.. romantikyu drama gitu x ya.. LoL
Author : Bocah gelo bin moody XDD siapa lagi kalo bukan GW XDD
Malam itu suasana stasiun telah begitu sepi. Di jalur-jalur kereta hanya dapat dijumpai sampah sisa-sisa aktivitas di pagi hari. Memang waktu sudah menunjukan pukul 19.30 pada malam itu. Terdengar suara khas bel stasiun kereta
"Ting nong... ning... nong... Gerbong kereta terakhir akan segera masuk ke stasiun ini. Para penumpang diharapkan untuk bersiap-siap. Ting nong... ning... nong.."
Terlihat seorang anak pendek berseragam SMA dengan almamater hijau sedang berlari dengan begitu kencang. Anak itu berlari begitu kencang sampai-sampai ia tak menghiraukan tanda kereta datang.
"Ting.. nong..ning..nong..ning..nong."
Anak itu terus berlari menuju jalur kereta di seberangnya. Terdengar suara seorang lelaki.
"Awas CHIIIBIIII!!!!"
"Aaaaaa.!!!" seketika anak pendek itu tergeletak, tertabrak kereta yang baru saja datang.
"CHIIIBIIIII!!!!!!" seorang lelaki berambut kuning berteriak. Ia baru saja terbangun dari tidurnya pagi ini.
"Uh, itu...!! untung saja hanya mimpi." ujar lelaki bertubuh agak kurus itu. Seraya ia bangun dari tempat tidurnya, ditenggaknya air mineral di atas mejanya.
Lelaki itu bernama Youichi Hiruma, seorang mantan kapten Team American Football Deimon DevilBat. Setelah lulus dari SMA Deimon, ia memutuskan untuk mengundurkan diri menjadi kapten Team American Football yang telah ia buat sendiri bersama Musashi dan Kurita. Kini ia melanjutkan studinya di Universitas Oujo. Sebuah universitas elit, anak-anak terpilihlah yang bisa masuk universitas itu. Dan ia terpaksa harus menyalurkan bakatnya bersama Team Oujo Crusader. Namun hal itu tidak membuatnya melupakan Team Deimon DevilBat, terutama kapten baru tim mereka Kobayakawa Sena yang lebih dikenal dengan EyeShield21.
Hiruma segera meraih ponselnya dan menelepon kapten tim DevilBat.
"Tuuut.... tuuut... tuut...... ." namun tak ada yang menjawab panggilannya. Tampak raut wajah cemas meliputi Hiruma. Ia kembali menghuuingi Sena.
"Tuut.. Hallo, Hiruma-san?" terdengar suara seorang anak yang terdengar lugu.
"Kekeke~ Kemana saja kau, Chibi!!" jawab Hiruma.
"Gomen Hiruma-san, barusan aku sedang mandi. Pagi ini DevilBat harus latihan pagi. Kan nanti ada pertandingan melawan Wild GunMan." jawab Sena
"Kerjamu bagus juga ya, Kapten!!" ujar Hiruma sambil menekankan kata "kapten".
"Uh, ini juga berkat Hiruma-san bukan?" jawab Sena
"Ada apa ya? Hiruma-san nelpon pagi-pagi gini?" belom sempat Hiruma berkata, Sena langsung mengutarakan pertanyaan itu.
"Tidak apa-apa, Chibi. Aku hanya kangen dengan kaptenku yang satu ini." ujar Hiruma dengan nada yang sangat manis.
"Hiruma-san, su...sudah dulu ya.!! A..a..aaku harus berangkat sekarang." ujar Sena yang tampak gugup.
"OK! Hati-hati di jalan, Chibi. Jaga baik-baik kakimu itu!" ujar Hiruma yang kembali bernada manis. Seketika itu juga wajah Hiruma kembali seperti biasa. Ia kemudian segera mempersiapkan diri untuk kuliah.
Terlihat beberapa anak sedang berlari keliling lapangan Football. Terlihat juga Monta, Daikichi, Yukimitsu dan Ha-ha bersaudara sedang berlatih. Sementara Sena sedang mengobrol dengan manager mereka. Mamori masih mempertahankan posisinya sebagai manager DevilBat, sekali lagi dengan alasan menjaga Sena.
Tak lama, Sena ikut berlari dengan teman-temannya. Dan tiba-tiba suara seseorang memanggil dirinya
"Woy, Chibiii!!!" suara Hiruma memanggil Sena. Ia tampak gagah dengan almamater putih biru itu, bukan almamater hijau SMA Deimon lagi tetapi almamater bertuliskan "Oujo University"
"Hiruma-san!!" jawab Sena, ia segera menghampiri mantan kaptennya itu dengan cepat.
"Kekekek... Chibi!! Akhirnya kita bisa ketemu disini lagi." ujar Hiruma sambil mengelus kepala Sena, dan membuat rambut Sena teracak-acak.
"Hiruma-san. Kau tidak kuliah?" tanya Sena.
"Tenang saja, Chibi!! Sudah kubilang, aku kan kangen denganmu, Chibi." ujar Hiruma seraya memeluk erat tubuh Sena.
Sena tersentak dengan perlakuan mantan kaptennya itu. Namun ia tak dapat memungkiri perasaannya terhadap Hiruma.
"Chibi," ujar Hiruma mengangkat kepala Sena hingga mereka saling bertatap muka.
"Sore ini, sehabis pulang sekolah maukah kau menemaniku ke festival? Aku sudah membelikanmu tiket festival." ujar Hiruma.
"Tentu saja! Tapi,... bagaimana dengan Devil Bat.??" ujar Sena ragu dengan jawabannya.
"Kekekek... Tidak usah khawatir, kapten!! Kau suruh saja manager bodoh itu untuk mengurusnya. Bilang saja kau akan bersamaku sampai malam untuk berdiskusi." ujar Hiruma sambil menendang pantat Sena, pertanda kasih sayangnya terhadap anak itu.
"Baiklah kalau begitu." ujar Sena
"Nah!! Sekarang kau latihan yang benar, kapten!!" ujar Hiruma sambil kembali menendang pantat Sena, namun kali ini sangat keras. Sampai-sampai Sena jatuh menggelinding ke lapangan.
Sore hari, keadaan SMU Deimon sangat ramai dengan hiruk pikuk murid-murid yang hendak pulang. Di salah satu pojok sekolah, tepatnya di markas Deimon DevilBat terlihat para personil tim football bersiap untuk latihan.
"Hm.. teman-teman, sepertinya kali ini kalian latihan di bawah komando Kak Mamori saja ya." ujar Sena.
"Apa kau bilang!! Mana mungkin seorang kapten meninggalkan timnya??" ujar Monta agak kesal.
"A..a..anu tapi aku ada urusan dengan Hiruma." ujar Sena.
Tiba-tiba suara ponsel Sena berdering. Terlihat nama Hiruma muncul dari ponselnya.
"Ya, Hiruma-san." jawab Sena.
"Kau sudah berangkat, chibi?" tanya Hiruma.
"Belum, Hruma-san. Aku harus izin ke teman-teman dulu." ujar Sena.
"Biar aku yang bicara!!" ujar Hiruma. Kemudian ponsel Sena diaktifkan dalam mode loudspeaker dan ditaruh di tengah meja.
"Hei BOCAH-BOCAH IDIOT!!! *dredededededet* terdengar suara senapan mesin dari ponsel itu* KALIAN PIKIR SENA AKAN KEMANA HAH?? ASAL KALIAN TAHU KAPTEN PENDEK KITA BARU BERPENGALAMAN 1 BULAN MENJADI KAPTEN. MAKANYA SEKARANG AKU BERMAKSUD MENURUNKAN TAK-TIK LICIKKU KEPADANYA HAH.. KALIAN MENGERTI KEKEKEK~" ujar Hiruma dengan nada yang tinggi.
"Ba...ba...baiklah Hiruma-san. Sena kami izinkan bertemu denganmu." ujar Monta.
"Kekekek~" ujar Hiruma tampak tertawa senang.
Sena segera berpamitan kepada tema-temannya.
Langit sore itu semakin gelap, suara guntur semakin sering terdengar. Namu hal itu tak mengurungkan niat Sena untuk bertemu dengan Hiruma. Langkahnya ia percepat, secepat apapun langkah EyeShield21, ternyata turunnya air dari langit lebih cepat membasahi jas almamater hijaunya.
Hujan sangat deras, Sena sudah sangat basah. Padahal tempat yang dijanjikan Hiruma juga sudah sangat dekat. Dengan segera Sena menambah kecepatan berlarinya.
Tak lama, Sena tiba di sebuah pertokoan. Di sana sudah terlihat Hiruma dengan memakai jaket menunggu Sena.
"Lama sekali kau, Chibi!" ujar Hiruma
"Maaf, tadi hujan." ujar Sena.
"Kasian sekali kau. Basah seperti ini. Pakailah jaketku, Chibi." ujar Hiruma sambil melepas jaketnya dan memberikannya pada Sena. Sudah jelas jaket itu tampak kebesaran dibanding dengan tubuh Sena yang pendek.
Mereka bertatapan muka sesaat. Entah dorongan apa yang Hiruma rasakan, sampai-sampai ia memeluk tubuh anak itu.
"Biar aku hangatkan badanmu, Chibi." ujar Hiruma dengan manis.
"Hiruma-san." hanya kata itu yang terucap. Sena sangat menikmati kehangatan dada dari Hiruma.
Mereka kembali berpandangan. Kini wajah Hiruma begitu dekat dengan wajah Sena. Ia mengecup bibir anak itu dengan lembut. Sena tampak kaget dengan perlakuan Hiruma. Namun Sena tak menolak kecupan Hiruma itu membuat darahnya berdesir dan cukup menghangatkan badannya yang kedinginan.
"Hiruma-san, sebaiknya kita cepat pergi ke festival itu." ujar Sena.
"Baiklah, sepertinya kau sudah tak sabar, Chibi." ujar Hiruma.
Mereka kemudian berjalan di bawah hujan yang sudah agak reda. Tangan Hiruma tampak merangkul pundak Sena. Tak ada payung yang melindungi mereka, hanya kehangatan rangkulan mereka saja yang melindungi dari dinginnya hujan.
Gemerlap lampu-lampu festival menghiasi suasana pada malam itu. Cukup romantis untuk sepasang muda-mudi yang sedang kasmaran. Ya, muda-mudi namun itu lain ceritanya dengan Hiruma dan Sena. Mereka begitu menikmati suasana festival malam itu. Tabuh-tabuhan taiko turut menghiasi suasana malam festival itu.
"Hai, Chibi!!"
"Eh, ya Hiruma-san?" jawab Sena dengan nada rendah.
"Sepertinya wahana obake di sana menarik." ujar Hiruma sambil menunjuk ke wahana obake *rumah hantu* di salah satu pojok festival.
"Ergh, hehehhe... Memang menarik, tapi..." ujar Sena.
"Kekeke~ kenapa, Chibi? Kau takut?" ujar Hiruma seraya mendekatkan wajahnya ke wajah Sena.
"Eh, tentu saja " ujar Sena
"Kekeke~ tenang saja, Chibi. Aku selalu ada di sampingmu." ujar Hiruma meyakinkan anak pendek di depannya itu.
Mereka akhirnya masuk ke wahana obake itu. Mereka begitu menikmati suasana di dalam. Kurangnya penerangan dan nuansa horor membuat mereka semakin dekat. Tak henti-hentinya Sena memeluk badan Hiruma ketika hantu yang menyeramkan muncul di depan mereka. Hiruma pun begitu menikmati pelukan mereka pun keluar dari wahana itu.
"Kekeke~ kenapa mukamu pucat, Chibi?" tanya Hiruma.
"Ah, nggak ko, Hiruma-san. A…a..aku mungkin cape." ujar Sena.
"Kekeke~ kau tidak bias bohong, Chibi. Kau pasti ketakutan ya?" ujar Hiruma.
"Hehehe, tidak juga." ujar Sena berusaha menutupi ketakutannya.
"Baiklah kalau begitu, nanti ku belikan gula-gula untukmu." ujar Hiruma. Mereka pun segera pergi dari wahan itu. Lalu mereka membeli dua buah gula-gula dan memakannya bersama.
"Um... Hiruma-san, sepertinya sudah malam. Aku harus segera pulang." ujar Sena.
"Tak usah buru-buru begitu, Chibi. Nanti pasti aku antar pulang." ujar Hiruma.
"Tidak...Tidak...Tidak perlu. Ke rumahku kan harus naik kereta. Sedangkan kereta terakhir tinggal 30 menit lagi." ujar Sena.
"Oh, kalau begitu nanti aku ikut ke rumahmu. Kuantarkan kau ke stasiun." ujar Hiruma.
"Hm.. Baiklah kalau begitu. Tapi apartemenmu kan jauh dari rumahku." ujar Sena.
"Kekekek~ tak usah khawatir, Chibi. Aku bukan anak pendek sepertimu kan?" ujar Hiruma menggoda Sena.
"Hehehe, kau bisa saja." ujar Sena. Mereka berdua pun berlekas pergi dari area festival. Tangan mereka tak pernah lepas menggandeng satu sama lain, terkadang Hiruma merangkulkan tangannya di pundak Sena. Mereka berjalan sambil menikmati gula-gula itu.
Malam itu suasana stasiun telah begitu sepi. Di jalur-jalur kereta hanya dapat dijumpai sampah sisa-sisa aktivitas di pagi hari. Memang waktu sudah menunjukan pukul 19.30 pada malam itu. Terdengar suara khas bel di stasiun kereta.
"Ting nong... ning... nong... Gerbong kereta terakhir akan segera masuk ke stasiun ini. Para penumpang diharapkan untuk bersiap-siap. Ting nong... ning... nong.."
"Wah, sepertinya kereta terakhir akan datang sebentar lagi. Bagaimana ini Hiruma-san?" ujar Sena.
"Hm, Hm kalau begitu cepat kau berlari beli tiketnya. Nanti aku akan menunggumu di feron stasiun." ujar Hiruma.
"Baiklah, Hiruma-san." ujar Sena. Ia lekas berlari menuju loket satasiun dengan kecepatan suaranya. Sementara Hiruma berlekas menuju feron kereta yang cukup dipenuhi oleh orang-orang yang sama-sama menunggu kereta terakhir.
Suara tanda kereta datang terdengar di feron itu.
"Ting...nong..ting...nong..."
Hiruma menyandarkan tubuhnya di salah satu tiang feron di sana. Sampai tiba-tiba suara seorang wanita yang berteriak sangat keras mengagetkan Hiruma. Ia tersentak dan segera bangkit dari tiang itu.
"AAWWWAAAAASSSS!!!!!!!" teriak wanita itu dari sisi feron yang lain dengan sanagt kencang.
"CCCHHHIIIIIIBIIIIIIIII!!!!!!" teriak Hiruma yang segera berlari menuju sumber teriakan wanita itu berbarengan dengan kereta yang baru saja tiba.
TO BE CONTINUED........
^o^ Bikin penasaran kan... wkwkwkwk~~~
ya begitulha~~
tunggu chapter berikutnya aja...
