Konnichiwa minna-san! Saya Lacie, author yang udah bikin beberapa fic di fandom Fairy Tail! Huh? Belum pernah dengar nama saya? Oh, maaf, sebelumnya saya bikin fic dengan pair NaLu dan sedang memasuki pair GrayLu. Dan hari ini, saya mau mencoba memperkenalkan diri di pair JerZa.
Yoroshiku!
Uum… jadi… ide fic ini muncul begitu saja ketika saya mikirin anjing, terus nyambung ke kucing… terus saya mikir, anjing sama kucing kan selalu bertengkar, tapi itu sudah terlalu mainstream kan? Gimana kalo majikannya aja yang bertengkar?
Sore jaa! Minna-san! Have a Happy Reading!
Selamat membaca!
Pairing : Jellal F. & Erza S.
Genre : Humor/Romance
Disclaimer : Hiro Mashima
Warning : Alur kecepetan, OOC, Typo(s), Cerita gak jelas, ah, pokoknya banyak sampe saya lupa mau nulis apa.
Pagi itu, rintik-rintik salju turun pada pertengahan bulan Desember. Siswa siswi Fiore International High School dengan perasaan gembira berjalan menuju sekolah sambil berbincang-bincang dengan patner jalan mereka.
Di sisi lain, seorang gadis berambut scarlet yang memakai seragam Fiore tengah berada di dalam sebuah tempat dengan sebuah papan bertuliskan 'Tempat Penitipan Hewan' yang sudah sedikit tertutup salju di bagian atasnya.
"Erza-san, bukankah sudah hampir waktunya masuk?" Tanya gadis berambut putih pendek yang berstatus sebagai penjaga tempat penitipan hewan itu. Gadis yang dipanggil Erza itu langsung melihat ke arah jam tangannya. Wajahnya langsung terkejut melihat waktunya yang hanya tersisa 15 menit lagi.
"K-kalau begitu, aku pegi! Bye! Lisanna!" Erza pun berlari keluar dengan terburu-buru. O-ooh…" Gumam gadis bernama Lisanna itu.
Erza berlari menuju sekolahnya. Dalam perjalanannya menuju sekolah, ia bertemu dengan gadis kecil yang familiar.
"Pagi Wendy!" Sapa Erza dan langsung berlalu begitu saja.
"S-selamat pagi… " Jawab gadis kecil bernama Wendy itu. Gadis kecil ini juga akan berjalan menuju tempat penitipan hewan untuk menitipkan kucing kesayangannya pada Lisanna.
"Nah, Carla… tungu di sini sampai aku kembali ya… jangan membuat Lisanna-nee marah!" Kata Wendy memperingatkan. Lisanna tertawa kecil sambil mengangkat kucing berbulu tebal itu. "Tidak papa… aku senang kok dibuat marah… "
"Oleh kucing… " Lanjut Lisanna. Mereka berdua pun tertawa lepas, sebelum Lisanna mengingatkan akan jam masuk sekolah Wendy yang hampir tiba.
Di ruang XII-II
"Pagi!"
"Pagi!"
Untunglah Erza datang cukup tepat waktu. Setidaknya tersisa 5 menit untuknya beristirahat.
"Hampir saja… " Katanya sambil menghela nafas.
"Kenapa? Pasti telat lagi karena menitipkan kucing kan?" Tanya seorang gadis cantik berambut pirang. Erza menengok ke arahnya. "Aku terlalu lama mengobrol dengan Lisanna tadi… " Kata Erza membela dirinya.
"Mengobrol dengan Lisanna… atau mengobrol dengan kucing?" Goda gadis itu.
"Lucy! Aku masih waras! Ya… aku mengobrol dengan 'Karen' sebentar sih… " Erza menggaruk pipinya dengan telunjuk. Karen adalah nama kucing betina milik Erza. Dia memiliki bulu putih yang lebat dengan mata biru.
"Hmm~ kau sudah mengerjakan pr dari Aries-sensei?" Tanya Lucy, gadis primadona sekolah Erza. Bukan hanya popular di sekolah, dia juga adalah seorang model yang sedang naik daun. Bersama kekasihnya Natsu Dragneel dengan profesi yang sama.
"Aku sudah… " Jawab Erza. "Aku belum." Jawab pria yang baru saja datang dan langsung duduk di sebelah Erza. Dialah Natsu Dragneel.
"Pagi!" Sapa Natsu. "Pagi… " Balas Lucy dan Erza.
"Eh tolong pinjam—" Suara Natsu kurang jelas terdengar karena kalah keras dengan suara teriakan para fansnya yang kebanyakan wanita. Kebanyakan wanita, ya, sedikit pria juga mengidolakannya.
"KYAAA! Natsu-san!"
"Natsu-san! Kau keren seperti biasa!"
"Menikahlah denganku!" Mendengar itu, Lucy langsung memberi tatapan galak pada orang yang baru saja mengatakannya. Idih, malah cowok lagi.
"H-hey kalian… tenanglah sedikit… kalian bisa mengganggu yang lain… " Kata Natsu sambil tersenyum miris. Saat itu juga, semua teriakan histeris hilang begitu saja. yang terdengar cuma suara-suara mengobrol biasa. Walaupun yang diobrolkan tetap saja Natsu dan Lucy.
"Boleh pinjam buku prnya? Ayolah! Aku mohon! Waktunya sempit sekali!" Mohon Natsu sambil menyatukan telapak tangannya di depan wajahnya yang tertunduk.
Erza termasuk murid yang pintar di sekolahnya. Ingat. Di sekolahnya! Dia selalu juara umum, entah itu di kelasnya, ataupun saat lomba. Dia murid berprestasi. Dan juga baik hati.
"Wah! Terima kasih Erza!" Natsu buru-buru membuka buku pr Erza dan mulai menyalin pekerjaannya.
"Kenapa tidak kau kerjakan dari jauh-jauh hari?" Tanya Erza agak sedikit mengejek. Natsu masih terus menulis dengan kecepatan tinggi. "Kau tau kan, jadwal pemotretanku untuk pakaian musim dingin belakangan ini semakin padat… aku saja hanya tidur 4 jam tadi… " Jawab Natsu.
"Cup cup cup… Natsu sayang… nanti pas istirahat kau boleh tidur di sampingku deh…" Goda Lucy sambil menarik ujung telinga Natsu. Natsu tidak menjawab dan masih terus menulis.
Tak lama, bel masuk pun berbunyi.
"Dan begitulah cara perkembangbiakan secara vegetatif pada hewan… selanjutnya—" Penjelasan Aries-sensei terpotong akibat kelakuan salah seorang muridnya.
"DRAGNEEL-KUN!" Tegur Aries-sensei.
Natsu yang sedari tadi asik mengganggu Lucy yang duduk di depannya tersentak kaget begitu namanya dipanggil dengan suara keras.
"Jelaskan cara perkembangbiakan Amoeba!"
Natsu gelagapan begitu mendengar pertanyaan Aries-sensei. Wanita itu terlihat marah sekarang. Tapi tetap cantik di mata murid laki-laki kok.
"Amoeba…. Amoeba… " Natsu melirik kanan kiri.
"membelah diri. Mereka mengambil inti sel sebagai makanan dan membelah diri." Bisik Erza sambil berpura-pura membaca buku.
Natsu tersenyum lebar begitu mendapatkan jawabannya.
"Membelah diri! Mereka mengambil inti sel lalu—"
SKIP jam istirahat.
"Makasih lagi Erza! Hari ini kau sudah membantuku 2 kali! Kau memang baik hati!" Ujar Natsu sambil membungkuk.
"Tidak perlu seperti itu… kita kan teman… " Jawab Erza. Matanya tertuju pada buku yang ia baca.
"Erza, kau mau apa? Mau tiket menginap di hotal bintang lima milik pamanku? Atau berlibur ke Amerika dengan pesawat jet pribadiku? Atau—"
"Tidak perlu." Jawab Erza singkat.
Inilah yang Natsu suka dari temannya yang satu ini.
Ikhlas.
"Lain kali jangan menggangguku saat sedang belajar!" Protes Lucy.
"M-maafkan aku… " Gumam Natsu.
Tak lama, 3 orang murid dari kelas sebelah datang ke kelas Erza. Salah satu diantaranya adalah senior mereka.
"Erza, Natsu, Lucy!" Sapa seorang pria sambil mengangkat tangannya.
"Ho'" Balas Natsu sambil mengangkat tangannya singkat. Dia duduk di atas mejanya sekarang.
"Ada apa? Tidak biasanya kau datang dengan Mira sekaligus… juga dengan ketua klub madding… " Tanya Natsu heran.
"Namaku Juvia… " Koreksi gadis berambut biru yang membawa papan dan kertas.
"Begini, di majalah sekolah nanti foto kalian akan dimuat sebagai cover!" Ujar pria itu.
"Kau… serius?" Tanya Natsu.
"Gray kan tukang bo'ong… " Ejek Lucy.
Pria yang dipanggil Gray itu mendelik kea rah Lucy. "Enak aja! Aku serius!"
"Foto kalian dengan pakaian musim dingin akan dimuat di majalah, dan akan dijadikan cover majalah. Selain itu… " Mira, ketua OSIS Fiore International High School itu melirik ke arah Erza yang masih diam membaca bukunya.
"Majalah itu akan memuat pakaian musim dingin untuk kucing."
Telinga Erza langsung naik turun begitu mendengar kata 'kucing'. Apalagi saat ia menggabungkan kalimat 'pakaian musim dingin' dan 'kucing'. Pupil matanya langsung meruncing.
"Apa kau bilang!?" Tanya Erza semangat. Buku yang tadi ia baca sampai ia tutup rapt-rapat.
"Majalah musim dingin kali ini akan memuat pakaian musim dingin untuk kucing dan anjing… kelinci juga ada sih… " Ujar Mira sambil meletakkan telunjuknya di pipi.
"B-benarkah?!" Tanya Erza. "Kalau gak percaya, tanya saja langsung sama ketua madingnya… " Mira menunjuk Juvia.
"Itu benar."
"Aku adalah orang pertama yang akan membeli majalah itu!" Kata Erza dengan semangat berkobar-kobar.
"Untuk Erza…. Gra. tis" Kata Mira sambil mengedipkan sebelah matanya. Pupil Erza makin meruncing begitu mendengar kata gratis. Dia memang suka yang gratisan.
"Ketua! Tapi kan—" Gray sepertinya kurang setuju. "Aku yang akan membayarnya untuk Erza… " Potong Mira. Gray telihat tenang setelah mendengar itu. Oh, ya. Gray adalah wakil ketua OSIS. Wakil Mira.
"Apa kita harus mengganti cover majalah itu dengan gambar seekor kucing dengan topi santa di atasnya?" Goda Mira.
Erza menganga tidak percaya. "S-sudahlah ketua… jangan membuat Erza pingsan dengan mata terbuka… " Tegur Gray. Mira hanya tertawa kecil kemudian ia pergi dari kelas Erza diikuti oleh Gray dan Juvia.
Natsu dan Lucy jadi merasa prihatin melihat Erza yang tersenyum dengan aura bahagia di sekitarnya.
Pulang sekolah.
Apalagi yang akan dilakukan seseorang jika ia sudah kembali dan ada benda yang dititipkannya? Ya. pergi mengambilnya.
Erza langsung pergi ke tempat penitipan hewan untuk mengambil Karen, kucing kesayangannya.
"Konnichiwa!" Sambut Lisanna.
"Konnichiwa… " Sapa seorang gadis kecil yang Erza temui tadi pagi.
"Oh, kau sudah datang, Wendy." Erza berjalan kea rah gadis yang sedang memangku kucingnya yang sedang tidur itu. "Baru saja sampai… " Jawab Wendy.
"Ini, Karen-mu tercinta… " Kata Lisanna sambil menyerahkan Karen pada Erza.
Lisanna melihat keluar.
"Sepertinya salju akan turun lebat… sebaiknya kalian cepat pulang… " Kata Lisanna khawatir. Erza dan Wendy saling bertatap-tatapan.
"Baiklah, kalau begitu, sampai jumpa besok."
Erza berjalan seperti biasa ke rumahnya sambil menggendong Karen dan sesekali mengelus kucing itu. tiba-tiba mata Karen terbuka dan ia segera melompat dari pelukan Erza.
"Karen?" Pandangan Erza mengikuti arah kucing itu. Rupanya seekor kupu-kupu telah menarik perhatian kucing yang sudah Erza pelihara sejak kecil itu. Erza berniat menggendongnya kembali. Akan tetapi, kucing itu langsung berlari dan masuk ke sebuah apartemen mewah.
"Karen!" Panggil Erza. Padahal Erza ingin mengejar kucing itu sampai ke dalam apartemen. Tapi apa boleh buat, salju sudah turun semakin lebat dan banyak pekerjaan yang menumpuk di rumahnya.
"Aku harap Karen tidak membuat masalah… dan aku harap mereka menjaga Karen untukku… aku akan kembali saat saljunya sudah reda… " Erza pun berjalan pulang tanpa kucingnya. Sebelumnya, ia melihat papan di samping gerbang apartemen itu.
'Pet are allowed'. Setidaknya Erza bisa tenang karena kucingnya diperbolehkan bermain di sana sebentar.
Dan tak lama setelah itu, salju turun semakin lebat.
Tuk tuk tuk
"?" Seorang pria yang tinggal dalam salah satu kamar apartemen itu tampak heran mendengar suara aneh dari luar. Ia yang sedang memanjakan anjingnya itu pun bangkit dan berjalan menuju pintu.
Saat ia membuka pintu apartemennya, "Tidak ada apa-apa… " Gumamnya sambil melihat ke kiri dan kanan. Ketika ia akan menutup pintu, sebuah suara muncul.
'Miaw… '
Pria berambut biru itu pun melihat ke bawah.
"Kucing siapa ini?"
To Be Continued
Um… map kalo pendek… author punya kesulitan pada bagian mengatur alur… ya… gitulah… semua curcol author udah ditulis si awal tadi. Warning, udah baca kan?
Etto… bagaimana pendapat kalian? Keep or Delete?
Akhir kata,
Jangan lupa review! :D
