Soft and Warm
A Hunter x Hunter Fan Fiction.
Disclaimer: Hunter x Hunter dan seluruh isinya adalah milih Ayah saya, Togashi Yoshihiro -dicubit ama Pak Togashi karena seenaknya bikin gosip-
Hahaha… setelah 'menggerebek' buku catatan seorang Killua Zaoldyeck, kini giliran saya melihat-lihat isi dari buku catatan milik Kuroro Lucifer dan Kurapika! *dijitak ama mereka berdua*
Sepertinya, saya menemukan beberapa puisi bertema cinta (?) yang kebetulan mengisi beberapa lembar buku catatan mereka…
Bagaimanakah puisi dan kisah-kasih mereka kali ini? Ayo kita saksikan secara berjama'ah…
Kuroro Lucifer:
Aku menyayangimu, kupu-kupu mungilku…
Senyumanmu membuat hatiku hangat
Andai aku dapat terus bersamamu
Pasti takkan kusia-siakan waktu ini
Teruslah tersenyum untukku
Agar bahagia yang sempurna kudapatkan
Suatu 'kekuatan' untuk menjagamu
Teruslah tertawa untukku
Hanya itu saja yang dapat membuatku bahagia
Aku akan melindungimu selamanya…
Kurapika:
Aku ingin tersenyum, tapi hatiku perih
Aku ingin tertawa, tapi hatiku sakit
Kadang jiwaku menjelma sedingin salju
Tak dapat menyentuhmu
Jari-jariku kelu
Terbungkus rantai petaka
Yang kuciptakan untuk membelitmu
Aku tak sanggup menahan rasa sakit ini sendirian
Bolehkah aku membaginya denganmu?
Kuroro Lucifer:
Aku memang manusia yang berdosa
Entah kenapa baru kusadari sekarang
Betapa bodohnya aku!
Aku yakin engkau takkan bisa memaafkanku seutuhnya
Dendam di dalam hatimu, selamanya tidak akan melebur dan menghilang tanpa bekas
Bagai paku yang ditancapkan pada sebilah papan
Ketika dicabut, bekas paku itu masih tercetak jelas
Seperti itulah luka hatimu
Jika dengan mendengar ceritamu
Bebanku bisa berkurang, walaupun cuma sedikit
Aku akan mendengarkan dengan sepenuh hati…..
Kurapika:
Andai tak ada dendam di antara kita
Pasti akan lebih menyenangkan
Tapi aku tidak bisa berdusta
Dendam itu masih ada
Ada satu hal yang ingin kutanyakan
Kenapa kamu bunuh keluargaku?
Tegakah hatimu untuk menyiksa dan mencungkil mata mereka satu persatu, padahal disaat yang sama mata itu 'menjerit' kesakitan?
Aku tak bisa bayangkan
Apakah sebegitu dalamnya keinginanmu untuk membuatku menderita?
Dulu kamu hancurkan hidupku
Sekarang kamu jerat aku sehingga ku jatuh cinta kepadamu!
Sebenarnya, apa maumu?
Apa yang kamu inginkan dariku?
Jawab aku, Kuroro!
Dingin. Betul-betul dingin. Seolah tak ada lagi kehangatan di dunia ini. Butir-butir salju turun sedemikian deras. Pucuk-pucuk pohon dan kelopak bunga telah tertutup oleh salju yang kejam, membuat bumi menggigil.
"Kurapika?"
Seorang cowok 'cantik' dengan mata biru indah menoleh ketika namanya dipanggil oleh seseorang.
"Kukira kamu tak akan datang," ujarnya sambil menatap pemuda di hadapannya. Pemuda yang bertubuh tinggi, berambut hitam, dan memiliki suatu tanda di keningnya.
"Lalu, kenapa kamu masih menungguku? Nanti kamu sakit!"
"Tidak apa-apa… Aku 'kan sudah janji, aku akan menunggu sampai kamu datang, Kuroro…" Kurapika menjawab dengan bibir gemetar.
Raut wajah pemuda yang bernama Kuroro itu langsung berubah drastis. Ekspresinya yang tadi sedingin salju yang turun hari ini, mendadak menghilang…
"Ya sudah, kamu pakai mantelku ini ya," ucap Kuroro seraya memberikan mantel hitamnya kepada Kurapika. Kurapika menerimanya dengan ragu-ragu.
"Nanti kamu kedinginan…" kata Kurapika.
"Aku nggak apa-apa. Kamu saja yang pakai," sahut Kuroro. Namun Kurapika tak kunjung memakainya. Tampaknya ia masih memikirkan sesuatu.
"Tunggu apa lagi? Ayo, cepat pakai!" Kuroro setengah memaksa.
Kurapika diam saja. Dia malah mendekati Kuroro dan memakaikan mantel itu ke tubuh mereka berdua.
"Dengan begini, kamu juga tidak akan kedinginan," Kurapika berujar.
Kuroro nampak terkesiap. Dia diam sambil memperhatikan Kurapika, yang kini berdiri tepat di sebelahnya.
Hampir 10 menit mereka berdua terdiam di bawah siraman salju…
"Kok jadi begini?" kata Kurapika memecah keheningan.
"Apanya?" tanya Kuroro tak mengerti.
"Walau sudah pakai mantel punyamu pun, aku tetap kedinginan…"
"Karena sebenarnya yang sedang 'dingin' itu adalah hatimu," Kuroro nyeletuk, sementara Kurapika kaget dan kembali terdiam.
"Mungkin…" sahut Kurapika dengan suara pelan.
"Sini," Kuroro tiba-tiba memeluk Kurapika. Erat sekali, namun lembut. Pipi Kurapika langsung merona merah.
"Nggak kedinginan lagi 'kan?" Kuroro bertanya.
"Mmm… tidak…" jawab Kurapika sambil tersenyum. "Terima kasih ya, Kuroro… Aku sayang deh sama Kuro-pi!"
"Apa?"
"Ah, nggak…" Kurapika tertawa kecil. "Aku nggak ada bilang apa-apa, kok!"
Sebetulnya Kuroro tadi mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Kurapika. Kurapika memanggilnya dengan sebutan yang aneh, namun Kuroro merasa tak keberatan karena yang memberinya julukan itu adalah Kurapika.
"Aku juga sayang padamu, Pika-chan…" Kuroro berbisik lembut.
Kurapika:
Rasa benci di hatiku hilang ketika kamu memelukku
Yang kurasakan hanyalah…
Sebuah kehangatan
Yang sulit untuk diungkapkan
Aku ingin selalu disisimu, Kuroro…
Kuroro Lucifer:
Keraguan di jiwaku sirna ketika aku memelukmu
Yang kurasakan adalah…
Secercah kelembutan
Yang sulit untuk digambarkan
Aku ingin selalu mendampingimu, Kurapika…
- TAMAT -
~ Note:
Yatta! Akhirnya saya kembali membuat fanfic gaje dengan format one-shot.
Cuma kali ini saya menghilangkan unsur humor di fanfic yang kali ini.
Semoga minna-san sekalian suka ya!
Jika dibaca dan direview akan sangat menyenangkan bagi saya… -dihajar massa-
Nah, sekian dulu ya.
Sankyuu ne'!
-Azumaya Miyuki-
