Seorang pemuda bersurai raven mendongakkan kepalanya menatap langit biru. Sesekali dia berkedip ketika angin meniup rambutnya. Di siang hari yang begitu cerah kulit seputih porselen pemuda ini nampak bersinar, bahkan wajahnya yang teramat tampan itu membuatnya terlihat seperti malaikat yang tengah duduk di atas tebing.

Namun, pemuda yang terlihat masih sangat muda itu sebenarnya tidak semuda kelihatannya. Usianya—

"Ternyata sudah lebih dari seribu tahun—" pemuda itu memejamkan matanya. Merasakan semilir angin yang terus menerus menerpa wajah tampannya.

"—Naruto" pemuda itu menggumamkan nama seseorang.

Seseorang yang telah membuatnya dapat hidup lebih dari seribu tahun di dunia ini. Tanpa menua sedikitpun dan tanpa pikun sedikitpun hingga dia masih menggingat nama orang yang membuat hidupnya begitu berkesan di masa lalu.

'Sasuke...' sebuah suara ceria seperti memanggil nama pemuda bersurai raven ini sampai ia membuka kelopak matanya. Tapi suara itu hanya ilusi. Tidak ada siapa-siapa di dekatnya—selain pepohonan dan tebing batu.

Menyunggingkan senyum—Sasuke bangkit dari kesendiriannya di atas tebing. Sudah terlalu lama dia melamun di tempat berbahaya ini.

"Tou-chan!" seorang anak remaja yang terlihat berumur belasan tahun berlari ke arah Sasuke. Anak remaja itu berhenti tepat di depan Sasuke dan menatap senang ketika dia akhirnya menemukan keberadaan ayahnya.

"Menma!" Pemuda tampan itu terkejut melihat keberadaan buah hatinya. Melihat anaknya seperti melihat seseorang di masa lalu.

"Aku sudah menebak Tou-chan akan melamun di sini! Hehehe" Anak itu menampakkan cengirannya yang membuat Si Pemuda Raven seolah melihat seseorang di masa lalu—lagi. Sasuke kemudian tersenyum tipis seraya menghela nafas.

"Hm, apa kau kesepian di rumah, Menma?" meletakan tangannya di atas kepala anak itu, Sasuke mengacak lembut rambut Menma yang berwarna sama seperti miliknya namun berbeda model.

"Tou-chan! Kenapa kau memperlakuaknku seperti anak kecil! Aku ini sudah berumur ratusan tahun heh! Dan aku memang sudah biasa sendirian di rumah!" Menma menepis tangan Sasuke yang membuat rambutnya makin acak-acakan sambil menatap kesal ke arah ayahnya yang memasang tampang cool.

"Hn. Bagiku kau memang anak kecil, anakku." Sasuke tersenyum tipis ketika Menma menampakkan wajah merengutnya tanda dia tidak suka dengan kata-katanya. Sasuke membalikkan badannya memunggungi Menma dan menatap pemandangan dari atas tebing—terlalu lama menatap Menma membuatnya merindukan seseorang.

"Hmm. Tou-chan, kenapa suka sekali melamun di atas tebing seperti ini? Kalau Tou-chan jatuh dari tebing, bagaimana denganku?." Menma sudah berada di samping Sasuke—ikut menatap pemandangan nun jauh dari tebing yang merupakan sebuah kota.

Sedikit tertawa, Sasuke akhirnya kembali duduk di atas batu tempatnya sebelumnya duduk di atas tebing ini—sementara Menma mengikuti tingkahnya dan duduk di sebelahnya.

"Hanya merindukan Kaa-chan mu, Menma." Sasuke menjawab dengan tenang tapi hal itu berbanding terbalik dengan Menma yang menatap samping wajah Sasuke penuh ekspresi terkejut.

"Tou-chan! Berratus-ratus tahun yang lalu kau pernah bilang aku tak boleh menanyakan apapun soal Kaa-chan! Tapi kenapa seka—"

"Mungkin sekarang kau boleh tahu, Menma." Mengerjap sekali—bocah dengan tiga garis halus di kedua pipinya itu terdiam tak jadi melanjutkan protesnya. Kemudian anak itu menundukkan wajahnya.

"Ano—seperti apa Kaa-chan itu, Tou-chan?" Menma bertanya dengan ragu. Selama ini dia sudah memendam rasa keingin tahuannya itu karena larangan keras dari ayahnya.

Sasuke menengadah menatap langit cerah di atasnya.

"Dia adalah orang yang menyebalkan." Menma kembali merengut menatap ayahnya yang tanpa ekspresi.

"Masa cuma itu yang bisa Tou-chan katakan soal Kaa-chan? Keterlaluan." Menma tidak suka karena deskripsi tentang ibunya benar-benar tidak bagus.

"Baiklah, Menma. Dahulu kala, ada seorang pangeran yang ti—"

"Heh?! Jadi Kaa-chan seorang pangeran? Waahhh hebat!" Menma nampak senang, tapi Sasuke mati-matian menahan kesalnya karena kalimatnya dipotong.

"Hn. Tou-chan juga seorang pangeran, Menma." Tak mau kalah Sasuke juga ingin anaknya menyebutnya 'hebat'.

"Souka? Pasti Kaa-chan lebih hebat dari Tou-chan!" Dahi Sasuke berkedut sebal. Dia harusnya paham anaknya punya sifat yang err—menyebalkan.

"Baiklah, kau mungkin benar, Menma..." Sasuke mengalah—pikirannya berkelana ke masa lalu. Mengingat pangeran macam apa dirinya itu...

Unfortunately Not You

"PROLOGUE"

By : Uqqielf.

Cast : Sasuke Uchiha & Naruto Uzumaki.

Support Cast : Menma.

Summary : Mengerti apa itu dicinta dan mencintai adalah hal yang terlambat disadari Sasuke./Sebuah ingatan masa lalu./"Terima kasih, Naruto."/"Aku mencintaimu."/ SasuNaru!

Genre : Angst/Fantasy.

Rate : Teen.

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto || Unfortunately Not You © Uqqielf.

Warning : Boy X Boy, Alternative Universe, Male Pregnant, Typos, tidak sesuai EYD, Out Of Chara, dll.

X

PROLOGUE

X

Author Notes : Holla minaaa \^^/ Comback saya setelah lama vakum dari dunia FFN. Bukannya melanjutkan FF di fandom screenplays malah pindah ke fandom naruto hehehe #timpuksaya. Ano, maaf kalau mengecewakan. Apalagi summarynya gak jelas banget :3

Ekhem, Fic ini memakai sistem support cast di mana ada penambahan ataupun penghapusan/? cast seiring berjalannya waktu nantinya ^^ (termasuk penambahan pair)

Jadi sebelum melanjutkan ke chapter 1, saya mau nanya, adakah yang minat mengikuti cerita author abal-abal ini? hehehe :D #nyengirkuda

TBC, END or DELETE?

Silahkan sumbangkan sepatah duapatah kata di kotak amal ini ^^ #nunjuk-nunjuk (?)

Mind To Review?