Because, I Love you

Chapter 1

Disc © Masashi Kishimoto

Rated : T

Pair : ShikaFemNaru, SasuFemNaru, SasuHina, NejiFemNaru(?)

Genre : drama, romance(?), Family

Warning : Gender bender, OOC, typo(s), Miss typo(s), bahasa amburadul.

(1412)

"Jadikan Aku pelampiasanmu Naru. Aku tak peduli Dia masih ada dihatimu, karena Aku akan tetap mencintaimu, Aku tak peduli jika Kamu tak membalas perasaanku." ujar pria berkuncir nanas -Nara Shikamaru- memeluk gadis berambut pirang panjang. Gadis itu tengah menangis di dada bidang Shikamaru.

"Sh-shika. Hiks. Bawa Aku keluar Desa hiks." ujar putri dari Yondaime Hokage -Namikaze Uzumaki Naruto-

"Kita akan membicarakan ini dengan Tsunade-sama. Kita akan memulai hidup baru di sebuah desa. Tapi bukan desa ninja. Bagaimana?"

"Tapi apa tak masalah jika Kau meninggalkan klan Nara?" Tanya Naruto.

"Naru. Aku yakin Tou-san dan Kaa-san akan mengerti. Lebih baik sekarang Kita ke Kantor Hokage, biasanya dijam seperti ini Kantor Hokage sepi." ajak Shikamaru, yang disetujui anggukan oleh Naruto.

(1412)

"Apa?!" suara Tsunade bergema digedung hokage.

"Ya. Kami akan menikah dan memulai hidup baru disebuah desa non-Ninja, dan Kami meminta izin dari Anda Hokage-sama." jelas Shikamaru, Naruto hanya menundukan kepalanya. Tak ingin menatap wanita yang ada dihadapannya yang sudah Dia anggap sebagai Neneknya sendiri.

"Kenapa tiba-tiba seperti ini?" tanya Tsunade menyelidik.

"Ini bukan keputusan yang tiba-tiba. Kami sudah memikirkannya." jawab Shikamaru

'Tadi.' batinnya menambahkan.

"Benarkah itu Naruto?" tanya Tsunade. Kini giliran gadis berkulit tan manis, bermata sapphire yang diintrogasi.

"Benar Baa-chan. Kami akan meninggalkan desa. Bolehkan?" Naruto menjawab takut. Wajahnya semakin ditekuk.

"Tatap Aku Naruto!" Perintah Tsunade tegas.

Naruto perlahan mendongkrakan kepalanya. Matanya terlihat sembab. Tsunade menghela nafas. "Sudah kuduga ini ada hubungannya dengan pengumuman perjodohan Sasuke dan Hinata bukan?" tebak Tsunade,

'Deg'

Tebakan itu tepat mengenai sasaran dilihat dari raut wajah Naruto. "Ternyata benar. Kau melarikan diri?"

"Tsunade-sama."

"Diam Shikamaru. Aku bertanya pada Naruto,"

"Ya. Aku melarikan diri. Aku... Aku..."

"Baa-chan izinkan. Kalian boleh keluar desa. Tapi sebagai Misi. Jika Kalian sudah siap untuk kembali Kalian harus kembali, Aku tak akan memberi izin jika Kalian tak menyetujuinya."

"Kami setuju. Iyakan Shika?" ujar Naruto cerah.

"Apapun itu. Yang penting Naruto bahagia." ujar Shikamaru.

"Baiklah. Kami akan bersiap-siap, Kami permisi Baa-chan." pamit Naruto.

"Shikamaru. Kau disini dulu, Ada yang inginku bicarakan." Tsunade menghentikan Shikamaru yang akan keluar ruang Hokage bersama Naruto.

"Kau duluan Naru." ujar Shikamaru yang tadi menghentikan langkahnya.

"Jadi. Ada apa Hokage-sama?" tanya Shikamaru setelah memastikan Naruto jauh dari ruang Hokage.

"Aku hanya meminta. Tolong jaga Naruto, jangan sakiti Dia, Dia sudah menanggung beban terlalu banyak. dan jangan tinggalkan Dia sendiri, jangan anggap ini sebagai perintah dari Hokage. Ini hanya permintaan pribadiku." ujar Tsunade,

Shikamaru terbelalak kaget tak percaya, namun akhirnya Dia tersenyum, "Tak perlu Anda minta Saya akan melakukannya. Karna Saya sudah mencintainya sejak dulu, Anda tak perlu khawatir."

"Terima Kasih."

"Tak perlu berterima kasih. Itu sudah tanggung jawabku, Permisi." ujar Shikamaru. Kemudian keluar dari ruang Hokage, meninggalkan Tsunade yang masih harus sibuk dengan kertas-kertas yang entah kapan selesai.

(1412)

"Baa-chan. Jaga kesehatan, jangan terlalu banyak minum sake." nasehat Naruto.

"Kau bocah. Sudah bisa menasehatiku. Kau juga harus jaga diri. Kudo'akan di Desa yang akan kalian tinggali tidak ada kedai ramen." ujar Tsunade tersenyum manis, namun yang dilihat Naruto itu senyum kejam.

"Huee lihat Shika. Disini itu dihuni orang-orang kejam Ayo cepat pergi." rengek Naruto.

"Kami pergi dulu. Hokage-sama, Tou-san, Shizune-san." pamit Shikamaru.

"Hati-hati. jaga Naru-chan." ujar Shikaku menepuk pundak Shikamaru.

"Kami pamit. Sayonara." pamit Naruto.

"Bukan Sayonara Naru," kritik Shizune.

Naruto tersenyum,"Ittekimasu." ujar Naruto.

"Itterasai," ujar Tsunade, Shizune, dan Shikaku serempak.

Keduanya berjalan pergi menjauh dari gerbang Konoha. "Apa tak masalah tak pamitan pada yang lainnya?" tanya Shizune melihat kepergian kedua calon suami-istri yang sudah menjauh.

"Naruto belum siap menghadapi semuanya. Yang penting Dia bahagia Shizune." jawab Tsunade.

"Kalau begitu Saya permisi Hokage-sama." pamit Shikaku dan pergi via Shushin

"Nah Tsunade-sama. Kertas-kertas di meja Hokage sudah menunggu." ujar Shizune tersenyum 'manis'

"Hah... Aku iri pada bocah itu." gumam Tsunade.

(1412)

"Ini misi untuk tim 7." Tsunade memberikan sebuah kertas pada Kakashi.

"Dobe mana? Dia juga bagian tim 7," tanya Pemuda tampan, berambut pantat ayam -Uchiha Sasuke-

"Iya. Dari kemarin Aku tak melihatnya." Gadis musim semi bertenaga monster -Haruno Sakura- membuka suara.

"A-ah bocah itu. Dia melakukan Misi khusus jangka panjang dariku," jawab Tsunade sedikit terbata.

"Sendiri?" tanya Sakura khawatir. Mau bagaimanapun, mau sekuat apapun Naruto tetaplah seorang gadis.

"Bersama Shikamaru."

"Berdua saja?!" tanya Sakura tak percaya.

"Ya."

"Tapikan..."

"Bisakah Kalian jangan banyak bertanya? Lebih baik cepat selesaikan Misi Kalian." ujar Tsunade memotong perkataan Sakura.

"Baiklah Kami permisi. Ayo Kaka-sensei." Pamit Sakura dan Mengajak Sang Sensei yang terus menatap Tsunade curiga.

"Kalian duluan saja. Aku masih ada urusan dengan Hokage-sama." ujar Kakashi mengusir dua muridnya.

"Baiklah Kami duluan. Ayo Sasuke." Sakura berjalan keluar diikuti Sasuke yang sebenarnya masih ada yang mengganjal tentang kepergian Misi Naruto.

(1412)

"Jangan menatap Aku seperti itu Kakashi."

"Anda tidak berbohong tentang Misi Naruto dan Shikamarukan Hokage-sama?" tanya Kakashi menyelidik.

"Menurutmu Aku berbohong?" tanya balik Tsunade.

"Sayang sekali. Iya." jawab Kakashi.

"Ya. Kau benar, Aku berbohong tentang Misi itu. Ini adalah Rahasia tingkat S. Naruto dan Shikamaru, Mereka pergi dari desa atas kemauan Naruto. Mereka ingin memulai hidup baru disebuah Desa. Tapi Kau tenang saja. Mereka akan kembali saat dimana Naruto siap akan segalanya." jelas Tsunade.

"Berhubungan dengan Sasuke, Benar?"

"Tepat sekali. Karnanya jangan beritahu Sasuke dan Sakura. Biarkan Naruto hidup tenang diluar sana bersama hidup barunya."

"Kalau begitu Aku permisi Tsunade-sama." pamit Kakashi dan pergi dari ruang hokage.

(1412)

-Hari pernikahan Sasuke dan Hinata-

"K-kau kenapa Sasuke-kun. Kau terus melihat ke-keluar," tanya Sang mempelai wanita, -Hyuuga Hinata-

"Tidak. Hanya saja si Dobe tak pulang-pulang, bahkan saat pernikahan Kita Dia tak datang. Misi apa sebenarnya yang diberikan Hokage-sama pada si Dobe dan Shikamaru." jelas Sasuke.

"Mu-mungkin itu Misi penting."

"Hn. Kau benar. Lagipula seharusnya Aku bahagia dihari pernikahanku." ujar Sasuke tersenyum kearah Hinata namun bukan senyum tulus, hanya senyum biasa, Namun tetap membuat putri Hiashi Hyuuga itu memerah malu.

(1412)

Disebuah desa kecil namun damai, Desa Embun.

Sebuah rumah sederhana namun asri. Disitulah gadis berambut pirang kesayangan Kita tinggal.

"Kau sedang apa Naru?" tanya Shikamaru yang sudah resmi menjadi suaminya. Saat Mereka sampai di Desa itu, Mereka langsung mencari rumah sederhana untuk Mereka tinggali, Mereka sudah menikah saat masih di Konoha dan hanya disaksikan oleh Tsunade, Shizune, dan kedua orangtua Shikamaru. Benar-benar tertutup dan sederhana.

"Shika-kun. Aku hanya belajar ninjutsu medis. Kau tahukan di Desa ini tak ada Dokter. Para warga yang sakit harus pergi ke desa sebelah untuk berobat. Aku hanya ingin membantu Mereka." jawab Naruto menghentikan acara eksperimennya pada seekor ikan.

"Apa Kau ingat hari ini hari apa?" tanya Shikamaru.

"Aku ingat. Hari pernikahan Sasuke dan Hinata. Memangnya kenapa?" tanya Naruto polos.

"Tidak. Apa Kau tak sedih?"

Naruto menatap suaminya, dan tersenyum manis, "Shika-kun. Aku sudah memilikimu, memiliki cintamu yang tulus. Aku bahagia. Meski Aku masih belajar mencintaimu." jawab Naruto.

"Terima kasih." Shikamaru memeluk Naruto sayang.

"Harusnya Aku yang berterima kasih." Gumam Naruto.

(1412)

"Kita harus bagaimana? racun dalam tubuh Neji semakin menyebar." ujar gadis bercempol dua khawatir.

"Disana ada Desa. Kita cari pertolongan disana bagaimana?" usul pria nyentrik berambut seperti mangkok -Maito Guy-

"Biar Aku yang membawa Neji dengan semangat mudaku." ujar pemuda nyentrik lainnya -Rock Lee-

"Baiklah Kalau begitu. Ayo pergi." ujar Tenten.

Mereka bertiga bergegas ke Desa itu, dengan pemuda berambut panjang coklat -Hyuuga Neji- dipunggung Rock Lee.

(1412)

"Permisi. Apa disini ada Dokter? Muridku terkena racun." tanya Guy pada salah satu warga saat sampai di Desa itu.

"Dipinggiran hutan ada seorang Dokter. Dia sangat saja kesana." jawab warga itu. Menunjuk kearah jalan menuju hutan.

"Arigatou." ujar Tenten. Merekapun bergegas ketempat yang ditunjukan warga tadi.

(1412)

"Sumimasen. Spada. Anybody home." teriak Lee yang langsung diberi jitakan oleh Tenten.

Didalam rumah. Seorang pria tengah malas-malasan. Sepertinya Dia baru pulang dari kebunnya.

"Shika-kun itu ada yang bertamu tolong bukakan. Siapa tahu itu pasienku," teriak suara perempuan dari arah dapur.

"Malas." gumam Shikamaru namun masih dapat didengar oleh Naruto.

"Shika-kun..."

"Ha'i. Ha'i. Sensei," ujar Shikamaru malas.

(1412)

"Siapa yaa?" tanya Shikamaru membuka pintu.

"S-shikamaru?!" ujar Tenten kaget.

"Ka-kalian, sedang apa disini?" tanya Shikamaru tak kalah kaget.

"Kudengar disini rumah seorang Dokter. Neji terkena racun." jawab Lee menunjukan Neji yang pingsan dipunggungnya.

"Masuk dulu. Ayo," ajak Shikamaru mempersilahkan masuk.

"Baringkan Neji diruangan itu." tunjuk Shikamaru kesebuah ruangan yang sepertinya ruang praktek Naruto.

"Kudengar Kau dan Naruto melakukan Misi? Lalu kenapa Kau disini?" tanya Guy penasaran.

"Ah itu..."

"Shika-kun. Siapa yang berta... mu?" tanya Naruto, dan Kaget siapa yang ada disana.

"Na-naruto. Pe-perutmu?!" teriak Lee heboh melihat perut Naruto yang membuncit.

"Guy-sensei, Tenten, dan Lee. Kenapa Kalian ada disini?" tanya Naruto.

"Neji terkena racun, dan seorang warga menunjukan rumah ini. Kau seorang dokter Naruto? Dan Kau... " Tenten melihat Naruto dari atas kebawah.

Pemampilan Naruto sangat jauh berbeda. Warna kulit yang dulu tan, kini putih susu karna jarang terkena sinar matahari. Rambut pirang panjang yang dulu sering diikat dua kini digerai, dan yang paling mencolok adalah perut Naruto yang buncit.

"Biar nanti Aku yang menjelaskan. tolong Neji terlebih dahulu Naru" ujar Shikamaru yang melihat kebingungan Sang istri.

Naruto mengangguk dan bergegas keruang tempat Neji berada.

(1412)

Tak berapa lama, Naruto keluar dari ruang perawatan, keringat mengucur dari dahinya, mungkin karna terlalu banyak menggunakan chakra penyembuh dengan kondisi hamil.

"Jadi Kalian sudah menikah dan sekarang Naruto hamil 5 bulan? Dan Kalian bahkan tak mengabari Kami semua?" tanya Tenten setengah tak percaya.

"Kami mengabari Tsunade-sama, namun memang Kami merahasiakan pernikahan Kami dari Kalian semua. Aku akui itu." Jawab Shikamaru membela diri.

"Tapi Tsunade-sama bilang Kalian melakukan Misi." ujar Lee.

"Kami melakukan Misi. Namun setelah itu Kami menetap disini." jelas Shikamaru.

"Apa Kalian akan kembali ke Konoha?" tanya Guy.

"Tentu. Tapi entah kapan. Kami bahagia disini." jawab Naruto datang dari dapur membawa teh dan kue buatannya.

"Apapun itu Naruto. Kami senang melihatmu sehat dan bahagia bersama Shikamaru. Anggota Rokkie semuanya mencemaskan Kalian." ujar Tenten bijak.

"Arigatou. Oh ya ini sudah hampir malam dan Neji juga tengah masa pemulihan. Kalian menginaplah disini. Kebetulan ada kamar kosong. Bagaimana?" tawar Naruto.

"Jika tak merepotkan. Lagipula Kami juga lelah setelah Misi, Arigatou Naruto." ujar Lee.

"Aku akan menyiapkan makan malam. Kalian istirahatlah." Naruto berjalan kearah dapur meninggalkan tamu-tamunya bersama Shikamaru.

(1412)

"Uoh oishi, Aku tak mengira Kau bisa memasak makanan seenak ini." komentar Lee saat mencicipi salah satu masakan buatan Naruto.

"Tentu saja. Istriku." ujar Shikamaru bangga, membuat Naruto memerah malu.

"Aku akan memberikan bubur ini pada Neji. Kalian makan saja, Anggap saja rumah sendiri." ujar Naruto membawa nampan berisi bubur ke ruang perawatan.

"Kau pasti bahagia ya Shika, menikahi gadis yang Kau sukai dari dulu?" tanya Tenten jail.

"Hm. Itu pertanyaan bodoh Tenten. Tak perlu ditanya harusnya Kau tahu. Aku sangat bahagia. Ini mungkin kebahagiaan terindah dalam hidupku." jawab Shikamaru mendramatis, membuat ketiga orang itu cengo.

"Bagus Shikamaru. Sebagai laki-laki semangat masa mudamu patut diacungi jempol." ujar Guy.

"Siapa sangka. Shikamaru yang dalam hidupnya selalu merepotkan. Berkata seperti itu." ujar Tenten tersenyum jail.

"Aku juga Akan sepertimu Shika. Aku akan terus mengejar Sakura-chan tanpa menyerah." ujar Lee dengan semangat berkobar.

(1412)

"Neji. Neji. Bangunlah sebentar, Kau harus makan agar pemulihanmu cepat." suara halus Naruto mencoba membangunkan pemuda berparas tampan itu.

Perlahan matanya terbuka, dan tersenyum miring melihat wajah Naruto, "Ini mungkin efek dari racun musuh. Berhalusinasi melihat wajah gadis itu." gumam Neji dan menutup matanya kembali.

"Ano... Neji, kenapa Kau tertidur lagi?" tanya Naruto heran.

Neji membuka matanya kembali, mengerejapkan-ngejapkan matanya.

"Na-naruto?" tanyanya tak yakin.

"Ya?"

Grep. Tiba-tiba Neji memeluk Naruto erat seakan tak ingin kehilangannya. "Ne-neji? Ka-kau kenapa? S-shika-kun. Neji aneh," teriak Naruto.

Shikamaru mendengar suara teriakan istrinya berlari menuju ruang perawatan, "A-apa yang Kau lakukan pada istriku?!" teriak Shikamaru melihat wanita yang dicintainya tengah dipeluk seorang pria.

"Sh-shika. Neji aneh." gumam Naruto.

Shikamaru melepaskan pelukan Neji dan bermaksud memukul pemuda Hyuuga itu namun dilihatnya ternyata pemuda itu pingsan.

"Mengigau mungkin." celetuk Tenten.

"Aku sudah tahu Neji juga menyukai Naruto. Tapi kenapa sampai terbawa mimpi juga." gumam Shikamaru cemburu.

"Hufft. Tadi Aku kaget Shika. Dia tiba-tiba memeluk. Bergumam tak jelas." Ujar Naruto memeluk Shikamaru akibat kaget.

"Kita tunggu saja Dia sadar." Ujar Shikamaru.

'Jika dibangunkan paksa bisa-bisa Dia memeluk Naruto lagi.' batinnya. Hoho ternyata Sang Nara ini overprotektif juga ya.

(1412)

"Hati-hati ya. Kalian boleh mampir jika ada Misi didekat sini." ujar Naruto tersenyum manis kearah tim Guy.

"Ya. Kudo'akan Kalian tetap bahagia. Kami menunggu kepulangan Kalian." ujar Tenten.

Sedangkan Shikamaru terus menatap Neji dengan tajam. Begitupun sebaliknya. Neji masih tak terima mungkin jika Wanita yang diam-diam Dia sukai ternyata sudah menikah bahkan sedang mengandung. Sedangkan Shikamaru masih kesal kejadian dimana Neji memeluk Naruto.

"Hahhh... Hati-hati dijalan." ujar Shikamaru akhirnya.

"Kalau begitu Kami permisi. Jaa," pamit Guy dan akhirnya berjalan menjauh.

(1412)

"Shikamaru dan Naruto sudah menikah dan sekarang mengandung?!" teriak Ino heboh.

"Kecilkan suaramu Ino-chan." ujar Sai pada Sang kekasih.

"Dia bahkan tak mengabari Kita semua. Ahh Aku sedih." ujar Sakura

"Tapi Mereka bilang Tsunade-sama sudah tahu." ujar Tenten.

"Mungkin Mereka malu." ujar Choji.

"Meninggalkan tim Shika-Chouji-Ino,hingga digantikan Sai-kun. Nanas itu benar-benar menyebalkan." grutu Ino.

"Mu-mungkin juga Me-mereka si-sibuk. Be-benarkan Sasuke-kun." ujar Hinata positif thinking.

"Hn." gumam Sasuke tak jelas.

'Tak tahukah Aku begitu mengkhawatirkan dirimu dobe?' batin Sasuke.

TBC

A/N : Penjelasan Singkat. Disini Naruto dari brojol udah cewe :v Tidak ada pembantaian Uchiha. Umur Naruto 17 tahun saat meninggalkan desa. Belum(?) atau mungkin ngga ada invasi pein. Jika masih ada yang tak mengerti silahkan tanyakan di review. Insya Allah dijawab di capter depan.

Review?