A/N: Minna akhirnya aku publish juga sekuel "Seven Days In This Villa"

Karena hampir sebagian yang review chap terakhir minta dibuat sekual, aku rasa aku bakal buat sekuel.

Moga tidak mengecewakan.

Disclamer: Tite Kubo yang punya Bleach

Title: The Reasons

Rated: T

Genre: Friendship, Mystery


The Reasons


Musim panas telah berakhir dan segera muncul musim berikutnya, musim gugur. Dimulai lagi kegiatan sekolah untuk para siswa. Ichigo, Yuzu dan Karin berangkat menuju sekolah masing-masing.

Dalam perjalan Ichigo hanya termenung saja, dia kurang bisa menikmati indahnya musim gugur kali ini. Well karena dia masih belum bisa melupakan Rukia. Selama menikmati sisa liburan musim panas di kota Karakura, Ichigo masih saja memikirkan Rukia dan Runa.

Entah kenapa Runa mulai menarik perhatiannya, gadis yang mirip dengan Rukia. Tapi tidak semuanya mirip, hanya warna mata dan tampilannya yang tomboy yang berbeda dengan Rukia. Akhirnya Ichigo telah sampai di kelasnya dan langsung masuk.

"Pagi, Kurosaki-kun." sapa Inoue Orihime.

"Oh... Inoue? Pagi." balas Ichigo dan langsung ke tempat duduknya.

Tidak dihiraukannya tingkah teman-teman sekelasnya, pikirannya belum bisa terlepas dari dua sosok gadis yang sama tapi tak serupa itu.

.

.

.

"Baiklah anak-anak, hari ini ada murid baru," ujar Ochi-sensei. Semua murid mulai heboh dengan pemberitahuan Ochi-sensei itu. Baik yaang cewek atau cowok, semuanya penasaran dengan murid baru itu. "Anak-anak, bisa tenang? Silahkan masuk." Ochi-sensei menyuruh seseorang yang ada di balik pintu kelas masuk.

Dan tampak sosok seorang gadis memasuki kelas itu, berambut hitam sebahu. Ichigo langsung melihat gadis itu dengan seksama.

'Aku seperti mengenalnya.' batin Ichigo.

"Nah, inilah murid baru. Namanya Hikari Runa." ujar Ochi-sensei.

"Salam kenal, namaku Hikari Runa. Mohon bantuan kalian." ujar Runa sopan.

Semua murid langsung merasa murid baru itu sopan. Ichigo hampir saja ingin berteriak, tapi tidak mungkin dilakukannya di kelas. Ternyata Runa pindah ke kota Karakura.

"Hmm... Kamu duduk di belakang Kurosaki ya," ujar Ochi-sensei. "Kurosaki, berdirilah supaya Hikari-san tahu tempat duduknya."

"Tidak perlu sensei." ujar Runa pelan dan langsung berjalan menunggu tempat Ichigo. Ichigo memandang Runa dengan bingung, tapi Runa malah tersenyum ke arahnya dan segera duduk di belakangnya.

"Baiklah. Pelajaran kita mulai."


Bel istirahat berbunyi dan semua murid istirahat, beberapa murid menghampiri Runa. Mereka ingin bicara dengannya, salah satunya Orihime dan Tatsuki.

"Halo Hikari-san, namaku Inoue Orihime. Salam kenal" ujar Orihime sambil mengulurkan tangannya. Runa membalas jabat tangan Orihime.

"Salam kenal juga, Inoue-san." ujar Runa.

"Lalu ini, sahabatku." Orihime menunjuk ke arah Tatsuki.

"Arisawa Tatsuki. Salam kenal." ujar Tatsuki.

"Salam kenal."

"Lalu aku kenalkan pada temanku yang lain juga." Orihime segera mengajak Runa berdiri dari bangkunya. "Ini Sado-kun, Ishida-kun." ujar Orihime sambil menunjuk ke arah Sado dan Ishida. Mereka berdua hanya mengangguk kecil, begitu pula Runa.

Runa melihat sekeliling tapi tidak ada sosok Ichigo. Mata merahnya mencari ke sekeliling kelas.

"Ada apa Hikari-san?" tanya Orihime.

"Mana Ichigo?" tanya Runa.

"Kurosaki-kun ada di atap kayaknya. Kau mau ke sana?"

"Baiklah."

Orihime mengantar Runa menuju atap sekolah. Dan memang benar Ichigo berada di sana. Sosoknya sedang bersandar di tembok dekat atap sekolah. Angin bertiup cukup kencang di atap sekolah, membuat rambut orange kuning milik Ichigo tertiup angin. Membuat sosoknya terlihat keren.

"Kurosaki-kun..." panggil Orihime sambil berjalan menghampiri Ichigo, begitu juga Runa.

"Oh... Inoue dan Runa," gumam Ichigo. "Ada apa?"

"Hikari-san ingin bertemu denganmu. Aku tinggal dulu ya?"

Orihime berjalan meninggalkan Runa dan Ichigo berdua di atap. Sedangkan Ichigo dan Runa hanya terdiam. Hanya keheningan yang menemani mereka, tidak ada satupun yang berniat mulai bicara.

"Kenapa kamu ada disini Runa?" tanya Ichigo tiba-tiba.

"Kenapa? Apa salah kalau aku ingin bertemu denganmu." ujar Runa.

"Lalu bagaimana caranya? Dan masalah di penginapan?"

"Tidak cuma aku pelayan di penginapan itu, lagipula aku harus sekolah."

"Apa tidak jauh?"

"Aku tinggal disini di rumah saudaraku."

Lalu hening lagi. Angin bertiup cukup kencang. Rambut hitam Runa bertiup dan mata Ichigo membesar melihatnya. Entah kenapa sosok Runa kali ini jadi sama persis dengan Rukia. Terlalu mirip.

Ichigo berjalan mendekati Runa dan menatap matanya lekat-lekat. Sekilas terlihat sosok Rukia di dalam sosok Runa.

"Rukia..." ujar Ichigo langsung memeluk tubuh Runa.

"Eh? Ichigo?" tanya Runa.

"Eh? Ma... maaf..." Ichigo langsung melepaskan pelukannya dari Runa. Tapi Ichigo berpikir lagi, darimana Runa mengetahui nama Ichigo. "Tunggu sebentar, Runa."

"Ada apa?" tanya Runa.

"Kamu... tahu darimana tahu namaku?" tanya Ichigo. "Setahuku aku belum mengenalkan diriku padamu. Tadi saat duduk pun kau sudah langsung tahu diriku. Kenapa?"

Runa hanya terdiam. Dia berjalan menjauh dari Ichigo. Ichigo bingung dengan tindakan Runa itu, dan saat seperti itu teringat lagi sosok Rukia makin jelas.

"Kau mau tahu?" tanya Runa dan Ichigo hanya menganggukkan kepalanya.

"Aku berhak untuk tahu." ujar Ichigo.

"Rukia... ingin sekali berjumpa denganmu."

"Eh? Rukia?"

Runa hanya menyunggingkan senyum yang mencurigakan. Jujur Ichigo jadi curiga dengan Runa. Dia mengira Runa mungkin tahu kelemahannya dan bersikap seperti itu. Tapi atas dasar apa Runa ingin menyakitinya? Tidak mungkin kan?

"Apa itu benar?" tanya Ichigo.

"Kau kira aku bohong." ujar Runa.

"Kenapa kau bawa-bawa nama Rukia, Runa?" Ichigo sudah kesal dengan ucapan Runa. Jika Runa bukan cewek bisa saja Ichigo menghajarnya, Ichigo sudah terlalu kesal karena Runa menyebutkan nama Rukia. Sepertinya nama Rukia itu sedikit terlarang, karena hanya Ichigo, adik kembarnya dan Byakuya saja yang mengetahui. Kenapa harus ada orang seperti Runa.

"Kau tidak suka?" tanya Runa sedikit sinis.

"Kau?"

Disini Ichigo mulai menyadari hanya tampilan luar saja Runa mirip dengan Rukia. Tapi sifat mereka jauh berbeda. Terlalu beda mungkin. Ichigo tahu dia belum mengenal jauh Runa, tapi dari percakapan ini dia mulai bisa mengenali Runa.

"Kau itu hanya bisa memikirkan Rukia saja. Kenapa kamu tidak mencegah kepergiannya?" tanya Runa lagi.

"Dari awal kami tidak bisa bersama. Kumohon Runa, jangan bicarakan ini." ujar Ichigo lesu. Dia tidak ingin merasa bersalah dan sedih seperti dulu. Kehilangan sosok Rukia dalam sekejap membuatnya merasa bersalah, tapi dia tahu dari awal dia tidak akan bisa bersama dengan Rukia.

Lagi-lagi hening. Atmosfir yang terasa juga sangat kaku. Baik Runa maupun Ichigo tidak saling bicara.

"Apakah setelah sekian lama kita tidak bertemu sikapmu seperti ini, Ichigo?" ujar Runa. Tapi nada bicaranya sedikit berbeda dari yang tadi, terkesan lebih lembut. Ichigo memalingkan wajahnya dan menatap Runa. Aura yang terpancar dari Runa berbeda dari yang tadi, lebih lembut. Mungkinkah ini?

'Rukia...' batin Ichigo.

TBC

A/N: Akhirnya aku bisa publish juga.

Gomen kalau ceritanya pendek. Baru terpikirkan kayak kini ceritanya.

Semoga chap depan bisa lebih panjang lagi.

Mind to review?